Share

Kembali ke Tanah Air

last update Last Updated: 2023-03-01 14:19:19

Kini Alex dan Eriska sudah tiba di rumah, kedatangan mereka langsung disambut oleh ibunya, "Gimana hasilnya, nak?"

"Eu ...." Eriska melirik ke arah Alex. Seperti ucapannya kemarin, Eriska ingin menyelesaikan masalahnya sendiri jadi, Alex melengos meninggalkan adiknya.

Eriska menatap punggung Alex, lalu pria itu duduk di sofa selagi menatap ke arah adiknya dengan satu alis naik.

"Kakak ...," gumam Eriska.

"Sayang, bagaimana kata dokter?" tanya ibunya tidak sabar.

Eriska memberikan senyuman singkat. "Duduk dulu yuk, ma." Dia menggiring ibunya sampai ke sofa, mereka duduk berdampingan. Eriska menatap mata lelah ibunya yang sudah berkantung, "gini ma, tadi ... Eriska nggak sempet periksa," tuturnya ragu, dia tahu ibunya akan kecewa.

Jelas ibunya mengerutkan dahi. "Kenapa?"

Alex melirik ke arah Eriska kala adik perempuannya itu tidak mengalihkan tatapannya dari sang ibu. "Ba ...."

"Mas Bagas telepon, dia suruh aku pulang ...," tutur pelan Eriska merebut kalimat Alex.

"Siapa yang tele
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Cerita Masa Lalu

    Eriska mengerjap tidak percaya dengan ucapan ayahnya, sedangkan Alex menyeringai dan Bagas berdiri dengan lutut bergetar seakan eksel-eksel di lututnya terlepas. Habis, gue! Hatinya."Minggir, dik!" titah Alex lagi. "Nggak, kak.""Eriska, kemari!" titah ayahnya yang jelas tidak bisa ditolak maka, Eriska mulai mengambil langkah. "Tunggu!" tahan Bagas dengan suara bergetar. Dia juga memegangi pergelangan tangan Eriska, sontak wanita itu berhenti lalu menoleh ke arah suaminya yang penuh luka lebam.Bagas menatap Eriska, mencoba memanfaatkan cinta istri pertamanya sebagai pelindung. "Banyak drama!" Gerakan secepat kilat Alex memisahkan tangan mereka lalu kembali menyerang Bagas tanpa ampun.Eriska menjerit-jerit. "Mas Bagas ...!" Bahkan dia meneteskan air mata untuk pria brengsek itu, sontak Bagas semakin besar kepala saja. Kala jeritan Eriska memekak, pintu kamar pengantin terbuka cepat. Tatapan Andin berkelana pada persekitaran sekaligus mencari keberadaan Bagas. Mata Andin langsun

    Last Updated : 2023-03-01
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Rencana Eriska

    "Kalian sama saja, tidak tahu diri!" berang ayahnya Eriska pada Bagas dan Andin. "Eriska, cepat pulang! untuk apa kamu mempertahankan suami seperti itu!" titah tegasnya pada Eriska."Tapi pa ...." Bagas memotong kalimat Eriska, "Pa, Eriska istri pertama Bagas, dia tanggung jawab Bagas. Papa sebagai orangtuanya nggak perlu ikut campur. Lagian Eriska nyaman kok di sini. Iya kan, sayang?" Tatapan Bagas yang sejak tadi tertuju pada ayah mertuanya segera beralih pada Eriska. Eriska hanya menunduk. Mana ada seorang istri nyaman tinggal dengan madunya dan harus menyaksikan kemesraan mereka, rutuknya dalam hati. Wanita itu kembali mengangkat kepalanya menatap Bagas. "Mas, kita obrolin baik-baik tentang rumah tangga kita," jawaban lembutnya. Tentu Bagas merasa menang, dia menyeringai ke arah mertuanya apalagi pada Alex. Sontak tangan kekar pria yang masih diselubungi amarah siap kembali menerkam. Namun, dihentikan oleh Eriska. "Udah kak, ini rumah tangga aku. Biar aku yang atasi," ucapnya l

