Share

Bukankah Selir Yuhe sendiri yang menyediakan nya?

Pangeran Qing Chuan dan Pangeran Qing Chen merasa geram dengan sikap tidak sopan dan arogan yang ditunjukkan oleh Putri Yuan Ling. Ia dengan tegas, menolak untuk menunjukkan rasa hormat kepada keluarga kerajaan. Suasana di ruangan istana menjadi tegang, dan semua mata tertuju padanya.

Tiba-tiba, selir Yuhe, yang duduk di kursi kebesaran, tertawa ringan. Tawanya memecah ketegangan yang menyelimuti ruangan. "Jangan terlalu serius, Putri Yuan Ling," ujarnya dengan bijaksana. "Para pangeran memang suka membuat lelucon."

Selir Yuhe melirik ke arah Qing Chuan dan berkata, "Chuan, berikan teh Krisan itu pada Pangeran Kelima." Pangeran Qing Chuan mengangguk tegas dan melangkah menuju meja di bawah kursi selir Yuhe. Disana, sebuah gelas teh Krisan sudah tersedia.

Namun, ketika Pangeran Qing Chuan berjalan mendekati Pangeran Qing Fei, dia terlihat takut dan bersembunyi di belakangnya. Yuan Ling terheran saat melihat suaminya itu bersembunyi di balik punggungnya saat pangeran Qing Chuan berjalan ke arah nya.

"Adik. Aku memberikan selamat atas pernikahanmu dengan putri Yuan Ling," ucapnya. Bukannya memberikan teh tersebut, ia malah meminum sendiri dengan raut wajah mengejek.

Yuan Ling memandang geram terhadap pangeran Qing Chuan yang bersikap semena-mena terhadap pangeran Qing Fei. Setelah meminum teh tersebut, ia memberikan sisa teh tersebut pada Yuan Ling.

"Adik, giliranmu untuk meminumnya ." Pangeran Qing Chuan mengulurkan tangan yang memegang gelas teh. Pangeran Qing Fei melirik ke arah putri Yuan Ling dan kembali menatap pangeran Qing Chuan, dengan ragu-ragu, ia mengulurkan tangan hendak mengambil gelas tersebut. Namun, tak di sangka, putri Yuan Ling segera mencegahnya dan mengambil alih gelas tersebut. Yuan Ling langsung mengendus teh tersebut, memastikan teh itu aman dari racun.

"Apakah seperti ini sikap seorang pangeran istana? Menyambut adiknya yang baru saja menikah, hanya menyuguhkan teh sisa yang baru saja kau minum? Sungguh memalukan," ucap Yuan Ling dengan nada ketus.

Bukan pangeran Qing Chuan yang menjawab melainkan pangeran Qing Chen yang sejak tadi berdiri di dekat Putri Zhu Lian, istri pangeran Qing Chuan.

"Jaga sikapmu. Teh baru atau pun sisa, itu sama saja. Lagi pula kakak Fei tidak keberatan, benarkan kakak ?" balas pangeran Qing Chen seraya tersenyum mengejek dan jijik pada pangeran Qing Fei.

Seketika, Yuan Ling terdiam sejenak saat melihat saudara-saudara suaminya tersebut, mengejek dan menindas dengan kalimat yang menjatuhkan harga dirinya.

"Ternyata, bukan hanya dikucilkan tetapi mereka juga sering menindasnya," gumamnya dalam hati. Melihat Yuan Ling terdiam, pangeran Qing Chen, membentak Yuan Ling hingga terlonjak dan tersadar dari lamunannya.

"Lihatlah, si dungu dan si bodoh ini," kata pangeran Qing Chen terhadap Yuan Ling dan pangeran Qing Fei, " Kalian memang pasangan yang serasi. Jadi, jangan berharap kalian mendapat kehormatan dari kami," sambungnya. Gelak tawa pun menggema di udara, sementara selir Yuhe dan putri Zhu Lian hanya menahan senyum dengan anggun.

Melihat keduanya tertawa terbahak-bahak , Yuan Ling hanya bisa menatap sinis. Rasa marah dan jengkel membara di hatinya. Seketika, ide jahat pun terlintas di benak Yuan Ling.

"Siapa yang kau bilang dungu? Bukankah hanya kau, pangeran yang tidak pernah diberikan perintah apapun. Kau itu tak ada bedanya dengan alas kaki yang selalu berada di bawah kaki," balas Yuan Ling tidak kalah kejam menggunakan kalimatnya.

