Xue Ling mengedarkan pandangan berusaha menghindar dari tatapan Xue Yao. Sejak mereka bertemu, Tuan Mudanya tidak pernah membiarkannya seorang diri. Pria itu selalu mengekor padanya dengan sangat ketat. Selalu menatapnya. Membuatnya merasa bahwa ia adalah pusat kehidupan pria itu.
“Hentikan Tuan Muda. Kau membuatku malu.” Bisik Xue Ling lirih.
“Kenapa harus malu. Aku suka menatapmu, aku tidak mau memalingkan tatapanku darimu karena aku takut jika aku berpaling darimu sebentar saja kau akan menghilang dari hadapanku.”
“Kau tidak menginginkanku lagi, ingat! Kau menyukai wanita lain.”
Ah—sial.
“Salahku.” Aku Xue Yao. “Itu tidak akan terulang lagi.”
“Aku tidak percaya padamu.”
Xue Yao menghela napas berat dan membuka mulutnya untuk menyakinkan Xue Ling—
“Sudah waktunya.” Suara itu tenang dan lembut namun mampu terdengar oleh semua
Yao-yao menunduk dan menjawab. “Itu kue Feain.”“Feain.” Gumam Xue Ling.“Konon ada sebuah bunga yang tercipta dari setetes darah Dewa Agung yang sangat kuno, Dewa Agung Huo. Bahkan lebih tua dari kaisar langit pertama. Dewa Agung Huo tidak pernah turun dari istananya. Tidak ada yang dapat bertahan hidup di dunia Dewa Agung Huo selain Dewa Agung itu sendiri. Dewa Agung selalu sendiri. Tidak ada yang dapat mendekatinya. Menurut legenda, saat Dewa Agung sedang bertarung melawan Iblis pertama, dia terluka. Salah satu kehebatan Dewa Agung Huo adalah tubuhnya dapat pulih dengan segera dari luka apapun, tapi saat itu, tidak disangka, sebelum luka sabetan pedang iblis pulih, setetes darah keluar dari tubuhnya, terjun bebas melewati semua dunia. Katanya, saat itu setiap dunia yang dilewati oleh setetes darah Dewa Agung menjadi kacau. Sebuah gunung api di dunia paling bawah, dunia para iblis dan siluman, bahkan meletus dengan dahsyat. Darah Dewa Ag
Xue Yao merasakan tubuhnya semakin memanas. Jika ia tidak segera pergi dari tempat itu, mungkin dia harus membuka seluruh pakaiannya di sana.“Kau tidak bermaksud untuk meninggalkan perayaan secepat ini bukan, Tuan Xue Yao?” suara Du Jun pelan dan lembut namun penuh wibawa, membuat yang hadir tempat itu seluruhnya menoleh pada Xue Yao.Sial, rutuk Xue Yao. Xue Yao melemparkan pandangan tajam pada Du Jun yang di balas dengan senyuman kecil. “Aku merasa tidak enak badan. Kurasa tubuhku belum sepenuhnya pulih.” Xue Yao memberi penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.“Ah—“ Du Jun tersenyum. “aku mengerti.” Du Jun menuangkan air dari teko kecil yang ada di hadapannya. Mengangguk pada seorang pelayan, pelayan itu mendekati Du Jun, mengambil gelas yang berisi air dan melangkah mendekati Xue Yao. “Jika kau meminum air embun itu, Tuan Xue Yao, aku pastikan kau akan segera pulih. Aku sendiri yang mengumpulkan
Du Jun memusatkan perhatiannya pada Xue Yao yang sedang menatap Xue Ling dengan tatapan memuja. Ah… andai saja ia dapat mengerti bagaimana cara gadis itu memikat Huo hingga Dewa agung itu rela ikut memasuki dunia manusia hanya untuk melindunginya. Mungkinkah jatuh cinta pada pandangan pertama? Tapi—gadis itu tidak memiliki kecantikan anggun seperti yang dimiliki oleh kekasihnya, Dewi rubah putih berekor sembilan. Apalagi gadis itu masih bayi saat berhasil memikat Huo, begitulah yang ia lihat di cermin jiwa beberapa saat yang lalu.Du Jun memiringkan kepalanya sedikit. Alisnya sedikit terangkat, rambut peraknya bergerak sedikit terbawa angin malam yang bertiup pelan.Du Jun kesal pada Huo yang mengingkari janji padanya, Dewa agung itu berjanji akan datang ke kediamannya untuk bermain catur bersama. Ia sudah menyiapkan semuanya. Makanan kesukaan Dewa agung itu, Du Jun bahkan mengumpulkan sendiri air embun dari Gunung Sunyi untuknya. Namun setelah menunggu ha
