Semua Bab Pernikahan yang Keliru : Istri Penuh Dosa: Bab 141 - Bab 150

2479 Bab

Bab 141

Wajah Jeremy makin dingin. “Madeline, aku memintamu untuk menandatangani surat cerai itu”“Aku tidak akan melakukannya." akhirnya Madeline menjawab, dan anehnya, nada bicaranya terdengar tenang.Jeremy menatap Madeline yang duduk di depannya dengan dingin dan tidak bergerak sementara matanya tertuju ke tempat lain. Gadis itu tidak pernah menatap matanya. Jeremy merasakan amarah memuncak di dadanya. "Madeline, jangan coba-coba menantang kesabaranku. Kau tahu apa konsekuensinya.”Ketika ia dihadapkan dengan ancaman dan peringatan Jeremy, wajah Madeline sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Sebaliknya, ia tersenyum.“Jeremy, aku katakan untuk terakhir kalinya. Aku tidak akan menandatangani surat cerai itu. Kalau kau ingin menikahi Meredith, silakan. Tunggu saja, aku akan menuntutmu dengan pasal poligami.”“Madeline Crawford!” Jeremy benar-benar murka. “Aku juga memintamu untuk yang terakhir kalinya. Kamu mau tanda tangan atau tidak?”“Tidak!” Madeline berkata dengan tegas.Wajah Jerem
Baca selengkapnya

Bab 142

Setelah mendengar Jeremy mengatakan itu, Madeline merasakan sebuah kehangatan di punggung tangannya.Jeremy memegang tangannya dengan erat dan memaksanya untuk menuliskan namanya 'Madeline Crawford' di halaman terakhir.Itu benar namanya namun dalam tulisan tangan Jeremy. Setelah selesai menulis, Jeremy mengayunkan tangan Madeline ke samping dan menarik kertas-kertas itu. Dia menatap nama gadis itu di atas kertas dan merasakan kegelisahan di hatinya. Tidak hanya dia tidak merasa lega, tetapi dia juga merasakan beban berat yang tidak normal menekannya.Dia menunduk dan menatap Madeline yang masih tertelungkup di lantai. Wajah gadis itu pucat dan di kedua pelupuk matanya air mata telah menggenang. Selain itu, terdapat juga darah di bibirnya seolah-olah dia telah menggigit bibirnya terlalu keras. Dia tampak babak belur dan menyedihkan.Jeremy mengerutkan kening. “Madeline, apa kau punya permintaan?”“$500.000,” kata Madeline tanpa ragu-ragu.Setelah mendengar itu, Jeremy mencemooh dengan
Baca selengkapnya

Bab 143

Jeremy mencengkeram kemudi lebih erat lagi. Dia mulai curiga apakah matanya sudah tidak berfungsi. Namun, jelas bahwa mata Madeline-lah yang tidak berfungsi.Gadis itu buta.Dia benar-benar buta.Dia tidak bercanda sebelumnya ketika kesulitan menandatangani surat cerai. Kebutaannya nyata.Namun, dia baik-baik saja sebelumnya. Mengapa sekarang dia jadi buta?Jeremy melihat Madeline merangkak di trotoar, sedang mencari sesuatu sambil menangis. Dia merasa sulit bernafas dan bahkan merasa seperti akan mati tercekik. Salju semakin lebat dan bahkan hujan pun mulai turun. Orang-orang di sekitar gadis itu mulai pergi, membuat jalanan menjadi kosong. Namun, Madeline masih mencari-cari sesuatu.Ia menangis. Ia sangat gelisah, seperti anak kecil yang kehilangan mainan favorit mereka.Jeremy keluar dari mobil dengan perasaan putus asa. Perlahan dia berjalan ke arah Madeline, langkah-langkahnya terasa sangat beratNamun, gadis itu tidak memperhatikan kehadiran atau keberadaannya. Tubuh kurusnya ma
Baca selengkapnya

Bab 144

Saat mendengar suara gadis itu, Jeremy menarik tangannya.Seketika, tangan Meredith kosong dan ekspresi kegembiraan di wajahnya pun membeku. Apa yang terjadi setelah itu adalah, ekspresinya pecah berkeping-keping.Semua orang melihat ke arah sumber suara dan menemukan sesosok tubuh mungil dan rapuh.Sosok itu adalah Madeline.Gadis itu mengenakan gaun yang sederhana dan elegan. Dia juga mengenakan riasan tipis di wajahnya. Terlepas dari bekas luka di wajahnya, dia masih terlihat sangat cantik, seakan-akan baru saja keluar dari lukisan.Semua orang tahu bahwa dia adalah Madeline. Mantan istri Jeremy.Namun, tak ada yang tahu kalau dia buta. Madeline memaksa dirinya untuk berjalan ke arah yang ia tuju. Tubuhnya menyambut pelukan kematian, namun ia berjalan ke depan meski dalam kesulitan.Jeremy memperhatikan Madeline yang berjalan perlahan ke arahnya. Dia berusaha keras untuk menatap mata Madeline, namun sayangnya, tidak ada titik fokus di kedua matanya. Dia tidak akan menemukan cinta y
Baca selengkapnya

Bab 145

Meredith membuang buketnya dan dengan bergegas berlari ke depan Madeline. Dia mulai menangis, dan seperti biasa, memasang topeng menyedihkan di wajahnya.“Maddie, hari ini adalah hari pertunanganku dan Jeremy. Aku tahu kau membenciku, tapi aku harap kau tidak melakukan apa pun yang impulsif untuk menyakiti orang yang aku cintai.”“Madeline, hari ini adalah hari pertunangan putriku tersayang dan calon menantuku. Kalau kau tidak ingin mendapat masalah, pergilah sekarang!” Sean memperingatkan dengan suara tegas, berniat mengusirnya.“Madeline, untuk seorang perempuan kejam dan tak berperasaan sepertimu, masih bisa hidup sampai sekarang… Itu sudah termasuk lolos dari hukuman dengan sangat mudah. Enyah sekarang! Kalau tidak, aku akan membuatmu menyesali ini!" Eloise mengancam.Madeline patah hati parah. Namun, ia masih menampakkan ekspresi tenang di wajahnya. Ia tersenyum lebar, dan berkata, “Apakah Anda tahu cara membaca peruntungan saya, Mrs. Montgomery? Saya mengalami kesulitan hidup hin
Baca selengkapnya

Bab 146

“Madeline!”Dengan panik Jeremy bergegas lari ke arah Madeline. Dia tidak tahu seberapa besar ketakutan dan teror yang ada di hatinya saat meneriakkan nama Madeline.Kaki Madeline sudah menyerah saat ia bersandar ke dinding untuk memaksa dirinya berdiri. Namun, ia tetap tidak dapat melakukannya tidak peduli seberapa keras ia berusaha. Bahkan kesadarannya mencoba melayang dan mengembara.Jeremy akhirnya sampai dan langsung memeluk tubuh gemetar Madeline.Melihat bibir Madeline yang berlumuran darah, jantung Jeremy melonjak sampai ke tenggorokannya dan dia pun merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Jeremy!" Meredith ikut berlari sambil menatap Madeline yang berada di ambang kematian. Tentu saja dia sama sekali tidak merasa khawatir, tapi dia sangat tidak senang melihat perlakuan Jeremy terhadap Madeline sekarang.“Jeremy, para tamu sedang menunggu. Bagaimana kau bisa meninggalkan Mer dan mengejar perempuan ini?" Eloise juga datang. Dia menatap Madeline yang tadi m
Baca selengkapnya

Bab 147

“Enyah kau! Jangan sentuh dia!”Tiba-tiba Jeremy meraung. Dia berlari keluar sambil membopong tubuh Madeline ke pinggir jalan sebelum akhirnya memanggil taksi.Selama beberapa detik Ava terjebak dalam kebingungan sebelum akhirnya berlari mengejar Jeremy.Meredith and Eloise juga bergegas lari. Mereka tidak sempat menghentikan Jeremy saat melihat pria itu sudah berada di dalam taksi bersama Madeline.Ava mengepalkan tinjunya dan menggertakkan gigi-giginya. Tanpa pikir panjang, dia mengejar mereka.Lampu di dalam ruangan IGD menyala saat Jeremy duduk di ruang tunggu dengan diam. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Kehangatan dan aroma tubuh Madeline masih tertinggal di kedua tangannya. Namun, kemeja putihnya telah ternoda oleh darah yang tadi dimuntahkan gadis itu. Terlalu banyak darah dan menjadi pemandangan yang tak menyenangkan untuk dilihat.Dia memejamkan matanya, benaknya dipenuhi dengan apa yang Madeline katakan sebelum gadis itu menutup matanya.“Jeremy Whitman! Daki bum
Baca selengkapnya

