Share

Episode 2

Penulis: Rose Marberry
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 16:10:18

Lihatlah bagaimana repotnya hidupku sekarang, aku yang biasanya suka bangun terlambat dan buru-buru ke kantor harus membuatku ke rumah si brengsek itu.  Aku harus ke rumah Edmund sialan itu untuk membuatkannya sarapan. Menyusahkan saja! 

Pagi-pagi sekali aku harus menerobos dinginnya cuaca naik kereta menuju rumah si sialan itu, dia sudah memberi alamat rumahnya bahkan dia bisa menyuruh sopirnya untuk menjemputku, alih-alih melakukan itu dia sepertinya senang menyiksaku. 

Dengan sarung tangan super tebal, jacket kulit tebal, aku membenarkan rambut-rambut panjang sambil berjalan menuju rumah Edmund. Jarak stasiun kereta ke rumah besar itu memakan waktu sekitar 30 menit, kalian bisa membayangkan jika setiap hari aku harus seperti ini bisa dipastikan kakiku akan berotot. Sungguh aku merasa sangat dendam sekarang, jika aku punya kuasa aku akan mencincang tubuh Edmund dan memberi makan para buaya. 

Aku berdiri sejenak memperhatikan rumah itu, sangat besar dan mewah, bahkan dalam mimpiku juga tidak pernah terbayang bisa melihat rumah super mewah itu berdiri gagah di depanku, aku masuk ke dalam sambil melihat seluruh kawasan sekitar yang sangat terawat. 

Pintu bel kubunyikan, sudah bisa dipastikan itu adalah maid Edmund. Lihat? Dia punya maid di sini tapi sengaja agar membuatku kesusahan, orang-orang seperti Edmund darah dan tubuhnya halal dimakan buaya. Aku hanya tersenyum ke arah maid sambil mengepalkan tanganku karena kesal dan mengahalau rasa dingin, ruangannya terasa hangat. 

Rumah ini sangat mewah dengan dekor berwarna putih, ngomong-ngomong lagi-lagi aku menjumpai banyak guci berdiri gagah di segala sudut ruangan. Ada apa Edmund dan para guci? Aku seperti trauma melihat guci itu di sini, selalu mengingatkanku tentang kesialan kemarin. 

"Selamat pagi, Miss. Saya akan bertemu Mr Edmund." 

"Bisa langsung ke kamarnya. Beliau sudah bangun sepertinya." Aku ditujuk ke sebuah ruangan dengan pintu lebar berwarna putih. Sepertinya si sialan itu suka dengan warna putih. 

Aku berdiri di depan pintu meneliti pintu itu takut diletakan sebuah perangkap bom di dalamnya, Edmund sialan itu adalah orang yang tak bisa diprediksi! Dia sering berubah-ubah seperti bunglon, mungkin dia raja buglon. 

"Anda telat 3 menit!" 

Tiba-tiba pintu terbuka dan suara bariton itu membuat jantungku hampir copot. Aku mengurat dadaku dan melihat Edmund tak senang. 

"Shit! Bahkan sekarang belum jam 8! Masih tersisa 8 menit lagi!" Aku menggerutu dan Edmund hanya tersenyum mengejekku! 

Sepertinya dia baru selesai mandi, terlihat dia memakai kemeja asal-asalan dengan kancing yang tidak dikancing sempurna membuat dada bidang itu terlihat dan banyak bulu. Baru kali ini aku suka melihat dada orang dengan banyak bulu. 

Rambutnya sepertinya baru saja kering, sial! Dia wangi dan tampan pagi begini. Aku bahkan belum mandi, hanya sikat gigi. Kenapa dunia tak pernah adil? 

Sialan! Semoga dia cepat mati! 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Edmund. 

Karena tuntutan pekerjaan yang membuatku harus terlihat kejam, berkuasa bahkan terjaga semalaman untuk membuat laporan jangan sampai lengah perusahan itu bisa berpindah tangan esok hari. 

