Setelah Jeremy mendengar perkataan Ken, tangannya membeku saat mencoba membuka dokumen-dokumen yang dia terima. “Kau boleh pergi.”Ken tidak lagi menanyakan apa-apa sebelum akhirnya pergi.Jeremy membalik dokumen-dokumen itu dengan cepat, dan informasi yang ada di sana sangat minim.Vera Quinn berasal dari Negara F. Dia dibesarkan di Negara F dan belum pernah datang ke Glendale sebelumnya. Dia belajar psikologi di universitas dan memiliki banyak minat. Hampir tak ada informasi tentang kehidupan sosialnya.Di situ hanya disebutkan kalau dia punya teman lelaki yang sangat dekat.Kekasihnya.Jeremy merasakan seakan-akan ada duri hatinya. Ketika dia pertama kali bertemu dengan Vera di KFC, dia ingat wanita itu mengenakan cincin di jari manisnya.Apakah dia sudah bertunangan?Jeremy menyalakan sebatang rokok dan asap putih keluar dari kedua bibirnya. Asap itu kemudian mengaburkan ekspresinya.Sambil menatap foto itu, benaknya mulai mengembara.Tak lama kemudian, Jeremy mulai memusatkan perh
Jeremy sekarang sudah terbiasa bertemu dengan Madeline seperti ini. Dia mengangkat alisnya, menatap dalam-dalam ke wajah indah Madeline yang tak bernoda.Dia jelas tidak akan lupa bahwa dulu ada dua bekas luka yang dalam di sisi kanan wajah Madeline. Bekas luka itu tak pernah benar-benar hilang, sampai di hari Madeline menghembuskan nafas terakhirnya. Namun, wajah di depannya ini memiliki senyuman tanpa cela, dan kulitnya benar-benar mulus. Singkatnya, wanita ini sangat menakjubkan. “Miss Vera, takdir kita sepertinya saling berkait,” kata Jeremy dengan nada santai.Madeline menatap pria di hadapannya dan tersenyum dengan gemilang. “Sepertinya Mr. Whitman cukup sadar hari ini. Anda tidak lagi salah mengira saya sebagai mantan istri Anda yang telah tiada.”Jeremy mengerutkan kedua alisnya, terlihat tidak senang. Namun, dia tidak menyuarakannya dan alih-alih terus tersenyum saat berkata, "Aku ingin tahu apakah aku bisa mendapat kehormatan untuk mentraktirmu makan malam?”Madeline menge
Ketika Meredith tiba di tempat itu, dia langsung melihat Jeremy duduk di samping jendela. Bahkan jika hanya melihat punggungnya, Meredith tak akan pernah salah mengira Jeremy sebagai orang lain.Namun, Meredith tidak melihat seorang wanita duduk di hadapan Jeremy. Setelah memikirkannya, dia yakin wanita itu bisa saja pergi ke kamar kecil. Tanpa repot-repot menyapa Jeremy, dia langsung menuju ke kamar kecil.Setelah melihat ke sekelilingnya, dia gagal menemukan siapa pun yang mengenakan pakaian yang sama dengan wanita dalam foto yang tadi dia lihat.Meredith menyumpah-nyumpah dalam hatinya, kemudian merapikan penampilannya dan memasang senyum terbaiknya untuk mendatangi Jeremy. Namun, saat menuju ke sana, dia menyadari bahwa Jeremy juga telah menghilang.Dia bergegas menuruni tangga berjalan namun hanya berhasil melihat mobil sport Jeremy yang berwarna putih melaju kencang di depannya, dan di kursi penumpang depan ada seorang wanita yang duduk di sana.Meredith menggertakkan gigi-giginy
Meredith merasa dirinya dalam masalah, jadi dia sekali lagi menampilkan drama kaki terkilir. Dia mengutus Rose membesar-besarkan kisah cederanya pada Jeremy, ingin mengelabui pria itu agar mengunjunginya di kediaman Keluarga Montgomery.Ruangan itu besar dan indah, didekorasi dengan elegan. Bahkan ruang tempat menyimpan mantel pun dipenuhi berbagai barang mewah.Meredith jelas menikmati semua yang seharusnya menjadi milik Madeline. Dia tidak pernah merasakan sedikitpun penyesalan, dan bahkan kematian Brittany membuatnya sangat bangga dengan betapa teganya dia menanganinya.Hanya wanita yang cerdas dan cakap seperti dia yang pantas mendapatkan kehidupan masyarakat kelas atas.Madeline dan Brittany tidak layak menjadi lawannya. Karena itu, bagaimana mungkin dia bisa kalah dari Vera Quinn—seorang wanita yang muncul entah dari mana?!Sambil bermanja-manja dengan pikirannya sendiri, Meredith mendengar suara langkah kaki Jeremy. Dia segera berbaring di tempat tidur seperti pasien yang lemah
