Terdengar batuk dan gumaman dari rombongan dibelakang Du Jun mendengar jawaban Xue Yao. Beberapa orang bahkan tidak dapat menahan senyumnya. Sementara Lu Jin mendengus kesal.
Nie Huan tersenyum mendengar jawaban Xue Yao. Ia menganggukkan kepala dengan takzim kepada Xue Yao.
Tatapan Xue Yao beralih pada tangan Xue Ling yang masih berada dalam genggaman Nie Huan. Tatapannya tidak suka. Xue Yao meraih tangan Xue Ling, menariknya lepas dari genggaman Nie Huan.
Nie Huan menatap tangannya yang sekarang kosong dan merasa sedih sejenak. Lalu wanita itu kembali meraih tangan Xue Ling, sementara tangan yang lainnya berusaha merengkuh bahu Xue Ling namun gagal karena Xue Yao dengan cepat menarik tubuh Xue Ling dan memindahkan gadis itu ke sisi tubuhnya yang lain.
Xue Yao mengangkat satu alis menatap tidak suka pada Nie Huan. “Apa yang sebenarnya sedang kau coba lakukan?”
Xue Ling menarik baju Xue Yao dan melotot pada pria itu. Xue Yao membalas pel
“Butuh bantuan?”“Tidak!” jawab Xue Ling cepat. Gadis itu menutup pintu dan menguncinya dari dalam.Xue Yao nyengir. Ia duduk. Sesaat kemudian, seseorang mengetuk pintu. Xue Yao berdiri, membuka pintu. Seorang pelayan, kali ini pria, menyerahkan nampan berisi pakaian pria sambil menunduk.“Pakaian Anda, Yang Mulia.” Katanya dengan nada penuh hormat.Segera setelah Xue Yao mengambil nampan pakaian itu, pelayan itu membungkuk dan berlalu pergi dengan cepat.Xue Yao hanya mengangkat alisnya melihat tingkah pelayan itu lalu menutup dan mengunci pintu dari dalam. Xue Yao melangkah ke depan pintu kamar mandi, mengetuknya dan memanggil Xue Ling. “Kau butuh bantuan? Kenapa lama sekali?”Terdengar langkah kaki mendekat. Pintu terbuka. Xue Ling melangkah keluar.Xue Yao menahan napas.Xue Ling terlihat begitu cantik menggunakan gaun berwarna putih itu.Xue Ling tersenyum pada Xue Yao
“Wah—wah—wah—“ Xue Ling benar-benar tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya sama sekali.Xue Yao tersenyum lembut melihat wajah Xue Ling yang bersinar karena takjub.“Kau benar-benar tampan, Tuan Muda!” serunya takjub. Rambutnya bergerak lembut. Matanya bersinar. Kedua tangannya masih berada di dada Xue Yao, merapikan kerah agar tidak kusut.Tanpa sadar, Xue Yao mengulurkan kedua tangannya. Menangkup wajah Xue Ling, menurunkan wajahnya hingga sejajar dengan wajah gadis itu, lalu menciumnya dengan penuh penghayatan.“Tidak bisakah kita segera meninggalkan tempat ini?” bisik Xue Yao setelah melepaskan bibirnya dari gadis itu.Xue Ling tidak dapat menjawab dengan cepat. Pikirannya masih berkabut. Setelah di cium dengan begitu lembut dan dalam, otaknya seolah-olah lumpuh.Xue Yao mengangkat dagu Xue Ling dengan lembut. “Aku benar-tidak tidak menyukai gunung ini!”Mata Xue
