Raut wajah Risa berubah muram. Danu berlari setelah Al memanggilnya. "Iya pak," Danu membeku melihat Risa yang sedang dirangkul oleh Al dengan sangat mesra. "Cantik kan, Bang?" "Eh, C-cantik sekali, Pak." Kata-kata Danu seperti tersangkut di tenggorokan. "Tentu dong, seleraku pasti yang high class kayak gini. Imut, cantik dan baik hati. Masak juga pinter." Al membanggakan Risa di depan kedua orang tuanya dan Danu. "Bener Al, calon menantu Mama pinter masak?" tanya Sinta."Iya dong, Ma. Kemarin malam, Al makan nasi goreng buatan Risa. Skill Mama kalah jauh. Ya kan, Sayang?" Al menoleh kepada Risa."Ish, jangan ngejelekin Mama kamu dong, Al." El Barak menepuk pundak Al. "Biar Mama intropeksi diri, Pa." Al mencolek lengan Mamanya."Iya, iya Mama sadar, Mama akan lebih giat lagi berlatih biar nggak malu-maluin. Ngomong-omong kapan kamu dimasakin sama Risa?" "Kemarin malam, Al mampir kerumahnya." Risa dan Danu sama-sama merasakan suasana yang tidak nyaman. Untuk Risa, bertemu kemba
Read more