Xue Huan membelai wajahnya, sesekali akan mengecup puncak kepalanya. Lalu, berkali-kali pria itu akan membisikkan permohonan. Memohon agar dirinya bangun, membuka mata, memohon dan memohon. Meminta maaf karena anak panah yang melukainya, ya, anak panah itu ditembakkan atas perintahnya. Rasa bersalah dan penyesalan, serta rindu begitu melilit jiwanya. Seperti biasa, air mata mulai mengalir membasahi wajah pria itu. Wang Xue Huan yang dikenal sebagai putra mahkota kejam, menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangannya. Semua itu membuat Aranjo juga merasakan kesedihan itu. Setiap pria itu berlinang air mata, maka jiwa Aranjo ikut menangis bersamanya. Karena itulah, Aranjo tidak dapat meninggalkan pria itu, tidak sekarang. Akhirnya, setelah lelah menangis dan memohon, akhirnya Xue Huan tertidur. Ya, berlutut di samping ranjang, sambil menggenggam tangan mungil Aranjo, Xue Huan tertidur dengan bersandar pada tangan itu. Saat pria itu terlelap, k
Baca selengkapnya