Yao-yao menunduk dan menjawab. “Benar, Nona. Selama Perayaan Cahaya tidak ada boleh tamu di kuil Cahaya ini. Hanya yang diperkenankan boleh hadir menghadiri Perayaan Cahaya saja yang boleh tetap tinggal.”“Mengapa begitu?”“Karena pada saat Perayaan Cahaya seluruh pelayan bersiap menyambut Perayaan Cahaya ini. Jadi kuil ini tidak menerima tamu.”Xue Ling mengangguk.Yao-yao menoleh sambil tersenyum dengan sangat manis pada Xue Ling. “Kecuali Nona, Nona secara khusus diundang mengikuti Perayaan Cahaya oleh Tuan Lu Jin.”Xue Yao tidak mengatakan apa-apa. Dia bahkan tidak memikirkan Mo Fan Wan sama sekali. Yang ada di dalam kepalanya hanya Xue Ling. Yang Xue Yao inginkan saat ini hanya segera membawa Xue Ling meninggalkan gunung aneh ini. Perasaanya tidak enak. Dan Xue Yao tidak menyukainya. Seolah-olah hal buruk akan terjadi.***Mo Fan Wan menatap Xue Yao yang sedang menggen
Xue Yao dan Xue Ling memasuki aula utama. Xue Ling tidak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap ruangan itu bahkan meskipun gadis itu sudah berkali-kali memasukinya. Xue Yao mengedarkan pandangannya, ia akui ruangan itu memang sangat megah. Bahkan aula kaisar Han kalah megah dengan aula pemujaan kuil ini. Yao-yao membawa mereka melewati altar pemujaan, pelayan itu menekan tombol rahasia yang terdapat di kelopak bunga teratai tepat di samping altar. Terdengar bunyi berderak yang sangat keras.Xue Yao menarik Xue Ling ke belakang tubuhnya. Satu tangannya tetap menggenggam erat tangan Xue Ling, sementara tangan yang satunya mencengkeram gagang golok penebang. Tatapannya waspada. Membawa golok penebang dan payung hitam benar-benar keputusan yang tepat.Dinding bergerak membuka perlahan dengan bunyi yang lebih pelan. Di hadapan mereka, terbentang sebuah terowongan batu yang disinari dengan kunang-kunang.Xue Ling bergerak mengintip dari balik tubuhnya. Xue Yao me
“Wah…. Tuan Muda lihat! Pria itu mirip dirimu, Tuan Muda.” gadis itu menunjuk ukiran lukisan seorang pria berambut merah kecoklatan dengan baju berwarna senada dengan rambutnya berdiri dengan satu tangan memegang bunga matahari yang sangat cantik sementara satu tangannya yang lain di letakkan di punggungnya. Pria itu menatap mereka seolah-olah dialah sumber dari alam semesta.Xue Yao menatap pria dalam lukisan itu lalu mengernyit pada Xue Ling. “Apa maksudmu! Jelas-jelas aku lebih tampan dari dia.”Yao-yao tersenyum dan menunduk lebih dalam lagi agar tidak ketahuan. Dan tanpa menatap Xue Yao, gadis pelayan itu menunjuk pada Xue Yao dengan penuh penghormatan. “Lewat sini, Tuan.”Mendengar kata-kata Xue Yao, Xue Ling tertawa pelan. “Kau benar, Tuan Muda. Kau lebih tampan. Jauh lebih tampan. Kaulah pria tertampan yang pernah kukenal!”Xue Yao menjentik pelan gadis itu sambil menyeringai. “Kenapa ak
Xue Ling mengedarkan pandangan berusaha menghindar dari tatapan Xue Yao. Sejak mereka bertemu, Tuan Mudanya tidak pernah membiarkannya seorang diri. Pria itu selalu mengekor padanya dengan sangat ketat. Selalu menatapnya. Membuatnya merasa bahwa ia adalah pusat kehidupan pria itu.“Hentikan Tuan Muda. Kau membuatku malu.” Bisik Xue Ling lirih.“Kenapa harus malu. Aku suka menatapmu, aku tidak mau memalingkan tatapanku darimu karena aku takut jika aku berpaling darimu sebentar saja kau akan menghilang dari hadapanku.”“Kau tidak menginginkanku lagi, ingat! Kau menyukai wanita lain.”Ah—sial.“Salahku.” Aku Xue Yao. “Itu tidak akan terulang lagi.”“Aku tidak percaya padamu.”Xue Yao menghela napas berat dan membuka mulutnya untuk menyakinkan Xue Ling—“Sudah waktunya.” Suara itu tenang dan lembut namun mampu terdengar oleh semua
Yao-yao menunduk dan menjawab. “Itu kue Feain.”“Feain.” Gumam Xue Ling.“Konon ada sebuah bunga yang tercipta dari setetes darah Dewa Agung yang sangat kuno, Dewa Agung Huo. Bahkan lebih tua dari kaisar langit pertama. Dewa Agung Huo tidak pernah turun dari istananya. Tidak ada yang dapat bertahan hidup di dunia Dewa Agung Huo selain Dewa Agung itu sendiri. Dewa Agung selalu sendiri. Tidak ada yang dapat mendekatinya. Menurut legenda, saat Dewa Agung sedang bertarung melawan Iblis pertama, dia terluka. Salah satu kehebatan Dewa Agung Huo adalah tubuhnya dapat pulih dengan segera dari luka apapun, tapi saat itu, tidak disangka, sebelum luka sabetan pedang iblis pulih, setetes darah keluar dari tubuhnya, terjun bebas melewati semua dunia. Katanya, saat itu setiap dunia yang dilewati oleh setetes darah Dewa Agung menjadi kacau. Sebuah gunung api di dunia paling bawah, dunia para iblis dan siluman, bahkan meletus dengan dahsyat. Darah Dewa Ag
Xue Yao merasakan tubuhnya semakin memanas. Jika ia tidak segera pergi dari tempat itu, mungkin dia harus membuka seluruh pakaiannya di sana.“Kau tidak bermaksud untuk meninggalkan perayaan secepat ini bukan, Tuan Xue Yao?” suara Du Jun pelan dan lembut namun penuh wibawa, membuat yang hadir tempat itu seluruhnya menoleh pada Xue Yao.Sial, rutuk Xue Yao. Xue Yao melemparkan pandangan tajam pada Du Jun yang di balas dengan senyuman kecil. “Aku merasa tidak enak badan. Kurasa tubuhku belum sepenuhnya pulih.” Xue Yao memberi penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.“Ah—“ Du Jun tersenyum. “aku mengerti.” Du Jun menuangkan air dari teko kecil yang ada di hadapannya. Mengangguk pada seorang pelayan, pelayan itu mendekati Du Jun, mengambil gelas yang berisi air dan melangkah mendekati Xue Yao. “Jika kau meminum air embun itu, Tuan Xue Yao, aku pastikan kau akan segera pulih. Aku sendiri yang mengumpulkan
“Apa maksudmu?” Xue Yao berkata dengan kesal. “Semua itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku punya aturan seperti itu? Langit kesepuluh! Hah! Hah! Benar-benar konyol!” Xue Yao menoleh pada Xue Ling dan menunjuk pada Huǒ niǎo. “Kau tidak dapat melihatnya, bukan?”Xue Ling menatapnya seolah-olah dia sudah gila. “Tentu saja aku melihatnya, Tuan Muda. Sejak tadi burung api ini mendekati kita sampai akhirnya berjalan bersisian dan memberikan kita cahayanya sehingga kita dapat melihat di tempat yang mulai gelap ini. Apakah Tuan Muda tidak sadar jika matahari sudah tenggelam? Aku tidak mengatakan apapun pada Tuan Muda karena aku melihat Tuan Muda baik-baik saja saat burung api ini mendekati kita, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak berbahaya.”Xue Yao terkejut mendengar jawaban Xue Ling. Ia menoleh pada burung dengan tatapan bertanya.‘Ada alasan mengapa Tuan Li Jun berusaha menahan gadis itu untuk terus tinggal.’Satu alis Xue Yao terangkat.Burung itu menggelengkan kepalanya. ‘Tidak dap