Orang miskin selalu mengeluh dengan hidup mereka dan mengejek jika orang kaya itu manja itu tidak bisa apa-apa, padahal jika dilihat orang kaya orang yang paling banyak berjuang tidak gampang menyerah. Semalaman mereka bisa rugi miliaran dollar bukan seperti orang miskin yang hanya kehilangan $10 tapi mengeluh seperti kehilangan separuh nyawa. Justru menurutku orang miskin itu yang manja, mereka tidak suka berusaha dan selalu berharap pada orang lain, hanya mengadahkan tangan. Cih memalukan! 

Dalam 24 jam aku hanya tidur sekitar 5 sampai 6 jam. Tuntutan kehidupan dan perkejaan yang membuatku seperti itu, akhirnya membentuk kepribadianku yang keras dan tak kenal belas kasih. Jika aku bersikap lembut maka semua musuhku bisa mencari kelemahanku dan bisa menghancurkanku hanya dalam satu kedipan mata. Aku tak ingin apa yang kudapatkan sekarang tidak sia-sia. 

Sekarang pukul 7 lewat. Waktu yang terlalu pagi untuk bangun. Tapi aku adalah orang yang selalu bangun pagi walau tidur larut malam. Aku akan berolahraga atau mengerjakan laporan yang belum tuntas. Melihat ke luar jendela adalah salah satu favoritku, jendela manapun aku pasti suka. Melalui jendela aku bisa melihat dunia luar dengan cara pandang yang berbeda dan melihat dunia yang berbeda. 

Wanita bodoh, ceroboh itu masuk ke dalam rumah, dia melihat keadaan sekeliling. Rambut panjang pirang itu ia gerai, memakai sarung tangan, leggings hitam, jacket tebal berwarna maroon. Aku terbiasa memperhatikan detail seseorang, dengan begitu aku bisa melihat kelemahan pada seseorang dan hal itu bisa dimanfaatkan jika mereka adalah musuhku. 

Walau dia adalah seorang pemberontak aku suka melihat semangat yang ada dalam dirinya, dia adalah gadis yang ceria, dia adalah orang yang tidak gampang menyerahkan dan kepribadian yang kuat. 

Tanpa sadar aku tersenyum, dan melihat dirinya dari jendela, dia begitu semangat dan percaya diri masuk ke dalam. 

Aku menyugar rambutku, laporan selesai dan aku akan sarapan setelah ini bisa bersiap ke kantor walau aku bisa ke kantor kapan saja. 

Aku melihat dari dalam jika gadis bodoh itu hanya berdiri dan meneliti pintu itu. Menangnya dia pikir sedang ikut Fear Factor? 

"Anda telat 3 menit!" 

Wajahnya langsung terkejut, sepasang mata bulat berwarna biru itu terlihat mengemaskan, dia adalah Barbie versi hidup, dia sangat cantik walau dia adalah gadis yang bodoh dan ceroboh. 

Aku tersenyum mengejeknya, aku suka melihat ekspresi wajahnya mengemaskan. Satu-satunya cara agar melihat wajah menggemaskan itu adalah dengan membuat dirinya kesal. 

"Shit! Bahkan sekarang belum jam 8! Masih tersisa 8 menit lagi!"

"Buatkan aku sarapan." perintahku. Sepertinya melihat wajah kesal itu bisa membuat moodku bagus hingga siang. 

"Apa yang kau mau, Tuan?" Dia mengenalkan tangannya tapi di mataku terlihat mengemaskan. Dia merasa seperti seorang singa galak yang sedang PMS, padahal di mataku dia terlihat mengemaskan seperti kucing yang minta dielus. 

"Buatkan aku pancake." 

"Sir, tapi aku harus masuk kerja jam 9. Belum lagi mencari kereta, aku bisa terlambat dan gajiku bisa dipotong. Aku harus menabung biar makan enak." 

Aku hanya menatapnya datar, sebenarnya terhibur dengan kejujurannya. 

"Oh Miss, ingat uang $500.000. tidak sebanding dengan harga dirimu, jadi cepat lakukan dan jangan membantah!" 

