"Plak, gila kamu! Sayang sekali, tampan tapi gila." Risa dengan sangat kesal meninggalkan toko souvenir."Hei tunggu!" Lelaki itu ingin mengejar Risa namun dihentikan oleh pegawai toko. "Kak, ganti rugi dulu. Kakak tidak boleh pergi sebelum ganti rugi guci yang pecah itu." "Eh iya Dik, maaf ya? Kakak ganti, kok." ***"Dasar orang gila." Risa sedikit berlari karena Jono sudah meneleponnya dari tadi. "Non, sebelah sini!" Jono melambaikan tangannya ketika melihat Risa berdiri di ambang pintu. Risa bergegas menghampiri Jono. "Maaf, Jon. Tadi ada kejadian tak terduga sehingga tidak tahu kalau kamu menelepon saya." "Nggak pa pa, Non. Belum lama kok, saya nunggunya." Jono mengambil buku menu lalu menyodorkannya di hadapan Risa. "Kamu sudah pesan?" "Belum, nungguin Non Risa." "Mbak," Risa mengacungkan tangannya ke atas. "Iya Kak, ada yang bisa saya bantu?" "Kamu mau pesan apa, Jon?" "Ikut Non Risa aja." "Oke, tiga porsi gudeg spesial dan dua gelas es jeruk, Mbak. Itu dulu sementar
Baca selengkapnya