Share

Episode 1

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2021-05-17 16:09:22

Di sini aku berada, berdiri di depan sebuah gedung tinggi yang berdiri angkuh dan sombong bagaimana dia mengejekku dan berdiri angkuh seperti pemiliknya. Si bajingan Edmund Bryan. Karena dia aku berdiri di sini. 

Aku berjalan dengan menyeret heels dua belas centi milikku dan memasuki gedung itu. Aku selalu merasa terheran-heran dengan gedung mewah ini, kenapa bisa pemiliknya bersikap sangat arrogant? Kenapa dia tidak bangkrut saja dan jadi pengemis? Agar dia tidak semena-mena terhadap orang lain. Karena kesialanku aku harus mengganti barang yang tidak sengaja aku jatuhkan, aku hanya menarik napas panjang dan hari-hari sialku akan dimulai. Semoga aku kuat menghadapi itu semua. 

Sang resepsionis tersenyum ke arahku. Aku mendekati dirinya dan berusaha menyapa sesopan mungkin. 

"Ada yang bisa dibantu?" 

"Saya ingin ke ruangan Tuan Edmund Bryan." 

"Tentu. Kamu hanya tinggal naik ke lift menuju lantai 45." Aku tersenyum dan berterima kasih pada resepsionis yang bernama Mondi. 

Heels dua belas centi milikku menyeret menuju lantai 45 yang dituju, aku berkali-kali menarik napas panjang dan memainkan kuku-kuku jariku karena gugup walau ada keinginan terpendam untuk menghantam kepala Edmund hingga bocor. Aku mengepalkan tanganku. 

Lift terbuka, aku melongo melihat sebuah ruangan mewah dengan banyak hiasan bunga di depannya. Aku berani bertaruh jika ini adalah bunga hidup. 

"Apa yang bisa aku bantu, Miss?"

"Apakah Mr. Edmund di dalam?" Aku melihat lagi sekretaris dengan dress ketat hitam membungkus tubuhnya, torsonya yang panjang, lipstik merah menyala yang sengaja dipakai terlihat begitu sensual. Bibit-bibit jalang! Aku bisa melihat hal itu. 

"Mr. Edmund sedang berada di dalam." Aku mengangguk dan menunduk, merasa seperti Ana Steel yang hendak mewawancarai Christian Grey. Ugh ... Snap out if it! Kenapa aku jadi membayangkan si brengsek Edmund seperti Christian Grey? 

Tepat saja, saat kakiku melangkah laki-laki sial itu berdiri dengan angkuh bersandar di meja kerja mahal miliknya. Rasanya aku ingin menangis ketika melihat guci-guci antik yang tersusun di sana begitu megah. Sepertinya Edmund sengaja memiliki guci di setiap ruangan sebagai pawang pengusir hantu. 

"Aku kira tadi kau akan terjatuh seperti Annastasia Steel." ejek Edmund, aku hanya menatapnya nyalang, penuh permusuhan. 

"Yeah. Setidaknya aku memenuhi panggilan itu!" Aku membalas dengan malas sambil memutar bola mataku. Ruangan ini begitu luas dengan kaca-kaca tinggi yang membuat kita bisa melihat ke bawah dengan banyak mobil kecil-kecil. Semua barang-barang yang ada dalam ruangan ini berteriak mahal. 

"Hari ini kau jadi asisten pribadiku!" putus Edmund. 

"What?!" pekikku tak percaya. 

"Listen, Sir! Perjanjian kita aku mengasuhmu hanya di penthouse sialanmu itu!" 

"Kau bukan seorang pengasuh! Kau budak! Budak nafsuku!" Shit! Aku hanya mampu mengepalkan tanganku, sepertinya lebih baik aku bertemu dengan ikan piranha daripada Edmund dia sahabat alien dari planet Pluto! 

"Aku punya kehidupan! Kau tak bisa memonopoli hidupku! Kau hanya menyuruhku untuk jadi pengasuh di rumah mewahmu yang sialan itu! And no sex of course!" 

"Menarik sekalia. Coba ulangi lagi kata-katamu, Miss? Silahkan buat cek $500.000." 

"Sir, uang segitu tentu tidak ada harganya bagimu." Aku mencoba melunak, Edmund adalah tipikal orang yang dibuat keras makan akan semakin keras. 

"Tentu tidak, Miss. Tapi rasanya menyenangkan bisa bermain dengan tikus kecil sepertimu!" 

"Sir!" 

"I'm not your fucking Sir!" 

"Bagus, karena aku bisa memanggilmu bajingan!" 

"Kau membuatku ingin segera memasukimu begitu dalam." What the heck?! 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Sebelum kecelakaan. 

Aku baru saja menelpon Mommy yang sedang berbulan madu untuk ribuan kali selama hidup mereka. Betapa irinya aku pada hidup Mommy. Sedangkan aku harus terkurung dalam apartemen sempit yang membuat hidupku makin berantakan. Sebenernya ini adalah pilihanku, tapi pertanyaanku kapan aku bisa merasakan liburan? Aku bekerja selama 40 jam satu minggu dan itu sangat membosankan. Kehidupan monoton yang aku jalani membuatku ingin segera berlibur atau mengunjungi Mommy dan Daddy yang terus pergi bulan madu ke semua negara. Mommy dan Daddy selalu berpergian karena Mommy suka jalanan dan memutuskan untuk mengisi masa tua mereka dengan traveling keliling dunia. 

"Mommy, jaga Daddy baik-baik. Aku akan merindukan kalian." 

"Ya, jaga diri di sana. Kalau ada apa-apa segera hubungi Mommy. I love you."

"Love you Mom." Aku menarik napas panjang, dan berjalan sedang mencari makanan untuk mengisi perutku. Aku malas sekali untuk memasak di apartemen bahkan apartemen itu sudah seperti sarang tikus karena aku malas sekali untuk membersihkan bahkan malas untuk memanggil petugas kebersihan. 

Aku baru saja gajian, dan setiap bulan yang kulakukan adalah self reward. Aku akan makan enak, agar aku tetap semangat untuk bekerja. Aku bekerja di sebuah publishing company, lebih tepatnya aku seorang editor, hal itu tentu membuat aku harus berhadapan dengan banyak tulisan setiap hari, memeriksa banyak tulisan. Jadi aku harus makan banyak biar tidak kurus. 

Aku berencana untuk makan steak antelop. Steak yang harganya sama dengan harga sewa apartemen, tapi demi makan enak aku berani untuk datang ke restoran mahal ini. Biasanya setiap bulan aku akan membuat list restoran mana saja yang harus aku kunjungi. Dan Creamer Restaurant dikenal sebagai salah satu restoran termahal di California harga yang dijual memang bikin menggigil, tapi setidaknya aku bisa mencobanya.

Aku bernyanyi pelan saat masuk ke dalam restoran dan melihat ada life music seorang yang memainkan biola dengan begitu syahdu, aku berdiri sejenak di sana dan merasakan musik itu terasa menusuk kalbu. Ah aku merindukan dirinya. 

Terlihat ada kumpulan orang-orang kaya beberapa laki-laki yang minum wine dan beberapa potong steak di depan mereka. Sepertinya aku pelanggan dengan uang pas-pasan berani masuk ke dalam restoran ini. 

Dengan perlahan aku membaca menu jangan sampai uang yang kubawa kurang, karena setelah ini aku harus berhemat dengan makan sandwich setiap hari hingga bulan depan. Tidak apa, asal rasa penasaran itu segera terbayar. 

Aku memesan teh cemara dan chamomile. Teh ini memang kelihatan sederhana, hanya seperti sebuah cangkir dengan air putih dan sedikit dedaunan di atasnya. Namun menurut Hoptail, teh ini merupakan "teh surgawi yang pernah aku minum." Satu cup teh ini berisi air lemon meyer serta satu ikatan cemara douglas, yarrow, chamomile, lemon balm, anise dan hyssop segar yang dipetik langsung dari kebun milik restoran. Sebenarnya aku ingin menangis melihat harganya tapi jangan pikirkan itu, mari kita senang-senang hari ini dan pikirkan lagi esok hari. 