"Mati aja kau!" Aku semakin tersenyum saat melihat napasnya yang tak beraturan meninggalkan ruangan. 

Aku akan terus menyiksanya hingga dia menyerah dan bunuh diri. Baiklah semoga dia tidak berpikiran ke arah sana. Aku hanya suka melihat wajahnya itu. Tidak! Aku tidak jatuh cinta padanya, aku tak percaya cinta. Cinta itu hanya bisa membuat kamu lemah, cinta membuat kamu jadi orang bodoh. Aku tidak mau menjadi budak cinta, cinta itu hanya milik orang-orang bodoh seperti Shakespeare yang mengagungkan cinta, rela mati demi cinta. Cih, menjijikan! 

Aku mengikuti gadis bodoh itu. Aku bahkan belum tahu siapa namanya. 

"Aku belum tahu siapa namamu." Aku mengambil satu butir Apple dan memakannya. Dia terkejut dan memutar bola matanya. Ekspresinya sangat mengemaskan, aku jadi membayangkan jika mulutnya itu menghisap milikku apakah dia akan diam? Atau bersikap seperti jalang? 

"Kau belum tahu namaku tapi kau sudah berani menyiksaku! Anda luar biasa, Tuan." Dia menyindirku. 

"Kau sepertinya tidak bisa memasak." Bahan-bahan yang seharusnya dipisahkan malah dicampur jadi satu, dia memang melakukan semua ini dengan terpaksa tapi apakah harus bertingkah sebodoh ini? 

"Oh yeah, kau benar, Tuan. Aku hanya makan sandwich setiap hari." 

"Menyedihkan sekali hidupmu." Dia berhenti bekerja dan menatapku. Sekarang aku mengambil pisang dan memakannya. 

"Yeah, sangat sial! Ditambah aku harus mengasuh seorang bayi beruang yang sangat mengesalkan. Sepertinya aku harus menaruh racun di makanannya." Aku hanya menggeleng, dia adakah orang yang sangat jujur. 

"Well, aku menantikan hal itu. Tapi sebelumnya kau harus menggantikan uang $500.000." 

Dia langsung membanting adonan itu. Aku membuka kulkas dan mendapatkan minuman isotonik dan meminumnya. 

"Anda sepertinya sudah kenyang, Tuan. Sepertinya aku tidak perlu repot untuk membuatnya lagi." 

"Lanjutkan." 

"Aku harus bekerja sekarang. Bagaiamana mungkin waktu cepat berlalu?" 

"Selamat pagi Mr Thompson, karyawan Anda bernama—" aku mengode padanya meminta namanya.  Sebenarnya aku sudah tahu di mana gadis bodoh ini tinggal dan bekerja di mana. Hanya saja aku memang tak peduli dengan namanya, selama kau bisa menyiksa dirinya sepuas mungkin.  

"Emerald." 

"Karyawan Anda bernama Emerald sudah tidak bekerja di sana, mulai hari ini. Pecat dia dan usir dari sana! Dia telah mencuri sebuah perhiasan milik ibuku." 

Gadis bodoh itu menatapku dengan tatapan penuh kebencian dan seperti orang ingin membunuh. Aku semakin terhibur kali ini. 

"Kau gila, Edmund!" 

"Yeah aku gila." 

"Kau pantas berada di neraka!" 

"Makananmu gosong sebentar lagi." Dia langsung gelagapan, bahkan dia belum menyalahkan kompor. Kenapa ada manusia begitu bodoh dan mengemaskan di saat bersamaan? 

"Siapa tadi namamu?" 

"Panggil aku setan! Namaku setan!" 

"Nama yang mengemaskan." Dia semakin mengemaskan.

"Lama sekali. Jadi apa yang mau kau buat sebenarnya?" Aku mendekati dirinya. Feromon alami yang menguar dari tubuhnya sangat menangkan. 

"S-Sir." Dia berkata dengan gugup saat menunduk dan aku semakin mengukung dirinya hingga ke bawah. 

