Plaaak!Tamparan Rose tak hanya tidak menyakiti Madeline sama sekali, tapi Madeline saat ini memegang erat pergelangan tangan Rose.Madeline masih ingat dengan jelas semua tamparan dan pukulan yang dideritanya sebelumnya.Di saat ia mendapatkan kembali penglihatannya, ia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dirinya tak akan pernah membiarkan siapapun menindasnya lagi!“Kau, lepaskan aku!” Rose berteriak sembari berjuang melepaskan pergelangan tangannya dalam amarah. Namun, Madeline cukup kuat. Berkat kekuatan dari kebenciannya yang telah diberikan padanya, ia bukan lagi si lemah yang bisa ditindas oleh siapa pun!“Madam, tolong jaga mulut Anda! Jika Anda ke sini sebagai pelanggan, saya akan menyilakan Anda datang kapan pun. Namun, jika Anda ke sini untuk membuat masalah, maka silahkan enyah sekarang!” Kedua mata Madeline menusuk tajam saat ia memberi tekanan pada setiap kata, terlihat mendominasi. Kedua mata Rose membelalak untuk beberapa detik, sepertinya syok hingga tak bisa berkat
Baca selengkapnya