Share

Serangan Panah

Penulis: Rizkymutha14
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-21 20:48:10

Udara dingin pagi masih menyelimuti kamar pangeran Qing Fei. Bau samar dupa dan teh melati masih tercium, sisa aroma terapi yang Yuan Ling gunakan untuk menenangkan suaminya setelah peristiwa menegangkan di pesta ulang tahun Permaisuri Zhu Lian. Cahaya rembulan, redup dan pucat, menembus celah tirai sutra, menghasilkan pola-pola lembut di lantai marmer yang dingin. Selesai mengobati luka kecil di lengan pangeran Qing Fei—luka akibat pertengkaran dengan salah satu bangsawan yang iri akan kekayaan dan pengaruh keluarga Qing Fei—Yuan Ling pun membaringkan tubuhnya di samping sang pangeran. Lelah, namun hati mereka dipenuhi kekhawatiran akan pertemuan dengan Kaisar esok hari. Pagi ini, mereka harus menjelaskan keributan yang terjadi, sebuah insiden yang hampir mencoreng nama baik istana.

Beberapa jam berlalu, sunyi hanya diiringi detak jam antik di sudut ruangan. Sebelum sinar mentari pertama menyentuh dinding istana yang tinggi menjulang, Yuan Ling, dengan rambut hitam legam yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Serangan Panah 2

    Melihat anak panah yang masih menancap di dada sang pangeran, Yuan Ling dengan cepat mencabut anak panah tersebut. Darah segar mengalir deras dari luka yang menganga, membuat Yuan Ling semakin cemas. Ia memperhatikan ujung anak panah yang bercampur darah, mulai berubah warnanya menjadi kehitaman, tanda jelas bahwa racun mematikan telah meresap."Racun!" gumam Yuan Ling dengan suara bergetar. Ia melempar anak panah tersebut dengan gerakan cepat dan panik. Tanpa membuang waktu, Yuan Ling segera memberikan pertolongan pertama. Ia menempelkan bibirnya pada luka pangeran, menghisap racun yang bercampur darah dengan penuh tekad. Setiap kali ia meludahkannya, rasa pahit dan getir memenuhi mulutnya, namun ia terus melakukannya, berulang kali.Namun, tanpa ia sadari, sebagian racun itu tertelan dan mulai memberikan efek yang mengerikan. Pandangannya mulai kabur, dan dunia di sekitarnya berputar. Tubuhnya melemas, kehilangan kekuatan, dan akhirnya ia terjatuh, tak sadarkan diri di samping sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Apakah itu memang Dia?

    Yuan Ling yang sudah terbangun lebih dulu, melihat pangeran Qing Fei masih terlelap di atas ranjangnya yang megah. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah tirai, menciptakan bayangan halus di wajah sang pangeran. Setelah menyelesaikan semua persiapannya, Yuan Ling pun pergi meninggalkan kediaman pangeran Qing Fei dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya. Semalam, ia sudah merencanakan sesuatu yang penting, yaitu menyelidiki kasus penyerangan di aula utama kekaisaran.Yuan Ling tiba di sebuah hutan tandus yang sunyi, hanya terdengar suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan kering. Ia memperhatikan suriken, senjata yang melukai pangeran Qing Fei waktu itu, dengan seksama. Bentuknya yang tajam dan berkilau di bawah sinar matahari membuatnya tampak mematikan."Siapa yang ingin membunuh Kaisar? Aku harus mencari tahu dari mana senjata ini berasal," gumam Yuan Ling pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desiran angin. Ia menggenggam suriken itu e

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   mungkin hanya perasaanku saja.

    Yuan Ling mendekat perlahan dengan mata menyipit, tatapannya tajam seperti elang yang mengincar mangsa. Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Pan An hanya memandang Yuan Ling dengan senyum manis yang penuh teka-teki, seolah-olah dia menyembunyikan sesuatu di balik senyumannya. Tanpa diduga, Yuan Ling memegang kerah baju Pan An dan mencoba membukanya, namun tangan Yuan Ling segera dihentikan oleh Pan An dengan cengkeraman yang kuat namun lembut."Nona, di siang bolong seperti ini, kau begitu terang-terangan," goda Pan An dengan nada menggoda yang membuat suasana semakin panas. Yuan Ling membelalak mata, terkejut dan segera melepaskan cengkeramannya, wajahnya memerah karena malu dan marah."Cih. Pikiran tuan sepertinya terlalu kotor," balas Yuan Ling ketus, suaranya bergetar dengan emosi yang campur aduk. "Nona, kenapa kau ingin membuka kerah bajuku? Apakah ada sesuatu yang membuat nona tertarik?" tanya Pan An dengan nada menggoda, matanya yang tajam seakan menembus pikiran Yuan Lin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Balasan Untuk Gu Min Lang