    Last Updated : 2023-03-02
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Api yang Dibuat Eriska untuk Andin

    Bagas makan dengan lahapnya. Eriska memerhatikan selagi mengulas senyum. "Habisin ya, mas.""Iya sayang, ini enak banget."Dengan cepat Andin menyambar sendok berisi makanan yang hendak disuap kembali oleh Bagas. "Ish, mas apa-an sih makanan kaya gini aja dibangga-banggain!" Dengan cepat juga wanita itu membuang sendok sembarangan hingga isinya berceceran diatas meja. Eriska terkesiap melihat kelakuan Andin seberani ini pada Bagas, dia terlihat seperti tidak pernah belajar sopan santun. Bagas seakan mengumpat dalam hati terlihat jelas dalam tatapan kesalnya pada Andin. Namun, amarah itu tidak disampaikan. Dia berdiri menghadap istri keduanya yang masih berdiri bersebrangan dengan Eriska. "Sayang ... makanan jangan dibuang-buang. Lagian aku belum makan, aku laper." Amarah Bagas masih ditekan dibalik suara lembut. "Kita kan udah biasa makan di luar, mas. Ngapain coba makan masakan rumahan, enakan masakan restoran," tutur Andin seolah tidak ingin tersaingi. Tiba-tiba tatapan matanya me

    Last Updated : 2023-03-03
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Wanita Toxic

    Andin membuka lebar matanya selagi berkacak pinggang di ujung tangga yang baru saja dia turuni dengan anggun berharap Bagas akan terpesona. Namun, ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Bagas yang baru saja memberikan kecupan sayang di dahi Eriska segera menoleh ke arah istri keduanya yang terlihat garang. "Pelankan suara kamu!" tegas Bagas. Eriska tertawa dalam hatinya menyaksikan api cemburu madunya yang sangat membara tidak terkontrol. Andin berjalan dengan langkah penuh api. "Mas, kenapa mas cium dia? Aku ga suka!" Volume suaranya memang sudah melemah, tapi kadar amarahnya tidak menemui titik turun. "Loh, emang kenapa? Dia juga istri aku." Dengan polos dan santainya Bagas berkata sehingga menjadikan api baru di hati Andin."Mas, aku ga suka ya!" Tekan Andin saat memerotes keras pada Bagas. Kedua telapak tangan Bagas segera menangkup lembut kedua pipi Andin. "Sayang ... kamu cemburu, ya. Sayang dan cinta aku lebih besar ke kamu kok." Dia juga mendaratkan kecupannya di dahi An

    Last Updated : 2023-03-04
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Fitnah Andin

    "Ya ampun, mbak. Abis makan cabe berapa kilo? Pedes beud!" jawab Nina."Gue nggak ngomong ke lo!" Murka Andin."Tapi aku denger!" balas Nina tidak kalah berani."Nggak usah jawab!" Andin berkacak pinggang sejak kemunculannya."Udah-udah ... kasihan bayi kamu, pasti kaget denger ibunya marah-marah." Eriska segera menjadi air di dalam kobaran api selagi tetap menimang. Andin memutar bola mata malas meladeni mereka, padahal dia duluan yang memancing. "Heh, Eriska. Lo itu mandul nggak usah sok-sokan gendong bayi. Nggak pantes!" Lagi, Andin menghina."Emang ada ya, pelaturan yang larang?" jawab santai Eriska."Gue!""Punya hak apa, kamu?" tatapan tidak suka jelas hadir pada Eriska. Nina berdecak bangga melihat perlawanan Eriska. "Eu ... iya ... gue ...." "Nah, mikir kan nggak bisa jawab. Makannya mbak, jadi orang nggak usah sok-sokan jadi ratu. Mana ada rakyat yang mau punya ratu kek gini bikin gatel pengen nampol!" celetuk Nina se-enaknya."Ish, siapa sih lo? Nggak usah ikut campur deh

    Last Updated : 2023-03-05
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Hamil

