Home / Fantasi / REINKARNASI / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of REINKARNASI: Chapter 111 - Chapter 120

126 Chapters

EVAKUASI JENAZAH

Kembali kepada Buana dan Segera. Setelah mengundang seluruh anggota kelompok penelitian, akhirnya jenazah Kalila mulai dievakuasi.Sebagian orang ikut memanjat pohon guna melepaskan tali ikatan yang mengikat leher Kalila. Terutama kaum laki-laki yang ikut mengevakuasi jenazah, meski tidak semuanya mau ikut membantu.Sedangkan para perempuan di sana hanya bisa menangis saja. Mereka masih belum percaya dengan apa yang terjadi sekarang ini. Padahal tadi sore Kalilamasih mengeluh sakit kepala kepada mereka. Namun sekarang siap yang menyangka jika Kalila sudah menjadi jenazah.“Siapa yang tega melakukan ini kepada Kalila?” tangis salah seorang perempuan di sana. Dia terisak-isak dan bahkan tidak mau melihat kondisi Kalila yang mengenaskan tersebut.“Tidak tahu. Sebaiknya kita harus cepat mengevakuasi jenazah ini dan jangan lupa untuk menghubungi polisi,” ucap Buana memberikan instruksi. Karena dia merasa bahwa ini bukanlah wilayahnya, m
Read more

PETUNJUK

Sebuah jam tangan merek Swiss diberikan komandan polisi kepada Buana. Jam tangan laki-laki, sehingga jelas ini bukanlah milik Kalila.Buana segera mengambil jam tangan tersebut yang tela berlumuran darah. Dia menatap tajam, merasa tidak asing dengan jam itu. Secara bentuknya, besinya, serta mereknya, dia merasa pernah melihatnya. Tapi dimana? Buana mencoba mengingat-ingat namun tidak berhasil.“Mohon izin, saya ingin memotretnya,” ucap Buana kepada Komandan Polisi. Tentu saja dia memngizinkan, sebab akhirnya dia pun tahu jika Buana merupakan perwira polisi dan kebetulan sekali sedang menangani kasus serupa di berbagai tempat.“Oh ya, Pak, apakah pembunuhan malam ini ada sangkut pautya dengan kasus pebunuhan yang selama ini Anda tangani?” tanya si Komandan Polisi penasaran.Buana menganguk-angguk. “Ya, sama persis bahkan. Bahwa korbannya adalah seorang perempuan muda, dilakukan pada malam jumat legi, dan ada bekas gigitan sepe
Read more

PENYERAHAN TONGKAT PUSAKA

Hingga sampai tidak sadar mobil mereka sudah mencapai di Bandung. Buana belum terbangun dari tidurnya, sepertinya dia sangat kecapaian sehingga membuat matanya terus terpejam. Karena Segara tidak tahu pasti alamat rumah Galih, maka dia pun membangunkan kakaknya tersebut.“Kak, kak... kita sudah sampai nih. Dimana alamatnya?” Digoyang-goyangkan tubuh kakaknya itu, membuat Buana membuka mata perlahan-lahan.“Eh, sudah sampai, ya? Kok rasanya baru sebentar banget?” Astaga, ternyata Buana masih merasa kantuk. Segara hanya tertawa. Dan daripada salah jalan, akhirnya mereka pun memutuskan berganti posisi, Buana yang sekarang memegang stir mobil.Tak sampai dua pulu menit mereka sampai di rumah Galih. Kebetulan sekali saat itu Gendis sedang menyapu halaman rumah depan.Perempuan yang tengah hamil itu sangat senang ketika melihat mobil suaminya datang. Dia langsung melempar sapu yang berada di tangan dan langsung berlari guna memeluk suami
Read more

