Share

Episode 3

Penulis: Rose Marberry
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 16:10:59

Aku menghentakkan kakiku kesal, sambil menenteng tas besar berwarna hitam walau ada keinginan untuk memukul kepala Edmund dengan tas ini dan dia bisa berpikir jernih sedikit. 

Bertemu dengan laki-laki sial ini membuat hidupku seperti di neraka. Aku harus mengganti uang $500.000 demi guci sialan itu dan dipecat dari perkejaan yang paling kucinta di seluruh dunia, dan sekarang aku harus mengasuh bayi beruang besar. Tsk! Sial sekali! 

"Kenapa kau berjalan seperti cacing?" tanya Edmund, aku berjalan sambil menggerutu karena kesal. Sedangkan dia berjalan dengan langkah yang pasti, dengan tubuh tegapnya dia berjalan dengan percaya diri. Sedangkan aku seperti kelinci yang baru tercebur ke air dan semua bulu mengekrut. 

"Aku berjalan seperti siput." Aku membantahnya. 

"Yeah, whatever. Cepat bawa bokongmu itu berjalan dengan cepat." 

Jika aku masih bekerja di Sky Publishing tentu aku akan menjalani hari-hari dengan sangat baik, teman kerja yang selalu support dan Mr Thompson yang sangat baik terhadap semua karyawan. 

Ketika melewati resepsionis Mondi menatapku bingung bisa berjalan berdampingan dengan pemilik perusahaan ini. 

Aku hanya mengikuti Edmund yang masuk melewati elevator khusus. Dia berbalik ke arahku saat menunggu pintu lift terbuka, aku hanya melihatnya dengan tatapan malas. 

"Kau seperti orang kurang makan." tegur Edmund. Aku langsung meloncat masuk ke dalam karena tahu bos kejam ini bisa meninggalkanku. Edmund itu adalah manusia tanpa perasaan. 

Berdiri sedekat ini membuatku bisa menghirup aroma tubuh Edmund, dia wangi. Aku tidak munafik, jika aku suka dengan bau tubuhnya. 

"Ngomong-ngomong aku dapat gaji tidak dari pekerjaan aneh ini?"

"Apa yang kau inginkan? Mobil? Apartemen? Armani suit? Perhiasan mahal? Namamu elengat tapi tidak dengan orangnya." Bisa-bisanya dia memuji dan merendahkan orang dia saat bersamaan? Dia aneh. 

"Tentu saja membayar utangmu! Dan aku segera terbebas darimu. Kau tahu, aku akan mabuk sampai pagi jika aku berhasil membayar semua utang sialan itu!" 

"Oh yeah kau benar, Nona. Anggap saja aku mengajimu dengan $5000 satu bulan, kali dengan $500.000 artinya kau harus bekerja denganku sekitar 8 tahun. Dan kau akan menjadi gembel karena tidak makan dan berbuat yang lainnya." 

"Aku bahkan berani bertaruh jika kau sudah mengganti guci sialan itu! Kenapa tidak kau relakan saja? Biarkan aku bekerja dengan tenang, aku tidak akan datang ke restoran itu lagi, dan aku tidak akan mengenalmu lagi." 

"Kau benar, aku akan menerormu setiap saat. Mengirim bangkai tikus, mengirim bunga berisi pesan kematian, asal kau jangan berpikir untuk bunuh diri aku akan tetap mengejarmu hingga neraka." Aku memutar bola matamu. 

"Kuharap kau cepat bangkrut!" 

"Kau suka sekali menyumpahiku, Nona." Aku hanya menelan ludahku gugup saat Edmund mendekat dan mengurung tubuhku, aku langsung mengekrut. Sepertinya aku belum berani menghadapi dirinya langsung apalagi memukul kepala Edmund dengan uang $500.000. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk menggantikan guci sialan milik pria arrogant ini. 

