“Madeline!”Dengan panik Jeremy bergegas lari ke arah Madeline. Dia tidak tahu seberapa besar ketakutan dan teror yang ada di hatinya saat meneriakkan nama Madeline.Kaki Madeline sudah menyerah saat ia bersandar ke dinding untuk memaksa dirinya berdiri. Namun, ia tetap tidak dapat melakukannya tidak peduli seberapa keras ia berusaha. Bahkan kesadarannya mencoba melayang dan mengembara.Jeremy akhirnya sampai dan langsung memeluk tubuh gemetar Madeline.Melihat bibir Madeline yang berlumuran darah, jantung Jeremy melonjak sampai ke tenggorokannya dan dia pun merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Jeremy!" Meredith ikut berlari sambil menatap Madeline yang berada di ambang kematian. Tentu saja dia sama sekali tidak merasa khawatir, tapi dia sangat tidak senang melihat perlakuan Jeremy terhadap Madeline sekarang.“Jeremy, para tamu sedang menunggu. Bagaimana kau bisa meninggalkan Mer dan mengejar perempuan ini?" Eloise juga datang. Dia menatap Madeline yang tadi m
“Enyah kau! Jangan sentuh dia!”Tiba-tiba Jeremy meraung. Dia berlari keluar sambil membopong tubuh Madeline ke pinggir jalan sebelum akhirnya memanggil taksi.Selama beberapa detik Ava terjebak dalam kebingungan sebelum akhirnya berlari mengejar Jeremy.Meredith and Eloise juga bergegas lari. Mereka tidak sempat menghentikan Jeremy saat melihat pria itu sudah berada di dalam taksi bersama Madeline.Ava mengepalkan tinjunya dan menggertakkan gigi-giginya. Tanpa pikir panjang, dia mengejar mereka.Lampu di dalam ruangan IGD menyala saat Jeremy duduk di ruang tunggu dengan diam. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Kehangatan dan aroma tubuh Madeline masih tertinggal di kedua tangannya. Namun, kemeja putihnya telah ternoda oleh darah yang tadi dimuntahkan gadis itu. Terlalu banyak darah dan menjadi pemandangan yang tak menyenangkan untuk dilihat.Dia memejamkan matanya, benaknya dipenuhi dengan apa yang Madeline katakan sebelum gadis itu menutup matanya.“Jeremy Whitman! Daki bum
Kata perawat, menyerahkan surat pernyataan penyakit kritis.Selembar kertas tipis mendarat di tangan Jeremy, tapi terasa seperti batu berat yang membebani dirinya. Tekanan tak terlihat ini membuatnya sangat tidak nyaman.Pernyataan penyakit kritis…Apakah gadis itu akan meninggalkan dunia ini dan jauh dari pandangannya?Dia tak akan membiarkan itu terjadi!“Jeremy, karena sekarang kondisinya sudah begini, kau harus menandatangani pernyataan itu dan merelakan Maddie pergi dengan damai." Meredith maju dan menasehatinya, meraih lengannya.Namun, Jeremy malah mendorong gadis itu dan meremas surat pernyataan penyakit kritis itu menjadi bola. Matanya merah. “Pernyataan penyakit kritis apa? Madeline selalu baik-baik saja. Bagaimana dia bisa tiba-tiba dalam kondisi kritis? Kau harus menyelamatkannya. Jika terjadi sesuatu padanya, jangan berpikir kau akan bisa menjalankan rumah sakit ini lagi!”Perawat malang itu mulai gemetaran saat melihat ekspresi menakutkan Jeremy. Dia berbalik dan berlari
Bagaimana mungkin?Dulu dia sama sekali tidak peduli pada gadis itu. Dia tidak pernah peduli pada Madeline.Jeremy terus menghipnotis dirinya sendiri sambil menekan perasaannya. Namun, rasa sakit yang hebat di hatinya memaksanya untuk menerima kebenaran yang tak dapat dia sangkal lagi.DIA TELAH JATUH CINTA PADA MADELINE.Dia tidak tahu kapan itu dimulai, namun dengan perlahan Madeline membangun sebuah rumah di dalam hatinya.Dia ingat bahwa dia mencintai Meredith. Dia mencintai Meredith, gadis yang telah dia beri janjinya ketika mereka masih sangat muda. Mengapa orang itu malah menjadi Madeline?Jeremy memijat pelipisnya, dia diselimuti kegelisahan. Matanya menatap cahaya di ruang operasi yang masih menyala. Dia merasa seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting dalam pasir isap ingatannya, dan tak bisa mendapatkannya kembali.Sehari penuh sudah berlalu namun lampu di ruang operasi masih juga belum dipadamkan.Meredith sudah tidak sabar, namun saat ini Jeremy terlihat sangat