Harga teh putih itu seharga $600, aku ingin menangis sambil mencoba teh tersebut. 

Untuk makanan aku memesan steak antelop. Potongan kecil steak antelop disajikan bersama chicory (semacam akar tumbuhan), salad rempah dan biskuit berlapis mentega madu yang terasa seperti pancake. Daging antelop ini bukanlah hasil buruan, namun berasal dari sebuah peternakan di Texas. Daging yang dimasak secara medium-rare ini terasa 'meleleh di mulut' dengan tekstur campuran antara daging rusa dan sapi.

Aku memotong kecil, agar daging kecil ini tak segera habis. Aku tahu ini kebodohan karena membuatnya menyesal keesokan harinya karena harus menghemat. 

"Uhm..." Aku harus menutup mataku saking menikmati makanan, dan merasakan sedang berasa dalam taman surga. Khayalan indah itu rusak saat tanganku tersenggol dan sialnya makanan mahal itu jatuh berserakan ke lantai, demi si Boots monyet Dora aku langsung menangis di tempat. Bahkan aku rela kelaparan sebulan dan sekarang? Alam tidak merestuiku. 

"Kau?! Kau berani menyenggolku? Kau tidak tahu aku harus menabung selama satu bulan demi makan ini." Aku murka, aku marah, bahkan aku sudah menangis karena kebodohan dan nasib sial ini. 

Laki-laki itu hanya menatapku datar. Wajahnya sangat menyebalkan. Dasar orang kaya sombong! 

"Kau?! Kau harus mengganti uangku! Asal kau tahu itu harganya $1000 lebih." Aku menuntutnya. Aku tahu ini kedengarannya konyol dan bodoh, bagi orang kaya seperti mereka $1000 itu seperti 1 cent. Ya Tuhan kenapa dunia tidak pernah berpihak padaku? 

Melihat laki-laki itu yang wajahnya menyebalkan, aku memungut steak tadi bersiap untuk melempar wajahnya. Dengan air mata aku menunduk dan mencari-cari di mana steak tadi? Aku terus menunduk dan mencari di mana steak sialan itu bersembunyi? 

Prang!!!!! 

Aku berbalik dan melihat sebuah guci terguling-guling di lantai. Sial! 

Bunyi itu semakin mengisi ruangan. Semua orang melihat ke arahku, aku langsung menelan ludahku gugup, aku tak sengaja menyenggol guci besar berwarna hitam. Sial! Kenapa harus seperti ini? Kenapa guci sial ini tidak memberitahuku terlebih dahulu? 

Dengan perlahan aku mengangkat wajahku dan melihat semua orang melihat ke arahku. Kerja jantung langsung bekerja dua kali lebih cepat. Air mataku turun, dan hanya mampu menggigit bibirku. 

"Kau tahu, Nona, harga guci itu adalah $500.000 bahkan kau tidak bisa membeli dengan harga dirimu." Laki-laki sial itu mengejekku membuatku ingin mengambil pecahan guci dan menggores kulitnya. Sialan! 

"I'm sorry." 

"Tidak segampang itu! Kau tadi meminta ganti uang $1000? Dan mari kita buat perhitungan, kau harus mengganti harga guci mahal itu $500.000. Kau tahu guci antik itu dibeli di China ada sejak jaman dinasti Ming." Tubuhku langsung gemetaran, merasa seperti gempa bumi lokal. Gagal makan enak, banyak hutang dan sekarang apalagi? 

"Ini uangmu dan cepat ganti uang $500.000." Walau kesal dan takut aku tetap mengambil uang itu lumayan untuk bertahan satu bulan akhirnya aku tidak akan terserang penyakit maag. 

"I'm sorry, Sir. I-its accidentally." 

"I-I'm sorry, Sir. It's accidentally!" Aku mengulang dengan gugup. Padahal aku tak pernah takut berhadapan dengan siapapun, bertemu dengan si setan ini membuat nyaliku mengkerut seketika. 

"You only have one week to replace it. If not, it looks like it's fun to play a little tense and hot game. Don't you like it? You little whore!" 