Mati dan hancur.Begitulah alam semesta tanpa Dewa Huo. Karena ia adalah penguasa matahari.“Seperti itukah wujudnya yang sebenarnya?”Du Jun menggeleng.“Katakan padaku.” Pinta Zijie.Tatapan Du Jun menerawang jauh. Angin masih bermain-main dengan rambut putihnya. “Di langit kesembilan, siapa menurutmu yang paling tampan?”Alis Zijie berkerut tidak mengerti. “Bukankah sudah jelas? Tidak ada yang dapat mengalahkan ketampanan Dewa Agung.”“Itu karena kalian tidak pernah bertemu dengan Huo.”Zijie ternganga tidak percaya. Zijie mengarahkan tatapannya dari Du Jun lalu ke arah Xue Yao.Du Jun mengibaskan tangannya dengan geli.“Itu hanya tubuh fana yang ia pakai.”“Tapi—““Tidak ada yang dapat menyamai ketampanan Huo di alam semesta ini.” Tatapan Du Jun menerawang. “Rambutnya merah kecoklatan, sangat elegan. Tubuhnya—kekar dan tinggi. Yang paling aku sukai darinya adalah aroma tubuhnya.” Du Jun menghidu pelan dengan hidungnya ke arah Xue Yao. “Bahkan meski berada dalam tubuh manusia, arom
“Aku harus pergi—“ Du Jun bangkit dari duduknya dan menatap Zijie dengan cepat. “jangan biarkan Li Jun bersikap tidak masuk akal. Apa yang harus terjadi, harus tetap terjadi.” Katanya sebelum menghilang.Setelah Du Jun menghilang, Zijie langsung melihat pada Li Jun. Dewa Kegelapan menatap Xue Yao tanpa berkedip. Zijie dapat melihat bahwa Li Jun sedang menahan dirinya. Zijie mengangkat bahu acuh. Siapa yang tidak kesal jika putri satu-satunya yang baru ditemukan langsung diklaim oleh Dewa yang paling agung diantara mereka. Disampingnya, Dewi Cahaya berusaha menenangkannya.Zijie menyeringai. Ia menyandarkan punggungnya berusaha menikmati pertunjukan yang ada di hadapannya seraya menebarkan jaring-jaring pendeteksi siluman miliknya. Selain menjadi Jenderal perang, ia juga diperintah untuk menjaga Gunung Fujian. Dan ia yakin itu karena Bunga Feain. Zijie percaya bunga Feain ada di Gunung Fujian. Ini dapat menjelaskan mengapa Du Jun sering mengunjungi Gunung ini.“Ini sudah sangat larut—
“Bagaimana jika Dewa Agung melupakan perasaannya saat ia kembali?”Nie Huann menggeleng pelan, menghalau gagasan itu dari kepala cantiknya. “Dia Dewa Agung, suamiku. Seperti halnya Dewa Agung Du Jun, banyak aturan dunia ini yang tidak dapat mengikat mereka.”Li Jun menggenggam tangan istrinya lembut.“Mengetahui bahwa legenda tentang Dewa Agung Huo ternyata benar adanya membuatku tidak dapat berpikir, kau tahu? Dewa Api kuno sumber segala cahaya yang siapapun tidak ada yang pernah melihatnya kecuali dari catatan sejarah di perpustakaan langit, itupun hanya sedikit yang mencatat tentangnya, seolah-olah catatan-catatan itu dilarang ada, bahkan Dewa Agung Du Jun menempatkan catatan-catatan itu di bagian terlarang.” Nie Huann mempermainkan jari-jari Li Jun dengan penuh rasa sayang. “Ini tidak adil bukan?”Li Jun mengangguk. “Sangat tidak adil.” Katanya kesal. “Aku bahkan belum menggendongnya dalam pelukanku, sekarang aku harus merelakannya di bawa pergi begitu saja. Xiàngrìkuí bahkan tida