JAM TANGAN SANG IBLIS

Hingga sampai tidak sadar mobil mereka sudah mencapai di Bandung. Buana belum terbangun dari tidurnya, sepertinya dia sangat kecapaian sehingga membuat matanya terus terpejam. Karena Segara tidak tahu pasti alamat rumah Galih, maka dia pun membangunkan kakaknya tersebut.“Kak, kak... kita sudah sampai nih. Dimana alamatnya?” Digoyang-goyangkan tubuh kakaknya itu, membuat Buana membuka mata perlahan-lahan.“Eh, sudah sampai, ya? Kok rasanya baru sebentar banget?” Astaga, ternyata Buana masih merasa kantuk. Segara hanya tertawa. Dan daripada salah jalan, akhirnya mereka pun memutuskan berganti posisi, Buana yang sekarang memegang stir mobil.Tak sampai dua pulu menit mereka sampai di rumah Galih. Kebetulan sekali saat itu Gendis sedang menyapu halaman rumah depan.Perempuan yang tengah hamil itu sangat senang ketika melihat mobil suaminya datang. Dia langsung melempar sapu yang berada di tangan dan langsung berlari guna memeluk suami
Read more

SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA

Demi membuat Gendis tenang, Buana berinisiatif untuk mengajaknya tidur sekarang juga. Dengan lembut Buana melepaskan pelukan Gendis, lalu membaringkan perempuan tersebut di atas ranjang.Sebentar dtatapnya mata yang sembab tersebut. Buana tidak tega ketika melihat istrinya sedang menangis. Dia paham bahwa Gendis sangat mencintai adiknya, sehingga dia merasa tidak terima jika Genta merupakan aktor utama dari pembunhan yang selama ini terjadi.“Apa Genta akan baik-baik saja, Mas?” ucap Gendis sambil terus menatap Buana.“Ya, aku berharap semua keadaan akan baik-baik saja.” Buana mencium kening Gendis. Tangannya dengan lembut lalu mengusap-usap pipi istrinya tersebut yang masih saja menampilkan wajah khawatir. Buana tersenyum, lalu mengangguk. “Semuanya akan baik-baik saja, Sayang,” ulangnya kembali. Kemudian dia mulai membuka kancing baju Gendis, satu demi satu.Gendis tahu apa yang akan dilakukan oleh suaminya itu. Melep
Read more

BERKAS-BERKAS PENTING

“Ya, meski aku yakin tidak sepenuhnya begitu,” jawab Buana. “Bisa jadi Genta sebenarnya adalah manusia biasanya, namun jiwanya tertawan oleh Sang Iblis. Iblis sengaja menguasainya agar bisa melancarkan aksi kejinya yang di masa lalu sempat digagalkan oleh Mpu Supa dan Raden Kamandraka.”Segara mengangguk-angguk. “Nah, kalau begitu apakah sekarang berarti Sang Iblis mengetahui jika kita adalah reinkarnasi dari Raden Kamandraka dan Mpu Supa, Kak?”Buana yang masih fokus menyupir sambil berpikir. “Mmm, aku rasa sekarang ini sudah. Mengingat jika Sang Iblis mendatangi situs Mataram kuno hari lalu akibat sinyal yang dia terima dari kemunculan keris yang kamu pegang. Sehingga bisa disimpulkan selama kita membawa keris dan tongkat ini, maka Iblis bisa mendeteksi keberadaan kita. Sehingga, Segara, aku ingin kita selalu waspada sebab Sang Iblis bisa menyerang kita kapan saja.”“Baik, Kak. Aku tahu hal itu. Tapi masala
Read more

TRANSGENDER

Mobil  Buana melaju kencang di jalanan kota. Saat ini mereka tengah menuju ke sebuah apartemen di salah satu wilayah elite. Karena menurut penuturan orang kepercayaan Buana, Genta membeli sebuah apartemen mewah diam-diam tanpa sepengetahuan orangtua. Dan di sanalah dia kerap tinggal bersama Giselle untuk berduaan.Tapi sayang laju mobil tidak bisa lagi kencang karena ternyata mereka sekarang terjebak kemacetan. Sehingga mobil Buana harus merambat dan mengantri menunggu gilran berjalan.Tak mau membuang-buang waktu, di tengah macet itu Segara langsung membuka koper hitam di belakang untuk mempelajari sekali lagi dokumen-dokumen yang sudah dibawa. Dia mengamati foto-foto para korban, dan juga dokumen penting lain seperti hasl penelitian yang dulu didapatkan dari Kalila.“Kak, apakah benar para gadis ini dibunuh pada malam jumat legi semua?” tanya Segara sambil masih mengamati foto-foto itu.Buana mengangguk sebagai jawaban. “Dan janga
Read more

