All Chapters of Menantu Hina Itu Ternyata Ahli Obat : Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

91 Kelakuan 'Orang Tua' Marcel

“Kamar seperti ini buat apa?”Sementara itu orang-orang yang ditempatkan Nita di ruangan tersendiri kini tengah melayangkan protes.“Buat tidur saja tidak layak!”“Hanya ini tempat yang bisa kami sediakan,” ujar Nita berusaha ramah. “Setidaknya itu sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai rekan kerja Pak Marcel.”“Alah, kami ini orang tuanya Marcel!” cela wanita itu dengan alis terangkat sebelah. “Tunjukkan tanggung jawab kamu, kasih kami setidaknya tiga kamar senyaman hotel bintang lima! Bukan yang seperti ini? Parah!”Nita meradang, ingin sekali rasanya dia mengadukan sikap mereka kepada Marcel.Namun, dia berusaha bersikap profesional.“Saya sudah mencoba memberikan yang terbaik, tapi Ibu masih bisa bilang kalau kami tidak tanggung jawab?” ucap Nita halus.“Eh kamu, makanya mikir!” sentak si wanita semena-mena. “Kamu itu pegawai Marcel, anak saya! Jelas saja kelas kita beda, kamu yang bawahan ini mana paham kalau saya membutuhkan fasilitas lebih banyak daripada yang sudah kamu ka
Read more

92 Kamu Salah Orang

Marcel menangkap basah Dirlan ketika dia membuntuti pria itu ke sebuah bangunan yang lokasinya cukup tersembunyi.“Jadi ternyata kamu bukan ayahku, kan?”“Begitulah,” angguk Dirlan.“Ikut kami sekarang,” kata salah seorang yang langsung menjebloskan Marcel ke dalam ruangan.Dengan tenang Marcel membiarkan dirinya digelandang ke sebuah rumah berlantai dua yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor.Di sana sudah ada beberapa pria yang menunggunya dengan tampang waspada. Tanpa banyak basa-basi memperkenalkan diri, satu di antara mereka langsung mengajak Marcel bicara.“Jadilah ahli medis di perusahaanku, maka kamu akan dapatkan kembali harta dan wanita sesuka hatimu.”Marcel mendongak dari posisinya yang tengah duduk diapit dua anggota gangster bersenjata api dan bertubuh kekar.“Kamu salah orang,” sahut Marcel datar, dengan kedua kata menatap lurus ke arah pria muda berompi yang duduk menghadapnya dengan aura mencekam. “Aku bukanlah orang yang kamu cari.”Pria jangkung dengan iris ma
Read more

93 Mulai Mematenkan Produk

Kemudian mendadak saja belasan hingga puluhan orang berseragam hitam-hitam muncul bertahap tapi cepat mengepung pergerakan Marcel yang sedang di atas angin.“Sampah,” gumam Marcel sembari mengangkat wajahnya dengan angkuh. “Maju kalian semua!”Hampir semua anak buah Dirlan melesat ke depan, dan Marcel menggerakkan satu kakinya untuk melontarkan satu senapan ke atas kemudian diraihnya dengan dua tangan.Segera dia membidik ke arah lantai, desingan peluru meluncur mulus menembaki kaki-kaki anak buah Dirlan yang langsung terkapar dan membuat orang di belakangnya terpeleset sementara sebagian lagi terinjak-injak kawan sesama mereka sendiri.“Maju kalian semua!” tantang Marcel dengan suara lantang sembari berbalik dan melompat terjun dari jendela kaca yang pecah berhamburan ketika terhantam tubuhnya dengan cepat.Tubuh Marcel terjun bebas ke bawah menuju kolam renang milik Dirlan sebelum siapa pun sempat menangkapnya.Marcel merasakan kesegaran yang luar biasa ketika wajahnya menghantam ai
Read more

