Video klip untuk singgle -ku mulai di ambil. Para kru sudah ada di posisnya. Max masih menjadi direktur sekaligus sutradara untuk pembuatan klip. Aku tidak keberatan karena sebentar lagi aku yakin Vivian datang dengan pesona seksualnya. Lalu menaklukkan Max dengan mudah.
"Ready and action!"
Musik menggema. Di depanku ada instruktur tari yang mengawasi tarianku dan menjaga aku tetap on the way. Aku beraksi. Duduk di pasir pantai, memakai bikini berbahan kristal dengan background dari canvas, menggetarkan rasa nakal dari dalam tubuhku. Ini adalah diriku yang sebenarnya. Tubuhku seolah berteriak, meledak dalam kebutuhan agar menjadi diri sendiri. Saatnya dunia tau jika Pammy adalah gadis yang mampu memikat dengan matanya. Menarik kewarasan siapapun dengan tubuhku yang menghentak. Tidak hanya Orland tapi setiap pria yang aku inginkan.
Musik terus mengalun, tubuhku juga tetap bergerak sesuai koreografi. Aku bersalto lalu kaya
Bukan saatnya aku roboh dalam kesedihan. Meskipun Orland kembali hadir dan membuka luka yang ia berikan, aku tidak akan menyerah dengan perasaan melankolis ini. Tapi jika boleh jujur aku merasa puas melihat Orland menyadari eksistensi -ku. Aku sangat senang dia tau jika dia membutuhkanku dan tergila-gila padaku.Sayangnya dia terlambat untuk menyadarinya. Orland sudah membuat jarak diantara kami dengan bertunangan. Dia menyakitiku, merendahkanku semua yang ia lakukan seolah hanya aku yang menjadi pihak yang membutuhkan sementara dia adalah pihak yang tidak membutuhkan apapun karena uangnya.Satu lagi, sekarang dia mencoba menjadikan aku seorang selingkuhan. Sesuatu yang aku benci karena mengingatkanku akan sikap ibu yang tidak pantas karena menjadi simpanan bosnya. Jelas aku tidak ingin seperti itu.Perlahan aku melempar tas ke ranjang. Melepas pakaian yang aku pakai ke mesin cuci di kamar mandi. Lalu berendam di b
Drrrt.Drrrt.Aku melonjak mendengar suara teleponku di atas nakas. Saat aku ambil teleponku, ternyata ibu yang menghubungi diriku. Sudah berapa lama dia tidak menghubungi ku sejak terakhir kalinya. Saat itu dia membujukku untuk menerima Orland menjadi Daddy sugarku. Barang kali saat ini dia akan melakukan hal serupa. Yang berbeda, aku kini tidak lagi butuh uang Orland jika dia menggunakan pengobatan ibuku jika ingin mengancam seperti dulu."Mom..." sapaku. Dalam hati aku berdoa agar ibuku menjadi ibu yang mendukungku. Aku juga berdoa semoga ibu tidak melakukan hal yang aku curigai, yaitu membujukku menerima Orland."Hai Sweety. Maaf baru menghubungimu, seharusnya mom menghubungimu saat Orland bertunangan dengan Vanesa. " Suara ibu terdengar kuat, ini bearti ada kemajuan dalam pengobatannya."Yah, kau cukup mengecewakanku, Mom. Tapi itu tidak menghapus per
Media menanas, infotaiment terus menerus menayangkan berita tentang rekaman yang aku buat-- majalah, tabloid tidak berhenti menulis sebuah statement dan dugaan yang semakin lama semakin melenceng dari semula. Pada dasarnya media hiburan memang menayangkan apa yang ingin didengar oleh khalayak. Jadi tidak mengherankan jika mereka banyak menulis omong kosong."Pammy, lihat berita di tv, " Ucap Vivian. Dia memutuskan menginap di tempatku setelah menangis semalaman."Jangan khawatir. Aku tau semua ini akan terjadi.""Ini menakutkan Pammy. Mereka bisa menghancurkanmu dan---""Sttth, kita lihat dulu beritanya. "Aku masih tidak takut dengan ini. Meski semakin lama media akan menggali kotoran atau skandalku. Atau bahkan mereka bisa saja menemukan hubungan terlarang antara ibuku dan bosnya-- aku sama sekali tidak khawatir. Lagi pula tidak ada ruginya bagiku, mereka hanya akan menyerangku lebih brutal lagi."Mereka mencoba mencari tahu tentang
"Pammy, Vanesa mulai membuat propaganda untuk menyangkal segala ucapanmu. Lihat itu. " Vivian menunjukkan acara televisi di mana Vanesa menjawab semua wawancara dari host televisi. Dia ternyata menerima undangan dari acara talk show untuk membuatku terlihat seperti pemimpi.*Dia hanya gadis yang bermimpi. Tidak ada bukti kebersamaan mereka. Aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti ini. Di luar sana banyak sekali gadis yang seperti Pamela. *Media memang masih menggila dengan skandal antara aku dan Orland. Berita itu tidak pernah pudar meski berjalan satu minggu, itu karena aku terus menerus memberikan informasi tentang kegiatan kami dulu juga sekarang. Selain itu, aku juga terus memajang produk yang sudah membayar kami agar aku menaruh produk mereka ketika sedang merekam pengakuan. Tentu saja ada banyak hinaan sekaligus pujian yang mengiringi. Bagitulah dunia bekerja. Ada hitam ada putih, ada yang menyukaiku ada pula yang membenciku. Lalu us
Orland kembali ke penthouse di upper west side. Dia kembali dengan perasaan yang sangat puas bercampur bahagia. Baginya perasaan ini lebih hebat dari pada memenangkan proyek besar sekalipun. Itu berkat satu orang, tentu saja orang itu adalah Pamela.Orland menyadari jika Pamela adalah dunianya, cintanya. Tanpa gadis itu, hidupnya gersang tanpa ada kehidupan dan gairah. Semua dibawa gadis itu tanpa ia sadari dan bodohnya Orland menyadari perasaan itu setelah menyakitinya dengan begitu buruk. Malam di mana ia menyadari perasaannya terhadap Pamela adalah malam ketika dia melihat gadis itu bersama Blom. Orland tidak sanggup membayangkan Pamela disentuh oleh pria lain. Dia baru menyadari jika nafas Pamela adalah candu yang membuatnya melayang. Tubuh Pamela adalah adiktif yang selalu menarik kepenatan hidupnya ke situasi menyenangkan. Lalu semua sirna karena ia melepaskan sosok indah itu. Yang mengejutkan Pamela berusaha keras lepas dari bayang- bayang cengkeramannya.
Tiba di penthouse-nya yang lain, Orland segera menghubungi Pamela. Dia ingin merasakan kembali kegiatan yang sudah lama tidak dia lakukan karena kebodohannya. Padahal mendengar suara Pamela setelah rutinas seharian sangatlah menyenangkan."Hallo?" Pamela menjawab dengan suara seksi yang bercampur desahan. Mendorong sesuatu dalam diri Orland untuk bereaksi."Kau tau Pammy, jika kau menjawab setiap panggilan telepon seperti ini maka yakinlah... aku akan dengan senang hati memukul bokongmu.""Ow, a ha ha, kau boleh melakukannya Orland. Tapi aku ingatkan jika itu tidak semudah yang kau pikirkan. " Pammy tertawa atas sikap cemburu Orland. Dia sama seperti dulu, posesif dan manis."Aku yakin bisa melakukannya dan ku jamin kau akan menyukainya. ""Baiklah, lakukan yang kau suka tapi itu tidak bisa mencegah suara seksiku di dengar siapapun." Pamela masih memprovokasi dengan suara seksi.&nb
Beristirahat di kondominium San Fansisco adalah hal terbaik yang bisa dilakukan Pamela. Setidaknya di Pasific height, ia bisa menghabiskan waktu menikmati pemandangan Golden gate dan pelabuhan yang menyegarkan mata. Setelah itu dia berlatih koreografi bersama penari dan band yang akan ikut konser keliling dunia.Itu tidak buruk untuk seorang gadis patah hati. Jadwal padat bisa menyibukkan pikirannya hingga tidak akan memikirkan Orland lagi. Terlebih saat ini Crist memblokir semua informasi apapun. Terutama berita mengenai Orland dan pernikahannya."Kau harus beristirahat, Pammy! kau bisa sakit nanti," nasehat Christ. Gadis ini sedang menyiksa diri dengan terlatih habis- habisan. Christ mengkhawatirkan kondisi fisik Pamela dan takut dia tumbang saat konser dunianya."Ini membuatku bisa melupakan masalah ku Crish, tolong jangan halangi aku."Setiap kali Pamela diam, maka bayangan Orland pasti akan kembali mengetahuinya. Meski ber
Pagi hari, Orland mendatangi sebuah villa yang terletak di Pallm Beach. Dia mengunjungi seseorang yang selalu menghantui pikirannya karena ekspresi terluka dan hancur yang ia tujukan ketika orang yang ia cintai meninggal. Orland tidak bisa melupakan tangisan Janet dan ucapannya yang membuat ia berjanji untuk menemukan penyebab suaminya meninggal. Janet juga membuatnya bersumpah menghukum penyebab putrinya tidak memiliki ayah lagi. Tiap kata yang terucap dari kakak iparnya tidak bisa pergi dan selalu menghantui dirinya dengan begitu buruk. Ketenangan yang Orland miliki menghilang saat dia kehilangan kakaknya.Yah, orang yang meninggal itu adalah kakak kandungnya, sedangkan seseorang dulu menangis histris dan sekarang sedang menggunting bunga di depan sana adalah kakak iparnya, Janet.Sehari setelah pemakaman suaminya, Janet meninggalkan Manhattan untuk menenangkan diri di rumah tepi pantai. Wanita yang sudah lama menggantikan peran ibu bagi Orl