“Tidaklah, aku sudah siap ditolak. Sudah jangan dipikirkan. Aku bisa mengejarmu lebih giat. Maafkan aku, terlambat tahu. Sekarang tidur, kalau tidak, aku datang untuk menemanimu tidur, mau?” Tentu aku hanya bercanda.
“Apaan, sih? Da … see you.” Aku tersenyum, dia pasti sudah gugup.
***Meyyis***
POV DAVIN
Ingin jadi kekasih yang menyenangkan, tentu harus totalitas ‘kan? Aku akan menjamputnya hari ini. Biarkan dia meliht, bahwa aku perhatian dan menyayanginya dengan tulus. Tidak akan pudar walau dia menolakku.
“Pagi, Cantik.” Dia melonjak ketika melihatku di depan pintu.
“Pak Davin? Saya kaget, kenapa ada di sini?” Aku tersenyum mendengar pertanyaannya. Dengan tangan kiri, membukakan pintu.
“Silakan, Tuan Putri. Aku menjemputmu.” Dia terlihat sangat gugup aku tahu itu da
“Kembali ke mejamu, atau aku akan menghabiskan pagi ini hanya bermesraan denganmu.” Dia mendorong dadaku, aku memberikan bekal satu ciuman di kening kepadanya. Wanitaku itu berlari menuju kubikannya. Baiklah, dia mau main slow, aku akan ladenin walau jujur aku sudah ingin memeluknya sebagai istriku***Meyyis***POV SHASHA“Pagi, Cantik.” Masya Allah, aku melonjak karena Davin ada di depan rumahku. Apa-apaan dia? datang bagai hantu, selalu saja“Pak Davin? Saya kaget, kenapa ada di sini?” Lihat senyumnya itu? Aku seperti ingin mencakar wajahnya, walau kuakui, sangat mencintainya.“Silakan, Tuan Putri. Aku menjemputmu.” Semoga dia tidak mengetahui jika aku sangat gugup, ini gila. Dia mencondongkan tubuh, mau apa dia? Ya Tuhan, aku hanya memejamkan mata, sungguh sangat gila, dia bisa sedekat ini. Oh, dia hanya meraih sabuk pengaman? Ya Tuhanku
“Kembali ke mejamu, atau aku akan menghabiskan pagi ini hanya bermesraan denganmu.” Aku mendorong dadanya, dia memberikan bekal satu ciuman di kening. Aku berlari menuju kubikan walau ini sangat sulit, aku menenangkan diri kali ini.***Meyyis***POV SHASHAKaki mungilku berlari tunggang-langgang menjauh darinya. Davin yang sekarang mirip srigala dengan taring panjang. sangat menakutkan. Karena tidak hati-hati, bahkan menabrak meja, menimbulkan luka gores pada lutut. Aku meringis.“Kamu ngapain lari-lari, sih? Kayak gak ada kerjaan saja.” Rani memperingatkanku.“Paling digangguin Kak Davin, iya ‘kan?” Perkataan Syafira hanya di balas senyum olehku.“Benarkah?” tanya Rani.“Tidak ada yang membuat Kak Shasha kalang kabut, selain CEO dingin itu. Kak, entar aku kasih trik untuk
“Bukankah begini lebih terlihat jelas?” Apa-apaan dia? Bisa-bisanya berjalan tidak konsentrasi dengan memandangku. Ya Tuhan, sedekat ini. Wajahnya sungguh mulus. Jangankan bekas jerawat. Pori-porinya saja tidak terlihat. Lelaki ini sungguhkah heteroseksual? Suka bersolek. Kami otomatis berhenti di lobi.“Kau bisa puas memandang,” bisiknya, membuat bulu meremang, saat kami sudah duduk di mobil, bagian jok belakang. Dia menyuruh supir menjalankan mobil.***Meyyis***POV DAVINAku tertawa melihat wanita yang paling ingin aku dekati itu berlari jatuh bangun. Dia begitu ingin menjauhiku, tapi masih saja aku yang menang. Tidak akan dia bisa lari dariku. Demi apa pun, aku tidak akan membiarkannya. Dia sudah menutup pintu, sedangkan aku sudah puas mengerjainya kali ini.Seperginya Shasha, memeriksa dokumen lain. Ada banyak yang harus dipersiapkan. Besok, investor akan dat
“Kau bisa puas memandang,” bisikku. Aku membukakan pintu, melindungi kepalanya dan kami duduk di bagian belakang. Tanganku meraih dagunya, untuk kami saling memandang sebelum supir menjalankan mobil. Aku tahu, hatinya sudah kebat-kebit. Terdengar detak jantungnya juga tidak beraturan. Tanganku reflek meraih seat belt, untuk mengunci tubuhnya. Dia masih diam tidak bereaksi. Ternyata, cara ini manjur membuat dia diam tidak berkutik. Baiklah, aku pertahankan sampai restoran nanti.***Meyyis***POV DAVINSepertinya, memberinya makan malam romantis setiap hari tidak juga cukup untuk utnuk megungkapkan rasa ini. Dia terlihat tersipu. Aku tahu, rasa harunya sudah membuncah. Tapi, harus lebih sabar untuk menunggunya setuju menikah.“Kamu boros,” ucap Shasha.“Untukmu tidak masalah. Silakan.” Tanganku menarikkan kursi untuknya.&ldq
“Dia bisa tidur hanya dengan begini? Dasar pelor.” Aku meletakkan mesin pengering rambut di meja rias, kemudian membaringkan tubuhnya. Mengangkat sedikit kaki panjangnya, agar lurus di atas tempat tidur.***Meyyis***“Kamu boros,” ucapku. Minggu ini dia full mensetting makan malam romantic untukku. Jujur, senang … tapi bukankah ini membuang biaya? Lagi pula, kalau keseringan jadi tidak spesial.“Untukmu tidak masalah. Silakan.” Tangannya menarikkan kursi untukku. Ah, bagai berpacaran dengan pangeran. Tapi, dia memang pangeran. Kesuksesannya setara dengan pangeran. Tidak hanya dukungan dari orang tuanya, tapi perusahaannya sendiri juga jalan.“Romantis itu, bukan acara candle dinner seperti ini. Aku tunjukkan nanti.” Apa yang dia pikirkan? Kenapa mesam-mesem seperti itu. Mataku terbelalak. Dia pasti memikirkan hal yang jorok.
“Ada hal-hal yang bisa dilakukan sendiri, tapi memilih untuk dilakukan pasangannya. Bukankah itu romantic yang kamu maksud?” Akursenyum, ih memang dia sangat romantic. Aku menyukainya, tapi mengapa masih ragu untuk ke pernikahan. Rasanya rakut dan cemas. Ini enak banget, membuat aku menguap panjang. memejamkan mata sepertinya tidak masalah. Sambil menunggu dia mengeringkan rambut. Ma, aku merindukanmu. Sekarang, ada yang menggandikanmu megeringkan rambut. Setelah itu, tidak tahu apa yang terjadi. Aku sudah berkelana ke alam mimpi.***Meyyis***POV SHASHAHari libur ini, perencanaan jatuh pada pergi ke rumah mama. Sepert halnya menantu yang berkunjung ke rumah mertua, Davin sangat repot. Dia berbelanja sangat banyak, sehingga bagasi penuh.“Untuk apa semua itu? Mama hanya tinggal sendiri dengan suster.” Davin hanya senyum menjawab tanyaku. Jujur sedikit sebal. Terkadang dia mem
“Tapi, Ma. Setiap kali menyinggung pernikahan, aku akan berkeringat hebat.” Mama hanya mengangguk.“Itu penyakit, konsultasi ke dokter. Mau mama temani?” Aku menggeleng.***Meyyis***POV DAVINHari libur ini, tidak ada dalam rencana. Tapi, kali ini akan aku pergunakan untuk dekat dengan mama mertua. Jika dekat dengannya, siapa tahu Shasha luluh mau menikah secepatnya. Aku akan menyembuhkan traumanya dan mengatakan bahwa pernikahan itu nyata dan menyanangkan. Untuk pertama kali berkunjung, tentu harus memabawa banyak hadiah. Seorang ibu, sepertinya bahan makanan saja. Aku mengajak Shasha berbelanja. Tumben, wanitaku itu menurut tanpa protes.“Untuk apa semua itu? Mama hanya tinggal sendiri dengan suster.” Aku hanya senyum menjawab tanyanya. Dia kelihatan sebal, tapi tambah manis kalau begitu. Aku jadi sangat suka menggodanya. Kami
“Shasha betul, Tante. Dia sudah hafal untuk merawatku, hingga ingin segera meresmikan.” Keringat mulai membanjiri tubuhnya. Persis saat aku melamarnya dulu. Ada apa ini? Baiklah, sepertinya memang dia butuh psikiater. Tidak, sebentar lagi pasti akan gemetar.“Sebentar aku ke toilet.” Dia beranjak. Aku telah membuat kesalahan. Tapi, setidaknya mengerti ketidaknormalannya. Selepas dari sini, aku akan memaksanya untuk ketemu dengan psikiater.***Meyyis***POV DAVIN“Tan, aku akan bawa Shasha ke psikiater. Apakah tante mengijinkan?” Tante Rara memejamkan mata. Aku tahu, berat bagi seorang ibu menerima kenyataan anaknya tidak baik-baik saja.“Iya, silakan. Nak Davin, pernikahan aku dan papanya tidak berjalan dengan baik. Aku tidak menyangka jika Mas Aji akan meninggalkan kami dengan cara begitu. Semua ini pukulan yang sangat telak untukn
“Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib
“Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku
“Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk
“Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m
Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t
Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata
“Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak
Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y
“Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska