Beranda / Romansa / YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT / Balasan Untuk Gu Min Lang

Share

Balasan Untuk Gu Min Lang

Penulis: Rizkymutha14
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 11:32:06

"Ling'er, aku seperti mendengar suara saudarimu di bawah," ucap Pangeran Qing Fei dengan nada penasaran.

Yuan Ling mendelik, menajamkan pendengarannya. Tanpa mengatakan apa-apa, ia beranjak dan berjalan santai menuju balkon kayu yang menghadap ke bawah. Dari lantai atas, ia memperhatikan sepasang kekasih yang baru saja tiba dan sedang memesan minuman. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati yang tumbuh di sekitar balkon, menambah suasana tenang sore itu.

Pangeran Qing Fei ikut beranjak dan berdiri di samping Yuan Ling. "Bagaimana kalau kita menyapa mereka?" ajaknya dengan senyum ramah.

Yuan Ling mendengus kasar, merasa sangat malas untuk berurusan dengan mereka berdua. Namun, memori yang ditinggalkan oleh sang pemilik tubuh sebelumnya, jiwa Li Wei Ying yang kini ada di tubuh Yuan Ling, membuatnya tertarik untuk memberikan pelajaran pada kedua saudaranya itu. Ia mengingat betapa mereka sering meremehkan dan menyakitinya.

"Baiklah," jawab Yuan Ling akhirnya, suaranya terdengar ding
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 15

    Yuan Ling menyelipkan tangan ke balik lipatan baju, dengan gerakan cepat dan penuh ketegangan, ia menaburkan bubuk racun ke mata Gu Min Lang. Seketika, Gu Min Lang melepaskan cengkeramannya dan menjerit kesakitan, suaranya menggema di ruangan. "Apa yang kau lakukan?" teriak Gu Min Lang dengan suara parau, sambil menutup kedua mata dengan sebelah tangannya. Rasa perih yang menyengat membuatnya menggeliat kesakitan.Yuan Jie, yang berada tak jauh dari sana, segera menghampiri sang kakak. Raut wajahnya langsung berubah panik saat melihat kondisi Gu Min Lang. Ia mengamati kedua mata kakaknya yang tertutup rapat, dan perlahan berubah menjadi kemerahan, seolah-olah terbakar dari dalam."Yuan Ling! Kau sungguh tega mencelakai kakakmu sendiri. Kau memang berhati kejam," pekik Yuan Jie dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca menahan amarah dan kesedihan.Yuan Ling berdiri dengan napas terengah-engah, matanya menatap tajam ke arah Gu Min Lang yang masih merintih kesakitan. Di sudut ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 16

    Yuan Ling ikut terdiam, menyipitkan mata menyelidik saat sang suami sibuk memilih barang-barang antik di hadapannya. Pandangan matanya tajam, mengikuti setiap gerakan Pangeran Qing Fei dengan penuh perhatian."Jika ini bukan untukku, apa ini untuk wanita lain yang ada di luar sana?" ucap Yuan Ling dengan nada cemburu yang menggelitik telinga. Pangeran Qing Fei yang mendengar ucapan itu, mengedarkan pandangannya ke sekeliling seperti mencari sesuatu."Aku tidak melihat ada wanita lain di luar. Tidak ada siapa pun," jawabnya polos, seolah kebenaran mutlak yang tak terbantahkan. Yuan Ling yang awalnya sebal, tiba-tiba ikut tertawa. Mana mungkin pria polosnya ini bisa memiliki wanita lain selain dirinya."Baiklah. Aku percaya jika Fei'erku ini tidak akan menyembunyikan wanita lain." Yuan Ling tertawa renyah sambil bergelayut manja di pundak Pangeran Qing Fei. "Lalu, untuk siapa hadiah-hadiah ini?" sambungnya dengan rasa ingin tahu yang mendalam."Ini... Ini untuk ayah mertua," ungkapnya d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 17

    "Jika sampai jenderal Yuan memihak Qing Fei, ini sungguh akan mengancam posisi diriku sebagai putra mahkota. Aku harus menyelidikinya."Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing, sampai akhirnya pangeran Qing Chuan bertanya pada pangeran ke enam. "Hei. Bukankah jenderal Yuan tidak menyukai Yuan Ling?" tanyanya. Pangeran ke enam mengangkat wajahnya, menatap pangeran Qing Chuan. Pangeran ke enam menghela nafas sejenak. "Kakak ke tiga, wanita jalang itu berpikir bisa mengandalkan pangeran ke lima. Jika suatu saat ia menyadari jika pangeran ke lima tidak bisa melindunginya, dia pasti akan berakhir buruk," ujar pangeran ke enam. "Benar. Dia di sukai atau tidak oleh ayahnya, jika kita membunuh pangeran ke lima, barulah kita bisa tenang." Pangeran ke enam tersenyum dan berkata," Kakak. Itulah yang saya pikirkan!" Hari itu, Yuan Ling dan Pangeran Qing Fei berencana mengunjungi kediaman ayah Yuan Ling untuk memberikan hadiah-hadiah yang telah dipilih dengan hati-hati. Mereka bersiap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 18

    Melihat kedatangan Jenderal Yuan, ayah dari Yuan Ling dan Pangeran Qing Fei, Yuan Ling pun beranjak dari sana. Kepergian Yuan Ling tidak luput dari perhatian Jenderal Yuan."Pangeran, sebaiknya kau menunggu di dalam saja. Aku akan pergi dulu sebentar," ucap Jenderal Yuan dengan nada yang terdengar gelisah, wajahnya yang biasanya tenang kini tampak cemas."Baik. Hati-hati, Ayah Mertua," balas Pangeran Qing Fei dengan penuh perhatian, menatap Jenderal Yuan dengan sorot mata yang khawatir.Yuan Ling, yang sedang berjalan di halaman luas kediaman Jenderal Yuan, merasakan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma bunga-bunga taman. Langkah Yuan Ling terhenti saat mendengar seruan seseorang dari belakang dirinya."Yuan Ling!" seru Jenderal Yuan memanggil namanya dengan suara yang tegas namun mengandung kekhawatiran. Sejenak, Yuan Ling berhenti dan hanya melirik melalui ujung matanya. Detik kemudian, ia kembali melanjutkan langkahnya, mencoba menghindari panggilan sang ayah. Namun, langkahnya ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 19

    Setelah berkata demikian, Yuan Ling pergi dari sana. Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah mengawasi mereka dari kejauhan, mendengarkan setiap kata yang terucap. Pangeran Qing Fei mengerutkan alisnya, mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut ayah mertuanya serta istrinya. Hatinya bergolak, berusaha memahami situasi yang semakin rumit. Angin berhembus lembut, membawa aroma bunga yang sedang bermekaran, seolah menjadi saksi bisu dari perbincangan yang tengah terjadi."Jenderal Yuan tidak akan salah mengenal putra-putrinya? Bukankah, putri kedua Jenderal Yuan terkenal dengan rumor bahwa dia adalah putri bodoh dan memiliki temperamen yang buruk? Tapi, kenapa yang aku lihat adalah kebalikannya?" gumamnya dalam hati, penuh kebingungan.Pangeran Qing Fei langsung bersembunyi di balik pintu, saat melihat Yuan Ling berjalan ke arahnya. Nafasnya tertahan, jantungnya berdegup kencang seiring langkah Yuan Ling yang semakin mendekat. Ternyata, Yuan Ling hanya melewati tempat itu saja. S

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 20

    Keesokan harinya, ketika sinar matahari pagi yang hangat mulai menyelinap melalui jendela, Yuan Ling dengan tergesa-gesa keluar untuk mencari bahan obat-obatan. Setelah berjam-jam mencari, ia kembali ke kediaman Pangeran Qing Fei hanya untuk mendapati ruangan yang kosong dan sepi."Fei'er... Fei'er?" panggil Yuan Ling dengan suara penuh kekhawatiran, matanya liar mencari di setiap sudut ruangan. Langkahnya cepat dan resah, setiap detik yang berlalu semakin membebani pikirannya. Ia memutuskan untuk keluar, berharap menemukan jejak sang pangeran. Di halaman depan, ia melihat seorang pelayan yang tengah menyapu dengan tenang."Pelayan, apa kau melihat pangeran?" tanya Yuan Ling dengan nada cemas yang kian memuncak."Maaf, Permaisuri, aku tidak melihatnya," jawab pelayan itu dengan singkat, menundukkan kepala tanpa berani menatap langsung."Apa? Bagaimana kau bisa tidak mengawasi pangeran? Jika terjadi sesuatu padanya, bersiaplah untuk ku penggal kepalamu," ancam Yuan Ling, suaranya berge

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 21

    Setelah menerima titah dingin dari Pangeran Qing Chuan, seulas senyum licik mengembang di bibir ranum wanita penghibur itu. Cahaya remang-remang lentera minyak di sudut ruangan menari-nari di wajahnya, menonjolkan guratan kemenangan yang tersembunyi. Dengan langkah anggun namun penuh maksud tersembunyi, ia mendekat ke arah Pangeran Qing Fei yang terbaring lemah di atas dipan, kesadarannya masih berjuang untuk kembali sepenuhnya. Aroma candu yang samar bercampur dengan bau keringat dingin dari tubuh sang pangeran menciptakan atmosfer yang menyesakkan.Sementara itu, bagai disengat ribuan lebah, Yuan Ling menerima kabar dari seorang pelayan istana mengenai keberadaan suaminya. Jantungnya berdegup kencang, bagai genderang perang yang ditabuh bertalu-talu. Tanpa membuang sedetik pun waktu, ia segera melompat ke atas punggung kuda kesayangannya. Derap kaki kuda memecah keramaian jalanan yang berliku. Cambuk ia layangkan tanpa ampun, memacu hewan itu dalam kecepatan yang membahayakan. Angin

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 22

    "PERGI !" pekik Yuan Ling dengan tatapan nyalang. Tanpa mengatakan apapun, wanita penghibur itu pergi dengan wajah marah. Namun, bukan hanya pemandangan itu yang membuat darah Yuan Ling mendidih. Di sudut ruangan, bersandar pada pilar kayu berukir naga, berdiri Pangeran Qing Chuan. Ekspresi wajahnya datar dan dingin, namun seulas senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat kedatangan Yuan Ling yang penuh amarah. Di tangannya, ia menggenggam sebuah cawan keramik halus yang tampak kosong, namun Yuan Ling mencium samar aroma samar opium yang tertinggal.Dari balik kerumunan di ambang pintu, terdengar bisikan-bisikan para penonton yang penasaran."Lihat! Itu Nyonya Yuan!" seru seorang pria berjubah cokelat kusam."Apa yang terjadi? Mengapa dia terlihat begitu marah?" timpal seorang wanita dengan sanggul tinggi yang dihiasi jepit rambut perak."Kudengar Pangeran Qing Fei dibawa ke sini secara paksa," bisik seorang pria bertubuh kurus dengan nada khawatir."Pangeran Qing Chuan juga a

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14

Bab terbaru

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 26

    Sinar keemasan fajar merayap di antara puncak-puncak pegunungan, membelai dedaunan yang masih berhiaskan embun pagi. Butiran-butiran air itu laksana permata yang memantulkan cahaya, menciptakan kilauan lembut di tengah udara yang dingin menusuk.Diiringi simfoni alam, burung-burung berkicau riang, melantunkan melodi yang saling bersahutan di antara pepohonan yang bergoyang perlahan oleh hembusan angin. Namun, di balik tabir suara alam itu, kedamaian sejati bersemayam dalam kehangatan ranjang.Yuan Ling menggeliat perlahan, merasakan sisa-sisa kelelahan dan sedikit nyeri di tubuhnya. Di sampingnya, Pangeran Qing Fei masih terlelap, lengannya melingkari pinggang Yuan Ling dengan posesif, seolah tak ingin melepaskan istrinya barang sedetik pun.Sebuah ringisan tertahan lolos dari bibir Yuan Ling saat ia mencoba bangkit, pergerakannya terasa memberat di bagian pinggul.Mendengar desisan lirih Yuan Ling, mata Pangeran Qing Fei terbuka. Wajahnya yang polos dan tanpa dosa menyambut pagi. Ia

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 25. warning 21++

    Namun, tepat ketika hidung mereka hampir bersentuhan, ketika Yuan Ling sudah bisa merasakan hembusan napas Pangeran Qing Fei yang hangat menerpa wajahnya, sang pangeran tiba-tiba menarik diri. Gerakannya tiba-tiba dan tak terduga, menciptakan ruang hampa di antara mereka yang tadinya terasa begitu intim."Pergilah!" titahnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar, namun sarat akan kepedihan dan pergolakan batin.Yuan Ling merasakan amarah yang membakar tiba-tiba menyentak dirinya. Ia telah bersabar, berusaha memahami, dan memberikan dukungan. Namun, penolakan yang ambigu ini terasa seperti penghinaan, sebuah keraguan yang menyakitkan terhadap dirinya dan ikatan mereka."Bisakah kau menjadi pria sejati?" desis Yuan Ling tajam, matanya menyala menantang. Tanpa menunggu jawaban, ia bergerak cepat. Tangannya terulur, menarik tengkuk leher Pangeran Qing Fei dengan gerakan yang tegas dan penuh keberanian. Dalam sekejap, ia menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang penuh gairah dan tunt