    "Ling'er, aku seperti mendengar suara saudarimu di bawah," ucap Pangeran Qing Fei dengan nada penasaran.Yuan Ling mendelik, menajamkan pendengarannya. Tanpa mengatakan apa-apa, ia beranjak dan berjalan santai menuju balkon kayu yang menghadap ke bawah. Dari lantai atas, ia memperhatikan sepasang kekasih yang baru saja tiba dan sedang memesan minuman. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati yang tumbuh di sekitar balkon, menambah suasana tenang sore itu.Pangeran Qing Fei ikut beranjak dan berdiri di samping Yuan Ling. "Bagaimana kalau kita menyapa mereka?" ajaknya dengan senyum ramah.Yuan Ling mendengus kasar, merasa sangat malas untuk berurusan dengan mereka berdua. Namun, memori yang ditinggalkan oleh sang pemilik tubuh sebelumnya, jiwa Li Wei Ying yang kini ada di tubuh Yuan Ling, membuatnya tertarik untuk memberikan pelajaran pada kedua saudaranya itu. Ia mengingat betapa mereka sering meremehkan dan menyakitinya."Baiklah," jawab Yuan Ling akhirnya, suaranya terdengar ding

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 15

    Yuan Ling menyelipkan tangan ke balik lipatan baju, dengan gerakan cepat dan penuh ketegangan, ia menaburkan bubuk racun ke mata Gu Min Lang. Seketika, Gu Min Lang melepaskan cengkeramannya dan menjerit kesakitan, suaranya menggema di ruangan. "Apa yang kau lakukan?" teriak Gu Min Lang dengan suara parau, sambil menutup kedua mata dengan sebelah tangannya. Rasa perih yang menyengat membuatnya menggeliat kesakitan.Yuan Jie, yang berada tak jauh dari sana, segera menghampiri sang kakak. Raut wajahnya langsung berubah panik saat melihat kondisi Gu Min Lang. Ia mengamati kedua mata kakaknya yang tertutup rapat, dan perlahan berubah menjadi kemerahan, seolah-olah terbakar dari dalam."Yuan Ling! Kau sungguh tega mencelakai kakakmu sendiri. Kau memang berhati kejam," pekik Yuan Jie dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan amarah dan kesedihan.Yuan Ling berdiri dengan napas terengah-engah, matanya menatap tajam ke arah Gu Min Lang yang masih merintih kesakitan. Di sudut ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Menyatukan Jiwa

    Di tempat yang jauh, di tengah hutan yang gelap dan lebat, seorang pengawal wanita berjuang mati-matian melawan kejaran seorang prajurit. Raut wajahnya penuh lebam, bekas-bekas pertempuran yang menggores pipinya. Noda darah mengering di sudut bibirnya, mengingatkan akan bahaya yang terus mengintai. Suara napasnya yang terengah-engah berpadu dengan desiran angin malam yang dingin, menciptakan suasana mencekam. "Kejar orang itu!" seru salah satu prajurit yang mengejar pengawal wanita, suaranya menggema di antara pepohonan. Lie Wei Ying, seorang pengawal wanita yang setia, rela melakukan apapun demi tuannya. Ia berhutang budi karena tuannya telah menolongnya ketika ia dijadikan budak belian. Namun, kini nasibnya berubah drastis. Para prajurit dari wilayah lain berhasil mengepungnya, membuatnya terpojok di tengah hutan yang sunyi. "Kau sudah terkepung," seru salah satu prajurit seraya menghunuskan pedang ke arahnya. "Cepat, serahkan Qin Ilahi milik permaisuri kami," sambungnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Menikah Dengan Pangeran ke Lima