"Kau pasti belum mandi?" Dia hanya menggeleng, dia berani dan terlewat jujur. Gadis ini mengemaskan sekali. 

"Patut bau gajah." Dia langsung mendorongku tapi keseimbangannya tak bisa dia tahan, dan akhirnya dia jatuh ke lantai. Dia hanya mengusap bokongnya. 

"Padahal, jika kau tak jatuh aku akan menciumi!" Aku mengambil minuman tadi dan keluar dari dapur. Gadis bodoh itu bisa menghiburku setiap saat dengan tingkah bodoh itu. Sepertinya aku akan membeli banyak guci hingga ia pecahkan dan dia tak bisa lepas dariku. 

"Edmund sialan! Semoga kau cepat bangkrut dan jadi gembel di jalanan!" teriak gadis bodoh itu. Aku hanya tersenyum penuh hiburan. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Bagaimana? Terhibur? Komen ya dan jangan lupa rate dan review. 

Terima kasih sudah membaca. 

See you 🥰🥰🥰🥰🥰. 

Bab terkait

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 3

    Aku menghentakkan kakiku kesal, sambil menenteng tas besar berwarna hitam walau ada keinginan untuk memukul kepala Edmund dengan tas ini dan dia bisa berpikir jernih sedikit.Bertemu dengan laki-laki sial ini membuat hidupku seperti di neraka. Aku harus mengganti uang $500.000 demi guci sialan itu dan dipecat dari perkejaan yang paling kucinta di seluruh dunia, dan sekarang aku harus mengasuh bayi beruang besar. Tsk! Sial sekali!"Kenapa kau berjalan seperti cacing?" tanya Edmund, aku berjalan sambil menggerutu karena kesal. Sedangkan dia berjalan dengan langkah yang pasti, dengan tubuh tegapnya dia berjalan dengan percaya diri. Sedangkan aku seperti kelinci yang baru tercebur ke air dan semua bulu mengekrut."Aku berjalan seperti siput." Aku membantahnya."Yeah, whatever. Cepat bawa bokongmu itu berjalan dengan cepat."Jika aku masih bekerja di Sky Publishing tentu aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 4

    "Rupanya menyedihkan sekali tempat tinggalmu." Aku berbalik pada si setan ini dan memberi tatapan membunuh. Yeah, hidupku dan dirinya memang jauh seperti ujung langit dan kerak neraka. Anggap saja Edmund yang berada di neraka."Berhenti bicara, Tuan!"Edmund terkekeh. Sial! Bisa-bisanya aku terdiam karena melihat ketampanannya, dia sedang tidak pakain formal sekarang. Hanya kaos polo berwarna putih topi berwarna putih dan celana training abu-abu. Bahkan penampilannya biasa saja dia tetap terlihat berkelas bukan sepertiku yang mau di-make over bagaimana pun tetap seperti gembel.Edmund memaksa diriku untuk tinggal di penthouse miliknya. Dengan alasan agar aku tetap menjadi budaknya 24 jam, bahkan 25 jam. Bayangkan bagaimana neraka seperti apa yang aku jalani.Dia memasukan satu tangannya dalam saku. Jika boleh jujur sejak tadi aku terpesona dengan ketampanan Edmund. Not gonna lie dia ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 5

    Pagi ini aku masih sembunyi-sembunyi tak berani menatap langsung ke arah Edmund. Aku sangat malu. Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Baiklah, lupakan jika Edmund adalah manusia tanpa malu. Asal dia punya kemaluan saja! Astaga, Em. Masih pagi.Aku menggeleng, dengan pikiran kotor yang terlintas di kepalaku.Aku sedang mengintip Edmund yang serius dengan pekerjaannya, dia menekuni banyak dokumen di depannya sambil memakai kaca mata baca. Shit! Bahkan harus kuakui dia sangat tampan pagi ini. Apapun yang melekat dengan pria itu tampak sempurna.Edmund sepertinya sengaja membuatku satu ruangan dengan dirinya agar dia bebas menyiksaku. Terkadang aku merasa seperti hewan peliharaan Edmund. Tapi tunggu! Seekor anjing peliharaan saja masih disayang-sayang. Mungkin aku seperti ulat bulu di mata Edmund.Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan, hanya saja saat dia memerintah apapun yang kulakuka