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 24 . warning 21++

    Debu jalanan yang kelabu seolah enggan beranjak dari sepatu kulit Yuan Ling saat ia tiba di kediaman megah itu, kontras mencolok dengan gemerlap samar yang terpancar dari balik jendela-jendela bertirai sutra. Langkahnya tergesa, membawa Pangeran Qing Fei yang limbung di sisinya. Aroma dupa mahal bercampur peluh dingin sang pangeran menusuk indra penciuman Yuan Ling saat mereka memasuki kamar tidur yang luas dan dingin. Dengan gerakan cekatan namun penuh kehati-hatian, Yuan Ling membaringkan tubuh Pangeran Qing Fei di atas ranjang berukir rumit dengan seprai selembut awan. Namun, ketenangan yang diharapkan tak kunjung datang. Pangeran Qing Fei menggeliat resah, napasnya tersengal-sengal, jari-jarinya mencengkeram seprai, meraba-raba tubuhnya sendiri seolah mencari sesuatu yang hilang. "Pa...nas sekali," bisiknya lirih, suaranya tercekat dan bergetar seperti dawai kecapi yang hampir putus. Butiran keringat dingin membasahi pelipisnya. Mata Yuan Ling yang tajam menangkap keanehan yan

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 23

    Pangeran Qing Chuan meringis kesakitan, napasnya tersengal-sengal. Ia memegangi punggungnya yang terasa nyeri. Yuan Ling berdiri di hadapannya, tubuhnya bergetar karena amarah yang masih membara."Ini pelajaran untukmu, Qing Chuan," ucap Yuan Ling dengan suara dingin dan tegas. "Jangan pernah mencoba memainkan permainan kotor di belakang suamiku. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya."Ia menunjuk wajah Pangeran Qing Chuan dengan jari telunjuknya, matanya penuh peringatan. "Ingat ini baik-baik. Jika kau berani menyentuh sehelai rambut pun di kepala Qing Fei, kau akan berhadapan denganku."Suara bisik-bisik di antara para penonton semakin intens. Mereka menyaksikan adegan yang tak terduga ini dengan campuran rasa takut, kagum, dan penasaran."Dia benar-benar membela Pangeran Qing Fei," gumam seorang wanita tua dengan kerutan di wajahnya."Pangeran Qing Chuan pasti tidak menyangka akan mendapat perlawanan seperti ini," timpal seorang pemuda dengan nada kagum.Pangeran Qing Chuan mena

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 22

    "PERGI !" pekik Yuan Ling dengan tatapan nyalang. Tanpa mengatakan apapun, wanita penghibur itu pergi dengan wajah marah. Namun, bukan hanya pemandangan itu yang membuat darah Yuan Ling mendidih. Di sudut ruangan, bersandar pada pilar kayu berukir naga, berdiri Pangeran Qing Chuan. Ekspresi wajahnya datar dan dingin, namun seulas senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat kedatangan Yuan Ling yang penuh amarah. Di tangannya, ia menggenggam sebuah cawan keramik halus yang tampak kosong, namun Yuan Ling mencium samar aroma samar opium yang tertinggal.Dari balik kerumunan di ambang pintu, terdengar bisikan-bisikan para penonton yang penasaran."Lihat! Itu Nyonya Yuan!" seru seorang pria berjubah cokelat kusam."Apa yang terjadi? Mengapa dia terlihat begitu marah?" timpal seorang wanita dengan sanggul tinggi yang dihiasi jepit rambut perak."Kudengar Pangeran Qing Fei dibawa ke sini secara paksa," bisik seorang pria bertubuh kurus dengan nada khawatir."Pangeran Qing Chuan juga a