Saat Meredith mendengar suara itu, kedua matanya menyala dalam amarah. Tiga tahun belakangan ini, dia sudah sangat tidak suka dengan perlakuan dingin Jeremy. Sekarang, wanita ini datang entah dari mana untuk menarik perhatian Jeremy, membuatnya sangat marah.Namun, dikarenakan insiden di KFC saat itu, Meredith bekerja sangat keras mengontrol temperamennya. Dia menyunggingkan seulas senyum saat berkata, “Jadi kaulah si Vera yang akhir-akhir ini memepet tunanganku…”Dia mengatakan kata-kata itu sembari berbalik. Akan tetapi, sebelum dia bahkan bisa menyelesaikan kalimatnya, dia terpaku pada wajah cantik dan ramah Madeline yang seketika membuatnya membeku.Matanya membelalak saat dia ternganga melihat wajah di depannya dengan rasa tidak percaya.“Bagaimana, bagaimana… Madeline?!” Lidah Meredith mendadak kelu saat dia melangkah mundur. “Bagaimana mungkin…”Dia menyangkal ini di dalam hatinya.‘Bagaimana mungkin?!’‘Pelacur buta ini sudah lama mati sejak berubah menjadi abu, jadi bagaimana
“Miss Crawford, silahkan Anda diam jika Anda tak tahu bagaimana cara berbicara yang sopan. Tak seorang pun akan menuduh Anda bisu kalau Anda tak bicara. Mr. Whitman dan saya tak melakukan apa pun di luar batas kewajaran. Bahkan jika Anda tak percaya dengan saya, seharusnya Anda percaya dengan tunangan Anda sendiri, bukan?”“Kau…”“Kalau ingatan saya benar, bahkan Miss Crawford sendiri adalah wanita simpanan sebelumnya. Bukankah kata-kata yang keluar dari mulut Anda cukup lucu jadinya?”Meredith tak bisa berkata apa-apa sementara wajahnya semakin kecut. Dia melihat tatapan di sekeliling mereka seketika berubah, dia segera mengubah raut muka dan nada bicaranya seakan-akan dia sudah dizalimi.“Miss Quinn, aku tak tahu dari mana kau mendengar gosip itu, tapi sejak dulu aku sudah bersama Jeremy. Adikku Madeline-lah yang jatuh cinta pada Jeremy dan membuat sebuah muslihat agar bisa tidur dengannya, memaksa Jeremy menikahinya. Kini, Madeline sudah mati, jadi aku tak suka mengungkit-ungkit hal
Plaaak!Tamparan Rose tak hanya tidak menyakiti Madeline sama sekali, tapi Madeline saat ini memegang erat pergelangan tangan Rose.Madeline masih ingat dengan jelas semua tamparan dan pukulan yang dideritanya sebelumnya.Di saat ia mendapatkan kembali penglihatannya, ia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dirinya tak akan pernah membiarkan siapapun menindasnya lagi!“Kau, lepaskan aku!” Rose berteriak sembari berjuang melepaskan pergelangan tangannya dalam amarah. Namun, Madeline cukup kuat. Berkat kekuatan dari kebenciannya yang telah diberikan padanya, ia bukan lagi si lemah yang bisa ditindas oleh siapa pun!“Madam, tolong jaga mulut Anda! Jika Anda ke sini sebagai pelanggan, saya akan menyilakan Anda datang kapan pun. Namun, jika Anda ke sini untuk membuat masalah, maka silahkan enyah sekarang!” Kedua mata Madeline menusuk tajam saat ia memberi tekanan pada setiap kata, terlihat mendominasi. Kedua mata Rose membelalak untuk beberapa detik, sepertinya syok hingga tak bisa berkat
Meredith segera membawa Rose dan Jon ke vila kecil tempat mereka tinggal saat ini yang diberikan Eloise kepada mereka sebagai ucapan terima kasih karena telah membesarkan Meredith.Rose mengutuk dan menyumpah-nyumpah saat dia menceritakan kembali kejadian itu dengan sangat rinci kepada Meredith.Setelah memahami apa yang terjadi, Meredith sangat curiga, tapi Jon menggelengkan kepalanya.“Wanita itu sudah pasti bukan Madeline. Madeline tak pernah seberani itu!” Rose awalnya juga yakin, tapi dia jadi ragu-ragu sejak keluar dari kantor polisi. “Meredith, kupikir wanita itu cuma mirip dengan pelacur itu. Dia jelas bukan Madeline. Madeline sudah mati selama tiga tahun dan bahkan mayatnya sudah membusuk sekarang. Jeremy sendiri yang membawa kembali abunya, jadi bagaimana dia bisa hidup kembali?!”Bahkan jika benar itu yang terjadi, Meredith masih dipenuhi keraguan. “Mungkinkah ada dua orang yang sangat mirip di dunia ini?”“Mungkin entah bagaimana wanita itu melihat foto Madeline dan berpik
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka