Beranda / Fantasi / REINKARNASI / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab REINKARNASI: Bab 101 - Bab 110

126 Bab

SOSOK MPU REMBULAN

Sementara itu, Buana sudah bisa merasakan hawa dingin yang teramat menggigiti kulitnya. Bahkan udara itu terasa sampai menusuk ke tulang, sehingga dengan cepat Buana menyimpulkan bahwa Desa Rowopening sudah tidak jauh lagi.Untuk memastikan hawa dingin tersebut, Buana sampai membuka jaketnya. Dan benar saja, dia menggigil kedinginan dan segera memakai jaketnya kembali.“Lalu dimana gapura itu?” ucapnya menoleh ke kanan dan kiri. Matanya terus menerawang di kegelapan guna mencari tulisan di gapura tersebut. Tak lama kemudian gapura yang dimaksud akhirnya kelihatan. “Yah, tidak salah lagi, pasti itu adalah pintu masuk menuju ke Desa Rowopening.”Mobil itu berjalan perlahan ketika sudah memasuki gapura desa. Sebab jalan aspal sudah tidak lagi, kini digantikan dengan jalan penuh tanah gembur yang basah. Bahkan ban mobil milik Buana sempat ambles dan terselip  beberapa kali. Namun beruntung Buana bisa mengatasi hal tersebut.&ldquo
Baca selengkapnya

PENCARIAN MPU BADINGGA

Sebenarnya Mpu Rembulan banyak tahu perihal Buana, namun beliau memilih bungkam. Beliau berkata, “Untuk lebih jelasnya, nanti Mpu Badingga yang akan menjelaskan kepadamu, Anak Muda.”Buana lekas pamit dari gubuk reyot tersebut. Dia berjalan kembali menuju ke mobilnya yang masih berhenti di tanjakan yang curam. Dan ajaibnya, ketika dia sekarang berusaha menyetir, ban belakang itu sudah tidak terselip lagi. Walhasil dengan mudah Buana pun bisa pergi dari tanjakan curam tersebut.Melewati jalan tanah yang gembur, Buana terus menancap gas untuk keluar secepatnya dari Desa Rowopening ini. Dia masih tidak habis pikir bahwa Kakek tua penjua kopi yang ditemuinya tadi adalah Mpu Badingga sendiri.“Hahahaa, ini menarik. Setidaknya sekarang aku sudah bisa menemukan dirimu, Mpu Badingga,” ucap Buana menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa senang. Dia merasa sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Mpu Badingga dan mencari tahu kebenaran mengenai kas
Baca selengkapnya

KOPI PAHIT YANG MENYENGAT

Buana dan Segara saling menatap satu sama lain begitu melihat kejadian yang ajaib ini. Padahal baru saja mereka melintasi jalan ini, dan warung itu sama sekali tidak ada. Namun entahlah, mengapa sekarang tiba-tiba warung tenda kopi ini mendadak buka?“Apa yang terjadi sebenarnya, Kak?” tanya Segara merasa penasaran.Buana hanya bisa menggelengkan kepala sambil terus memegangi kemudinya. “Aku juga tidak tahu, Dik. Tapi alangkah baiknya sekarang kita sambangi saja Kakek tua penjual kopi itu dan bertanya langsung kepada beliau.” Setelah mengatakan itu mereka langsung memarkir mobil di bahu jalan.Hujan masih deras malam ini. Bahkan kadang-kadang dicampur dengan angin yang beriup cukup kencang. Sehingga meski jarak antara mobil dan tenda hanyalah dekat, namun Buana dan Segara cukup basah bajunya saat mereka berlari menuju tenda kopi tersebut.“Wah wah, kalian kok hujan-hujanan?” sapa Kakek tua dengan ramah begitu mereka sam
Baca selengkapnya