"Kau __," kalimatnya terpotong. Pangeran Qing Chen yang hendak menyerang Yuan Ling segera dihentikan oleh pangeran Qing Chuan, begitu juga Yuan Ling, ia dicegah oleh pangeran Qing Fei. Namun, hal yang memalukan pun terjadi pada pangeran Qing Fei. Pangeran Qing Chuan sengaja menginjak kakinya hingga ia terjatuh. Sementara Yuan Ling, ia mengambil kesempatan memasukan serbuk racun ke dalam teh dan menyiramkan teh tersebut ke wajah pangeran Chen.

"Beraninya kau," pekik pangeran ke enam dengan raut wajah yang begitu emosi. Ia Mengangkat satu tangannya hendak menampar Yuan Ling. Namun, Yuan Ling tidak menggubrisnya sama sekali, ia lebih memilih membantu suaminya yang duduk terjatuh di lantai.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Yuan Ling penuh perhatian. Pangeran Qing Fei menggeleng pelan dan berdiri di samping Yuan Ling. Kegaduhan pun terjadi hingga selir Yuhe harus turun tangan.

"DIAM !" teriak selir Yuhe seraya menggebrak meja di depannya. Semuanya terdiam dan kembali ke posisi masing-masing.

"Ibunda, lihatlah ! Dia menyiram wajahku ," pekik pangeran Qing Chen, begitu emosi tidak terima atas apa yang dilakukan oleh Yuan Ling.

"Bisakah kau diam, Chen'er ?, selir Yuhe menarik nafas panjang dan menghembuskan nya kasar.

" Kalian sudah dewasa tapi sikap kalian seperti anak kecil." Lalu, pandangannya beralih ke arah Yuan Ling dan pangeran Qing Fei. "Putri Yuan Ling, aku harap kejadian hari ini tidak terulang lagi," sambungnya.

Zhu Lian yang berdiri di samping suaminya, tiba-tiba tangannya gemetar seraya meraba wajahnya sendiri. Ia melihat wajah pangeran Qing Chen yang tiba-tiba berdarah.

"Chen'er, wa-wajahmu?" Melihat kepanikan yang terpancar dari wajah kakak iparnya tersebut, pangeran Qing Chen ikut meraba wajahnya sendiri. Dan alangkah terkejutnya saat melihat noda darah di telapak tangannya.

'AAA' teriak pangeran Qing Chen dengan histeris.

"Wajahku? Apa yang terjadi pada wajahku?" Monolognya. Lalu, ia menengok tegas dengan tatapan nyalang ke arah Yuan Ling.

"Kau?" tunjuk pangeran Qing Chen, "Kau pasti menaruh racun di dalam teh tersebut," tebaknya. Yuan Ling mengernyitkan alisnya, pura-pura tidak tahu.

"Aku? Menaruh racun di teh itu? Itu sungguh tidak masuk akal," kilahnya.

"Jangan berpura-pura," sarkas pangeran Qing Chen. Ia masih tidak terima dan tidak percaya dengan ucapan Yuan Ling. Namun, bukan Yuan Ling jika ia tidak bisa melemparkan pertanyaan tersebut pada yang lain.

"Pangeran Chen, apa kau lupa. Teh tersebut selir Yuhe sendiri yang menyediakan, bahkan pangeran Chuan pun sempat meminumnya, bukankah itu akan berdampak sama seperti dirimu? Seharusnya, yang harus kau tanyakan hal tersebut, bukalah padaku melainkan ke mereka." Semuanya terdiam.

Memang benar adanya, tidak ada bukti kuat jika menuduh Yuan Ling lah yang memasukkan racun itu ke dalam teh Krisan, sementara yang menyajikan teh tersebut adalah pangeran Chuan sebagai penyambutan kecil untuk pernikahan pangeran Qing Fei dan Yuan Ling.

"Pangeran , ayo kita pergi dari sini," ajak Yuan Ling seraya menggandeng tangan pangeran Qing Fei. Baru beberapa langkah sebelum mereka berdua keluar, Yuan Ling dan pangeran Qing Fei menghentikan langkahnya.

"Aku peringatkan pada kalian semua, jika ada yang menggertak pangeran Qing Fei, maka kalian akan berhadapan denganku," ucapnya tegas. Mereka pun kembali melangkah keluar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status