Semua Bab Red Room: Bab 11 - Bab 20

48 Bab

Hate and Love

Orland tidak berhenti meski aku berteriak, memohon padanya agar berhenti. Akan tetapi dia justru semakin brutal menjarah tubuhku yang basah. Dia bahkan sempat membawaku ke tepi, melakukan sesuatu agar aku menikmati seperti dulu. Dia begitu percaya diri jika aku pasti akan luluh padanya, pasti karena sikapku terakhir kali yang bertindak murahan. Tetap saja dia tidak berhak melakukan ini padaku. Aku adalah manusia yang memiliki hati, dan Orland memperlakukanku seperti binatang."Aku membencimu! Aku benci... Kau dengar? Kau menjijikkan! " Pemerkosaan yang dilakukan Orland tidak akan membuatku runtuh. Aku tidak akan menangis untuk semua penghinaan yang ia lakukan. Aku akan tetap bertahan meski langit malam yang gelap sudah mulai dipudarkan cahaya. Aku akan menunjukkan padanya jika Orland tidak akan membuat ku runtuh. Aku juga tidak akan pernah tunduk padanya. Tidak akan pernah.  Aku justru kasihan padanya. Kasihan pada keegoisannya yang memu
Baca selengkapnya

Break

Siang hati Crist membangunkanku setelah memberikan waktu yang cukup untukku tidur. Hari ini ada pembuatan video sekaligus pemotretan. Tapi pemotretan itu tidak ada dalam daftar Crist karena aku sendiri yang menentukannya. Aku pun berencana memulai hariku dengan menghancurkan segala doktrin dan image yang sudah di ciptakan oleh perusahaan Manex. Pencitraan wanita baik-baik yang perusahaan disematkan padaku atas perintah Orland telah membatasi segala kebebasanku selama ini. Dia mengganti tali yang mengontrolku dengan nama pencitraan. Sekarang aku ingin menghapus bekas-bekas yang Orland berikan padaku. Mencuci bersih setiap titik memory yang ia tinggalkan. Dan menjadi model majalah playboy adalah tahapan awal yang aku lakukan. Dengan Jaco menjadi fotografernya aku siap untuk memberontak. Seperti dugaan, Crist hampir pingsan melihat fotografer majalah play**y datang. "Ada apa ini, aku tidak ingat pernah mengadakan kesepakatan dengan kalian? " uc
Baca selengkapnya

Rejected

Aku melewati siang ini dengan perasaan yang luar biasa. Blom membuat siang hariku sempurna. Dia parner yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu. Segala hal tentang dirinya menggodaku untuk merayunya. Kepolosannya menggelitikku seolah itu adalah suatu kesenangan yang harus aku taklukkan. Jadi, bagaimana aku bisa melewatkan pria yang sebenarnya masih perjaka dan polos tapi memiliki image heartbreaker. Ditambah fisiknya yang good looking. Hanya wanita bodoh yang mengabaikan Blom. Yah, Blom yang polos sangat imut ketika bicara. Dia sangat jujur dan pemalu. Fans - nya akan berteriak histeris jika tau siapa Blom sebenarnya. Lihat saja sekarang. Teknik menciumnya yang amatiran tidak membuatku mencemoohnya. Wajahnya yang memerah saat menatapku. Oh itu sungguh sangat imut. Dia menarik seseorang untuk mengajarkan tentang seksual padanya dan menjadi bajing**. Siapapun akan gemas oleh Blom. "Kau senang menghabisk
Baca selengkapnya

Freedom

Video klip untuk singgle -ku mulai di ambil. Para kru sudah ada di posisnya. Max masih menjadi direktur sekaligus sutradara untuk pembuatan klip. Aku tidak keberatan karena sebentar lagi aku yakin Vivian datang dengan pesona seksualnya. Lalu menaklukkan Max dengan mudah. "Ready and action!"Musik menggema. Di depanku ada instruktur tari yang mengawasi tarianku dan menjaga aku tetap on the way. Aku beraksi. Duduk di pasir pantai, memakai bikini berbahan kristal dengan background dari canvas, menggetarkan rasa nakal dari dalam tubuhku. Ini adalah diriku yang sebenarnya. Tubuhku seolah berteriak, meledak dalam kebutuhan agar menjadi diri sendiri. Saatnya dunia tau jika Pammy adalah gadis yang mampu memikat dengan matanya. Menarik kewarasan siapapun dengan tubuhku yang menghentak. Tidak hanya Orland tapi setiap pria yang aku inginkan. Musik terus mengalun, tubuhku juga tetap bergerak sesuai koreografi. Aku bersalto lalu kaya
Baca selengkapnya

Keep Strong

Bukan saatnya aku roboh dalam kesedihan. Meskipun Orland kembali hadir dan membuka luka yang ia berikan, aku tidak akan menyerah dengan perasaan melankolis ini. Tapi jika boleh jujur aku merasa puas melihat Orland menyadari eksistensi -ku. Aku sangat senang dia tau jika dia membutuhkanku dan tergila-gila padaku. Sayangnya dia terlambat untuk menyadarinya. Orland sudah membuat jarak diantara kami dengan bertunangan. Dia menyakitiku, merendahkanku semua yang ia lakukan seolah hanya aku yang menjadi pihak yang membutuhkan sementara dia adalah pihak yang tidak membutuhkan apapun karena uangnya. Satu lagi, sekarang dia mencoba menjadikan aku seorang selingkuhan. Sesuatu yang aku benci karena mengingatkanku akan sikap ibu yang tidak pantas karena menjadi simpanan bosnya. Jelas aku tidak ingin seperti itu. Perlahan aku melempar tas ke ranjang. Melepas pakaian yang aku pakai ke mesin cuci di kamar mandi. Lalu berendam di b
Baca selengkapnya