Sekejap, Xue Yao melihat Xue Ling terlihat memudar seolah-olah gadis itu akan menghilang di depan matanya dan ia tidak akan pernah melihatnya lagi.Deg!!! Xue Yao mendengar jantungnya berhenti berdetak.Xue Yao meraih Xue Ling dengan sangat cepat, membuat Xue Ling terlonjak kaget dan cahaya di tubuh gadis itu memudar dengan cepat. Xue Yao menghela napas lega. Pria itu memeluk Xue Ling dengan erat.Xue Ling bingung. Gadis itu meletakkan tangannya di punggung Xue Yao dan menepuk pelan. Tidak tahu harus apa.“Kenapa?” bisik Xue Ling pelanXue Yao tidak menjawab. Ia sibuk mengatur napas. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dilihatnya pada Xue Ling.Perlahan-lahan Xue Yao melepaskan pelukannya pada Xue Ling, ia menyentuh pipi gadis itu dengan penuh perasaan dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. Lalu menatap mata gadis itu dan menjawab lembut. “Tidak apa-apa.” Katanya “Aku hanya ingin memelukmu saja.”Xue Ling menatap Xue Yao dengan tatapan tidak
“Pernikahan Tuan Muda.” Jawab Xue Ling pelan. “Baiklah—awas langkah kakimu!” kata Xue Yao cepat saat mereka melewati tangga yang penuh dengan tonjolan tidak rata. Xue Yao berbalik dengan cepat untuk memegang lengan Xue Ling, mencegahnya jatuh. Refleks Xue Ling melihat kebawah, hampir saja ia tersandung. “Ada apa dengan pernikahanku?” Tanya Xue Yao kemudian. Setelah ia yakin Xue Ling aman, mereka melangkah turun kembali. “Mereka sedang memperdebatkan siapa yang pantas menjadi istri Tuan Muda.” Xue Yao mengangkat satu alisnya sambil meniup rambut yang menutupi mata. “Siapa menurut mereka yang pantas aku nikahi?” Wajah Xue Ling berubah mendung. “Menurut Kakak Pertama, Nona Mo Fan Wan adalah pilihan yang paling tepat. Tapi Kakak Kedua dan Kakak Keduabelas tidak setuju. Kakak Ketiga berkata bahwa Tuan Putri adalah pilihan yang paling tepat, apalagi dengan Tuan Muda sebagai pelindung Ibukota. Kakak Ketiga berkata bahwa jika Tuan Muda menikah dengan Tuan Putri maka kelak jika Kaisar men
Xue Ling berdiri, diikuti oleh Xue Yao, setelah Chunhua mendekat Xue Ling berkata. “Terima kasih atas sarapannya. Kami sangat menikmatinya.”Chunhua membungkukkan badannya. “Senang mendengar bahwa Nona dan Tuan Muda menikmati makanan yang kami hidangkan.”Xue Ling tersenyum. “Kami harus pergi. Bisakah kau menyampaikan rasa terima kasihku pada Tuan Li Jun?”“Tentu, Nona.”“Bisakah kau menunjukkan padaku jalan mana yang harus aku lalui untuk keluar dari Gunung ini?”Chunhua terlihat bimbang, tapi hanya sebentar. “Di jalan masuk yang Nona lalui semalam, ada tangga batu yang mengarah ke lembah, tapi Tuan Muda dan Nona harus berhati-hati saat melewati lembah.”“Kenapa?”“Lembah Gunung ini dihuni oleh banyak siluman.”Xue Ling menoleh menatap Xue Yao, pria itu mengangguk menenangkan.“Ada jalan setapak di lembah. Jalan setapak itu akan membawa Tuan Muda dan Nona melewati hutan yang sangat lebat, jika Tuan Muda dan Nona mengikuti jalan setapak itu Tuan Muda dan Nona dapat keluar dari Gunun
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?” “Mungkin tiga hari.” “Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?” “Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.” Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?” Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?”“Mungkin tiga hari.”“Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?”“Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.”Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?”Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah satu
Xue Yao menoleh pada Chunhua, menyuruh pelayan itu untuk pergi.“Hari itu dimulai dengan pagi yang manis. Matahari bersinar dengan penuh kehangatan setelah malam hampir berhasil membuatku beku.”Tangan Xue Yao terkepal mendengarnya. Jadi malam itu racun dinginnya kambuh. Dan Xue Ling tidak mengatakan apapun padanya.“Beberapa hari sebelumnya aku sudah mengurus semua keperluan pernikahan. Semuanya dengan kualitas yang terbaik. Karena itu untuk Tuan Muda. Aku yakin hari itu semua akan berjalan sesuai rencana. Tuan Muda terlihat begitu bahagia saat bertanya padaku tentang jika Nona Mo Fan Wan menjadi Nyonya Rumah. Saat itu kupikir tidak apa-apa jika aku tidak ada di sana. Bukankah Tuan Muda sanggup hidup tanpa kehadiranku selama di gurun pasir?” kata-kata itu terdengar seperti pernyataan yang sedang dikatakan untuk menyakinkan dirinya sendiri. “Saat aku membawa pergi Payung Hitam, hatiku merasa sangat pedih melihat Golok Penebang tergantung sendirian. Tapi saat itu kupikir, paling tidak
Pakaian yang tersedia sangat pas di tubuh pria itu. Xue Yao membuka pintu dengan satu tangan sedang berusaha mengikat rambutnya. Gerakan pria itu berhenti saat ia mendapati Xue Ling sedang berdiri di depannya. Segar dan begitu cantik dalam balutan gaun berwarna merah muda pucat.“Wah—lihatlah dirimu!” seru Xue Yao terpukau. “Aku hanya tidak melihatnya sebentar, kau sudah berubah memukau seperti ini.”Xue Ling tersenyum lebar. “Lihatlah dirimu, Tuan Muda. Bahkan dengan rambut yang kau ikat asal-asalan seperti ini kau tetap terlihat gagah. Kau membuatku merasa iri.”Xue Yao tertawa senang. “Semakin pandai menjawab, ya!”Xue Ling mengangguk penuh semangat. “Aku mengatakan kenyataan.” Xue Ling menyentuh pinggiran baju Xue Yao dengan lembut. Lalu gadis itu berpaling pada Chunhua. “Tidak adakah pakaian yang dapat membuatnya tidak setampan ini? Pikiranku tidak tenang jika harus keluar dengannya jika—“ Xue Ling menunjuk pada Xue Yao. “dia setampan ini.”Xue Yao merangkul Xue Ling sambil terta
Perjamuan malam di kediaman Tuan Putri? Ah—Xue Yao ingat. “Itu karena aku menyembunyikanmu di belakang punggungku. Aku tidak mau mereka melihat betapa mempesonanya dirimu dalam balutan gaun berwarna gading itu. Wah—aku sampai menahan napas saat kau keluar dari kamar, kupikir ada seorang dewi turun ke bumi.” Xue Yao meletakkan tangan di dadanya. “Jantungku berdebar sangat kencang saat itu.”Tawa Xue Ling pecah mendengarnya. Sekarang ia ingat. Ya—Xue Yao memang tidak membiarkannya berjalan di samping pria itu. Bahkan saat ia duduk pun, Xue Yao berusaha menghalangi pandangan para tamu undangan sehingga tidak satupun yang memperhatikan kehadirannya waktu itu.Yang tidak Xue Yao sadari saat itu adalah pandangan Pangeran Negeri Cahaya yang terpaku pada Xue Ling sejak gadis itu melangkah memasuki ruangan perjamuan tidak berkedip sama sekali.“Jadi?—adakah yang kau inginkan untuk kujadikan sebagai mahar pernikahan?”Xue Ling menggeleng. “Aku sudah punya semua.”“Oh—ayolah. Tentu tidak bisa be