Aku melewati siang ini dengan perasaan yang luar biasa. Blom membuat siang hariku sempurna. Dia parner yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu.
Segala hal tentang dirinya menggodaku untuk merayunya. Kepolosannya menggelitikku seolah itu adalah suatu kesenangan yang harus aku taklukkan. Jadi, bagaimana aku bisa melewatkan pria yang sebenarnya masih perjaka dan polos tapi memiliki image heartbreaker. Ditambah fisiknya yang good looking. Hanya wanita bodoh yang mengabaikan Blom.
Yah, Blom yang polos sangat imut ketika bicara. Dia sangat jujur dan pemalu. Fans - nya akan berteriak histeris jika tau siapa Blom sebenarnya.
Lihat saja sekarang. Teknik menciumnya yang amatiran tidak membuatku mencemoohnya. Wajahnya yang memerah saat menatapku. Oh itu sungguh sangat imut. Dia menarik seseorang untuk mengajarkan tentang seksual padanya dan menjadi bajing**. Siapapun akan gemas oleh Blom.
"Kau senang menghabisk
Video klip untuk singgle -ku mulai di ambil. Para kru sudah ada di posisnya. Max masih menjadi direktur sekaligus sutradara untuk pembuatan klip. Aku tidak keberatan karena sebentar lagi aku yakin Vivian datang dengan pesona seksualnya. Lalu menaklukkan Max dengan mudah."Ready and action!"Musik menggema. Di depanku ada instruktur tari yang mengawasi tarianku dan menjaga aku tetap on the way. Aku beraksi. Duduk di pasir pantai, memakai bikini berbahan kristal dengan background dari canvas, menggetarkan rasa nakal dari dalam tubuhku. Ini adalah diriku yang sebenarnya. Tubuhku seolah berteriak, meledak dalam kebutuhan agar menjadi diri sendiri. Saatnya dunia tau jika Pammy adalah gadis yang mampu memikat dengan matanya. Menarik kewarasan siapapun dengan tubuhku yang menghentak. Tidak hanya Orland tapi setiap pria yang aku inginkan.Musik terus mengalun, tubuhku juga tetap bergerak sesuai koreografi. Aku bersalto lalu kaya
Bukan saatnya aku roboh dalam kesedihan. Meskipun Orland kembali hadir dan membuka luka yang ia berikan, aku tidak akan menyerah dengan perasaan melankolis ini. Tapi jika boleh jujur aku merasa puas melihat Orland menyadari eksistensi -ku. Aku sangat senang dia tau jika dia membutuhkanku dan tergila-gila padaku.Sayangnya dia terlambat untuk menyadarinya. Orland sudah membuat jarak diantara kami dengan bertunangan. Dia menyakitiku, merendahkanku semua yang ia lakukan seolah hanya aku yang menjadi pihak yang membutuhkan sementara dia adalah pihak yang tidak membutuhkan apapun karena uangnya.Satu lagi, sekarang dia mencoba menjadikan aku seorang selingkuhan. Sesuatu yang aku benci karena mengingatkanku akan sikap ibu yang tidak pantas karena menjadi simpanan bosnya. Jelas aku tidak ingin seperti itu.Perlahan aku melempar tas ke ranjang. Melepas pakaian yang aku pakai ke mesin cuci di kamar mandi. Lalu berendam di b
Drrrt.Drrrt.Aku melonjak mendengar suara teleponku di atas nakas. Saat aku ambil teleponku, ternyata ibu yang menghubungi diriku. Sudah berapa lama dia tidak menghubungi ku sejak terakhir kalinya. Saat itu dia membujukku untuk menerima Orland menjadi Daddy sugarku. Barang kali saat ini dia akan melakukan hal serupa. Yang berbeda, aku kini tidak lagi butuh uang Orland jika dia menggunakan pengobatan ibuku jika ingin mengancam seperti dulu."Mom..." sapaku. Dalam hati aku berdoa agar ibuku menjadi ibu yang mendukungku. Aku juga berdoa semoga ibu tidak melakukan hal yang aku curigai, yaitu membujukku menerima Orland."Hai Sweety. Maaf baru menghubungimu, seharusnya mom menghubungimu saat Orland bertunangan dengan Vanesa. " Suara ibu terdengar kuat, ini bearti ada kemajuan dalam pengobatannya."Yah, kau cukup mengecewakanku, Mom. Tapi itu tidak menghapus per
Media menanas, infotaiment terus menerus menayangkan berita tentang rekaman yang aku buat-- majalah, tabloid tidak berhenti menulis sebuah statement dan dugaan yang semakin lama semakin melenceng dari semula. Pada dasarnya media hiburan memang menayangkan apa yang ingin didengar oleh khalayak. Jadi tidak mengherankan jika mereka banyak menulis omong kosong."Pammy, lihat berita di tv, " Ucap Vivian. Dia memutuskan menginap di tempatku setelah menangis semalaman."Jangan khawatir. Aku tau semua ini akan terjadi.""Ini menakutkan Pammy. Mereka bisa menghancurkanmu dan---""Sttth, kita lihat dulu beritanya. "Aku masih tidak takut dengan ini. Meski semakin lama media akan menggali kotoran atau skandalku. Atau bahkan mereka bisa saja menemukan hubungan terlarang antara ibuku dan bosnya-- aku sama sekali tidak khawatir. Lagi pula tidak ada ruginya bagiku, mereka hanya akan menyerangku lebih brutal lagi."Mereka mencoba mencari tahu tentang
"Pammy, Vanesa mulai membuat propaganda untuk menyangkal segala ucapanmu. Lihat itu. " Vivian menunjukkan acara televisi di mana Vanesa menjawab semua wawancara dari host televisi. Dia ternyata menerima undangan dari acara talk show untuk membuatku terlihat seperti pemimpi.*Dia hanya gadis yang bermimpi. Tidak ada bukti kebersamaan mereka. Aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti ini. Di luar sana banyak sekali gadis yang seperti Pamela. *Media memang masih menggila dengan skandal antara aku dan Orland. Berita itu tidak pernah pudar meski berjalan satu minggu, itu karena aku terus menerus memberikan informasi tentang kegiatan kami dulu juga sekarang. Selain itu, aku juga terus memajang produk yang sudah membayar kami agar aku menaruh produk mereka ketika sedang merekam pengakuan. Tentu saja ada banyak hinaan sekaligus pujian yang mengiringi. Bagitulah dunia bekerja. Ada hitam ada putih, ada yang menyukaiku ada pula yang membenciku. Lalu us
Orland kembali ke penthouse di upper west side. Dia kembali dengan perasaan yang sangat puas bercampur bahagia. Baginya perasaan ini lebih hebat dari pada memenangkan proyek besar sekalipun. Itu berkat satu orang, tentu saja orang itu adalah Pamela.Orland menyadari jika Pamela adalah dunianya, cintanya. Tanpa gadis itu, hidupnya gersang tanpa ada kehidupan dan gairah. Semua dibawa gadis itu tanpa ia sadari dan bodohnya Orland menyadari perasaan itu setelah menyakitinya dengan begitu buruk. Malam di mana ia menyadari perasaannya terhadap Pamela adalah malam ketika dia melihat gadis itu bersama Blom. Orland tidak sanggup membayangkan Pamela disentuh oleh pria lain. Dia baru menyadari jika nafas Pamela adalah candu yang membuatnya melayang. Tubuh Pamela adalah adiktif yang selalu menarik kepenatan hidupnya ke situasi menyenangkan. Lalu semua sirna karena ia melepaskan sosok indah itu. Yang mengejutkan Pamela berusaha keras lepas dari bayang- bayang cengkeramannya.