Xue Yao membawa Xue Ling menuruni tangga batu. Cahaya dari obor yang berada di sepanjang tangga menerangi langkah mereka. Xue Yao menyadari ada perbedaan dari tangga yang mereka lalui sebelumnya namun pria itu tidak mengatakan apapun pada Xue Ling. Sejak awal Xue Yao sudah merasakan bahwa Gunung Fujian ini aneh dan misterius. Ia merasakan antisipasi dalam dirinya. Xue Yao mendongak ke atas, ke anak tangga yang mereka lalui. Anak-anak tangga itu perlahan memudar dan menghilang. Di atas mereka, Xue Yao tidak melihat cahaya sama sekali.“Menurut Tuan Muda, apakah Master Guru akan menyetujui hubungan kita?” tiba-tiba Xue Ling mengajukan pertanyaan yang menurut Xue Yao lucu.“Hmm—aku tidak tahu bagaimana cara kerja kepalamu hingga kau mempertanyakan hubungan kita.”“Entahlah—“ kata Xue Ling pelan dan tidak percaya diri “semua orang tidak pernah menganggapku sebagai anggota keluarga Xue. Mereka semua berpikir bahwa aku hanya pembantu Tuan Muda saja.”Xue Yao mengangguk. Benar juga. Dan tent
“Bagaimana ini?” Xue Ling berbisik pelan. Suaranya sedikit bergetar.“Tidak ada yang perlu di takuti. Ada aku disini.” Kata Xue Yao tenang namun matanya menatap penuh kewaspadaan.Mereka melangkah mendekati pintu gerbang.“Sepertinya tidak ada orang.”Xue Ling mengangguk.Xue Yao mendorong pintu kayu itu, dengan berderit pintu itu bergerak mundur. Xue Ling menempatkan dirinya dibelakang tubuh Xue Yao. Gadis itu memegang erat gagang golok penebang. Ia tahu apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba Xue Yao harus bertempur.“Tunggulah disini, aku harus memeriksa tempat ini.”Xue Ling mengangguk. Ia berdiri diam di tempatnya. Xue Yao melangkah ke depan, berhenti sejenak, mendengarkan, berjaga-jaga jika saja ada suara di dalam bangunan itu.Sunyi.Xue Yao menoleh pada Xue Ling, mengangguk untuk menenangkan gadis itu, lalu tangannya mendorong pintu. Secara ajaib, pintu itu bergerak membuka.Ia tidak dapat memanggil kesadaran untuk membantunya, dan itu sedikit membuatnya merasa frustasi. Hanya
“Apa maksudmu?” Xue Yao berkata dengan kesal. “Semua itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku punya aturan seperti itu? Langit kesepuluh! Hah! Hah! Benar-benar konyol!” Xue Yao menoleh pada Xue Ling dan menunjuk pada Huǒ niǎo. “Kau tidak dapat melihatnya, bukan?”Xue Ling menatapnya seolah-olah dia sudah gila. “Tentu saja aku melihatnya, Tuan Muda. Sejak tadi burung api ini mendekati kita sampai akhirnya berjalan bersisian dan memberikan kita cahayanya sehingga kita dapat melihat di tempat yang mulai gelap ini. Apakah Tuan Muda tidak sadar jika matahari sudah tenggelam? Aku tidak mengatakan apapun pada Tuan Muda karena aku melihat Tuan Muda baik-baik saja saat burung api ini mendekati kita, jadi aku menyimpulkan bahwa dia tidak berbahaya.”Xue Yao terkejut mendengar jawaban Xue Ling. Ia menoleh pada burung dengan tatapan bertanya.‘Ada alasan mengapa Tuan Li Jun berusaha menahan gadis itu untuk terus tinggal.’Satu alis Xue Yao terangkat.Burung itu menggelengkan kepalanya. ‘Tidak dap
Sekejap, Xue Yao melihat Xue Ling terlihat memudar seolah-olah gadis itu akan menghilang di depan matanya dan ia tidak akan pernah melihatnya lagi.Deg!!! Xue Yao mendengar jantungnya berhenti berdetak.Xue Yao meraih Xue Ling dengan sangat cepat, membuat Xue Ling terlonjak kaget dan cahaya di tubuh gadis itu memudar dengan cepat. Xue Yao menghela napas lega. Pria itu memeluk Xue Ling dengan erat.Xue Ling bingung. Gadis itu meletakkan tangannya di punggung Xue Yao dan menepuk pelan. Tidak tahu harus apa.“Kenapa?” bisik Xue Ling pelanXue Yao tidak menjawab. Ia sibuk mengatur napas. Jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan apa yang dilihatnya pada Xue Ling.Perlahan-lahan Xue Yao melepaskan pelukannya pada Xue Ling, ia menyentuh pipi gadis itu dengan penuh perasaan dan mencium pipi gadis itu dengan lembut. Lalu menatap mata gadis itu dan menjawab lembut. “Tidak apa-apa.” Katanya “Aku hanya ingin memelukmu saja.”Xue Ling menatap Xue Yao dengan tatapan tidak
“Pernikahan Tuan Muda.” Jawab Xue Ling pelan. “Baiklah—awas langkah kakimu!” kata Xue Yao cepat saat mereka melewati tangga yang penuh dengan tonjolan tidak rata. Xue Yao berbalik dengan cepat untuk memegang lengan Xue Ling, mencegahnya jatuh. Refleks Xue Ling melihat kebawah, hampir saja ia tersandung. “Ada apa dengan pernikahanku?” Tanya Xue Yao kemudian. Setelah ia yakin Xue Ling aman, mereka melangkah turun kembali. “Mereka sedang memperdebatkan siapa yang pantas menjadi istri Tuan Muda.” Xue Yao mengangkat satu alisnya sambil meniup rambut yang menutupi mata. “Siapa menurut mereka yang pantas aku nikahi?” Wajah Xue Ling berubah mendung. “Menurut Kakak Pertama, Nona Mo Fan Wan adalah pilihan yang paling tepat. Tapi Kakak Kedua dan Kakak Keduabelas tidak setuju. Kakak Ketiga berkata bahwa Tuan Putri adalah pilihan yang paling tepat, apalagi dengan Tuan Muda sebagai pelindung Ibukota. Kakak Ketiga berkata bahwa jika Tuan Muda menikah dengan Tuan Putri maka kelak jika Kaisar men
Xue Ling berdiri, diikuti oleh Xue Yao, setelah Chunhua mendekat Xue Ling berkata. “Terima kasih atas sarapannya. Kami sangat menikmatinya.”Chunhua membungkukkan badannya. “Senang mendengar bahwa Nona dan Tuan Muda menikmati makanan yang kami hidangkan.”Xue Ling tersenyum. “Kami harus pergi. Bisakah kau menyampaikan rasa terima kasihku pada Tuan Li Jun?”“Tentu, Nona.”“Bisakah kau menunjukkan padaku jalan mana yang harus aku lalui untuk keluar dari Gunung ini?”Chunhua terlihat bimbang, tapi hanya sebentar. “Di jalan masuk yang Nona lalui semalam, ada tangga batu yang mengarah ke lembah, tapi Tuan Muda dan Nona harus berhati-hati saat melewati lembah.”“Kenapa?”“Lembah Gunung ini dihuni oleh banyak siluman.”Xue Ling menoleh menatap Xue Yao, pria itu mengangguk menenangkan.“Ada jalan setapak di lembah. Jalan setapak itu akan membawa Tuan Muda dan Nona melewati hutan yang sangat lebat, jika Tuan Muda dan Nona mengikuti jalan setapak itu Tuan Muda dan Nona dapat keluar dari Gunun
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?” “Mungkin tiga hari.” “Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?” “Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.” Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?” Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah
“Berapa hari kau bertahan di ceruk itu?”“Mungkin tiga hari.”“Jika dalam perjalan pulang nanti, kita berpapasan dengan serigala itu, apakah kau akan dapat mengenalinya?”“Kurasa iya. Aku yakin aku meninggalkan tanda pitak di dahinya.”Xue Yao mengangguk puas. “Lalu bekas luka yang di punggungmu?”Xue Ling terdiam sebentar, menimbang-nimbang apakah ia perlu menceritakan secarai detail, “Hari itu bekalku habis.” Xue Ling memutuskan tidak ada perlunya ia berbohong, Xue Yao akan mengetahui jika ia berbohong. “Aku kelaparan dan kurang fokus. Aku hanya berjalan, tidak memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba saja aku sudah dikelilingi oleh banyak pria, dari penampilan mereka, aku yakin mereka adalah perampok. Mereka berteriak untuk menakut-nakutiku. Tapi aku tidak takut sama sekali, tapi tentu saja aku kalah jumlah. Mereka berusaha menangkapku, tapi aku selalu bisa berkelit. Pasti karena tubuhku yang mungil. Tapi pada saat aku berpikir bahwa aku dapat meloloskan diri dari mereka, salah satu
Xue Yao menoleh pada Chunhua, menyuruh pelayan itu untuk pergi.“Hari itu dimulai dengan pagi yang manis. Matahari bersinar dengan penuh kehangatan setelah malam hampir berhasil membuatku beku.”Tangan Xue Yao terkepal mendengarnya. Jadi malam itu racun dinginnya kambuh. Dan Xue Ling tidak mengatakan apapun padanya.“Beberapa hari sebelumnya aku sudah mengurus semua keperluan pernikahan. Semuanya dengan kualitas yang terbaik. Karena itu untuk Tuan Muda. Aku yakin hari itu semua akan berjalan sesuai rencana. Tuan Muda terlihat begitu bahagia saat bertanya padaku tentang jika Nona Mo Fan Wan menjadi Nyonya Rumah. Saat itu kupikir tidak apa-apa jika aku tidak ada di sana. Bukankah Tuan Muda sanggup hidup tanpa kehadiranku selama di gurun pasir?” kata-kata itu terdengar seperti pernyataan yang sedang dikatakan untuk menyakinkan dirinya sendiri. “Saat aku membawa pergi Payung Hitam, hatiku merasa sangat pedih melihat Golok Penebang tergantung sendirian. Tapi saat itu kupikir, paling tidak
Pakaian yang tersedia sangat pas di tubuh pria itu. Xue Yao membuka pintu dengan satu tangan sedang berusaha mengikat rambutnya. Gerakan pria itu berhenti saat ia mendapati Xue Ling sedang berdiri di depannya. Segar dan begitu cantik dalam balutan gaun berwarna merah muda pucat.“Wah—lihatlah dirimu!” seru Xue Yao terpukau. “Aku hanya tidak melihatnya sebentar, kau sudah berubah memukau seperti ini.”Xue Ling tersenyum lebar. “Lihatlah dirimu, Tuan Muda. Bahkan dengan rambut yang kau ikat asal-asalan seperti ini kau tetap terlihat gagah. Kau membuatku merasa iri.”Xue Yao tertawa senang. “Semakin pandai menjawab, ya!”Xue Ling mengangguk penuh semangat. “Aku mengatakan kenyataan.” Xue Ling menyentuh pinggiran baju Xue Yao dengan lembut. Lalu gadis itu berpaling pada Chunhua. “Tidak adakah pakaian yang dapat membuatnya tidak setampan ini? Pikiranku tidak tenang jika harus keluar dengannya jika—“ Xue Ling menunjuk pada Xue Yao. “dia setampan ini.”Xue Yao merangkul Xue Ling sambil terta
Perjamuan malam di kediaman Tuan Putri? Ah—Xue Yao ingat. “Itu karena aku menyembunyikanmu di belakang punggungku. Aku tidak mau mereka melihat betapa mempesonanya dirimu dalam balutan gaun berwarna gading itu. Wah—aku sampai menahan napas saat kau keluar dari kamar, kupikir ada seorang dewi turun ke bumi.” Xue Yao meletakkan tangan di dadanya. “Jantungku berdebar sangat kencang saat itu.”Tawa Xue Ling pecah mendengarnya. Sekarang ia ingat. Ya—Xue Yao memang tidak membiarkannya berjalan di samping pria itu. Bahkan saat ia duduk pun, Xue Yao berusaha menghalangi pandangan para tamu undangan sehingga tidak satupun yang memperhatikan kehadirannya waktu itu.Yang tidak Xue Yao sadari saat itu adalah pandangan Pangeran Negeri Cahaya yang terpaku pada Xue Ling sejak gadis itu melangkah memasuki ruangan perjamuan tidak berkedip sama sekali.“Jadi?—adakah yang kau inginkan untuk kujadikan sebagai mahar pernikahan?”Xue Ling menggeleng. “Aku sudah punya semua.”“Oh—ayolah. Tentu tidak bisa be