    Eriska mencoba mengontrol sakit hatinya sisa kemarin malam. Dia menatap netra Bagas yang lain dari biasanya. Tidak mampu menyembunyikan perasaan, tatapan sendu dipasang Eriska. "Bukan males, mas. Aku mual." "Masih aja alesan pura-pura sakit. Bener kata Andin, kamu jago akting. Bilang aja udah nggak mau siapin sarapan!" kesal Bagas. Pria itu sukses dimakan oleh ucapan busuk Andin.Eriska mengusap matanya yang mulai basah, diikuti sedikit isakan. Dia kembali ke kamar mandi untuk menyeka wajahnya. Setelah itu, barulah ke ruang makan. Bagas sudah di sana, mencoba menyiapkan roti isi selai. "Sini mas, biar aku yang buat," tawar Eriska. "Dari tadi, kek." Bagas segera duduk selagi mengerjakan sesuatu di laptopnya. "Andin mana, mas?" Eriska menyodorkan dua tangkup roti isi selai kacang dan selai cokelat juga satu gelas kopi susu."Dia masih tidur," jawab santai Bagas tanpa membuang fokusnya dari laptop, bahkan hanya untuk melirik satu detik saja ke arah Eriska sepertinya pria itu enggan.

    Last Updated : 2023-03-06
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Awal Pertemuan

    Tok tok tokTampaknya sekretaris Bagas sudah penat menunggu. "Sayang, aku harus rapat dulu. Nanti setelah rapat kita beli mobil buat kamu." "Iya deh, sayang. Kamu jangan nakal ya, sama sekretaris sexy itu." "Nggak akanlah sayang, kamu yang tersexy." Bagas mencium bibir istrinya sebelum pergi kala Andin sedang duduk di atas meja. Dia memakai mini dress, sontak pahanya terekspos.Semenjak kehadiran Andin dalam kehidupan si bos, tentu orang sekantor memiliki topik gossip baru. Kabar istri kedua Bagas itu langsung viral di sana. "Kasian Bu Eriska, tega banget ya Pak Bagas," bisik-bisik karyawan."Eh, ssttt. Istri keduanya dateng." Andin berjalan angkuh melewati kursi-kursi karyawan, berlaga bagaikan bos di sana. Sontak setiap langlah kaki nyaring yang ditimbulkan heels beradu dengan lantai selalu menjadi pusat perhatian. Namun, bukan kagum justru sebaliknya. Gede juga perusahaan Mas Bagas. Mata Andin menyapu setiap sudut ruangan yang dilewatinya. Pasti uang Mas Bagas banyak banget. C

    Last Updated : 2023-03-07
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Andin Mulai Beraksi

    Andin, Karla dan Nia menghabiskan dua jam waktunya di restoran diisi dengan makan dan bergossip. Andin memang kaya raya, tapi dia tidak pintar berbisnis tidak seperti kedua temannya jadi, tidak ada topik pembicaraan bisnis sedikit pun.Handphonenya berdering lagi. "Halo, mas?""Kamu di mana, sayang? Katanya mau beli mobil ...," ucapan Bagas super mesra."Ah, iya mas. Hampir aja aku lupa," dusta Andin padahal mobil seakan terpatri dalam otak dan hatinya. Ucapannya hanya agar tidak terlihat matre."Loh ... kamu yang minta, kamu yang lupa." Bagas terkekeh, "jadi gimana, mau beli?" Suaranya tetap mesra."Jadi dong, mas ... aku lagi di restoran nih, mas kesini ya ... jemput aku." Suara Andin juga dibuat mesra dan manja."Oke, sayang. Tunggu ya, aku kesana sekarang.""Oke, mas." Panggilan terputus."Mau kemana, seneng banget kayanya?" tanya Karla."Beli mobil, nggak mungkin kan kemana-mana gue naik taxi online terus."Nia dan Karla hanya tertawa kecil kala menanggapi jawaban Andin. Aduh, An

    Last Updated : 2023-03-08

Latest chapter

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Pernikahan Eriska dan Adam {Ending}

    "Maaf, Kak ...." Eriska segera merasakan amarah Alex."Dik, berhenti memikirkan Bagas dan jangan samakan Bagas dengan Adam, mereka sangat berbeda!" tegas Alex yang selaras dengan tatapannya. "Aku cuma ingat aja kok, Kak. Karena tidak semudah itu membuang semuanya, apalagia ada Aulya yang mirip banget sama mas Bagas." "Kemiripan Aulya bukan berarti membuat kamu harus dibayang-bayangi Bagas. Ingat Dik, Adam sangat peduli sama kamu, bukan Bagas!" Lagi, ketegasan ditunjukan Alex hingga Eriska mengangguk sendu dan seakan tertekan, tetapi pria ini memang sengaja melakukannya supaya adiknya membuka lebaran baru yang jauh lebih baik.Satu bulan berlalu, hari ini tepat pernikahan Adam dan Eriska yang diadakan secara kecil-kecilan, hanya dihadiri kedua belah pihak keluarga saja, tetapi tanpa diduga jika keluarga Bagas hadir membawa Bagas. "Eriska, kamu akan meninggalkan aku dan semua kenangan kita?" Keadaan mental pria ini sudah stabil dan sangat sehat. Maka, semua hal yang pernah terjadi dal

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Satu Bulan Lagi

    Dua bulan kembali berlalu, keadaan Bagas mendekati pulih. Dokter memberikan rincian laporan tentang perkembangannya, ditunjukan pada pihak keluarga. Sebenarnya pria itu sudah bisa dibawa pulang, hanya saja kedua orangtuanya inginkan putranya tetap mendapatkan pengawasan sampai benar-benar pulih. Kabar ini segera sampai pada Eriska dan keluarganya. "Alhamdulillah ...," syukur wanita ini begitupun kedua orangtuanya hanya Alex yang tidak mengucapkannya. Saat kakak dan adik berdua di atas balkon, Alex mengutarakan pemikirannya, "Dik, cepat tanyakan pada Adam kapan dia akan menikahi kamu.""Kak ..., masa aku yang tanyakan!" protes kecil Eriska."Kakak udah coba tanya beberapa kali, tapi Adam selalu bilang belum dapat tanggal baik. Kapan dong, dia dapat tanggal baiknya!" Tatapan serius Alex yang sebenarnya masih memercayai Adam hanya saja kini dirinya sudah sangat panik akibat mendengar kondisi Bagas, "coba sesekali kamu yang nanya.""Malu, Kak. Aku ini janda anak satu, nggak mungkin aku t

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Orangtuanya Adam Tidak Yakin pada Pernikahan Putranya dan Eriska

    Eriska terpaku sendu seiring menatap buah hatinya bersama Bagas. "Gimana keadaan mas Bagas?" Dirinya segera mengalihkan topik karena keadaan Bagas hari ini seolah menjawab alasan ketidak mampuan mantan suaminya memberikan nama pada malaikat kecil. "Masih sangat parah!" Alex melanjutkan kebohongannya.Eriska mendesah pelan, "Kalau gitu ..., aku namakan Aulya saja. Gimana Kak, apa bagus?" Senyuman ceria disisipkan. Namun, wajah Alex tidak menunjukan keceriaan yang sama sedikit pun. "Kenapa harus Aulya, Dik?" Bukan perkara nama yang membuatnya heran, melainkan pemikiran Bagas dan Eriska begitu kompak padahal mereka tidak pernah berkomunikasi sama sekali. "Mau saja, aku pikir nama Aulya itu bagus. Cuma ..., aku nggak tahu nama panjangnya apa. Coba Kakak pikirkan." Alex hanya tersenyum getir. "Akan Kakak pikirkan nanti. Kakak harus mencari nama paling baik," tulusnya, "tapi Dik, yakin mau Aulya, tidak mau ganti yang lain?" "Aulya saja Kak, buat nama depannya. Selebihnya biar Kakak ata

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Apakah Harus Tetap Mencintai Eriska?

