Edelia turun dari begitu saja dari taksi, dan tak mempedulikan teriakan sopir taksi yang mengatakan jika Edelia meninggalkan kembaliannya. Ya, Edelia sama sekali tidak peduli dengan kembalian yang akan diberikan oleh sang sopir dan hanya fokus pada satu hal saja. Dengan lankah cepat dan wajah pucat pasi, Edelia melangkah tergesa menuju instalasi gawat darurat. Di sepanjang lorong menuju ruangan tersebut, Edelia bisa melihat puluhan pria berpakaian jas formal hitam, dan alat komunikasi yang tertempel di telinga mereka. Jelas sekali jika mereka adalah para pengawal terlatih yang hanya patuh perintah tuan mereka. Tanpa bertanya pun, Edelia sudah tahu atas dasar apa mereka bisa berada di rumah sakit seperti.
Read more