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 21

    Setelah menerima titah dingin dari Pangeran Qing Chuan, seulas senyum licik mengembang di bibir ranum wanita penghibur itu. Cahaya remang-remang lentera minyak di sudut ruangan menari-nari di wajahnya, menonjolkan guratan kemenangan yang tersembunyi. Dengan langkah anggun namun penuh maksud tersembunyi, ia mendekat ke arah Pangeran Qing Fei yang terbaring lemah di atas dipan, kesadarannya masih berjuang untuk kembali sepenuhnya. Aroma candu yang samar bercampur dengan bau keringat dingin dari tubuh sang pangeran menciptakan atmosfer yang menyesakkan.Sementara itu, bagai disengat ribuan lebah, Yuan Ling menerima kabar dari seorang pelayan istana mengenai keberadaan suaminya. Jantungnya berdegup kencang, bagai genderang perang yang ditabuh bertalu-talu. Tanpa membuang sedetik pun waktu, ia segera melompat ke atas punggung kuda kesayangannya. Derap kaki kuda memecah keramaian jalanan yang berliku. Cambuk ia layangkan tanpa ampun, memacu hewan itu dalam kecepatan yang membahayakan. Angin

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 20

    Keesokan harinya, ketika sinar matahari pagi yang hangat mulai menyelinap melalui jendela, Yuan Ling dengan tergesa-gesa keluar untuk mencari bahan obat-obatan. Setelah berjam-jam mencari, ia kembali ke kediaman Pangeran Qing Fei hanya untuk mendapati ruangan yang kosong dan sepi."Fei'er... Fei'er?" panggil Yuan Ling dengan suara penuh kekhawatiran, matanya liar mencari di setiap sudut ruangan. Langkahnya cepat dan resah, setiap detik yang berlalu semakin membebani pikirannya. Ia memutuskan untuk keluar, berharap menemukan jejak sang pangeran. Di halaman depan, ia melihat seorang pelayan yang tengah menyapu dengan tenang."Pelayan, apa kau melihat pangeran?" tanya Yuan Ling dengan nada cemas yang kian memuncak."Maaf, Permaisuri, aku tidak melihatnya," jawab pelayan itu dengan singkat, menundukkan kepala tanpa berani menatap langsung."Apa? Bagaimana kau bisa tidak mengawasi pangeran? Jika terjadi sesuatu padanya, bersiaplah untuk ku penggal kepalamu," ancam Yuan Ling, suaranya berge

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 19

    Setelah berkata demikian, Yuan Ling pergi dari sana. Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah mengawasi mereka dari kejauhan, mendengarkan setiap kata yang terucap. Pangeran Qing Fei mengerutkan alisnya, mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut ayah mertuanya serta istrinya. Hatinya bergolak, berusaha memahami situasi yang semakin rumit. Angin berhembus lembut, membawa aroma bunga yang sedang bermekaran, seolah menjadi saksi bisu dari perbincangan yang tengah terjadi."Jenderal Yuan tidak akan salah mengenal putra-putrinya? Bukankah, putri kedua Jenderal Yuan terkenal dengan rumor bahwa dia adalah putri bodoh dan memiliki temperamen yang buruk? Tapi, kenapa yang aku lihat adalah kebalikannya?" gumamnya dalam hati, penuh kebingungan.Pangeran Qing Fei langsung bersembunyi di balik pintu, saat melihat Yuan Ling berjalan ke arahnya. Nafasnya tertahan, jantungnya berdegup kencang seiring langkah Yuan Ling yang semakin mendekat. Ternyata, Yuan Ling hanya melewati tempat itu saja. S

  • YUAN LING: DUA JIWA YANG TERIKAT   Bab. 18

    Melihat kedatangan Jenderal Yuan, ayah dari Yuan Ling dan Pangeran Qing Fei, Yuan Ling pun beranjak dari sana. Kepergian Yuan Ling tidak luput dari perhatian Jenderal Yuan."Pangeran, sebaiknya kau menunggu di dalam saja. Aku akan pergi dulu sebentar," ucap Jenderal Yuan dengan nada yang terdengar gelisah, wajahnya yang biasanya tenang kini tampak cemas."Baik. Hati-hati, Ayah Mertua," balas Pangeran Qing Fei dengan penuh perhatian, menatap Jenderal Yuan dengan sorot mata yang khawatir.Yuan Ling, yang sedang berjalan di halaman luas kediaman Jenderal Yuan, merasakan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma bunga-bunga taman. Langkah Yuan Ling terhenti saat mendengar seruan seseorang dari belakang dirinya."Yuan Ling!" seru Jenderal Yuan memanggil namanya dengan suara yang tegas namun mengandung kekhawatiran. Sejenak, Yuan Ling berhenti dan hanya melirik melalui ujung matanya. Detik kemudian, ia kembali melanjutkan langkahnya, mencoba menghindari panggilan sang ayah. Namun, langkahnya ter

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status