Bab 148

Kata perawat, menyerahkan surat pernyataan penyakit kritis.Selembar kertas tipis mendarat di tangan Jeremy, tapi terasa seperti batu berat yang membebani dirinya. Tekanan tak terlihat ini membuatnya sangat tidak nyaman.Pernyataan penyakit kritis…Apakah gadis itu akan meninggalkan dunia ini dan jauh dari pandangannya?Dia tak akan membiarkan itu terjadi!“Jeremy, karena sekarang kondisinya sudah begini, kau harus menandatangani pernyataan itu dan merelakan Maddie pergi dengan damai." Meredith maju dan menasehatinya, meraih lengannya.Namun, Jeremy malah mendorong gadis itu dan meremas surat pernyataan penyakit kritis itu menjadi bola. Matanya merah. “Pernyataan penyakit kritis apa? Madeline selalu baik-baik saja. Bagaimana dia bisa tiba-tiba dalam kondisi kritis? Kau harus menyelamatkannya. Jika terjadi sesuatu padanya, jangan berpikir kau akan bisa menjalankan rumah sakit ini lagi!”Perawat malang itu mulai gemetaran saat melihat ekspresi menakutkan Jeremy. Dia berbalik dan berlari
Baca selengkapnya

Bab 149

Bagaimana mungkin?Dulu dia sama sekali tidak peduli pada gadis itu. Dia tidak pernah peduli pada Madeline.Jeremy terus menghipnotis dirinya sendiri sambil menekan perasaannya. Namun, rasa sakit yang hebat di hatinya memaksanya untuk menerima kebenaran yang tak dapat dia sangkal lagi.DIA TELAH JATUH CINTA PADA MADELINE.Dia tidak tahu kapan itu dimulai, namun dengan perlahan Madeline membangun sebuah rumah di dalam hatinya.Dia ingat bahwa dia mencintai Meredith. Dia mencintai Meredith, gadis yang telah dia beri janjinya ketika mereka masih sangat muda. Mengapa orang itu malah menjadi Madeline?Jeremy memijat pelipisnya, dia diselimuti kegelisahan. Matanya menatap cahaya di ruang operasi yang masih menyala. Dia merasa seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting dalam pasir isap ingatannya, dan tak bisa mendapatkannya kembali.Sehari penuh sudah berlalu namun lampu di ruang operasi masih juga belum dipadamkan.Meredith sudah tidak sabar, namun saat ini Jeremy terlihat sangat
Baca selengkapnya

Bab 150

Jeremy langsung merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Kedua matanya melebar, sangat lebar sehingga terlihat seperti akan jatuh dari rongganya. “Apa yang Anda maksud dengan kami sudah berusaha sekuat tenaga?” dia bertanya. Kata-kata dokter tadi adalah kata-kata yang tidak ingin didengar oleh anggota keluarga.Seorang dokter menatapnya dan menghela nafas. “Sebuah keajaiban karena pasien masih bisa hidup sampai hari ini. Saya ikut berduka cita.”Dia tidak akan menerima hasil ini apapun yang terjadi.Dia ingin Madeline hidup.Dia ingin gadis itu hidup agar bisa mendengarkan dirinya mengatakan yang sebenarnya.“Saya memeriksa pasien ini tiga tahun lalu. Saat itu, dia hamil dan saya memintanya untuk menggugurkan bayinya. Namun, dia bersikeras untuk melahirkan anak tersebut. Saya pikir, baginya anak itu lebih penting daripada nyawanya sendiri. Sekarang setelah dia pergi, anak itu akan bisa hidup untuk ibunya. Saya pikir itu semacam penghiburan." Seorang dokter wanita menimpali. Sete
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
248
DMCA.com Protection Status