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 6

    Aku berdiri dengan mengepalkan tanganku dan perasaan malu. Aku dendam pada si bajingan ini dan suatu hari aku harus membalas semua perbuatannya padaku."Kenapa? Kau ingin melanjutkan?" tanya Edmund menantang. Aku mengepalkan tanganku, aku tahu dunia memang tak pernah adil tapi aku sudah bersumpah akan membalas semua perbuatan iblis ini.Aku berdiri di sana saat Edmund tiba-tiba menangkap pinggangku. Dadaku menempel di dadanya dan menatapnya diam. Dia bos gila! Orang kaya dan segala kekuasaan yang mereka miliki memang bersikap semena-mena."Kau gadis ceroboh." Dia berbisik saat wajahnya mendekat ke arahku, aku menutup mataku. Kenapa aku lemah sekali?"Sepertinya aku menganggu sesuatu yang sedang panas di sini." Seorang laki-laki masuk ke dalam sambil tersenyum. Dia hanya memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru, kaca mata hitam dan rambut blonde tebal."Hi, cantik. Kau s

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 7

    "Harap jangan menelponku, Tuan. Aku sedang berkencan. Pulang, aku akan mengurus bayi beruang." Aku menyisir rambutku ingin membuat curly hair.Demi menjalankan misi, aku memakai backless mini dress berwarna hitam menampilkan belakangku dress pendek sebatas paha. Malam ini aku akan berkencan dengan Daniel. Tentu saja dia akan mengajak fancy dinner, jadi aku harus menyesuaikan dengan pakaian terbuka.Edmund sebenarnya sibuk di ruangannya, tapi saat aku sedang bersiap-siap dia masuk dalam kamar dan duduk di tepi ranjang, membawa laptop di pangkuannya. Dasar gila kerja! Tidak tahukah dia untuk bersenang-senang? Atau pergi kencan dengan semua wanita? Bahkan Miranda Kerr saja mau berkencan dengan Edmund. Atau jangan-jangan Edmund seorang gay? Mataku langsung melotot dan menoleh ke arahnya yang sedang serius, memakai kacamata dan bulu-bulu kasar di seluruh wajahnya."Kenapa? Kau terpesona dengan ketampananku?" tanya Edmund percay

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 8

    Sentuhannya terasa memabukan. Merasa sangat familiar dan ingin terus memohon padanya jangan sampai semua kenikmatan yang aku rasakan sekarang hilang.Aku menatapnya seperti anak anjing dan dia tahu itu, saat tangannya menyusuri perutku yang rata. Aku haus dengan semua sentuhan laki-laki ini."Bagaimana, gadis bodoh?" Aku tahu itu sebuah hinaan tapi aku malah mengangguk, tapi mengerti dengan otak bodoh dan mesum pula."Kau akan menyesal!" Aku menggeleng, saat Edmund membasahi bibirnya, aku menggigit bibirku dan menatapnya, dia menatapku miring saat jari-jari tangannya yang panjang menyusuri celah sempit milikku yang sudah basah, aku terbaring pasrah saat tangan Edmund menggerayangi seluruh tubuhku.Tangannya menyusuri kaki jenjang milikku. Dia menciumnya begitu dalam, tatapan matanya begitu dalam dan panas membuatku ingin meledak seketika. Ya Tuhan, laki-laki ini memuja seluruh tubuhku. Apa aku bisa bilang seperti itu? Lihat! Edmund seper

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 9

    Aku pikir, setelah dia mencolok tubuhku dia akan berubah sedikit lembut. Nyatanya Edmund tetap seperti setan yang berbuat semena-mena. Aku hanya memasang wajah cemberut karena terlalu kesal pada Edmund.Dia menyuruhku untuk laundry. Masih pagi sekali sekarang, padahal aku ingin tidur dengan selimut busuk milikku dan bermimpi indah. Terbebas dari kukungan Edmund brengsek."Tuhan, kenapa aku harus punya bos brengsek seperti ini?""Aku mendengarnya!" Suaranya membuatku langsung melototkan mataku. Semoga dia tidak menambahkan hutangnya dan membuatku seperti budak. Jika aku anak kecil, aku akan mengadu pada orang tuaku jika Edmund jahat, walau dia tampan dan kaya. Oh shit! Kenapa kau harus memuji Edmund brengsek itu? Baiklah, aku menarik kembali kata-kataku.Aku melirik ke samping, Edmund yang memakai kemeja berwarna baby blue dinaikkan sebatas sikunya dan tidak dikancing menampakkan dadanya yang berbulu. Tahukah dia jika otakku ini mes

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 10

    Aku berusaha untuk melepaskan pakaian yang melekat di tubuhku, aku tidak kuat lagi. Rasanya sangat menyiksa.Aku terduduk di atas ranjang, dengan Edmund yang memperhatikanku dengan tatapan mencemooh."Kau tidak ingin menyentuhku, Tuan?" Aku memohon padanya, tapi Edmund hanya tersenyum miring. Jika tubuhku tidak panas seperti ini, aku tidak akan meminta padanya.Aku bangkit, menanggalkan blazer yang melekat di tubuhku, mendekati Edmund, menjilati bibirku, aku akan menggoda dirinya. Kuhirup aroma tubuhnya dalam, mengelus-elus dada Edmund yang hanya menunduk melihatku seperti cacing tersiram minyak panas."Tuan ..." Itu ada suara memohon dan juga penuh godaan, Edmund tidak terpengaruh sama sekali. Aku menutupi mataku, menggigit bibirku ingin disentuh, aku ingin jari-jari tangan Edmund menyentuh seluruh tubuhku. Menunggu begitu lama, tapi saat membuka mataku, Edmund tak kunjung menyentuhku, sialan! Bahkan aku sudah merendahkan harga di

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13

Bab terbaru

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 60

    “Tentu. Minta lah apa saja padaku.” Astrid terlihat sungguh hati saat membenarkan dirinya memang berniat mengabulkan apa pun yang diminta Mase padanya.“Kenapa semudah itu?”Astrid tertawa sambil mengecup hidung mancung dengan tulang tinggi milik Mase. “Karena aku menyukai keterbukaanmu.”“Soal apa?” Mase membalas dengan kecupan di tempat yang sama. Menatap Astrid yang senyumnya seperti punya arti.“Dirimu. Tujuanmu.”Mase tersenyum lebar dengan tangan yang menggerayangi Astrid di mana saja dia bisa. “Aku belum memberitahumu tujuanku yang sebenarnya.”“Oh, kamu punya?” Entah dari mana rasa kepercayaan itu muncul. Jelas sekali bahwa Astrid membiarkan dirinya terlena, bahkan tidak masalah jika tertipu.Mase mengangguk. “Ingin tahu apa tujuanku mendekatimu?”“Katakan.” Cepat, Astrid mendekat untuk masuk ke pelukan Mase.“Teman—ah, rekan kerjaku, dia pernah mengalami masalah serius dengan sepupumu, Josh Layton.” Mase memeriksa raut Astrid yang terlihat terkejut, tapi keterkejutan yang cum

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 59

    Emerald terkejut melihat suaminya sudah ada di rumah bahkan sebelum sore.“Lho, sudah pulang, Ed?” Dia mendekat untuk mendapatkan pelukan, sekalian ciuman singkat.“Aku berencana memberdayakan pulang lebih awal setiap hari kerja.” Edmund hanya bercanda. Menunjukkan candaannya lewat gelitikan di leher istrinya.“Aku tidak akan percaya itu,” balas Emerald pura-pura merajuk.Cecilia rupanya muncul dihadapan mereka berdua dengan wajah bingung dan rambut berantakan, sambil beberapa jemarinya mengucek mata. Dia baru bangun dari tidur siangnya, sementara Elijah masih di tempat kursusnya dan Ruby ada di kamar. Main sendirian.Emerald spontan menjauhi Edmund dan menghentikan candaan mereka. Bertanya pelan pada Cecilia yang rencanakan akan dijemput oleh Anye sebelum jam makan malam.“Hai, Cecil. Mau Aunty bantu kamu untuk mandi? Sebentar lagi Aunty Anye akan menjemputmu.”Walau Cecilia suka berada di rumah Edmund karena bisa setiap saat melihat Elijah, tapi dia lebih merasa ada di rumah, jika b

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 58

    Benar, ‘kan? Mase akhirnya tahu segalanya tentang Anye Truvan. Dia tahu. Benar-benar tahu sampai ke akar-akarnya. Bagaimana Anye kehilangan keperawanannya dengan terpaksa, di usia delapan belas tahun, karena seorang pria bajingan bernama Josh Layton yang ternyata adalah mantan kekasih Anye dan seorang anak pejabat derah setempat waktu itu.Anye jarang pulang ke desanya hanya karena menghindari pria berengsek itu. Dan saat ini, Josh Layton ada dalam daftar musuh perusahaannya Edmund Bryan. Itu bagus sekali.Mase akan senang untuk ‘mengerjai’ Josh bersama Edmund.***“Cecilia, apa sandwichnya tidak enak?” Emerald cemas karena melihat roti isi sayur, tuna dan beberapa bahan segar lain di dalamnya itu, tidak tersentuh. Cecilia cuma minum susu.Ditatap oleh semua anggota keluarga Edmund, membuat Cecilia menciut, meski tidak termasuk dengan Elijah. Sudah cukup lama sampai terakhir kali dia bergabung dengan keluarga ini.“Mungkin kamu mau sereal?” Edmund, entah angin musim apa yang membawany

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 57

    “Aku takut, Uncle.” Cecilia memegangi ujung kemeja Mase, ketika melihat kedatangan Edmund yang bagai malaikat pencabut nyawa di matanya.Mengusap lembut puncak kepala gadis teramat kuat versi penilaian Mase itu, dia berkata. “Jangan khawatir. Aunty Em—maksud Uncle, emme-nya Elijah tidak bisa datang kemari, karena Ruby terluka.” Mase memperhatikan kepala mungil mendongak itu dengan senyum.“Ruby terluka?” Cecilia terkejut. Dia juga peduli terhadap Ruby, meski siapa pun tahu jika dia lebih menginginkan Elijah apa pun ceritanya.Mase mengiyakan dengan kepala mengangguk dan senyum mengembang. Perasaan tenang dan damai sebagai calon ayah. Ah, jika dipikirkan lagi, apa Adeya bersedia?“Sekarang, pulang lah bersama edde-nya Elijah, okay? Uncle akan menjemputmu nanti setelah aunty Anye sudah lebih baik.”Cecilia ragu untuk memberi isyarat kepala mengangguk, tapi dia melakukannya juga. Walau hanya seorang bocah, tapi dia seolah belajar dengan sendirinya untuk tidak banyak tingkah, apalagi meng

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 56

    Mencium dengan sepenuh hati. Jawabannya sudah tentu. Membuat Dane bahagia. Janji dalam hatinya akan segera terlaksana.Adeya suka saat berciuman dengan Dane, karena gairahnya begitu tertantang. Jangan ingatkan dia tentang Mase Geofran, sebab pria itu pun luar biasa baginya.Bolehkah dia memiliki keduanya?Dane mengecup kening Adeya setelah bibir mereka terlepas. Wajah keduanya dipenuhi dengan binar-binar cinta dan hasrat membara.Adeya tidak kuasa menahan debar jantungnya yang lebih ribut dan menjadi tidak karuan.Apa begini rasanya terlibat sesuatu yang dilarang dengan milik orang lain? Kenapa ada perasaan takut sekaligus menyenangkan yang berperang di dalam dirinya?“Apa yang kamu takutkan, Adeya?” Dane mengukir senyum manis dan lembut, ketika menyadari bahwa Adeya meremas kemeja yang dikenakannya dengan erat. Seolah semua ketakutan tersimpan di sana. Ketakutan yang tidak mudah hilang. Dane menyadari hal itu, meski masih saja bertanya.“Ah, itu ... itu, Pak.” Adeya menunduk. Sungguh

