Aranjo patuh dan duduk di sudut itu, memperhatikan bagaimana sang putra mahkota bekerja. Saat bekerja, ternyata pria itu terlihat begitu berbeda. Begitu tegas dan tidak ada senyuman di wajah tampan itu. Walaupun Raja masih berkuasa, tetapi banyak hal yang sudah diputuskan oleh Go Jia Zhen, calon raja berikutnya. Setelah para pejabat meninggalkan ruangan ini, permaisuri datang menemui suaminya itu. "Salam, Paduka," sapa sang permaisuri begitu lembut. Go Jia Zhen hanya mengangguk dingin, bahkan tidak repot menjawab sapaan itu. "Aku menyiapkan sup herbal untuk Paduka, silakan diminum selagi hangat," ujar permaisuri lemah lembut dan mengambil sebuah mangkuk dari atas nampan, yang dipegang seorang pelayannya. Melangkah dengan anggun, menghampiri meja kerja suaminya dan meletakkan mangkuk itu. "Silakan diminum, Paduka," ujar sang permaisuri perlahan. "Nanti!" jawab Jia Zhen dingin, tanpa menatap ist
Read more