"Apa yang kau pikirkan, Nona? Saat Christian Grey memberi kenikmatan pada Anastasia Steel dalam lift. Kau ingin seperti itu?" Hidungnya yang panjang menyentuh hidungku, aku hanya menatapnya polos walau ada rasa takut terselip di sana. Jari jempolnya memainkan bibir bawahku, tanpa sadar aku membuka bibirku. Sial! Dia pasti mengira aku menginginkan dia menciumku, baiklah aku tidak akan menolak jika dia menciumku. 

Jarinya dia masukan dalam mulutku, aku menutup mataku dan merasa semakin gugup saat merasakan napasnya terasa hangat di pipiku. 

"Kau terlalu percaya diri, Nona. Cepat bangun! Dan kerja." 

Aku langsung membuka mataku sambil melototi saat melihat Edmund keluar dan sudah menuju ruangannya. Sial! Sejak kapan elevator ini terbuka? Dan si brengsek Edmund pasti mengira aku sangat ingin disentuhnya! 

Santai, Em. Kamu harus bersikap tegas, jangan mau terlihat lemah dan seperti wanita murahan di depannya. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

"Buatkan aku kopi." Aku benar-benar mengurus semua kebutuhannya, mungkin dia bisa menyuruhku untuk mengganti popok jika dia memakai popok. Sial! 

"Kopi seperti apa, Tuan?" 

"Kopi cacing." 

Aku langsung keluar dan mencari ruangan di mana tempat membuat kopi. Dia orang kaya, seharusnya dia bisa menyediakan mesin pembuat kopi di ruangannya. Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki itu. Ingatlah, Em, kamu hanya sampah di matanya! 

Aku membuatkan kopi untuknya dan membuat asal-asalan, mungkin besok aku harus menambahkan sedikit sianida di kopinya. Aku menggeleng dengan kekonyolanku. 

"Kau sekarang jadi P.A MR Edmund?" 

"Aha?" Aku berbalik dan melihat si jalang ini, hari ini pakaiannya semakin ketat bahkan nyaris telanjang. Dia menatapku sinis aku juga tak suka melihat dirinya. Kulirik ke arah name tag, Sophia. Yeah, Sophia jalang! 

"Bagaiamana kopi kesukaan Tuan Edmund?" 

"Sepertinya kau sudah tahu, jika dia suka kopi susu yang sehat." Aku tidak mengerti maksudnya. 

"Dia tidak butuh itu, tunjukkan payudaramu." Mataku langsung melotot. Perempuan gila! Mungkin dia berpikir jika semua perempuan akan membuka pakaian demi laki-laki itu! Aku hanya menggeleng, dan berlalu pergi. 

"Coba saja. Semoga berhasil." Sophia mengedipkan sebelah matanya. Aku langsung meninggalkan dirinya meninggalkan si jalang itu. Dia sepertinya datang untuk menggoda semua orang di gedung ini. 

"Biar aku saja." Tiba-tiba Sophia sudah merebut kopi itu dan berjalan cepat menuju ruangan Edmund. Aku tahu pasti aku akan disalahkan dan dikira tidak bisa bekerja dengan baik dan utang bertambah. 

"Selamat pagi Mr Edmund, saya bawakan kopi kesukaan Anda. Silahkan dinikmati." Aku berdiri di sana, saat meletakan kopi itu Sophia sengaja menunduk mungkin ingin menunjukan isi dalam payudaranya. Tapi Edmund tidak meliriknya sama sekali. Dia adalah laki-laki tanpa perasaan, mana mungkin dia peduli pada orang lain atau tergoda dengan jalang seperti Sophia. Atau mungkin Sophia dan Edmund sering melakukannya di dalam ruangan ini? Baiklah, anggap saja aku tidak tahu apa-apa. 

Sophia mengedipkan matanya padaku, bahkan lipstik merah menyala itu bisa menyinari kegelapan malam. 

"Bukankah aku menyuruhmu untuk membuatnya?" 

"I did. Tapi dia merebutnya dariku." 

"Buatkan ulang." 

"What?" 

"Jangan membantah! Sebelum aku menaikkan utangmu jadi $1.000.000." 

"Ya aku gila seperti yang kau bilang, whatever the name is." Dia memang gila! Tanya sendiri jawab sendiri dan mengakui sendiri. 

