Home / Fantasi / ZAHA REBORN / 1. PELARIAN

Share

ZAHA REBORN
ZAHA REBORN
Author: sutan sati

1. PELARIAN

Malam ini bertepatan dengan gerhana bulan. Sementara itu, dalam gelapnya malam, seorang pemuda mengenakan seragam salah satu pasukan elit, sedang melesat cepat seperti peluru. Tanpa bisa dihentikan oleh puluhan dan bahkan ratusan aparat militer yang coba mengejarnya.

Tubuhnya dipenuhi oleh luka-luka, akibat aksi nekatnya membunuh salah seorang petinggi kepolisian di markas besar POLRI.

Bukankah itu adalah misi bunuh diri ?

Benar, karena Zaha telah menargetkan petinggi POLRI tersebut sejak lama dan ia tidak berharap untuk bisa selamat keluar dari sana, karena itu adalah misinya yang terakhir.

'Brak.'

Zaha dengan nekat berhasil melewati blokade dua kendaraan polisi. Aksi Zaha benar-benar di luar nalar yang mungkin hanya bisa ditemukan dalam film-film aksi.

'Dor.'

"Ugh.." 

Ketika Zaha mendobrak paksa blokade barusan, salah satu pasukan khusus berhasil menembak Zaha dan tepat mengenai bagian pinggangnya yang tidak tertutupi rompi anti peluru. 

Perutnya sudah terluka oleh beberapa tusukan ketika pertempuran di markas pusat kepolisian sebelumnya. Belum lagi, luka yang sangat parah di bagian kepalanya, membuat pandangannya mulai kabur dan tertutupi oleh darah.

Untuk kesekian kali, Zaha memuntahkan darah segar dari mulutnya. Kencangnya angin yang menerpa tubuhnya ketika mengendarai motor itu tidak cukup untuk membuat kesadarannya tetap terjaga.

Zaha sudah hampir mencapai ambang batasnya.

Sementara itu, jumlah aparat gabungan semakin tidak terbendung mengejarnya dan menyudutkannya dari segala sisi.

'Ciitt,'

Zaha menekan rem dengan kuat, membuat laju motornya langsung terhenti. Ternyata, di depannya ada blokade kendaraan militer yang terdiri dari puluhan mobil tempur dan juga motor pasukan khusus.

Deg

Zaha sempat berhenti sejenak, sambil berpikir untuk bisa melewati blokade di depannya.

'Bukankah ini adalah misi bunuh diri?' Pikir Zaha dengan senyum kematiannya.

Zaha menarik napas dalam untuk mengisi penuh paru-parunya, guna memacu kembali adrenalinnya yang sempat menurun, sembari membulatkan tekad.

Zaha menggeber motornya sambil kakinya menekan rem kuat, sementara tangan kanannya terus menggeber gas beberapa kali untuk meningkatkan torsi motornya.

Akibat putaran roda yang kuat menggesek aspal, asap tebal menutupi sekeliling tubuh Zaha.

Para polisi dan tentara yang menghadangnya dibuat terkejut dengan aksi nekad yang di peragakan oleh Zaha. Sadar dengan aksi buruan mereka, sehingga mereka pun bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

'Brom.'

Zaha menarik pedal gas kuat, sembari melepaskan rem dan melajukan motornya kencang sambil mengangkat bagian depan motor.

"Jangan biarkan dia lolos, tembak!" Perintah salah seorang komandan pasukan yang mengepungnya.

Dor dor dor

Puluhan bahkan ratusan peluru melesat ke arah Zaha dari segala arah. Rupanya Zaha mengangkat ban motor depannya bukan sekedar hanya sebagai aksi nekat semata, melainkan sebagai tameng untuk menahan peluru. Walau tidak sepenuhnya berhasil, mengingat banyaknya jumlah peluru yang datang secara bersamaan.

Brak.

Dengan kelihaiannya, Zaha lagi-lagi berhasil keluar dari hadangan polisi yang ada di depannya. Namun beberapa peluru berhasil bersarang di tubuhnya sebagai imbalan dari aksi nekatnya tersebut. Membuat nyawa Zaha benar-benar berada di ujung tanduk.

Sementara itu, melihat Zaha yang berhasil lolos dari kepungan. Membuat para aparat gabungan yang mengepungnya seperti kebakaran jenggot dan kembali memburunya dengan mengerahkan segala sumber daya yang mereka miliki. Bagaimanapun, Zaha harus ditangkap dan di adili akibat perbuatannya yang telah menghabisi nyawa salah seorang elit petinggi Kepolisian.

Zaha berhasil melajukan motornya keluar dari kota, nafasnya sudah menderu dan putus-putus.

Sesuai dengan rencana yang sudah diaturnya jauh sebelum aksi malam ini, Zaha semakin menggeber laju motornya sampai ke puncak bukit. Begitu melihat tepian jurang yang menjadi tujuan akhir dari rencananya, Zaha tersenyum.

Sebuah senyum pahit seseorang yang sudah melihat seperti apa akhir dari kehidupannya, senyum kematian.

'Brom.'

Zaha semakin meningkatkan kecepatan kendaraannya sampai pada batas kecepatan maksimum.

'Brak.'

Zaha menabrak pembatas jalan, hingga kendaraannya terbang dan meluncur deras ke dalam jurang.

Motor yang dikendarainya menghantam badan jurang beberapa kali, sebelum berakhir mengenaskan di dasar jurang. Sementara itu, Zaha ikut menghantam dasar bawah jurang, sehingga tubuh penuh luka tersebut seketika menjadi remuk tak berbentuk.

"Arghk." Matanya mulai gelap, Zaha tersenyum dingin di penghujung nafasnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
chaniago13 C
lanjutan dari crita zainudin dan hayati ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status