Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Ojol Menantu CEO: Chapter 261 - Chapter 270

345 Chapters

Aku Suka Kamu Cerewet (21+)

Dia juga keluar dari toilet. Kami hampir bertabrakan. “Maaf.” Tumben dia minta maaf dan tidak nyolot. Aku semakin penasaran. Dia sangat misterius. Aku harus kembali ke sini kapan-kapan. Sepertinuya ini sangat menarik untuk diulang. Mungkin, setelah beberapa hari  dia akan lebih dekat denganku. Baiklah, mengulur waktu sepertinya lebih baik. ***Meyyis*** POV DAVIN Aku merasa hidup lebih bermakna bersama dia. Dia mengisi hari-hariku menjadi lebih bermakna. Seperti saat ini, dia memasak untukku. Kepalaku memang sedikit pusing. Shasha membuatkan the jahe agar lebih mendingan katanya. “Pak Bos, ini untuk Anda. Silakan diminum,” tutur dia. Sepertinya aku harus memanfaatkan keadaan dengan baik. “Aku sakit, bisa menyuapiku?” Dia terlihat tidak suka. Tapi, biarlah aku sangat suka melihat dia yang cemberut seperti itu. Tapi akhirnya juga mau menyuapi
Read more

Apaan, sih? (21+)

“Au, au … sakit. Harusnya cubitnya begini.” Aku mencubit lehernya dengan mulut. Dia memukul pelan wajahku. “Jangan Kurang ajar. Ini akan kelihatan.” Dia menggosok bekas cupang tersebut. “Tuhkan bener. Ihhh … apa yang harus aku katakan sama mama?” tutur dia. “Katakan saja sejujurnya.” Dia mencubitku. Aku suka dia yang manja seperti itu. ***Meyyis*** POV SHASHA Aku tahu Davin sudah menyatakan cinta. Tapi mengapa aku masih ragu, ya? Aku bukan ragu akan cintanya. Tapi status kami yang sangat bertolak belakang. Saat orang tuanya tahu, apakah tidak jadi masalah? Aku membuatkan teh jahe untuknya karena dia sakit flu. “Pak Bos, ini untuk Anda. Silakan diminum,” tuturku. Dia hanya bergerak sedikit masih nyungsep di dalam selimut. Manja banget, beda dengan Bos Davin sebelumnya. 
Read more

Manja

“Jangan Kurang ajar. Ini akan kelihatan.” Aku menggosok bekas cupang tersebut. “Tuhkan bener. Ihhh … apa yang harus aku katakan sama mama?” tuturku. Kali ini aku benar-benar panik.   “Katakan saja sejujurnya.” Aku mencubitnya lagi. Dia memang asal saja bicara.   ***Meyyis***   POV SHASHA Dokter keluarga datang untuk memeriksa diri Davin. Aku mengantarkan lelaki paruh baya itu menemui bos sekaligus pacarku itu. “Silakan, Tuan,” tuturku sambil mengantar lelaki itu  ke ruangan bosku tersebut.   “Kenapa tidak makan dengan baik?” tanya Dokter Farhan, dokter keluarga ini.   “Ah, mungkin sedikit ada perubahan suhu saja, Om. Paling juga besok baik lagi.” Davin  memang minta di pukul. Rasanya gemes banget. Sudah tahu sakit begitu tapis ok kuat.   “Jangan menyepelekan sakit,” tutur Dokter Farhan.   “Bukan menyepelekan, Om. Hanya s
Read more

Rencana

“Terima kasih, Bos Davin. Aku akan mulai masak yang enak untukmu.” Bubur ayam, mungkin sedikit menggugah selera. Aku mulai mencuci beras, dan sesekali menoleh dia yang memandangku lekat. Aku tersenyum, ternyata, lelaki itu juga kekanak-kanakkan kalau sedang jatuh cinta. Biarkan saja, biar dirinya merasakan gelisah. Mungkin nanti akan sedikit memberikan pelajaran untuknya, saat sudah sembuh. Aku tertawa sendiri saat menyadari sifat jahilku sudah bangkit. ***Meyyis*** POV DAVIN  OM Farhan dokter keluarga datang untuk memeriksa. Duh, semoga tidak ketahuan kalau aku sedikit berpura-pura. Aku melihat Shasha mengantar Om Farhan masuk ke ruangan ini, setelahnya dia keluar. Ck, mau kemana dia?“Kenapa tidak makan dengan baik?” tanya Om Farhan. “Ah, mungkin sedikit ada perubahan suhu saja, Om. Paling juga besok baik lagi.” Aku duduk masih pura-pura berse
Read more

Makan Malam Romantis

Sepertinya, Shasha merawat peliharaanku dengan baik. Aku menaburkan makanan ke arah kolam dan memercikkan air di atas kolam tersebut. Ikan-ikan itu mulai berenang mendekat. Dia seperti tahu kalau aku sedang bahagia. Biarlah, semua alam tahu kalai aku sedang bahagia. Termasuk ikan-ikan sahabatku. Aku berpikir, akan melakukan sesi lamaran romantis. Sebaiknya, ikan-ikanku juga harus mengetahuinya. Di sini saja nanti. ***Meyyis*** “Ayo!” Aku mengajaknya pergi. Tubuhku sudah berbalut jas hitam resmi dengan dasi kupu-kupu. “Ke mana? Kamu masih sakit.” Dia masih saja bengong. Aku menggenggam tangannya dan menariknya. Setelak membukakan pintu, melindungi kepalanya agar tidak terantuk.  “Awas hati-hati.” Aku menutup pintu setelah dia duduk manis. Berjalan mengitari mobil range over yang kali ini akan aku bawa untuk menuntunnya sampai di sebuah restoran mewah yang sudah aku pesan.&n
Read more

