“Tentu, aku akan datang,” balas Amara cepat tanpa pikir panjang. Dia pernah beberapa kali berkunjung ke rumah Brisha, sehingga mengenal keluarga temannya itu. “Sampaikan salamku sama mamamu, Sha. Dan terima kasih karena ingat untuk mengundangku,” katanya tulus. Brisha menantang mata Amara untuk sesaat. Sedetik kemudian rasa penyesalan membanjiri Amara. Seharusnya dia tidak menjanjikan apa-apa.“Kami nggak mungkin ngeluapain kamu, Mara. Kamu yang ... menjauh.”Amara mencoba tetap mempertahankan senyumnya sebelum pamit untuk masuk ke dalam kelas. Dia selalu menyukai keluarga Brisha, terutama mamanya. Dia bahkan pernah menginap beberapa kali di rumah temannya itu. Brisha adalah teman terdekatnya, nyaris menjadi sahabat. Sebelum Amara mengambil langkah mundur dan menjauh dari semua orang yang dikenalnya.“Kamu beneran akan datang, kan?” Sophie ikut campur lagi. “Brisha kayaknya berharap kamu nepatin janji, lho!&r
Last Updated : 2021-06-25 Read more