"S-sir!" 

"I'm not your fucking Sir. Fuck off! And wait for the games!" 

"I'm sorry. But, it's accidentally!" 

"Shut up! You'll become my slave. My slave lust! Deal?" bisik si brengsek ini dengan nada sensual membuat tubuhku merinding. Aku hanya mengepalkan tanganku dengan air mata penuh. 

"Oh yeah. Welcome to the hell!"

Karena ia tahu, mengahadapi iblis satu ini tak mudah. 

"Ingat kau, Nona. Temui aku di gedung Bryan Corp dan kau akan mendapatkan hukumanmu! Jika tidak, aku akan tetap mencarimu hingga ke lubang neraka!" 

Rasa untuk membunuhnya begitu kuat. Aku hanya menatap punggung itu menjauh, saat aku menunduk aku melihat steak itu berada di ujung kakiku. Karena kesal aku memungut steak itu dan memakannya.

Ini tidak sebanding dengan siksaan apa yang aku hadapi! Dia adalah iblis berwujud manusia! 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Hi, bagaiamana bab satu? Suka dengan Emerald? Kuatkah Emerald menghadapi hari-hari bersama Edmund yang gila? Just wait and see. Thank you for reading. 

Don't forget to comment dan rate this story. It means the world to me🤗🤗🤗. 

Related chapters

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 2

    Lihatlah bagaimana repotnya hidupku sekarang, aku yang biasanya suka bangun terlambat dan buru-buru ke kantor harus membuatku ke rumah si brengsek itu. Aku harus ke rumah Edmund sialan itu untuk membuatkannya sarapan. Menyusahkan saja!Pagi-pagi sekali aku harus menerobos dinginnya cuaca naik kereta menuju rumah si sialan itu, dia sudah memberi alamat rumahnya bahkan dia bisa menyuruh sopirnya untuk menjemputku, alih-alih melakukan itu dia sepertinya senang menyiksaku.Dengan sarung tangan super tebal, jacket kulit tebal, aku membenarkan rambut-rambut panjang sambil berjalan menuju rumah Edmund. Jarak stasiun kereta ke rumah besar itu memakan waktu sekitar 30 menit, kalian bisa membayangkan jika setiap hari aku harus seperti ini bisa dipastikan kakiku akan berotot. Sungguh aku merasa sangat dendam sekarang, jika aku punya kuasa aku akan mencincang tubuh Edmund dan memberi makan para buaya.Aku berdiri sejenak

    Last Updated : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 3

    Aku menghentakkan kakiku kesal, sambil menenteng tas besar berwarna hitam walau ada keinginan untuk memukul kepala Edmund dengan tas ini dan dia bisa berpikir jernih sedikit.Bertemu dengan laki-laki sial ini membuat hidupku seperti di neraka. Aku harus mengganti uang $500.000 demi guci sialan itu dan dipecat dari perkejaan yang paling kucinta di seluruh dunia, dan sekarang aku harus mengasuh bayi beruang besar. Tsk! Sial sekali!"Kenapa kau berjalan seperti cacing?" tanya Edmund, aku berjalan sambil menggerutu karena kesal. Sedangkan dia berjalan dengan langkah yang pasti, dengan tubuh tegapnya dia berjalan dengan percaya diri. Sedangkan aku seperti kelinci yang baru tercebur ke air dan semua bulu mengekrut."Aku berjalan seperti siput." Aku membantahnya."Yeah, whatever. Cepat bawa bokongmu itu berjalan dengan cepat."Jika aku masih bekerja di Sky Publishing tentu aku

    Last Updated : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 4

    "Rupanya menyedihkan sekali tempat tinggalmu." Aku berbalik pada si setan ini dan memberi tatapan membunuh. Yeah, hidupku dan dirinya memang jauh seperti ujung langit dan kerak neraka. Anggap saja Edmund yang berada di neraka."Berhenti bicara, Tuan!"Edmund terkekeh. Sial! Bisa-bisanya aku terdiam karena melihat ketampanannya, dia sedang tidak pakain formal sekarang. Hanya kaos polo berwarna putih topi berwarna putih dan celana training abu-abu. Bahkan penampilannya biasa saja dia tetap terlihat berkelas bukan sepertiku yang mau di-make over bagaimana pun tetap seperti gembel.Edmund memaksa diriku untuk tinggal di penthouse miliknya. Dengan alasan agar aku tetap menjadi budaknya 24 jam, bahkan 25 jam. Bayangkan bagaimana neraka seperti apa yang aku jalani.Dia memasukan satu tangannya dalam saku. Jika boleh jujur sejak tadi aku terpesona dengan ketampanan Edmund. Not gonna lie dia ada

    Last Updated : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 5

    Pagi ini aku masih sembunyi-sembunyi tak berani menatap langsung ke arah Edmund. Aku sangat malu. Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Baiklah, lupakan jika Edmund adalah manusia tanpa malu. Asal dia punya kemaluan saja! Astaga, Em. Masih pagi.Aku menggeleng, dengan pikiran kotor yang terlintas di kepalaku.Aku sedang mengintip Edmund yang serius dengan pekerjaannya, dia menekuni banyak dokumen di depannya sambil memakai kaca mata baca. Shit! Bahkan harus kuakui dia sangat tampan pagi ini. Apapun yang melekat dengan pria itu tampak sempurna.Edmund sepertinya sengaja membuatku satu ruangan dengan dirinya agar dia bebas menyiksaku. Terkadang aku merasa seperti hewan peliharaan Edmund. Tapi tunggu! Seekor anjing peliharaan saja masih disayang-sayang. Mungkin aku seperti ulat bulu di mata Edmund.Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan, hanya saja saat dia memerintah apapun yang kulakuka

    Last Updated : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 6

    Aku berdiri dengan mengepalkan tanganku dan perasaan malu. Aku dendam pada si bajingan ini dan suatu hari aku harus membalas semua perbuatannya padaku."Kenapa? Kau ingin melanjutkan?" tanya Edmund menantang. Aku mengepalkan tanganku, aku tahu dunia memang tak pernah adil tapi aku sudah bersumpah akan membalas semua perbuatan iblis ini.Aku berdiri di sana saat Edmund tiba-tiba menangkap pinggangku. Dadaku menempel di dadanya dan menatapnya diam. Dia bos gila! Orang kaya dan segala kekuasaan yang mereka miliki memang bersikap semena-mena."Kau gadis ceroboh." Dia berbisik saat wajahnya mendekat ke arahku, aku menutup mataku. Kenapa aku lemah sekali?"Sepertinya aku menganggu sesuatu yang sedang panas di sini." Seorang laki-laki masuk ke dalam sambil tersenyum. Dia hanya memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru, kaca mata hitam dan rambut blonde tebal."Hi, cantik. Kau s

    Last Updated : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 7

    "Harap jangan menelponku, Tuan. Aku sedang berkencan. Pulang, aku akan mengurus bayi beruang." Aku menyisir rambutku ingin membuat curly hair.Demi menjalankan misi, aku memakai backless mini dress berwarna hitam menampilkan belakangku dress pendek sebatas paha. Malam ini aku akan berkencan dengan Daniel. Tentu saja dia akan mengajak fancy dinner, jadi aku harus menyesuaikan dengan pakaian terbuka.Edmund sebenarnya sibuk di ruangannya, tapi saat aku sedang bersiap-siap dia masuk dalam kamar dan duduk di tepi ranjang, membawa laptop di pangkuannya. Dasar gila kerja! Tidak tahukah dia untuk bersenang-senang? Atau pergi kencan dengan semua wanita? Bahkan Miranda Kerr saja mau berkencan dengan Edmund. Atau jangan-jangan Edmund seorang gay? Mataku langsung melotot dan menoleh ke arahnya yang sedang serius, memakai kacamata dan bulu-bulu kasar di seluruh wajahnya."Kenapa? Kau terpesona dengan ketampananku?" tanya Edmund percay

    Last Updated : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 8

    Sentuhannya terasa memabukan. Merasa sangat familiar dan ingin terus memohon padanya jangan sampai semua kenikmatan yang aku rasakan sekarang hilang.Aku menatapnya seperti anak anjing dan dia tahu itu, saat tangannya menyusuri perutku yang rata. Aku haus dengan semua sentuhan laki-laki ini."Bagaimana, gadis bodoh?" Aku tahu itu sebuah hinaan tapi aku malah mengangguk, tapi mengerti dengan otak bodoh dan mesum pula."Kau akan menyesal!" Aku menggeleng, saat Edmund membasahi bibirnya, aku menggigit bibirku dan menatapnya, dia menatapku miring saat jari-jari tangannya yang panjang menyusuri celah sempit milikku yang sudah basah, aku terbaring pasrah saat tangan Edmund menggerayangi seluruh tubuhku.Tangannya menyusuri kaki jenjang milikku. Dia menciumnya begitu dalam, tatapan matanya begitu dalam dan panas membuatku ingin meledak seketika. Ya Tuhan, laki-laki ini memuja seluruh tubuhku. Apa aku bisa bilang seperti itu? Lihat! Edmund seper

    Last Updated : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 9

    Aku pikir, setelah dia mencolok tubuhku dia akan berubah sedikit lembut. Nyatanya Edmund tetap seperti setan yang berbuat semena-mena. Aku hanya memasang wajah cemberut karena terlalu kesal pada Edmund.Dia menyuruhku untuk laundry. Masih pagi sekali sekarang, padahal aku ingin tidur dengan selimut busuk milikku dan bermimpi indah. Terbebas dari kukungan Edmund brengsek."Tuhan, kenapa aku harus punya bos brengsek seperti ini?""Aku mendengarnya!" Suaranya membuatku langsung melototkan mataku. Semoga dia tidak menambahkan hutangnya dan membuatku seperti budak. Jika aku anak kecil, aku akan mengadu pada orang tuaku jika Edmund jahat, walau dia tampan dan kaya. Oh shit! Kenapa kau harus memuji Edmund brengsek itu? Baiklah, aku menarik kembali kata-kataku.Aku melirik ke samping, Edmund yang memakai kemeja berwarna baby blue dinaikkan sebatas sikunya dan tidak dikancing menampakkan dadanya yang berbulu. Tahukah dia jika otakku ini mes

    Last Updated : 2021-06-13

Latest chapter

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 60

    “Tentu. Minta lah apa saja padaku.” Astrid terlihat sungguh hati saat membenarkan dirinya memang berniat mengabulkan apa pun yang diminta Mase padanya.“Kenapa semudah itu?”Astrid tertawa sambil mengecup hidung mancung dengan tulang tinggi milik Mase. “Karena aku menyukai keterbukaanmu.”“Soal apa?” Mase membalas dengan kecupan di tempat yang sama. Menatap Astrid yang senyumnya seperti punya arti.“Dirimu. Tujuanmu.”Mase tersenyum lebar dengan tangan yang menggerayangi Astrid di mana saja dia bisa. “Aku belum memberitahumu tujuanku yang sebenarnya.”“Oh, kamu punya?” Entah dari mana rasa kepercayaan itu muncul. Jelas sekali bahwa Astrid membiarkan dirinya terlena, bahkan tidak masalah jika tertipu.Mase mengangguk. “Ingin tahu apa tujuanku mendekatimu?”“Katakan.” Cepat, Astrid mendekat untuk masuk ke pelukan Mase.“Teman—ah, rekan kerjaku, dia pernah mengalami masalah serius dengan sepupumu, Josh Layton.” Mase memeriksa raut Astrid yang terlihat terkejut, tapi keterkejutan yang cum