    "Jantungmu lebih berharga dari nyawamu," desis pangeran Chuan seraya menatap wajah pucat Lie Wei Ying. "TIDAK !" teriak Lie Wei Ying yang sudah terbaring di tempat tidur dengan nafas yang terengah-engah. "Semua itu hanya mimpi. Tapi, kenapa itu terasa nyata," sambungnya. Detik kemudian, perlahan ia bangun dari berbaring dan duduk di atas tempat tidur. Ia mengamati sekeliling ruangan itu yang begitu asing baginya. "Dimana aku ?" gumamnya. Lalu, dengan tubuh yang masih lemah, Lie Wei Ying turun dari tempat tidur dan melangkah ke arah meja rias. Lie Wei Ying sungguh terkejut saat melihat pantulan wajahnya di cermin. "Wajah siapa ini?" gumamnya dalam hati. Lie Wei Ying meraba wajahnya yang kini berbeda. Lalu, sebuah ingatan terlintas di kepalanya, dimana kejadian malam itu kembali terlintas. "Ternyata , aku masuk ke dalam tubuh gadis lain. Mungkinkah, dewa memberiku kesempatan kedua ini agar aku bisa membalas dendam," bisik Lie Wei Ying. Ketika tengah termenung, ia terlonjak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   perasaan Yang Aneh

    Pangeran Qing Fei melangkah perlahan ke arah Yuan Ling, menjaga beberapa jarak saja. Di balik kain yang menutupi kepala Yuan Ling, ia melihat samar-samar sosok sang Pangeran yang mengulurkan tangannya, hendak membuka penutup tersebut. Namun, pangeran Qing Fei tampak ragu dan mengurungkan niatnya. Detik kemudian, pangeran Qing Fei membalikkan badannya dan sedikit menjauh dari Yuan Ling yang masih duduk. Pangeran Qing Fei berdiri di hadapan Yuan Ling, membelakanginya. Yuan Ling menyadari perubahan ini dengan cepat dan membuka penutup kepalanya. Pandangannya yang teduh sedikit terkejut saat melihat pria di hadapannya sangat tampan dan berkharisma, bahkan tidak terlihat bodoh. Yuan Ling yang sejak tadi terdiam, bangun dan berdiri berhadapan dengan jarak yang sedikit lebih jauh. Begitu pun dengan pangeran Qing Fei. Namun, tanpa diduga, tiba-tiba saja pangeran Qing Fei melangkah cepat ke arah Yuan Ling dan langsung mengecup bibirnya. "Dasar tidak sopan!" Yuan Ling refleks mendorong Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 15

    Yuan Ling menyelipkan tangan ke balik lipatan baju, dengan gerakan cepat dan penuh ketegangan, ia menaburkan bubuk racun ke mata Gu Min Lang. Seketika, Gu Min Lang melepaskan cengkeramannya dan menjerit kesakitan, suaranya menggema di ruangan. "Apa yang kau lakukan?" teriak Gu Min Lang dengan suara parau, sambil menutup kedua mata dengan sebelah tangannya. Rasa perih yang menyengat membuatnya menggeliat kesakitan.Yuan Jie, yang berada tak jauh dari sana, segera menghampiri sang kakak. Raut wajahnya langsung berubah panik saat melihat kondisi Gu Min Lang. Ia mengamati kedua mata kakaknya yang tertutup rapat, dan perlahan berubah menjadi kemerahan, seolah-olah terbakar dari dalam."Yuan Ling! Kau sungguh tega mencelakai kakakmu sendiri. Kau memang berhati kejam," pekik Yuan Jie dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan amarah dan kesedihan.Yuan Ling berdiri dengan napas terengah-engah, matanya menatap tajam ke arah Gu Min Lang yang masih merintih kesakitan. Di sudut ruangan

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Balasan Untuk Gu Min Lang

    "Ling'er, aku seperti mendengar suara saudarimu di bawah," ucap Pangeran Qing Fei dengan nada penasaran.Yuan Ling mendelik, menajamkan pendengarannya. Tanpa mengatakan apa-apa, ia beranjak dan berjalan santai menuju balkon kayu yang menghadap ke bawah. Dari lantai atas, ia memperhatikan sepasang kekasih yang baru saja tiba dan sedang memesan minuman. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati yang tumbuh di sekitar balkon, menambah suasana tenang sore itu.Pangeran Qing Fei ikut beranjak dan berdiri di samping Yuan Ling. "Bagaimana kalau kita menyapa mereka?" ajaknya dengan senyum ramah.Yuan Ling mendengus kasar, merasa sangat malas untuk berurusan dengan mereka berdua. Namun, memori yang ditinggalkan oleh sang pemilik tubuh sebelumnya, jiwa Li Wei Ying yang kini ada di tubuh Yuan Ling, membuatnya tertarik untuk memberikan pelajaran pada kedua saudaranya itu. Ia mengingat betapa mereka sering meremehkan dan menyakitinya."Baiklah," jawab Yuan Ling akhirnya, suaranya terdengar ding

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   mungkin hanya perasaanku saja.