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 55

    Dane tidak menginap di rumah orang tuanya, tapi berkeliaran entah ke mana. Dia suka bersepeda. Meninggalkan mobilnya di taman kanak-kanak Rosamund dan membawa keluar sepedanya dengan perasaan nyaman.Bersih, tanpa rokok dan alkohol. Dane Madden pria seperti itu, tapi dia tidak bisa menjamin untuk perilakunya yang lain.Sambil mengayuh, hal pertama yang ingin diingatnya adalah wajah Adeya Brington saat pertama kali mereka bertemu. Penjaga sekolah yang merekomendasikan Adeya padanya. Karena tak enak hati pada penjaga sekolah yang dianggap seperti kakek sendiri, dia menerima Adeya tanpa pikir-pikir.Sembilan hari setelah mereka dikenalkan satu sama lain, penjaga sekolah meninggal dunia karena serangan jantung.Wajah Adeya waktu itu, masih sama seperti saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti.Adeya seperti seorang wanita yang tidak peduli sekitar, kecuali pada siapa dia harus merasa peduli, maka dia akan jadi yang paling perhatian.Kenapa dia baru merasa marah ketika ada orang lain yan

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 54

    “Sejak tadi, Astrid.”Bibir tipis berwarna nude milik Astrid spontan tertutup rapat. Sudah salah memperhitungkan keadaan, dia juga harus siap diceramahi habis-habisan oleh suaminya, nanti di rumah.“Pak Kepala Sekolah, sebenarnya—”“Kamu bisa pulang sekarang,” potong Dane sebelum dia semakin marah karena ucapan Astrid yang ditujukan untuk Adeya, malah menyakiti perasaannya. Memang rasanya aneh. Karena tadi, ketika rencananya dia hanya akan jadi pendengar saja di ruangan rahasianya, malah berujung dengan dirinya yang tidak tahan atas penghinaan istrinya terhadap Adeya.Adeya menganggap bahwa pertarungan harga diri sudah cukup. Dia tidak akan mungkin menang dari seorang nyonya besar yang berasal dari dua keluarga hebat.Keluarganya sendiri dan keluarga suaminya. Mortimer dan Madden. Dua keluarga setelah Edmund Bryan yang berkuasa. Mereka semua ada dijajaran teratas.Meski terinjak-injak sekali pun, dia hanya perlu diam dan menahan diri. Tidak apa. Tidak mengapa. Karena sejak kecil, dia

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 53

    Sudah dipastikan, Edmund punya pilihan pada akhirnya.Mase Geofran yang akan menjadi wali dari Cecilia Ranvil. Edmund sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Mase dan pria itu setuju, setelah diberi waktu berpikir selama beberapa hari.Bahkan Anye Truvan ikut diboyong ke rumah baru Mase, untuk menjaga Cecilia selama dua puluh empat jam penuh.Ya, rumah baru. Edmund memberikan tempat tinggal satu rute perjalanan dengan kantor. Sehingga Mase tidak perlu cemas, jika datang terlambat. Cukup lima menit berjalan kaki dan hanya semenit naik mobil.Mase mau menerimanya, karena Elijah. Bukan karena bocah itu tahu tentang keadaan Cecilia, tapi dia tahu bahwa Elijah sangat menyayangi Cecilia Ranvil. Bahkan putra sulung Edmund itu belum tahu menahu mengenai hal ini.Rencananya, akan ada pesta penyambutan rumah baru dan kepulangan Cecilia dari tempat tinggalnya dulu yang mirip seperti panti asuhan, meski tampaknya lebih cocok disebut sebagai rumah perawatan.(Siapkan pesta penyambutan yang me

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 52

    “Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang

DMCA.com Protection Status