94 Menagih Janji

“Ve, kamu ngapain?” Marcel mengerutkan keningnya ketika dia masuk mobil dan ternyata Venya yang menyetir. “Sopir kemarin ke mana?”Venya tersenyum lebar sebelum menjawab, “Khusus hari ini, Pak Diko baru saja selesai mengajariku menyetir mobil.”Marcel mengangguk singkat dan menyuruh Diko untuk mengantarnya ke gedung perkantoran cabang milik Aldi, salah satu perusahaan yang bernaung di bawah Aldians Group.Di tempat itulah pimpinan akan mengumumkan perusahaan mana saja yang berhak ikut serta dalam tender.“Pak Aldi bilang kalau Anda tidak boleh membuka proyek kerja sama kepada siapa pun yang Anda temui,” kata Diko mengingatkan ketika jarak mereka hanya tinggal beberapa meter saja dari kantor tujuan.“Tentu saja saya tetap tutup mulut, jadi tidak perlu khawatir ada orang yang tahu.” Marcel menegaskan.“Tapi ...” Diko terlihat masih ragu.“Tidak akan ada yang mengenali saya kecuali anggota keluarga Delvino,” potong Marcel sambil turun dari mobil. “Dan mereka juga tidak tahu apa persisnya
Read more

95 Menepati Janji

“Ayo lakukan,” kata Marcel sambil menatap Ronnie lurus.“Apa-apaan sih, Cel? Jangan kurang ajar sama kakak aku!” sergah Shirley tidak terima.Marcel tidak menanggapi, sementara Ronnie sibuk berdebat dengan dirinya sendiri.“Ya sudah kalau kamu berniat ingkar janji,” kata Marcel tenang. “Orang yang melanggar sumpahnya biasanya akan terkena sial seumur hidup.”Setelah mengucapkan kalimat pamungkasnya, Marcel berbalik dan berjalan pergi meninggalkan istri dan kakak iparnya.“Kakak sih, ngapain pakai bikin tantangan?” komentar Shirley sengit. “Sekarang kalau keluarga kita ikut sial seumur hidup gimana?”Ronnie mengepalkan tangannya, masih terjadi peperangan hebat di dalam pikirannya. Harga dirinya tentu dipertaruhkan jika dia mengelap sepatu Marcel.“Gimana, Kak?” desak Shirley kesal.“Kamu diam saja kalau tidak bisa kasih solusi!” sembur Ronnie emosional, bahunya naik-turun dan dia tangannya mengepal. “Cel, tunggu!”Marcel menghentikan langkahnya yang belum terlalu jauh, kemudian menoleh
Read more

96 Mencari Penjahat Itu

Sejak keluar dari toko dan memutuskan bergabung dengan Aldi, Marcel jarang lagi menampakkan batang hidungnya di depan keluarga Delvino.Ponsel butut Marcel juga selalu berbunyi, tapi dia tidak pernah mau ambil pusing karena yang menghubunginya selalu Shirley atau mertuanya yang menuntut dia untuk kembali secepatnya.“Saya sudah menyelesaikan percobaan bersama Venya dan tim, apa boleh saya jalan-jalan ke luar sebentar?” tanya Marcel meminta izin kepada Aldi. “Saya bosan kalau terus terkurung di sini tanpa pekerjaan.”Aldi berpikir sebentar. Marcel pikir bahwa dirinya tidak akan mungkin diberikan izin, tapi ternyata dia salah!“Anda boleh pergi ke mana saja yang Anda mau,” kata Aldi yang ketika itu disibukkan dengan denah kediaman keluarga besar Delvino yang sangat luas.“Anda serius, Pak?” tanya Marcel, sangat mencurigakan ketika Aldi dengan mudah memberikan izin kepadanya.“Asalkan Anda tetap bertindak hati-hati,” jawab Aldi dengan wajah serius. “Dengan kita sudah mulai merebut pasar
Read more

97 Sesuatu yang Hebat

Ketika seluruh besi sudah dilempar sepenuhnya, sepasang pria dan wanita melompat turun dan berjalan mendekat.“Bagaimana? Kamu yakin ini tidak akan bikin bos marah?” tanya Wina yang berdiri paling pinggir. “Padahal pria itu sempat kita akui sebagai anak ....”“Bukankah kita harus selangkah lebih maju?” sahut Dirlan dengan mata berkilat-kilat. “Kita bilang saja ini kecelakaan tunggal, bos kan yang penting ingin membuat Marcelino tidak jadi melanjutkan kerja sama dengan Pak Aldi.”Pria dengan rambut cepak itu mengangkat bahu.“Sebaiknya kita pergi sekarang,” ajaknya. “Biar ilmuwan gadungan yang membereskan kekacauan ini.”Pasangan suami istri itu segera masuk kembali ke dalam truk, tidak lama setelahnya mereka pergi meninggalkan lokasi kejadian sebelum orang-orang berdatangan karena kekacauan yang telah mereka buat.“Pikiranku rasanya plong setelah orang yang bernama Marcel itu berhasil musnah, Wina!”“Semoga saja apa yang kita lakukan ini tepat, Dirlan!”Sepasang suami istri itu tidak
Read more