Aku keluar dari ruangan tersebut dan melihat Sophia sedang menggoda seorang laki-laki, bahkan kakinya sudah naik ke sana dan mengelus-elus. Daripada dia seperti itu, lebih baik Sophia menjual foto nude di Only fans dan mendapatkan bayaran yang layak daripada dia hanya menyusahkan orang lain. 

Aku membuatkan kopi lagi. Sepertinya hidupku akan diganggu seperti ini. Lama-lama aku tidak memiliki skill karena tidak berbuat hal penting dan mengurus bayi besar gila! 

Aku kembali dan melihat Sophia sudah tidak ada. Tentu saja mereka mencari toilet. Oh gila! Dunia seperti apa yang kujalani ini? 

"Ikut aku." Edmund berjalan terburu-buru hanya menentang jas miliknya. 

"Kopi Anda, Sir." Dia membuang tangannya ke udara. Aku langsung berlari ke dalam ruangan dan meletakan kopi itu mengambil tas kerja Edmund dan mengejar laki-laki sial ini. Sungguh, aku rindu pekerjaan lamaku. Andai saja aku tidak ceroboh dan punya hutang aku tidak akan sial seperti ini. 

Aku langsung mengejar Edmund saat dia sudah masuk dalam mobilnya. Kali ini memakai sopir, mobil yang panjang terasa sangat mewah di dalamnya dan tentu saja wangi. Apapun yang berhubungan dengan Edmund pasti wangi. 

"Kita kemana, Sir?" 

"Siapa suruh kau bertanya?" 

"Aku punya mulut, dan kau bisa berbicara jadi aku bisa bertanya." Edmund mengangkat tangannya ke udara menyuruhku diam. 

"Kau siapkan semua kebutuhanku dan catat apa yang penting dari pembicaraan nanti." 

Aku diam, dan sepertinya aku tidak punya catatan untuk menulis nanti. 

"Ini. Lain kali siapkan semuanya." Edmund memberi padaku sebuah notebook dan pena. Huh, padahal sudah ada note di ponsel. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Sebenarnya aku berada dalam posisi serba salah sekarang. Ingin bergabung dengan Edmund tapi aku merasa tidak sopan karena terlibat dengan pembicaraan yang aku tidak tahu sama sekali, tapi jika aku tidak bergabung Edmund akan mengataiku tidak professional. 

Huh! Lebih baik jadi buah-buahan saja. 

"Kau bisa pesan makanan di sini. Tapi ingat, ini makanan mahal utangmu bertambah karena bisa habis $1000 makan di sini." Aku hanya manyun. Lebih baik aku makan sandwich di apartemen daripada aku semakin banyak utang. 

"No thanks." 

"Baiklah pesan apapun." Aku langsung tersenyum dan memesan semua makanan aneh yang belum pernah kucoba. Saatnya bereksperimen. Beruntung sekali nasibmu, Em. 

The zillion dollar lobster firattata. Harganya $1000, mari kita buat Edmund bangkrut. Baiklah dia tidak akan bangkrut jika hanya $1000. 

Makanan ini adalah lobster dan kaviar. Kaviar adalah telur ikan. Aku belum pernah mencobanya semoga saja rasanya sesuai dengan ekspektasi. Terkadang makanan orang kaya itu aneh, mahal tapi tidak bikin kenyang, mahal tapi tidak ada rasa. Mereka hanya mencari sensasi lain dari makanan, jadi esensi makanan bagi orang kaya itu sudah tidak ada lagi. Aku memesan wine. Baiklah mari berpesta, Em. 

Biarkan Edmund menyesuaikan pekerjannya dan aku akan makan. Jika bisa makan enak, aku rela bekerja selamanya dengan Edmund, asal dia baik hati seperti sekarang. 

Makanan yang ditunggu datang juga. Makanan berwarna kuning dan kaviar berwarna hitam di atasnya, aku sudah membayangkan bagaimana rasanya. Aku menutupi mataku saat memasuki makanan dalam mulutku. Enak sekali. 

