Kulihat nanar seorang lelaki dari balik layar kaca yang ada di depanku. Senyuman pria itu begitu menawan dan mampu menggetarkan hatiku. Senyuman yang selama ini tak pernah terlupakan olehku, saat ini seolah tengah mendaratkan senyuman itu untukku. Di sana, laki-laki itu berdiri dengan gagahnya. Beberapa orang membicarakan betapa hebatnya ia saat ini. Namun, seberapa besar rasaku untuknya, takkan pernah ia mau mengerti akan hal itu. Ketika bayangan gelap itu menyelimutiku, aku sadar bahwa senyuman itu takkan pernah menjadi milikku. Lelaki yang kupuja itu takkan pernah membalas apapun yang pernah aku berikan untuknya. Akulah yang merelakan semua untuknya. Harusnya aku tak perlu mengharapkan balasan apapun. Akan tetapi, aku terlalu egois. Aku tak pernah memikirkan bagaimana perasaannya padaku. Laki-laki itu sudah jelas mengatakan tak pernah mencintaiku, tapi aku tetap bersikeras untuk bersamanya sampai akhirnya.Kuusap lagi perutku yang mulai membuncit.
Terakhir Diperbarui : 2021-03-09 Baca selengkapnya