    Yuan Ling mendekat perlahan dengan mata menyipit, tatapannya tajam seperti elang yang mengincar mangsa. Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Pan An hanya memandang Yuan Ling dengan senyum manis yang penuh teka-teki, seolah-olah dia menyembunyikan sesuatu di balik senyumannya. Tanpa diduga, Yuan Ling memegang kerah baju Pan An dan mencoba membukanya, namun tangan Yuan Ling segera dihentikan oleh Pan An dengan cengkeraman yang kuat namun lembut."Nona, di siang bolong seperti ini, kau begitu terang-terangan," goda Pan An dengan nada menggoda yang membuat suasana semakin panas. Yuan Ling membelalak mata, terkejut dan segera melepaskan cengkeramannya, wajahnya memerah karena malu dan marah."Cih. Pikiran tuan sepertinya terlalu kotor," balas Yuan Ling ketus, suaranya bergetar dengan emosi yang campur aduk. "Nona, kenapa kau ingin membuka kerah bajuku? Apakah ada sesuatu yang membuat nona tertarik?" tanya Pan An dengan nada menggoda, matanya yang tajam seakan menembus pikiran Yuan Lin

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Apakah itu memang Dia?

    Yuan Ling yang sudah terbangun lebih dulu, melihat pangeran Qing Fei masih terlelap di atas ranjangnya yang megah. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah tirai, menciptakan bayangan halus di wajah sang pangeran. Setelah menyelesaikan semua persiapannya, Yuan Ling pun pergi meninggalkan kediaman pangeran Qing Fei dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya. Semalam, ia sudah merencanakan sesuatu yang penting, yaitu menyelidiki kasus penyerangan di aula utama kekaisaran.Yuan Ling tiba di sebuah hutan tandus yang sunyi, hanya terdengar suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan kering. Ia memperhatikan suriken, senjata yang melukai pangeran Qing Fei waktu itu, dengan seksama. Bentuknya yang tajam dan berkilau di bawah sinar matahari membuatnya tampak mematikan."Siapa yang ingin membunuh Kaisar? Aku harus mencari tahu dari mana senjata ini berasal," gumam Yuan Ling pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desiran angin. Ia menggenggam suriken itu e

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Serangan Panah 2

    Melihat anak panah yang masih menancap di dada sang pangeran, Yuan Ling dengan cepat mencabut anak panah tersebut. Darah segar mengalir deras dari luka yang menganga, membuat Yuan Ling semakin cemas. Ia memperhatikan ujung anak panah yang bercampur darah, mulai berubah warnanya menjadi kehitaman, tanda jelas bahwa racun mematikan telah meresap."Racun!" gumam Yuan Ling dengan suara bergetar. Ia melempar anak panah tersebut dengan gerakan cepat dan panik. Tanpa membuang waktu, Yuan Ling segera memberikan pertolongan pertama. Ia menempelkan bibirnya pada luka pangeran, menghisap racun yang bercampur darah dengan penuh tekad. Setiap kali ia meludahkannya, rasa pahit dan getir memenuhi mulutnya, namun ia terus melakukannya, berulang kali.Namun, tanpa ia sadari, sebagian racun itu tertelan dan mulai memberikan efek yang mengerikan. Pandangannya mulai kabur, dan dunia di sekitarnya berputar. Tubuhnya melemas, kehilangan kekuatan, dan akhirnya ia terjatuh, tak sadarkan diri di samping sang

