Home / CEO / MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK! : Chapter 1 - Chapter 10

63 Chapters

Introduction

"You moron! How come?! You broke my expensive antique jar! Not even your pride can replace this expensive jar!" teriak Edmund murka. Demi Alek, Emerald tak sengaja, dia memang anak sembrono dan tak tahu jika guci mahal sialan itu bisa membuat laki-laki brengsek ini begitu murka luar biasa. "I-I'm sorry, Sir. It's accidentally!" jawab Emerald dengan gugup. Padahal ia tak pernah takut berhadapan dengan siapapun, bertemu dengan si setan ini membuat nyalinya mengkerut seketika. "You only have one week to replace it. If not, it looks like fun to play a little tense and hot game. Don't you like it? You little whore!" "S-sir!" "I'm not your fucking Sir. Fuck off! And wait for the games!" "I'm sorry. But, it's accidentally!" "Shut up! You'll become my slave. My slave lust! Deal?" bisik Edmund dengan nada sensual membuat tubuh Emerald merinding. "Oh yeah. Welcome to the hell!" bisik Emerald pada dirinya sendi
last updateLast Updated : 2021-03-09
Read more

Episode 1

 Di sini aku berada, berdiri di depan sebuah gedung tinggi yang berdiri angkuh dan sombong bagaimana dia mengejekku dan berdiri angkuh seperti pemiliknya. Si bajingan Edmund Bryan. Karena dia aku berdiri di sini.  Aku berjalan dengan menyeret heels dua belas centi milikku dan memasuki gedung itu. Aku selalu merasa terheran-heran dengan gedung mewah ini, kenapa bisa pemiliknya bersikap sangat arrogant? Kenapa dia tidak bangkrut saja dan jadi pengemis? Agar dia tidak semena-mena terhadap orang lain. Karena kesialanku aku harus mengganti barang yang tidak sengaja aku jatuhkan, aku hanya menarik napas panjang dan hari-hari sialku akan dimulai. Semoga aku kuat menghadapi itu semua.  Sang resepsionis tersenyum ke arahku. Aku mendekati dirinya dan berusaha menyapa sesopan mungkin.  "Ada yang bisa dibantu?"  "Saya ingin ke ruangan Tuan Edmund Bryan."  
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 2

Lihatlah bagaimana repotnya hidupku sekarang, aku yang biasanya suka bangun terlambat dan buru-buru ke kantor harus membuatku ke rumah si brengsek itu.  Aku harus ke rumah Edmund sialan itu untuk membuatkannya sarapan. Menyusahkan saja! Pagi-pagi sekali aku harus menerobos dinginnya cuaca naik kereta menuju rumah si sialan itu, dia sudah memberi alamat rumahnya bahkan dia bisa menyuruh sopirnya untuk menjemputku, alih-alih melakukan itu dia sepertinya senang menyiksaku. Dengan sarung tangan super tebal, jacket kulit tebal, aku membenarkan rambut-rambut panjang sambil berjalan menuju rumah Edmund. Jarak stasiun kereta ke rumah besar itu memakan waktu sekitar 30 menit, kalian bisa membayangkan jika setiap hari aku harus seperti ini bisa dipastikan kakiku akan berotot. Sungguh aku merasa sangat dendam sekarang, jika aku punya kuasa aku akan mencincang tubuh Edmund dan memberi makan para buaya. Aku berdiri sejenak
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 3

Aku menghentakkan kakiku kesal, sambil menenteng tas besar berwarna hitam walau ada keinginan untuk memukul kepala Edmund dengan tas ini dan dia bisa berpikir jernih sedikit. Bertemu dengan laki-laki sial ini membuat hidupku seperti di neraka. Aku harus mengganti uang $500.000 demi guci sialan itu dan dipecat dari perkejaan yang paling kucinta di seluruh dunia, dan sekarang aku harus mengasuh bayi beruang besar. Tsk! Sial sekali! "Kenapa kau berjalan seperti cacing?" tanya Edmund, aku berjalan sambil menggerutu karena kesal. Sedangkan dia berjalan dengan langkah yang pasti, dengan tubuh tegapnya dia berjalan dengan percaya diri. Sedangkan aku seperti kelinci yang baru tercebur ke air dan semua bulu mengekrut. "Aku berjalan seperti siput." Aku membantahnya. "Yeah, whatever. Cepat bawa bokongmu itu berjalan dengan cepat." Jika aku masih bekerja di Sky Publishing tentu aku
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 4

"Rupanya menyedihkan sekali tempat tinggalmu." Aku berbalik pada si setan ini dan memberi tatapan membunuh. Yeah, hidupku dan dirinya memang jauh seperti ujung langit dan kerak neraka. Anggap saja Edmund yang berada di neraka. "Berhenti bicara, Tuan!" Edmund terkekeh. Sial! Bisa-bisanya aku terdiam karena melihat ketampanannya, dia sedang tidak pakain formal sekarang. Hanya kaos polo berwarna putih topi berwarna putih dan celana training abu-abu.  Bahkan penampilannya biasa saja dia tetap terlihat berkelas bukan sepertiku yang mau di-make over bagaimana pun tetap seperti gembel. Edmund memaksa diriku untuk tinggal di penthouse miliknya. Dengan alasan agar aku tetap menjadi budaknya 24 jam, bahkan 25 jam. Bayangkan bagaimana neraka seperti apa yang aku jalani. Dia memasukan satu tangannya dalam saku. Jika boleh jujur sejak tadi aku terpesona dengan ketampanan Edmund. Not gonna lie dia ada
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 5