"Waktumu habis." Mulutku yang masih terisi makanan langsung berhenti mengunyah dan melihat arah Edmund. 

"Belum selesai, Sir." 

"Aku tak butuh alasanmu. Cepat!" 

"T-tapi, Sir." Edmund sudah keluar. Aku hanya menatap iba dengan makanan itu. Ingin menangis, bagaiamana mungkin $1000 sia-sia karena aku belum seutuhnya merasakan. 

Aku berlari kembali ke dalam dan memasukan sebanyak mungkin makanan tadi dalam mulutku. Aku tidak mau rugi! Jika saja membawa bag aku akan memasukannya ke dalam. 

Aku berlari sambil mengunyah, bahkan wine berwarna merah menggoda belum sempat kucicipi. 

Kenapa orang kaya selalu bersikap seenaknya? 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Kasian Em 😂😂😂😂. Aku juga akan menangis jika makanan mahal itu terbuang percuma 😆😆😆🔫🔫🔫. 

See you.  

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nur Abd malek
udah kelihatan seperti orang yg bodoh amat si Emareld,,sia² berpendidikan tinggi,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 4

    "Rupanya menyedihkan sekali tempat tinggalmu." Aku berbalik pada si setan ini dan memberi tatapan membunuh. Yeah, hidupku dan dirinya memang jauh seperti ujung langit dan kerak neraka. Anggap saja Edmund yang berada di neraka."Berhenti bicara, Tuan!"Edmund terkekeh. Sial! Bisa-bisanya aku terdiam karena melihat ketampanannya, dia sedang tidak pakain formal sekarang. Hanya kaos polo berwarna putih topi berwarna putih dan celana training abu-abu. Bahkan penampilannya biasa saja dia tetap terlihat berkelas bukan sepertiku yang mau di-make over bagaimana pun tetap seperti gembel.Edmund memaksa diriku untuk tinggal di penthouse miliknya. Dengan alasan agar aku tetap menjadi budaknya 24 jam, bahkan 25 jam. Bayangkan bagaimana neraka seperti apa yang aku jalani.Dia memasukan satu tangannya dalam saku. Jika boleh jujur sejak tadi aku terpesona dengan ketampanan Edmund. Not gonna lie dia ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 5

    Pagi ini aku masih sembunyi-sembunyi tak berani menatap langsung ke arah Edmund. Aku sangat malu. Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Baiklah, lupakan jika Edmund adalah manusia tanpa malu. Asal dia punya kemaluan saja! Astaga, Em. Masih pagi.Aku menggeleng, dengan pikiran kotor yang terlintas di kepalaku.Aku sedang mengintip Edmund yang serius dengan pekerjaannya, dia menekuni banyak dokumen di depannya sambil memakai kaca mata baca. Shit! Bahkan harus kuakui dia sangat tampan pagi ini. Apapun yang melekat dengan pria itu tampak sempurna.Edmund sepertinya sengaja membuatku satu ruangan dengan dirinya agar dia bebas menyiksaku. Terkadang aku merasa seperti hewan peliharaan Edmund. Tapi tunggu! Seekor anjing peliharaan saja masih disayang-sayang. Mungkin aku seperti ulat bulu di mata Edmund.Tidak ada pekerjaan berat yang dia lakukan, hanya saja saat dia memerintah apapun yang kulakuka

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 6

    Aku berdiri dengan mengepalkan tanganku dan perasaan malu. Aku dendam pada si bajingan ini dan suatu hari aku harus membalas semua perbuatannya padaku."Kenapa? Kau ingin melanjutkan?" tanya Edmund menantang. Aku mengepalkan tanganku, aku tahu dunia memang tak pernah adil tapi aku sudah bersumpah akan membalas semua perbuatan iblis ini.Aku berdiri di sana saat Edmund tiba-tiba menangkap pinggangku. Dadaku menempel di dadanya dan menatapnya diam. Dia bos gila! Orang kaya dan segala kekuasaan yang mereka miliki memang bersikap semena-mena."Kau gadis ceroboh." Dia berbisik saat wajahnya mendekat ke arahku, aku menutup mataku. Kenapa aku lemah sekali?"Sepertinya aku menganggu sesuatu yang sedang panas di sini." Seorang laki-laki masuk ke dalam sambil tersenyum. Dia hanya memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru, kaca mata hitam dan rambut blonde tebal."Hi, cantik. Kau s