Jeremy langsung merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Kedua matanya melebar, sangat lebar sehingga terlihat seperti akan jatuh dari rongganya. “Apa yang Anda maksud dengan kami sudah berusaha sekuat tenaga?” dia bertanya. Kata-kata dokter tadi adalah kata-kata yang tidak ingin didengar oleh anggota keluarga.Seorang dokter menatapnya dan menghela nafas. “Sebuah keajaiban karena pasien masih bisa hidup sampai hari ini. Saya ikut berduka cita.”Dia tidak akan menerima hasil ini apapun yang terjadi.Dia ingin Madeline hidup.Dia ingin gadis itu hidup agar bisa mendengarkan dirinya mengatakan yang sebenarnya.“Saya memeriksa pasien ini tiga tahun lalu. Saat itu, dia hamil dan saya memintanya untuk menggugurkan bayinya. Namun, dia bersikeras untuk melahirkan anak tersebut. Saya pikir, baginya anak itu lebih penting daripada nyawanya sendiri. Sekarang setelah dia pergi, anak itu akan bisa hidup untuk ibunya. Saya pikir itu semacam penghiburan." Seorang dokter wanita menimpali. Sete
Jeremy berteriak dengan kejam, menyebabkan Meredith cepat-cepat berbalik dan lari tunggang langgang.Tak seorang pun berani memasuki ruangan itu lagi. Di saat yang bersamaan, tak seorang pun mengerti mengapa Jeremy bertindak seperti ini.Semua orang di Glendale tahu kalau Jeremy mencintai Meredith, tapi sekarang, pria itu sangat enggan melepas mayat mantan istrinya. Apa yang terjadi?Daniel mengetahui kabar tentang kematian Madeline dari Adam. Dia langsung bergegas pergi ke rumah sakit begitu mendengar kabar itu namun dihentikan beberapa pengawal Jeremy di pintu masuk ruang operasi.Dia bersitegang dengan para pengawal Jeremy untuk beberapa saat. Kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan Jeremy melangkah keluar.Saat melihat Jeremy, Daniel membebaskan dirinya dari kepungan para pengawal itu dan berlari ke arah Jeremy.“Pembunuh kau, Jeremy! Kau telah membunuh Maddie!” Daniel berteriak sembari hendak memukul Jeremy.Jeremy menangkap tangan Daniel dengan acuh tak acuh, mengangkat kepalan
Dua kata yang dia ucapkan terdengar lirih. Seolah-olah dia sudah menggunakan semua tenaga di tubuhnya.“Jeremy, aku tak akan memberikan Madeline padamu lagi! Bertemu denganmu adalah hal paling sial yang pernah terjadi pada Maddie. Apa kau hanya akan puas setelah kau hancurkan tulang-tulangnya menjadi debu?”Saat mendengar semua tuduhan Ava, Jeremy merasakan kedua pelipisnya berdenyut hebat. Dia mengulurkan tangannya, nada bicaranya tegas. “Berikan dia padaku!”“Tidak! Lebih baik aku mati daripada memberikan Maddie padamu!”Ketika Jeremy melihat Ava menolak untuk memberikan abu Madeline padanya, dia merasa seperti akan meledak.Dia mengulurkan tangannya dan merampas guci itu, dan tentu saja, dia berhasil mendapatkannya.Dia membawa abu Madeline dan berlari ke mobilnya. Dia mendengar Ava menyumpahinya di belakangnya, maka dia bergegas menginjak gas. Lalu, seperti seorang pencuri, dia meninggalkan lokasi.Sejak masih kecil, Jeremy selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Tak seorang
Tiap hari dia selalu berpikir tentang menikahi Jeremy agar dia bisa menjadi Mrs. Whitman yang sesungguhnya. Namun, sudah tiga tahun berlalu dan status hubungan mereka tidak berubah sama sekali.Sudah tiga tahun dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi.…Siang yang cerah di musim panas. Di bandara Glendale, seorang gadis kecil yang menggemaskan sedang memegangi rok seorang wanita muda.“Mommy, Mommy, aku lapar.”Wanita itu menoleh saat mendengar rengekan itu. Rambut panjang berombaknya berkibar saat dia berbalik. Seulas senyum lembut tersungging di wajahnya yang sangat menawan. Dia mengangkat gadis kecil yang menggemaskan bagaikan peri itu. “Mommy akan membawamu untuk makan sesuatu yang lezat sebentar lagi.”Wanita muda itu mulai berjalan setelah menggendong gadis kecil itu. Aura elegan dan tenang mulai mengikutinya bagaikan bayangannya.Di setiap langkahnya, dia menarik banyak sekali pujian dan pandangan kagum untuk kecantikan dan sosoknya.Setelah sampai di sebuah restoran, dia me
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka