Without You

Without You

last updateLast Updated : 2021-09-05
By:   Mimosa  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Erland pikir, ini titik di mana dia dan istrinya akan benar-benar bahagia. Rupanya tidak. Seseorang kembali hadir dan mengacaukan segalanya, termasuk ikatan sakral yang baru sebentar dibinanya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Prolog

Sore yang tampak sepi. Kediaman Erland yang biasanya ramai tiba-tiba sunyi senyap seperti tak ada tanda-tanda kehidupa, hanya terdengar bunyi jarum jam yang terus bekerja berputar sesuai porosnya. Semua itu tentu saja terjadi karena seluruh penghuninya sedang pergi berlibur meninggalkan hiruk pikuk ibu kota. Itu semua karena Erland baru saja memenangkan proyek besar.Erland sekeluarga pergi ke Bandung dengan tujuan meluruskan sejenak pikiran yang semrawut karena berbagai hal di Jakarta. Sulit sekali menemui waktu kosong seperti saat ini. Helaan napas berat terdengar. Reka sudah rewel, Reina juga, tapi kemacetan ini benar-benar sukar ditembus. Renata sudah kebingungan membujuk putranya untuk diam."Kasih susu coba, Ren," ujar Elena."Rekanya gak mau Bunda.""Sini biar Bunda yang gendong. Reka ikut Oma yuk, Nak," kata wanita itu lagi sembari mengambil alih Reka dari pangkuan Renata....

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Prolog
Sore yang tampak sepi. Kediaman Erland yang biasanya ramai tiba-tiba sunyi senyap seperti tak ada tanda-tanda kehidupa, hanya terdengar bunyi jarum jam yang terus bekerja berputar sesuai porosnya. Semua itu tentu saja terjadi karena seluruh penghuninya sedang pergi berlibur meninggalkan hiruk pikuk ibu kota. Itu semua karena Erland baru saja memenangkan proyek besar.Erland sekeluarga pergi ke Bandung dengan tujuan meluruskan sejenak pikiran yang semrawut karena berbagai hal di Jakarta. Sulit sekali menemui waktu kosong seperti saat ini. Helaan napas berat terdengar. Reka sudah rewel, Reina juga, tapi kemacetan ini benar-benar sukar ditembus. Renata sudah kebingungan membujuk putranya untuk diam."Kasih susu coba, Ren," ujar Elena."Rekanya gak mau Bunda.""Sini biar Bunda yang gendong. Reka ikut Oma yuk, Nak," kata wanita itu lagi sembari mengambil alih Reka dari pangkuan Renata.
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Cederanya rasa percaya
"Lebay lo, Kak. Segala bilang lama gak ngobrol, padahal tadi aja teleponan janjian mau ketemu."Pernyataan Erland memaksa Hana menyeret Renata menjauh dari keluarganya. Janjian mau ketemu. Sebelum keberangkatannya ke Bandung, Hana dan Renata tidak ada pembicaraan apa pun. Alvin yang meminta izin pada Erland untuk menyusul ke sini. Hana tak habis pikir, memang siapa orang yang hendak Renata temui sampai-sampai harus berbohong pada Erland? Untung saja Hana berbaik hati dengan tidak menyangkal apa yang Erland katakan. Bukan berbohong demi Renata, ia hanya tidak ingin Erland terluka."Ren, sekarang jelasin ke gue, apa maksud omongan Erland tadi? Lo lagi bohongin Erland?"Seketika Renata terdiam berusaha mencari jawaban yang tepat dan masuk akal untuk membungkam pertanyaan beruntun dari sahabatnya. "Hmm ... gue gak sengaja.""Gak sengaja? Inget Ren, kita sahabatan gak cuma setahun, dua tahun. G
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Kalut
Di saat semua menyiapkan diri untuk berpetualang, keliling tempat wisata yang ada di daerah sana, Erland justru terlihat tengah mengemasi pakaiannya. Ia memutuskan untuk pulang ke Jakarta hari ini juga.Sebelumnya lelaki itu telah berusaha memaafkan istrinya, tapi tiba-tiba saja pagi buta ia mendengar Renata sedang berbicara via telepon dengan seseorang. Seseorang yang sangat Erland benci. Suasana hatinya hancur seketika."Lan, kamu kok malah berkemas? Bukannya kita mau pergi ke peternakan sapi perah itu?""Ada kerjaan mendesak. Gak bisa ditunda. Kalian lanjut aja liburannya," sahut Erland dengan nada dingin. Tentu saja Erland berbohong, tak ada pekerjaan mendesak seperti yang disebutkannya. Ia hanya ingin menenangkan diri, jauh dari semuanya, termasuk istrinya."Bukan karena hal lain?""Hmm.""Kalau gitu aku ikut kamu pulang ke Jakarta.""Gak usah."
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Akumulasi Rasa Takut
Reina tak tahu kenapa semenjak kepergian sang kakak kemarin dirinya diliputi rasa cemas. Anehnya semua orang justru terlihat biasa saja, padahal Reina sadar betul kalau ada yang tidak beres dengan kepergian kakaknya yang tiba-tiba. Reka pun rewel. Mungkinkah hanya anak kecil sepertinya dan Reka saja yang menyadari keganjilan itu?Masih sangat pagi. Reina mengambil ponselnya berniat menghubungi Erland. Hanya nada sambung yang terdengar, kakaknya itu tak juga mengangkat teleponnya."Aa kenapa sih? Angkat kek!" gerutunya."Hallo."Akhirnya suara serak itu menyapa gendang telinganya. "Kenapa lama angkatnya, A? Aa baru bangun tidur?""Hm.""Aa di mana sekarang?""Hotel.""Loh kok? Bukannya kemarin Aa bilang mau pulang ada kerjaan? Kok sekarang di hotel?""Aa langsung ke luar kota."
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Baik-baik saja
Suasana hening menyelimuti makan malam kali ini. Reina yang biasanya terus berceloteh mendadak jadi sangat diam. Mana mungkin ia bisa bercanda seperti biasa setelah meninggalkan kakaknya dalam keadaan sakit. Reina takut terjadi apa-apa."Reina," panggil Arlan, tetapi gadis itu tak menyahuti. "Reina, Sayang?""Eh, iya, A?"Semua yang ada di sana serempak menoleh seraya menautkan alis."Aa?" tanya Elena.Reina gelagapan. Kenapa ia bisa sampai keceplosan menyebut kakaknya. Erland sudah berpesan agar Reina tidak dulu memberitahukan keberadaannya pada ayah, bunda, apalagi Renata. Erland ingin menenangkan diri sekarang. "Ehm ... itu, Bunda, aku tuh lagi ingat-ingat pesan Aa. Kata Aa, mungkin Aa baru bisa pulang besok, soalnya sekarang Aa masih di Bogor. Ada pertemuan apa gitu aku gak ngerti."Arlan dan Elena langsung percaya, tapi tidak dengan Renata. Perempuan itu ragu pada per
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
Bingung
"Sel-sel itu sudah menyebar ke kelenjar getah bening. Bahkan, ke lapisan otot pada dinding lambung. Kita harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui bisa atau tidaknya dilakukan operasi. Kita hanya akan menyisakan lambung yang sehat. Kamu harus cepat, Erland, jika tidak ingin terjadi sesuatu yang lebih buruk."Erland terus memikirkan ucapan Dokter Fabian di rumah sakit tempo hari. Sudah masuk pada tahap serius. Tak bergejala atau ... Erland saja yang selama ini tak terlalu ambil pusing dengan kondisinya?Mata sendu lelaki itu menatap nanar sosok mungil Reka yang kini ada dalam gendongannya. Jangankan menjadi ayah yang baik, melihat Reka tumbuh dewasa saja rasanya sangat tidak mungkin mengingat kondisinya sekarang. Dikecupnya lembut dahi bayi mungilnya kemudian bertutur lirih, "Reka, kalau Papa gak ada, kamu jaga Mama sama adik, ya? Maaf karena Papa belum bisa jadi Papa yang baik, tapi Papa sayang kok sama Reka. Sayang banget."
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
DMCA.com Protection Status