Tiba di penthouse-nya yang lain, Orland segera menghubungi Pamela. Dia ingin merasakan kembali kegiatan yang sudah lama tidak dia lakukan karena kebodohannya. Padahal mendengar suara Pamela setelah rutinas seharian sangatlah menyenangkan."Hallo?" Pamela menjawab dengan suara seksi yang bercampur desahan. Mendorong sesuatu dalam diri Orland untuk bereaksi."Kau tau Pammy, jika kau menjawab setiap panggilan telepon seperti ini maka yakinlah... aku akan dengan senang hati memukul bokongmu.""Ow, a ha ha, kau boleh melakukannya Orland. Tapi aku ingatkan jika itu tidak semudah yang kau pikirkan. " Pammy tertawa atas sikap cemburu Orland. Dia sama seperti dulu, posesif dan manis."Aku yakin bisa melakukannya dan ku jamin kau akan menyukainya. ""Baiklah, lakukan yang kau suka tapi itu tidak bisa mencegah suara seksiku di dengar siapapun." Pamela masih memprovokasi dengan suara seksi.&nb
Beristirahat di kondominium San Fansisco adalah hal terbaik yang bisa dilakukan Pamela. Setidaknya di Pasific height, ia bisa menghabiskan waktu menikmati pemandangan Golden gate dan pelabuhan yang menyegarkan mata. Setelah itu dia berlatih koreografi bersama penari dan band yang akan ikut konser keliling dunia.Itu tidak buruk untuk seorang gadis patah hati. Jadwal padat bisa menyibukkan pikirannya hingga tidak akan memikirkan Orland lagi. Terlebih saat ini Crist memblokir semua informasi apapun. Terutama berita mengenai Orland dan pernikahannya."Kau harus beristirahat, Pammy! kau bisa sakit nanti," nasehat Christ. Gadis ini sedang menyiksa diri dengan terlatih habis- habisan. Christ mengkhawatirkan kondisi fisik Pamela dan takut dia tumbang saat konser dunianya."Ini membuatku bisa melupakan masalah ku Crish, tolong jangan halangi aku."Setiap kali Pamela diam, maka bayangan Orland pasti akan kembali mengetahuinya. Meski ber
Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m
Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o
Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak
Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S
Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa
Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba
Max Pov.Dia cantikDia bersinar seperti angel.Dia seksi.Semua terlihat sempurna. Hormonku mengamuk tanpa terkendali karena gadis yang yang melenggak - lenggok di depanku dengan penuh percaya diri. Aku tidak kuasa melawan dorongan untuk menidurinya dengan keras dan dalam. Rasanya pasti sangat menyenangkan."Mr Max, salam kenal. Aku ingin chasting untuk model video.""Ya, silakan ikut denganku."Inilah keuntungan untukku, memilih siapapun yang aku mau meski tidak memiliki bakat. Dan gadis ini ternyata tidak memiliki bakat yang terlalu istimewa selain fisiknya yang mampu membuat tiap kejantanan pria mengeras karena dadanya yang montok dan asli."Kemampuan apa yang bisa kau tunjukkan padaku?" Tanyaku."Aku, aku bisa berpose dan membawakan baju dengan baik. Aku bisa menari dan---""Bagaimana dengan menjadi kekasihku?" Aku selalu to the point. Bagiku dia sama seperti pirang lai
Pamela Pov.Mendapat informasi akurat adalah keahlian Crist. Dia berbakat dalam hal itu, personal yang tidak dilahirkan dalam jumlah yang banyak. Dan aku memiliki keberuntungan memiliki pria ini sebagai seseorang yang seperti saudara bagiku."Coba tebak, Max memang sedang tidak dalam kondisi yang seperti biasanya. Dia sudah membeli bunga dan coklat selama berbulan- bulan, dan itu untuk satu gadis. Kau pasti tau siapa gadis itu, " jelas Crist mengenai penyelidikannya.Di tangannya memegang smartphone dan bolpoint. Dia bersandar di sofa kulit gelap yang senada dengan bajunya. Mungkin banyak gadis di sana yang melihat betapa seksi Crist saat bicara dengan logat Prancis- nya yang menawan. Tapi aku menemukan dia menawan saat kepandaian otaknya mendominasi tingkah Crist."Ini bearti Vivian menjadi gadis pertama yang mendapatkan keistimewaan itu. " Aku mengangguk- angguk paham. "Bukankah ini aneh? Yang aku tau
Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala."Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d