Pagi ini aku masih sembunyi-sembunyi tak berani menatap langsung ke arah Edmund. Aku sangat malu. Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Baiklah, lupakan jika Edmund adalah manusia tanpa malu. Asal dia punya kemaluan saja! Astaga, Em. Masih pagi. Aku menggeleng, dengan pikiran kotor yang terlintas di kepalaku. Aku sedang mengintip Edmund yang serius dengan pekerjaannya, dia menekuni banyak dokumen di depannya sambil memakai kaca mata baca. Shit! Bahkan harus kuakui dia sangat tampan pagi ini. Apapun yang melekat dengan pria itu tampak sempurna. Edmund sepertinya sengaja membuatku satu ruangan dengan dirinya agar dia bebas menyiksaku. Terkadang aku merasa seperti hewan peliharaan Edmund. Tapi tunggu! Seekor anjing peliharaan saja masih disayang-sayang. Mungkin aku seperti ulat bulu di mata Edmund. Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan, hanya saja saat dia memerintah apapun yang kulakuka
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 6

Aku berdiri dengan mengepalkan tanganku dan perasaan malu. Aku dendam pada si bajingan ini dan suatu hari aku harus membalas semua perbuatannya padaku. "Kenapa? Kau ingin melanjutkan?" tanya Edmund menantang. Aku mengepalkan tanganku, aku tahu dunia memang tak pernah adil tapi aku sudah bersumpah akan membalas semua perbuatan iblis ini. Aku berdiri di sana saat Edmund tiba-tiba menangkap pinggangku. Dadaku menempel di dadanya dan menatapnya diam. Dia bos gila! Orang kaya dan segala kekuasaan yang mereka miliki memang bersikap semena-mena. "Kau gadis ceroboh." Dia berbisik saat wajahnya mendekat ke arahku, aku menutup mataku. Kenapa aku lemah sekali? "Sepertinya aku menganggu sesuatu yang sedang panas di sini." Seorang laki-laki masuk ke dalam sambil tersenyum. Dia hanya memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru, kaca mata hitam dan rambut blonde tebal. "Hi, cantik. Kau s
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Episode 7

"Harap jangan menelponku, Tuan. Aku sedang berkencan. Pulang, aku akan mengurus bayi beruang." Aku menyisir rambutku ingin membuat curly hair.Demi menjalankan misi, aku memakai backless mini dress berwarna hitam menampilkan belakangku dress pendek sebatas paha. Malam ini aku akan berkencan dengan Daniel. Tentu saja dia akan mengajak fancy dinner, jadi aku harus menyesuaikan dengan pakaian terbuka.Edmund sebenarnya sibuk di ruangannya, tapi saat aku sedang bersiap-siap dia masuk dalam kamar dan duduk di tepi ranjang, membawa laptop di pangkuannya. Dasar gila kerja! Tidak tahukah dia untuk bersenang-senang? Atau pergi kencan dengan semua wanita? Bahkan Miranda Kerr saja mau berkencan dengan Edmund. Atau jangan-jangan Edmund seorang gay? Mataku langsung melotot dan menoleh ke arahnya yang sedang serius, memakai kacamata dan bulu-bulu kasar di seluruh wajahnya."Kenapa? Kau terpesona dengan ketampananku?" tanya Edmund percay
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more

Episode 8

Sentuhannya terasa memabukan. Merasa sangat familiar dan ingin terus memohon padanya jangan sampai semua kenikmatan yang aku rasakan sekarang hilang.Aku menatapnya seperti anak anjing dan dia tahu itu, saat tangannya menyusuri perutku yang rata. Aku haus dengan semua sentuhan laki-laki ini. "Bagaimana, gadis bodoh?" Aku tahu itu sebuah hinaan tapi aku malah mengangguk, tapi mengerti dengan otak bodoh dan mesum pula. "Kau akan menyesal!" Aku menggeleng, saat Edmund membasahi bibirnya, aku menggigit bibirku dan menatapnya, dia menatapku miring saat jari-jari tangannya yang panjang menyusuri celah sempit milikku yang sudah basah, aku terbaring pasrah saat tangan Edmund menggerayangi seluruh tubuhku. Tangannya menyusuri kaki jenjang milikku. Dia menciumnya begitu dalam, tatapan matanya begitu dalam dan panas membuatku ingin meledak seketika. Ya Tuhan, laki-laki ini memuja seluruh tubuhku. Apa aku bisa bilang seperti itu? Lihat! Edmund seper
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more

Episode 9

Aku pikir, setelah dia mencolok tubuhku dia akan berubah sedikit lembut. Nyatanya Edmund tetap seperti setan yang berbuat semena-mena. Aku hanya memasang wajah cemberut karena terlalu kesal pada Edmund. Dia menyuruhku untuk laundry. Masih pagi sekali sekarang, padahal aku ingin tidur dengan selimut busuk milikku dan bermimpi indah. Terbebas dari kukungan Edmund brengsek. "Tuhan, kenapa aku harus punya bos brengsek seperti ini?" "Aku mendengarnya!" Suaranya membuatku langsung melototkan mataku. Semoga dia tidak menambahkan hutangnya dan membuatku seperti budak. Jika aku anak kecil, aku akan mengadu pada orang tuaku jika Edmund jahat, walau dia tampan dan kaya. Oh shit! Kenapa kau harus memuji Edmund brengsek itu? Baiklah, aku menarik kembali kata-kataku. Aku melirik ke samping, Edmund yang memakai kemeja berwarna baby blue dinaikkan sebatas sikunya dan tidak dikancing menampakkan dadanya yang berbulu. Tahukah dia jika otakku ini mes
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status