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 7

    "Harap jangan menelponku, Tuan. Aku sedang berkencan. Pulang, aku akan mengurus bayi beruang." Aku menyisir rambutku ingin membuat curly hair.Demi menjalankan misi, aku memakai backless mini dress berwarna hitam menampilkan belakangku dress pendek sebatas paha. Malam ini aku akan berkencan dengan Daniel. Tentu saja dia akan mengajak fancy dinner, jadi aku harus menyesuaikan dengan pakaian terbuka.Edmund sebenarnya sibuk di ruangannya, tapi saat aku sedang bersiap-siap dia masuk dalam kamar dan duduk di tepi ranjang, membawa laptop di pangkuannya. Dasar gila kerja! Tidak tahukah dia untuk bersenang-senang? Atau pergi kencan dengan semua wanita? Bahkan Miranda Kerr saja mau berkencan dengan Edmund. Atau jangan-jangan Edmund seorang gay? Mataku langsung melotot dan menoleh ke arahnya yang sedang serius, memakai kacamata dan bulu-bulu kasar di seluruh wajahnya."Kenapa? Kau terpesona dengan ketampananku?" tanya Edmund percay

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 8

    Sentuhannya terasa memabukan. Merasa sangat familiar dan ingin terus memohon padanya jangan sampai semua kenikmatan yang aku rasakan sekarang hilang.Aku menatapnya seperti anak anjing dan dia tahu itu, saat tangannya menyusuri perutku yang rata. Aku haus dengan semua sentuhan laki-laki ini."Bagaimana, gadis bodoh?" Aku tahu itu sebuah hinaan tapi aku malah mengangguk, tapi mengerti dengan otak bodoh dan mesum pula."Kau akan menyesal!" Aku menggeleng, saat Edmund membasahi bibirnya, aku menggigit bibirku dan menatapnya, dia menatapku miring saat jari-jari tangannya yang panjang menyusuri celah sempit milikku yang sudah basah, aku terbaring pasrah saat tangan Edmund menggerayangi seluruh tubuhku.Tangannya menyusuri kaki jenjang milikku. Dia menciumnya begitu dalam, tatapan matanya begitu dalam dan panas membuatku ingin meledak seketika. Ya Tuhan, laki-laki ini memuja seluruh tubuhku. Apa aku bisa bilang seperti itu? Lihat! Edmund seper

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 9

    Aku pikir, setelah dia mencolok tubuhku dia akan berubah sedikit lembut. Nyatanya Edmund tetap seperti setan yang berbuat semena-mena. Aku hanya memasang wajah cemberut karena terlalu kesal pada Edmund.Dia menyuruhku untuk laundry. Masih pagi sekali sekarang, padahal aku ingin tidur dengan selimut busuk milikku dan bermimpi indah. Terbebas dari kukungan Edmund brengsek."Tuhan, kenapa aku harus punya bos brengsek seperti ini?""Aku mendengarnya!" Suaranya membuatku langsung melototkan mataku. Semoga dia tidak menambahkan hutangnya dan membuatku seperti budak. Jika aku anak kecil, aku akan mengadu pada orang tuaku jika Edmund jahat, walau dia tampan dan kaya. Oh shit! Kenapa kau harus memuji Edmund brengsek itu? Baiklah, aku menarik kembali kata-kataku.Aku melirik ke samping, Edmund yang memakai kemeja berwarna baby blue dinaikkan sebatas sikunya dan tidak dikancing menampakkan dadanya yang berbulu. Tahukah dia jika otakku ini mes