Pretending

Drrrt.  Drrrt.  Aku melonjak mendengar suara teleponku di atas nakas. Saat aku ambil teleponku, ternyata ibu yang menghubungi diriku. Sudah berapa lama dia tidak menghubungi ku sejak terakhir kalinya. Saat itu dia membujukku untuk menerima Orland menjadi Daddy sugarku. Barang kali saat ini dia akan melakukan hal serupa. Yang berbeda, aku kini tidak lagi butuh uang Orland jika dia menggunakan pengobatan ibuku jika ingin mengancam seperti dulu.  "Mom..." sapaku. Dalam hati aku berdoa agar ibuku menjadi ibu yang mendukungku. Aku juga berdoa semoga ibu tidak melakukan hal yang aku curigai, yaitu membujukku menerima Orland.  "Hai Sweety. Maaf baru menghubungimu, seharusnya mom menghubungimu saat Orland bertunangan dengan Vanesa. " Suara ibu terdengar kuat, ini bearti ada kemajuan dalam pengobatannya. "Yah, kau cukup mengecewakanku, Mom. Tapi itu tidak menghapus per
Baca selengkapnya

Trick

Media menanas, infotaiment terus menerus menayangkan berita tentang rekaman yang aku buat-- majalah, tabloid tidak berhenti menulis sebuah statement dan dugaan yang semakin lama semakin melenceng dari semula. Pada dasarnya media hiburan memang menayangkan apa yang ingin didengar oleh khalayak. Jadi tidak mengherankan jika mereka banyak menulis omong kosong. "Pammy, lihat berita di tv, " Ucap Vivian. Dia memutuskan menginap di tempatku setelah menangis semalaman."Jangan khawatir. Aku tau semua ini akan terjadi.""Ini menakutkan Pammy. Mereka bisa menghancurkanmu dan---""Sttth, kita lihat dulu beritanya. "Aku masih tidak takut dengan ini. Meski semakin lama media akan menggali kotoran atau skandalku. Atau bahkan mereka bisa saja menemukan hubungan terlarang antara ibuku dan bosnya-- aku sama sekali tidak khawatir. Lagi pula tidak ada ruginya bagiku, mereka hanya akan menyerangku lebih brutal lagi."Mereka mencoba mencari tahu tentang
Baca selengkapnya

Cruel

"Pammy, Vanesa mulai membuat propaganda untuk menyangkal segala ucapanmu. Lihat itu. " Vivian menunjukkan acara televisi di mana Vanesa menjawab semua wawancara dari host televisi. Dia ternyata menerima undangan dari acara talk show untuk membuatku terlihat seperti pemimpi.  *Dia hanya gadis yang bermimpi. Tidak ada bukti kebersamaan mereka. Aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti ini. Di luar sana banyak sekali gadis yang seperti Pamela. *Media memang masih menggila dengan skandal antara aku dan Orland. Berita itu tidak pernah pudar meski berjalan satu minggu, itu karena aku terus menerus memberikan informasi tentang kegiatan kami dulu juga sekarang. Selain itu, aku juga terus memajang produk yang sudah membayar kami agar aku menaruh produk mereka ketika sedang merekam pengakuan. Tentu saja ada banyak hinaan sekaligus pujian yang mengiringi. Bagitulah dunia bekerja. Ada hitam ada putih, ada yang menyukaiku ada pula yang membenciku. Lalu us
Baca selengkapnya

Confius

Orland kembali ke penthouse di upper west side. Dia kembali dengan perasaan yang sangat puas bercampur bahagia. Baginya perasaan ini lebih hebat dari pada memenangkan proyek besar sekalipun. Itu berkat satu orang, tentu saja orang itu adalah Pamela. Orland menyadari jika Pamela adalah dunianya, cintanya. Tanpa gadis itu, hidupnya gersang tanpa ada kehidupan dan gairah. Semua dibawa gadis itu tanpa ia sadari dan bodohnya Orland menyadari perasaan itu setelah menyakitinya dengan begitu buruk. Malam di mana ia menyadari perasaannya terhadap Pamela adalah malam ketika dia melihat gadis itu bersama Blom. Orland tidak sanggup membayangkan Pamela disentuh oleh pria lain. Dia baru menyadari jika nafas Pamela adalah candu yang membuatnya melayang. Tubuh Pamela adalah adiktif yang selalu menarik kepenatan hidupnya ke situasi menyenangkan. Lalu semua sirna karena ia melepaskan sosok indah itu. Yang mengejutkan Pamela berusaha keras lepas dari bayang- bayang cengkeramannya.
Baca selengkapnya

Bad News

Tiba di penthouse-nya yang lain, Orland segera menghubungi Pamela. Dia ingin merasakan kembali kegiatan yang sudah lama tidak dia lakukan karena kebodohannya. Padahal mendengar suara Pamela setelah rutinas seharian sangatlah menyenangkan. "Hallo?" Pamela menjawab dengan suara seksi yang bercampur desahan. Mendorong sesuatu dalam diri Orland untuk bereaksi."Kau tau Pammy,  jika kau menjawab setiap panggilan telepon seperti ini maka yakinlah... aku akan dengan senang hati memukul bokongmu." "Ow, a ha ha, kau boleh melakukannya Orland. Tapi aku ingatkan jika itu tidak semudah yang kau pikirkan. " Pammy tertawa atas sikap cemburu Orland. Dia sama seperti dulu, posesif dan manis. "Aku yakin bisa melakukannya dan ku jamin kau akan menyukainya. " "Baiklah, lakukan yang kau suka tapi itu tidak bisa mencegah suara seksiku di dengar siapapun." Pamela masih memprovokasi dengan suara seksi. &nb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status