SEBUAH TUGAS PENTING

Sinar mentari pagi menembus kelopak mata Buana. Dia segera terbangun dan cukup terkejut ketika mengetahui dirinya tengah berada di tempat yang asing.“Dimana aku? Kenapa aku ada di sini?” Mata Buana segera berkeliling mencari-cari sebuah petunjuk di sekitar. Yang terlihat hanyalah dinding yang terbuat dari sulaman bambu, serta sebuah ranjang kecil yang digunakan untuk dirinya tidur.“Dimana Segara? Dan dimana Kakek tua yang semalam aku temui itu?” Pertanyaan demi pertanyaan terus berkelabat dalam benak Buana, sehingga saat itu juga dia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur guna membuka pintu kamar.Ajaib! Ternyata rumah sederhana yang sedang dia tinggali tersebut berada tepat di bawah air tejun yang tinggi. Dan samar-samar Buana melihat di bawah aliran air terjun tersebut ada si kakek Tua bersama dengan Segara yang sedang berbicara asyik.Entah apa yang sedang mereka berdua bicarakan sekarang, namun sekilas keduanya cukup akr
Baca selengkapnya

SANG PUSAKA

Sinar mentari pagi menembus kelopak mata Buana. Dia segera terbangun dan cukup terkejut ketika mengetahui dirinya tengah berada di tempat yang asing.“Dimana aku? Kenapa aku ada di sini?” Mata Buana segera berkeliling mencari-cari sebuah petunjuk di sekitar. Yang terlihat hanyalah dinding yang terbuat dari sulaman bambu, serta sebuah ranjang kecil yang digunakan untuk dirinya tidur.“Dimana Segara? Dan dimana Kakek tua yang semalam aku temui itu?” Pertanyaan demi pertanyaan terus berkelabat dalam benak Buana, sehingga saat itu juga dia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur guna membuka pintu kamar.Ajaib! Ternyata rumah sederhana yang sedang dia tinggali tersebut berada tepat di bawah air tejun yang tinggi. Dan samar-samar Buana melihat di bawah aliran air terjun tersebut ada si kakek Tua bersama dengan Segara yang sedang berbicara asyik.Entah apa yang sedang mereka berdua bicarakan sekarang, namun sekilas keduanya cukup akr
Baca selengkapnya

RITUAL SUMPAH

Ritual ini dinamakan dengan Ritual Sumpah! Tujuannya adalah untuk mengikat sebuah perjanjian agar seseorang bisa menyelesaikan sebuah misi yang besar dengan segenap jiwa raganya. Bahkan ritual ini akan membuat seseorang terikat jiwanya, dan jiwa tersebut akan terus hidup bereinkarnasi untuk melakukan misi yang sama.Dan sekarang ritual inilah yang aka dijalani oleh Buana dan Segara. Di bawah bimbingan Mpu Badingga, mereka berdua disuruh bertelanjang bulad hingga tanpa mengenakan sehelai pun kain.Berikutnya mereka disuruh berendam di bawah guyuran air terjun yang sangat deras.Dingin sekali! Buana dan Segara merasakan air yang begitu dingin seperti es sebab ini merupakan air yang bersumber langsung dari mata air di ujung hulu sana.Hanya butuh satu detik saja sesaat setelah mereka menyelupkan diri ke dalam kolam di bawah air mancur tersebut, tubuh mereka berdua lngsung menggigil, bahkan seakan tulang-tulang mereka seperti rontok!Buana menggigil, h
Baca selengkapnya

PEMAKAMAN

Mpu Badingga merasa puas dengan yang sudah didengarnya, kemudian untuk hal yang terakhir beliau pun berkata, “baru saja aku mendapat penglihatan jika Sang Iblis sekarang sedang berada di situs Mataram kuno! Dia telah mengetahui kemunculan Keris Sang Pusaka ini. Maka dari itu kalian pergilah secepatnya ke sana. Sebab aku khawatir Sang Iblis sudah menumbalkan korban yang baru!”“Siap, Mpu! Kami akan segera ke sana!” ucap Buana dan Segara secara bersamaan. Kini keduanya tampak lebih tenang dalam menghadapi situasi yang genting. Pertapaannya selama sepuluh hari terakhir telah menempa seluruh jiwa dan raganya, hingga membuat keduanya semakin kuat secara fisik maupun psikis.Dan lagi, Mpu Badingga menggerakkan tangannya, membuat seketika alam di sekitar bergoncang hebat!Angin ribut datang menerbangkan apa saja! Pohon-pohon meliuk, burung-burung berhamburan, air terjun muncrat ke segala arah tidak terkendali. Alam di sekitar menjadi mengamuk, m
Baca selengkapnya