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 10

    Aku berusaha untuk melepaskan pakaian yang melekat di tubuhku, aku tidak kuat lagi. Rasanya sangat menyiksa.Aku terduduk di atas ranjang, dengan Edmund yang memperhatikanku dengan tatapan mencemooh."Kau tidak ingin menyentuhku, Tuan?" Aku memohon padanya, tapi Edmund hanya tersenyum miring. Jika tubuhku tidak panas seperti ini, aku tidak akan meminta padanya.Aku bangkit, menanggalkan blazer yang melekat di tubuhku, mendekati Edmund, menjilati bibirku, aku akan menggoda dirinya. Kuhirup aroma tubuhnya dalam, mengelus-elus dada Edmund yang hanya menunduk melihatku seperti cacing tersiram minyak panas."Tuan ..." Itu ada suara memohon dan juga penuh godaan, Edmund tidak terpengaruh sama sekali. Aku menutupi mataku, menggigit bibirku ingin disentuh, aku ingin jari-jari tangan Edmund menyentuh seluruh tubuhku. Menunggu begitu lama, tapi saat membuka mataku, Edmund tak kunjung menyentuhku, sialan! Bahkan aku sudah merendahkan harga di

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 11

    Aku menatapnya diam, aku menyukai semua yang ada dalam dirinya. Baiklah! Jangan kalian berpikiran jika aku jatuh cinta pada bajingan ini. Terlalu dini bicara cinta, memangnya siapa yang mau hidupnya terus tersiksa karena hidup bersama Edmund bastard?Saat jari-jari tangannya yang panjang memegang gelas cocktail tersebut membuatku meremas tangannya sendiri. Edmund terlalu sempurna untuk kugapai. Oh shit! Setan apa yang sedang merasuki pikiranmu, Em?Kami masih berada di rumah Edmund. Laki-laki itu sedang berada di luar, setelah acara minum teh bersama, sekarang Edmund ingin minum itu. Walau dengan pakaian kerja yang menempel di tubuhnya tapi dia tetap terlihat tampan, entah kenapa akhir-akhir ini aku melihat Edmund sebagai orang yang tampan.Harusnya Edmund jelek seperti setan bukan? Baiklah, aku memang belum pernah melihat setan, walau perlakuan Edmund lebih dari setan, jadi secara tidak langsung aku berinteraksi dengan setan setiap saat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13

Bab terbaru

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 60

    “Tentu. Minta lah apa saja padaku.” Astrid terlihat sungguh hati saat membenarkan dirinya memang berniat mengabulkan apa pun yang diminta Mase padanya.“Kenapa semudah itu?”Astrid tertawa sambil mengecup hidung mancung dengan tulang tinggi milik Mase. “Karena aku menyukai keterbukaanmu.”“Soal apa?” Mase membalas dengan kecupan di tempat yang sama. Menatap Astrid yang senyumnya seperti punya arti.“Dirimu. Tujuanmu.”Mase tersenyum lebar dengan tangan yang menggerayangi Astrid di mana saja dia bisa. “Aku belum memberitahumu tujuanku yang sebenarnya.”“Oh, kamu punya?” Entah dari mana rasa kepercayaan itu muncul. Jelas sekali bahwa Astrid membiarkan dirinya terlena, bahkan tidak masalah jika tertipu.Mase mengangguk. “Ingin tahu apa tujuanku mendekatimu?”“Katakan.” Cepat, Astrid mendekat untuk masuk ke pelukan Mase.“Teman—ah, rekan kerjaku, dia pernah mengalami masalah serius dengan sepupumu, Josh Layton.” Mase memeriksa raut Astrid yang terlihat terkejut, tapi keterkejutan yang cum

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 59

    Emerald terkejut melihat suaminya sudah ada di rumah bahkan sebelum sore.“Lho, sudah pulang, Ed?” Dia mendekat untuk mendapatkan pelukan, sekalian ciuman singkat.“Aku berencana memberdayakan pulang lebih awal setiap hari kerja.” Edmund hanya bercanda. Menunjukkan candaannya lewat gelitikan di leher istrinya.“Aku tidak akan percaya itu,” balas Emerald pura-pura merajuk.Cecilia rupanya muncul dihadapan mereka berdua dengan wajah bingung dan rambut berantakan, sambil beberapa jemarinya mengucek mata. Dia baru bangun dari tidur siangnya, sementara Elijah masih di tempat kursusnya dan Ruby ada di kamar. Main sendirian.Emerald spontan menjauhi Edmund dan menghentikan candaan mereka. Bertanya pelan pada Cecilia yang rencanakan akan dijemput oleh Anye sebelum jam makan malam.“Hai, Cecil. Mau Aunty bantu kamu untuk mandi? Sebentar lagi Aunty Anye akan menjemputmu.”Walau Cecilia suka berada di rumah Edmund karena bisa setiap saat melihat Elijah, tapi dia lebih merasa ada di rumah, jika b