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Serangan Panah

    Udara dingin pagi masih menyelimuti kamar pangeran Qing Fei. Bau samar dupa dan teh melati masih tercium, sisa aroma terapi yang Yuan Ling gunakan untuk menenangkan suaminya setelah peristiwa menegangkan di pesta ulang tahun Permaisuri Zhu Lian. Cahaya rembulan, redup dan pucat, menembus celah tirai sutra, menghasilkan pola-pola lembut di lantai marmer yang dingin. Selesai mengobati luka kecil di lengan pangeran Qing Fei—luka akibat pertengkaran dengan salah satu bangsawan yang iri akan kekayaan dan pengaruh keluarga Qing Fei—Yuan Ling pun membaringkan tubuhnya di samping sang pangeran. Lelah, namun hati mereka dipenuhi kekhawatiran akan pertemuan dengan Kaisar esok hari. Pagi ini, mereka harus menjelaskan keributan yang terjadi, sebuah insiden yang hampir mencoreng nama baik istana.Beberapa jam berlalu, sunyi hanya diiringi detak jam antik di sudut ruangan. Sebelum sinar mentari pertama menyentuh dinding istana yang tinggi menjulang, Yuan Ling, dengan rambut hitam legam yang

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bagaimana Kau mendapatkan luka ini?

    Yuan Ling merasakan kehangatan dari genggaman tangan Pangeran Qing Fei, seolah-olah mengalirkan ketenangan ke dalam dirinya. Ia mengangkat wajahnya dan melihat mata Pangeran yang penuh dengan pengertian dan kasih sayang. "Aku hanya takut kau dalam bahaya," bisik Yuan Ling, suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca, seolah menahan air mata yang siap tumpah. "Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika sesuatu terjadi padamu."Pangeran Qing Fei tersenyum lembut, senyum yang penuh kasih dan menenangkan hati Yuan Ling. "Apa maksud ucapanmu? Apakah ada musuh yang menyusup ke istana ini?" katanya sambil menarik Yuan Ling ke dalam pelukannya yang hangat dan protektif. Yuan Ling bisa merasakan detak jantung Pangeran yang tenang dan stabil, memberikan rasa aman yang sangat ia butuhkan."Tidak ada," kilah Yuan Ling, tidak ingin membuat Pangeran Qing Fei khawatir. Namun, ketika Yuan Ling tidak sengaja meraba lengan atas Pangeran Qing Fei sedikit tersentak dan meringis kesakitan."Ada apa?" tan

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   penyerang Misterius

    Yuan Ling sedang berada di ruang belajar, duduk seorang diri di tengah keheningan malam. Suara gemerisik daun di luar jendela menjadi satu-satunya pengiring kesendiriannya. Tiba-tiba, sebuah anak panah melesat cepat dari arah jendela, memecah keheningan dengan suara desingan tajam. Yuan Ling, yang memiliki daya peka luar biasa, segera bereaksi. Dengan gerakan cepat dan lincah, ia menepis serangan tersebut, membuat anak panah itu menancap kuat di dinding kayu di belakangnya.Detik-detik berlalu dengan tegang. Yuan Ling mengalihkan pandangannya ke arah jendela, matanya menyipit mencoba menembus kegelapan. Di balik jendela, ia melihat sekelebat bayangan hitam yang bergerak cepat, hampir seperti ilusi. Tanpa ragu, Yuan Ling bangkit dari duduknya, langkahnya mantap dan penuh tekad. Ia mengejar sosok misterius itu, meninggalkan ruang belajar yang kini sunyi kembali, hanya menyisakan anak panah yang tertancap sebagai saksi bisu dari kejadian tersebut.Akhirnya, Yuan Ling berhasil mengejar so

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Hanya Jantung Ayam

    Dengan tangan yang gemetar, Putri Zhu Lian menjatuhkan mangkuk yang ada di tangannya. Suara pecahan mangkuk yang menghantam lantai bergema di seluruh ruangan, memecah keheningan yang mencekam."Istriku, ada apa?" ucap Pangeran Chuan dengan nada cemas, merangkul pundak Putri Zhu Lian dengan lembut, mencoba menenangkannya. Sentuhan hangatnya berusaha mengusir ketakutan yang terpancar dari mata istrinya.Putri Zhu Lian menatap Pangeran Chuan dengan wajah pucat pasi, bibirnya bergetar tanpa suara. Matanya yang besar dan biasanya penuh keceriaan kini dipenuhi oleh ketakutan dan kebingungan. "I-itu," balas Zhu Lian tergagap, suaranya bergetar seraya menunjuk ke arah sup yang sudah tumpah. Air sup mengalir di lantai, mengelilingi jantung ayam utuh yang tergeletak di tengahnya. Pangeran Qing Chuan membelalakkan mata, terkejut dan jijik melihat pemandangan mengerikan itu."Kau, apa maksud dari semua ini?" sentak Pangeran Chuan dengan nada geram, suaranya bergetar menahan amarah. Matanya mena

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status