MALAM LEGI

Waktu menunjukkan pukul 20.00 malam ketika Buana dan Segara sampai di situs penelitian Mataram Kuno ini.Segara baru saja terbagun dari tidurnya. Sepertinya dia sangat lelah sekali, sehingga sepanjang perjalanan laki-laki itu hanya menghabiskan waktu di alam mimpi. Sedangkan Buana yang tidak tidur sama sekali tetap bugar. Mungkin karena dirinya adalah seorang polisi yang terlatih sehingga tidak tidur adalah hal yang sudah biasa dia lakukan.“Oh, sudah sampai rupanya,” ucap Segara sambil mengucek mata. Suaranya masih serak, karena itulah dia mengambil botol air putih dan langsung menenggaknya.Di samping Segara ada Buana yang malah sibuk memainkan ponsel. Keningnya mengerut serius. Atas hal tersebut Segara jadi penasaran.“Ada apa, Kak?”“Aku sedang mengecek kelender.”“Kenapa memang? Bukankah ini jelas-jelas hari kamis?”Buana mengalihkan pandangan dari layar ponsel untuk menatap adiknya
Baca selengkapnya

PENCARIAN KALILA

“Hei, kalian dengar suara itu?” tanya Buana kepada yang lain. Seluruh orang di sana mengangguk.Maka tak menunggu lagi, mereka pun segera berlari ke arah sumber suara. Dengan panik mereka membawa senter, tongkat, serta senjata lain untuk berjaga-jaga apabila Kalila sedang dijahati oleh seseorang.Suara tersebut bersumber dari luar area penelitian, tepatnya di kawasan hutan yang berada di samping kawasan tersebut.Buana dan Segara berjalan paling depan, sedangkan belasan orang lain membututinya di belakang. Tidak ada yang bersuara, karena dalam hati masing-masing sedang panik mendengar suara tersebut.Memasuki kawasan hutan, semuanya bertambah tegang. Hening sekali hutan ini, hanya ada bunyi-bunyian daun-daun bergesekkan dengan daun lainnya, serta tidak ada suara hewan-hewan malam.“Kalila! Dimana kamu?” teriak Segera mencoba memanggil. Namun tidak ada jawaban apa-apa dari Kalila.“Kalila! Hallo! Dimana kamu?&rdq
Baca selengkapnya

HAL BURUK TERJADI

Untuk memastikannya, Segara pun ikut mencelupkan jemarinya dan mengambil sebagian air tersebut kemudian mencium baunya.Anyir dan pekat. Ya, tidak salah lagi bahwa air pada anak sungai ini sudah bercampur dengan darah! Tapi masalahnya, darah apa ini?“Apakah ini darah rusa yang baru saja mati diburu oleh harimau?” tanya Segara.Buana menggeleng mantap. Jelasdia sangat tahu jika ini merupakan darah manusia. “Aku sudah beratus kali menangani masalah pembunuhan, Segara. Dan bisa kupastikan jika ini merupakan darah manusia!”“Apa? Yang benar saja, Kak? Bagaimana mungkin ada darah manusia mengalir di anak sungai tengah hutan begini?” Segara panik. Sekali lagi dia mengambil air di anak sungai tersebut dan mencium kembali aromanya.“Aku tidak tahu. Dan untuk tulah kita harus memeriksanya segera! Kita akan menyusuri anak sungai ini sampai menemukan sumber darahnya,” ucap Buana yang kemudian langsung berjalan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status