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 58

    Benar, ‘kan? Mase akhirnya tahu segalanya tentang Anye Truvan. Dia tahu. Benar-benar tahu sampai ke akar-akarnya. Bagaimana Anye kehilangan keperawanannya dengan terpaksa, di usia delapan belas tahun, karena seorang pria bajingan bernama Josh Layton yang ternyata adalah mantan kekasih Anye dan seorang anak pejabat derah setempat waktu itu.Anye jarang pulang ke desanya hanya karena menghindari pria berengsek itu. Dan saat ini, Josh Layton ada dalam daftar musuh perusahaannya Edmund Bryan. Itu bagus sekali.Mase akan senang untuk ‘mengerjai’ Josh bersama Edmund.***“Cecilia, apa sandwichnya tidak enak?” Emerald cemas karena melihat roti isi sayur, tuna dan beberapa bahan segar lain di dalamnya itu, tidak tersentuh. Cecilia cuma minum susu.Ditatap oleh semua anggota keluarga Edmund, membuat Cecilia menciut, meski tidak termasuk dengan Elijah. Sudah cukup lama sampai terakhir kali dia bergabung dengan keluarga ini.“Mungkin kamu mau sereal?” Edmund, entah angin musim apa yang membawany

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 57

    “Aku takut, Uncle.” Cecilia memegangi ujung kemeja Mase, ketika melihat kedatangan Edmund yang bagai malaikat pencabut nyawa di matanya.Mengusap lembut puncak kepala gadis teramat kuat versi penilaian Mase itu, dia berkata. “Jangan khawatir. Aunty Em—maksud Uncle, emme-nya Elijah tidak bisa datang kemari, karena Ruby terluka.” Mase memperhatikan kepala mungil mendongak itu dengan senyum.“Ruby terluka?” Cecilia terkejut. Dia juga peduli terhadap Ruby, meski siapa pun tahu jika dia lebih menginginkan Elijah apa pun ceritanya.Mase mengiyakan dengan kepala mengangguk dan senyum mengembang. Perasaan tenang dan damai sebagai calon ayah. Ah, jika dipikirkan lagi, apa Adeya bersedia?“Sekarang, pulang lah bersama edde-nya Elijah, okay? Uncle akan menjemputmu nanti setelah aunty Anye sudah lebih baik.”Cecilia ragu untuk memberi isyarat kepala mengangguk, tapi dia melakukannya juga. Walau hanya seorang bocah, tapi dia seolah belajar dengan sendirinya untuk tidak banyak tingkah, apalagi meng

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 56

    Mencium dengan sepenuh hati. Jawabannya sudah tentu. Membuat Dane bahagia. Janji dalam hatinya akan segera terlaksana.Adeya suka saat berciuman dengan Dane, karena gairahnya begitu tertantang. Jangan ingatkan dia tentang Mase Geofran, sebab pria itu pun luar biasa baginya.Bolehkah dia memiliki keduanya?Dane mengecup kening Adeya setelah bibir mereka terlepas. Wajah keduanya dipenuhi dengan binar-binar cinta dan hasrat membara.Adeya tidak kuasa menahan debar jantungnya yang lebih ribut dan menjadi tidak karuan.Apa begini rasanya terlibat sesuatu yang dilarang dengan milik orang lain? Kenapa ada perasaan takut sekaligus menyenangkan yang berperang di dalam dirinya?“Apa yang kamu takutkan, Adeya?” Dane mengukir senyum manis dan lembut, ketika menyadari bahwa Adeya meremas kemeja yang dikenakannya dengan erat. Seolah semua ketakutan tersimpan di sana. Ketakutan yang tidak mudah hilang. Dane menyadari hal itu, meski masih saja bertanya.“Ah, itu ... itu, Pak.” Adeya menunduk. Sungguh