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 59

    Emerald terkejut melihat suaminya sudah ada di rumah bahkan sebelum sore.“Lho, sudah pulang, Ed?” Dia mendekat untuk mendapatkan pelukan, sekalian ciuman singkat.“Aku berencana memberdayakan pulang lebih awal setiap hari kerja.” Edmund hanya bercanda. Menunjukkan candaannya lewat gelitikan di leher istrinya.“Aku tidak akan percaya itu,” balas Emerald pura-pura merajuk.Cecilia rupanya muncul dihadapan mereka berdua dengan wajah bingung dan rambut berantakan, sambil beberapa jemarinya mengucek mata. Dia baru bangun dari tidur siangnya, sementara Elijah masih di tempat kursusnya dan Ruby ada di kamar. Main sendirian.Emerald spontan menjauhi Edmund dan menghentikan candaan mereka. Bertanya pelan pada Cecilia yang rencanakan akan dijemput oleh Anye sebelum jam makan malam.“Hai, Cecil. Mau Aunty bantu kamu untuk mandi? Sebentar lagi Aunty Anye akan menjemputmu.”Walau Cecilia suka berada di rumah Edmund karena bisa setiap saat melihat Elijah, tapi dia lebih merasa ada di rumah, jika b

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 58

    Benar, ‘kan? Mase akhirnya tahu segalanya tentang Anye Truvan. Dia tahu. Benar-benar tahu sampai ke akar-akarnya. Bagaimana Anye kehilangan keperawanannya dengan terpaksa, di usia delapan belas tahun, karena seorang pria bajingan bernama Josh Layton yang ternyata adalah mantan kekasih Anye dan seorang anak pejabat derah setempat waktu itu.Anye jarang pulang ke desanya hanya karena menghindari pria berengsek itu. Dan saat ini, Josh Layton ada dalam daftar musuh perusahaannya Edmund Bryan. Itu bagus sekali.Mase akan senang untuk ‘mengerjai’ Josh bersama Edmund.***“Cecilia, apa sandwichnya tidak enak?” Emerald cemas karena melihat roti isi sayur, tuna dan beberapa bahan segar lain di dalamnya itu, tidak tersentuh. Cecilia cuma minum susu.Ditatap oleh semua anggota keluarga Edmund, membuat Cecilia menciut, meski tidak termasuk dengan Elijah. Sudah cukup lama sampai terakhir kali dia bergabung dengan keluarga ini.“Mungkin kamu mau sereal?” Edmund, entah angin musim apa yang membawany

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 57

    “Aku takut, Uncle.” Cecilia memegangi ujung kemeja Mase, ketika melihat kedatangan Edmund yang bagai malaikat pencabut nyawa di matanya.Mengusap lembut puncak kepala gadis teramat kuat versi penilaian Mase itu, dia berkata. “Jangan khawatir. Aunty Em—maksud Uncle, emme-nya Elijah tidak bisa datang kemari, karena Ruby terluka.” Mase memperhatikan kepala mungil mendongak itu dengan senyum.“Ruby terluka?” Cecilia terkejut. Dia juga peduli terhadap Ruby, meski siapa pun tahu jika dia lebih menginginkan Elijah apa pun ceritanya.Mase mengiyakan dengan kepala mengangguk dan senyum mengembang. Perasaan tenang dan damai sebagai calon ayah. Ah, jika dipikirkan lagi, apa Adeya bersedia?“Sekarang, pulang lah bersama edde-nya Elijah, okay? Uncle akan menjemputmu nanti setelah aunty Anye sudah lebih baik.”Cecilia ragu untuk memberi isyarat kepala mengangguk, tapi dia melakukannya juga. Walau hanya seorang bocah, tapi dia seolah belajar dengan sendirinya untuk tidak banyak tingkah, apalagi meng

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 56

    Mencium dengan sepenuh hati. Jawabannya sudah tentu. Membuat Dane bahagia. Janji dalam hatinya akan segera terlaksana.Adeya suka saat berciuman dengan Dane, karena gairahnya begitu tertantang. Jangan ingatkan dia tentang Mase Geofran, sebab pria itu pun luar biasa baginya.Bolehkah dia memiliki keduanya?Dane mengecup kening Adeya setelah bibir mereka terlepas. Wajah keduanya dipenuhi dengan binar-binar cinta dan hasrat membara.Adeya tidak kuasa menahan debar jantungnya yang lebih ribut dan menjadi tidak karuan.Apa begini rasanya terlibat sesuatu yang dilarang dengan milik orang lain? Kenapa ada perasaan takut sekaligus menyenangkan yang berperang di dalam dirinya?“Apa yang kamu takutkan, Adeya?” Dane mengukir senyum manis dan lembut, ketika menyadari bahwa Adeya meremas kemeja yang dikenakannya dengan erat. Seolah semua ketakutan tersimpan di sana. Ketakutan yang tidak mudah hilang. Dane menyadari hal itu, meski masih saja bertanya.“Ah, itu ... itu, Pak.” Adeya menunduk. Sungguh