98 Kejadian yang Sebenarnya

Setibanya di markas, Marcel sukses memancing rasa ingin tahu Aldi karena melihat tangan penampilan mereka yang acak-acakan.“Saya kan sudah bilang untuk bertindak hati-hati!”Ivan mewakili rekan-rekannya segera menjelaskan kronologi kejadian yang sempat menimpa mereka. Aldi geleng-geleng kepala sebagai tanggapan atas musibah yang tidak disangka-sangka itu.“Bawa yang terluka ke lab,” perintah Aldi.“Saya tidak apa-apa, Pak ...” sahut Marcel pelan.“Kalau kalian sampai luka, itu artinya ada yang tidak beres.” Aldi menatap tegas Marcel. “Kalian berdua juga harus diperiksa terkait formula yang telah kalian konsumsi.”Diko dan yang lain mengangguk patuh ketika Aldi sudah berkehendak.Di dalam lab ....Marcel tiba-tiba merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya lemas, karena itu dia nurut-nurut saja saat tim dokter memintanya untuk berbaring di tempat tidur sementara Diko dan Ivan diperiksa di ruangan lain.“Mau seajaib apa pun, formula ini tetap masih harus disempurnakan.”“Apalagi diminum p
Read more

99 Hanya Bangkai Mobil

“Pak, ini gawat!”Damian mendongak ketika Dirlan menerobos masuk ke ruang kerjanya.“Kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu?” tanya Damian tidak senang.“Maaf, Pak ... tapi ini gawat sekali!” seru Dirlan tertahan. “Saya baru dapat kabar dari Wina pagi tadi, dan aku langsung ke sini cari Bapak ....”“Duduk,” suruh Damian. “Memangnya ada masalah apa? Banyak pegawai keluar kah?”Dirlan menggeleng, dia duduk dan menatap atasannya.“Tidak ada satupun mayat yang ditemukan dari kejadian kemarin,” ucap Dirlan dengan ekspresi tegang di wajahnya. “Hanya ada bangkai mobil yang ringsek.”Damian merespons berita yang disampaikan Dirlan dengan tangan terkepal.“Bagaimana bisa? Bukannya kamu bilang kalau mobil itu seharusnya ada penumpangnya?” selidik Damian dengan raut wajah berkedut.Dirlan sedikit ngeri melihat wajah sang atasan, dengan ragu dia menyahut, “Tentu saja aku yakin, mobil itu tidak mungkin dikemudikan hantu—minimal ada sopir dan orang terduga Marcel ....”Damian menghela napas berat, “Mus
Read more

100 Menjadi Mata-mata

Sementara itu Shirley masih belum bisa terima tentang keputusan ayahnya mengangkat Elen sebagai CEO di perusahaan. Mana bisa dirinya yang berpendidikan tinggi disandingkan dengan pegawai yang riwayat pendidikannya tidak jelas.Itu namanya penghinaan, geram Shirley dalam hatinya.Segera saja dia menyuruh orang untuk mencari informasi tentang Elen termasuk riwayat pendidikannya. Setidaknya Shirley ingin memastikan sendiri bahwa pesaingnya itu adalah orang yang sangat sejajar dalam hal apa pun. "Ini berkas yang Anda minta, Bu." Seorang sekretaris mengulurkan satu map cokelat ke arah Shirley. "Tidak ada yang tahu kan kalau saya suruh kamu ambil data pribadi Elen?" tanya Shirley sambil mendongak menatap sekretarisnya. "Tidak ada, Bu." Sekretaris itu menggelengkan kepalanya dengan sopan. "Bagus," sahut Shirley dengan nada puas. "Kamu boleh pergi. Tapi ingat, jangan cerita sama siapa pun soal ini."Sekretaris itu mengangguk dan buru-buru pergi dari ruangan Shirley. Sepeninggal pegawain
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status