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 55

    Dane tidak menginap di rumah orang tuanya, tapi berkeliaran entah ke mana. Dia suka bersepeda. Meninggalkan mobilnya di taman kanak-kanak Rosamund dan membawa keluar sepedanya dengan perasaan nyaman.Bersih, tanpa rokok dan alkohol. Dane Madden pria seperti itu, tapi dia tidak bisa menjamin untuk perilakunya yang lain.Sambil mengayuh, hal pertama yang ingin diingatnya adalah wajah Adeya Brington saat pertama kali mereka bertemu. Penjaga sekolah yang merekomendasikan Adeya padanya. Karena tak enak hati pada penjaga sekolah yang dianggap seperti kakek sendiri, dia menerima Adeya tanpa pikir-pikir.Sembilan hari setelah mereka dikenalkan satu sama lain, penjaga sekolah meninggal dunia karena serangan jantung.Wajah Adeya waktu itu, masih sama seperti saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti.Adeya seperti seorang wanita yang tidak peduli sekitar, kecuali pada siapa dia harus merasa peduli, maka dia akan jadi yang paling perhatian.Kenapa dia baru merasa marah ketika ada orang lain yan

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 54

    “Sejak tadi, Astrid.”Bibir tipis berwarna nude milik Astrid spontan tertutup rapat. Sudah salah memperhitungkan keadaan, dia juga harus siap diceramahi habis-habisan oleh suaminya, nanti di rumah.“Pak Kepala Sekolah, sebenarnya—”“Kamu bisa pulang sekarang,” potong Dane sebelum dia semakin marah karena ucapan Astrid yang ditujukan untuk Adeya, malah menyakiti perasaannya. Memang rasanya aneh. Karena tadi, ketika rencananya dia hanya akan jadi pendengar saja di ruangan rahasianya, malah berujung dengan dirinya yang tidak tahan atas penghinaan istrinya terhadap Adeya.Adeya menganggap bahwa pertarungan harga diri sudah cukup. Dia tidak akan mungkin menang dari seorang nyonya besar yang berasal dari dua keluarga hebat.Keluarganya sendiri dan keluarga suaminya. Mortimer dan Madden. Dua keluarga setelah Edmund Bryan yang berkuasa. Mereka semua ada dijajaran teratas.Meski terinjak-injak sekali pun, dia hanya perlu diam dan menahan diri. Tidak apa. Tidak mengapa. Karena sejak kecil, dia

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 53

    Sudah dipastikan, Edmund punya pilihan pada akhirnya.Mase Geofran yang akan menjadi wali dari Cecilia Ranvil. Edmund sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Mase dan pria itu setuju, setelah diberi waktu berpikir selama beberapa hari.Bahkan Anye Truvan ikut diboyong ke rumah baru Mase, untuk menjaga Cecilia selama dua puluh empat jam penuh.Ya, rumah baru. Edmund memberikan tempat tinggal satu rute perjalanan dengan kantor. Sehingga Mase tidak perlu cemas, jika datang terlambat. Cukup lima menit berjalan kaki dan hanya semenit naik mobil.Mase mau menerimanya, karena Elijah. Bukan karena bocah itu tahu tentang keadaan Cecilia, tapi dia tahu bahwa Elijah sangat menyayangi Cecilia Ranvil. Bahkan putra sulung Edmund itu belum tahu menahu mengenai hal ini.Rencananya, akan ada pesta penyambutan rumah baru dan kepulangan Cecilia dari tempat tinggalnya dulu yang mirip seperti panti asuhan, meski tampaknya lebih cocok disebut sebagai rumah perawatan.(Siapkan pesta penyambutan yang me

  • MENGASUH TUAN MUDA BRENGSEK!    Episode 52

    “Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang

DMCA.com Protection Status