Ditolak

“Aku sangat suka, hanya saja, aku tidak mau jika karena kencan bersamaku kamu menghabiskan uangmu.” Aku kira dia tidak suka. “Kalau itu jangan khawatir. Ini hanya sedikita dari uang jajanku.” Aku memotongkan daging untuknya, dan mengangkat piring yang ada di depannya, untuk aku sendiri. “Terima kasih.” Dia tersipu. ***Meyyis*** POV Davin Makan malam sudah terlaksana. Kini tinggalah acara inti. Aku sudah tidak sabar dengan acara pada malam ini. sudah sangat percaya diri, Shasha pasti menerima. Aku tahu, dia juga menyukaiku. Tidak ada alasan untuk dirinya menolakku. “Untukmu.” Aku memberikan box warna merah muda dengan pita serupa. “Apa ini?” Dia membuka box itu, melihat cincin berwarna biru yang memang aku pesan dari Prancis khusus. “Menikahlah denganku.”
Read more

Ini Salahku

“Tidak, kamu tidak salah. Dia sudah salah paham dari dulu. Begini hancur keadaan rumah tangga keluargaku. Makanya aku benci menikah.” Aku tahu, dia sangat trauma. “Baiklah, aku tidak akan lagi mengatakan tentang menikah. Tapi, masih boleh ‘kan kita dekat?” Dia mengangguk. Syukurlah! ***Meyyis*** POV Shasha Makan malam romantic? Siapa yang tidak ingin? Sangat ingin, tapi aku tidak suka jika terlalu mewh begini. Buang-buang uang saja kalau aku bilang. Tapi, tidak mungkin ‘kan kalau aku bilang ke dia? secara, aku tahu omsetnya berapa milyar saja satu bulan. Makan malam begini tentu tidak sulit. “Untukmu.” Dia memberikan box warna merah muda dengan pita serupa. Aduh, kok deg-degan, ya? Dia menyatakan cinta? Ah, memang uang berperan. “Apa ini?” Aku membuka box itu, melihat cincin berwarna biru. Darahku mu
Read more

Maaf

“Tidak, kamu tidak salah. Dia sudah salah paham dari dulu. Begini hancur keadaan rumah tangga keluargaku. Makanya aku benci menikah.” Aku melepaskan pelukanku. “Baiklah, aku tidak akan lagi mengatakan tentang menikah. Tapi, masih boleh ‘kan kita dekat?” Aku mengangguk. Jika dia berubah ingin cari orang lain, aku akan melepaskannya. ***Meyyis*** POV DAVIN Setelah gagal melamar Shasha, mengantarnya pulang. Bohong kalau tidak kecewa. Tapi, aku mengahrgai keputusannya. Trauma memang tidak dapat dipaksa. Semakin aku memaksanya, bukan tidak mungakin, wanitaku itu akan semakin tidak nyaman. Aku tidak mau, dia meras jenuh nantinya. Biarkan, semua berjalan ala kadarnya dulu. Yang penting, masih dalam kendliku. Aku berjalan gontai masuk ke rumah orang tuaku. Saat seperti ini, aku butuh Devan. Kembaranku itu, akan menenangkanku. “Tumben kemari?” Dia
Read more

Kamu Milikku (21+)

“Tidaklah, aku sudah siap ditolak. Sudah jangan dipikirkan. Aku bisa mengejarmu lebih giat. Maafkan aku, terlambat tahu. Sekarang tidur, kalau tidak, aku datang untuk menemanimu tidur, mau?” Tentu aku hanya bercanda. “Apaan, sih? Da … see you.” Aku tersenyum, dia pasti sudah gugup. ***Meyyis*** POV DAVIN Ingin jadi kekasih yang menyenangkan, tentu harus totalitas ‘kan? Aku akan menjamputnya hari ini. Biarkan dia meliht, bahwa aku perhatian dan menyayanginya dengan tulus. Tidak akan pudar walau dia menolakku. “Pagi, Cantik.” Dia melonjak ketika melihatku di depan pintu. “Pak Davin? Saya kaget, kenapa ada di sini?” Aku tersenyum mendengar pertanyaannya. Dengan tangan kiri, membukakan pintu. “Silakan, Tuan Putri. Aku menjemputmu.” Dia terlihat sangat gugup aku tahu itu da
Read more

Ciuman Pagi (21+)

“Kembali ke mejamu, atau aku akan menghabiskan pagi ini hanya bermesraan denganmu.” Dia mendorong dadaku, aku memberikan bekal satu ciuman di kening kepadanya. Wanitaku itu berlari menuju kubikannya. Baiklah, dia mau main slow, aku akan ladenin walau jujur aku sudah ingin memeluknya sebagai istriku ***Meyyis***POV SHASHA “Pagi, Cantik.” Masya Allah, aku melonjak karena Davin ada di depan rumahku. Apa-apaan dia? datang bagai hantu, selalu saja “Pak Davin? Saya kaget, kenapa ada di sini?” Lihat senyumnya itu? Aku seperti ingin mencakar wajahnya, walau kuakui, sangat mencintainya. “Silakan, Tuan Putri. Aku menjemputmu.” Semoga dia tidak mengetahui jika aku sangat gugup, ini gila. Dia mencondongkan tubuh, mau apa dia? Ya Tuhan, aku hanya memejamkan mata, sungguh sangat gila, dia bisa sedekat ini. Oh, dia hanya  meraih sabuk pengaman? Ya Tuhanku
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
35
DMCA.com Protection Status