REINKARNASI

Memang begitulah yang terjadi. Setelah bertemu dengan Mpu Badingga, seolah kehidupan Buana dan Segara selalu diikuti oleh sosok ruh yang tidak kasat mata.Semua ini terlau sulit untuk dijelaskan oleh keduanya, tetapi mereka benar-benar merasakan kehadirannya, sosok Mpu Supa dan Raden Kamandraka.Seperti halnya ketika Buana sedang tidur, dia akan didatangi oleh sosok laki-laki tua berambut serba putih yang menjulur panjang. Memang di dalam mimpi tersebut sosok Kakek tua tidak terlihat begitu jelas, namun yang pasti Buana bisa memastikan melalui instingnya bahwa itu adalah sosok Mpu Supa.Saat mendatangi Buana di alam mimpi Mpu Supa tidak bericara banyak hal. Beliau hanya suka duduk di samping Buana, dan saat itu adalah malam hari dengan taburan bintang-bintang.Buana pun tidak mencoba untuk bertanya hal apa pun dengan sosok Mpu Supa di dalam mimpinya, melainkan Buana hanya membiarkan beliau tersenyum memandangi wajahnya, sambil sesekali mengusap-usap kepal
Read more

APARTEMEN NO 904

Tidak heran jika ini disebut apartemen elite karena berada di tengah kawasan tempat tinggal para orang konglomerat. Bagi Genta tentu saja uang bukanlah masalah sebab dia merupakan putra seorang yang sangat berada, sehingga bahkan uang sakunya sangat cukup jika harus membeli apartemen di sini.Bangunan ini terdiri dari 15 lantai, sedangkan lantai paling atas digunakan untuk tempat pendaratan helikopter. Sebab tidak jarang para penghuni apartemen di sini kerap menyewa helikopter untuk kepentingan sehari-hari atau sekadar untuk cari sensasi. Begitulah.Setelah menganalisis dengan saksama lingkungan sekitar apartemen, Buana dan Segara langsung naik menuju lantai sembilan. Kepada security di depan Buana menunjukkan lencananya sebagai perwira polisi dan berkata dia ingin melakukan investigasi dengan salah satu penghuni di sini.Tentu saja si security langsung memberikan izin tanpa banyak bertanya. Malahan dia menawarkan jasa informasi mengenai apartemen jika memang di
Read more

PENGAKUAN

Mimik wajah genta berubah menjadi ketakutan saat tahu Buana tidak main-main. Wajar, siapa yang tidak takut dengan peristiwa seperti ini, ditodong pistol tepat di hadapan keningnya? Jelas saja semua orang akan takut. Namun sebenarnya yang dilakukan Buana hanyalah sedang ingin memancing Sang Iblis agar keluar dari tubuh Genta. Sebab sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemuculan makhluk laknat tersebut.“Akan kuhitung satu sampai tiga, jika kamu masih mengelak atas perbuatanmu, maka jangan salahkan aku jika kutarik pelatuk ini!” ucap Buana semakin menekan moncong pistol ke kening iparnya.“Satu...”Tubuh Genta mulai gemetar. Terlihat jelas dia ketakutan dan tidak ingin mati. Sepertinya jiwanya sekarang sedang ingin melawan Sang Iblis yang mengekang dalam dirinya.“Dua...” Buana terus menghitung mundur tanpa ampun. Jarinya telah bersiap untuk menarik pelatuk!“Tiga!!!”“Oke, oke, stop! Aku
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status