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 55

    Dane tidak menginap di rumah orang tuanya, tapi berkeliaran entah ke mana. Dia suka bersepeda. Meninggalkan mobilnya di taman kanak-kanak Rosamund dan membawa keluar sepedanya dengan perasaan nyaman.Bersih, tanpa rokok dan alkohol. Dane Madden pria seperti itu, tapi dia tidak bisa menjamin untuk perilakunya yang lain.Sambil mengayuh, hal pertama yang ingin diingatnya adalah wajah Adeya Brington saat pertama kali mereka bertemu. Penjaga sekolah yang merekomendasikan Adeya padanya. Karena tak enak hati pada penjaga sekolah yang dianggap seperti kakek sendiri, dia menerima Adeya tanpa pikir-pikir.Sembilan hari setelah mereka dikenalkan satu sama lain, penjaga sekolah meninggal dunia karena serangan jantung.Wajah Adeya waktu itu, masih sama seperti saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti.Adeya seperti seorang wanita yang tidak peduli sekitar, kecuali pada siapa dia harus merasa peduli, maka dia akan jadi yang paling perhatian.Kenapa dia baru merasa marah ketika ada orang lain yan

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 54

    “Sejak tadi, Astrid.”Bibir tipis berwarna nude milik Astrid spontan tertutup rapat. Sudah salah memperhitungkan keadaan, dia juga harus siap diceramahi habis-habisan oleh suaminya, nanti di rumah.“Pak Kepala Sekolah, sebenarnya—”“Kamu bisa pulang sekarang,” potong Dane sebelum dia semakin marah karena ucapan Astrid yang ditujukan untuk Adeya, malah menyakiti perasaannya. Memang rasanya aneh. Karena tadi, ketika rencananya dia hanya akan jadi pendengar saja di ruangan rahasianya, malah berujung dengan dirinya yang tidak tahan atas penghinaan istrinya terhadap Adeya.Adeya menganggap bahwa pertarungan harga diri sudah cukup. Dia tidak akan mungkin menang dari seorang nyonya besar yang berasal dari dua keluarga hebat.Keluarganya sendiri dan keluarga suaminya. Mortimer dan Madden. Dua keluarga setelah Edmund Bryan yang berkuasa. Mereka semua ada dijajaran teratas.Meski terinjak-injak sekali pun, dia hanya perlu diam dan menahan diri. Tidak apa. Tidak mengapa. Karena sejak kecil, dia

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 53

    Sudah dipastikan, Edmund punya pilihan pada akhirnya.Mase Geofran yang akan menjadi wali dari Cecilia Ranvil. Edmund sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Mase dan pria itu setuju, setelah diberi waktu berpikir selama beberapa hari.Bahkan Anye Truvan ikut diboyong ke rumah baru Mase, untuk menjaga Cecilia selama dua puluh empat jam penuh.Ya, rumah baru. Edmund memberikan tempat tinggal satu rute perjalanan dengan kantor. Sehingga Mase tidak perlu cemas, jika datang terlambat. Cukup lima menit berjalan kaki dan hanya semenit naik mobil.Mase mau menerimanya, karena Elijah. Bukan karena bocah itu tahu tentang keadaan Cecilia, tapi dia tahu bahwa Elijah sangat menyayangi Cecilia Ranvil. Bahkan putra sulung Edmund itu belum tahu menahu mengenai hal ini.Rencananya, akan ada pesta penyambutan rumah baru dan kepulangan Cecilia dari tempat tinggalnya dulu yang mirip seperti panti asuhan, meski tampaknya lebih cocok disebut sebagai rumah perawatan.(Siapkan pesta penyambutan yang me

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 52

    “Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang

DMCA.com Protection Status