    Adam merenungkan pesan dari orangtuanya, pria ini hanya duduk di tepian ranjang di dalam kamarnya. "Eriska memang memiliki sesuatu yang nggak akan membiarkannya lost contak dengan Bagas, ada anak di antara mereka. Jadi mungkin aku yang terlalu berharap banyak untuk bisa mendapatkan Eriska." Embusan udara dibuang Adam, kemudian meluruskan punggungnya seiring memandangi langit-langit saat kedua tangannya dilipat, menyangga kepala. "Aku masih mencintai Eriska bagaimanapun dunia menilai hubungan kami. Tapi kalau bisa, nggak perlu sama anaknya juga. Aku sangat membenci wajah anaknya yang seperti Bagas." Semakin lama, keduanya kelopak mata Adam semakin turun hingga membawanya ke alam bawah sadar. Dari sejak hari ini hingga tiga hari kemudian Adam tidak menampakan batang hidungnya pada keluarga Eriska, dirinya beralasan jika restoran sangat sesak oleh pengunjung maka tidak membiarkannya absen. Jadi, dirinya hanya menjenguk si bayi setelah tiba di rumah. Eriska menyusui bayinya sangat tela

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Hari Kelahiran

    Bagas berjalan linglung mencari keberadaan orang-orang terdekatnya karena jangankan di luar, di dalam rumah saja dirinya sering tersesat. Derap langkahnya membuat Adhinatha dan Fatimah menoleh. "Mau kemana?" tanya pria ini tanpa meninggalkan tempat duduknya karena arah Bagas tepat pada mereka. "Bagas mengingat Andin. Di mana dia sekarang?" Tanpa aba-aba pertanyaan ini diutarakan hingga Adhinatha dan Fatimah terhenyak. Fatimah menyahut berpura-pura tidak tahu demi kebaikan Bagas karena kenangan tentang Andin adalah satu-satunya yang tidak diinginkannya diingat Bagas. "Siapa Andin? Kami tidak tahu." "Mana mungkin mama sama papa nggak tahu. Bagas ingat kalau Andin sangat cantik, tapi sangat matre. Sepertinya dia pernah berada di sisi Bagas?" Adhinatha merasa waktunya selalu sia-sia saat menghadapi Bagas yang memerlukan perawatan mental, maka dirinya tidak mengatakan apapun selain kalimat penutup, "Kami tidak mengenal Andin. Kamu juga. Mungkin itu cuma imajinasi kamu. Tidurlah, besok

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Menemui Bagas

    Hari ini Eriska memutuskan menemui Bagas tanpa memerdulikan apapun, dirinya hanya ingin membuat mantan suaminya bangkit dari keterpurukannya walau mungkin akan sangat sulit. "Bayi kamu udah menyembul di perut aku." Eriska menatap Bagas sebagaimana seorang istri. "Syukurlah, bayi kita sehat." Bagas tampak sumringah hingga tidak terlihat sama sekali jika sebenarnya dirinya adalah manusia linglung. "Iya Mas, bayinya sangat sehat." Senyuman kecil Eriska. Pertemuan ini tanpa sentuhan sama sekali karena keduanya bukan mahram. Maka, Fatimah juga mendampingi Eriska supaya menantunya ini tetap aman dari Bagas-putranya. "Aku mau menyentuh bayi kita, aku mau merasakan pergerakannya!" Telapak tangan Bagas sudah mulai menjulur ke arah perut Eriska yang sudah mulai terlihat walau masih samar. Saat itu, segera wanita ini menatap Fatimah. "Tidak apa nak, toh teralang pakaian." Izin Fatimah-ibunya Bagas selalu mengawal Eriska dari awal kedatangannya. Maka, dengan leluasa Bagas meletakan telapak ta

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Karma Yang Harus Dijalani Bagas

    "Aku sedih liat keadaan Mas Bagas," aku Eriska pada Alex kala keduanya sudah kembali ke rumah."Nggak usah sedih, apa Bagas bersedih saat melihat kamu terpuruk!" Tidak ada sedikit pun belas kasihan Alex untuk mantan iparnya. "Kak, sudah jangan dibahas lagi. Semua itu sudah berlalu. Sekarang kita cuma perlu menutup segala hal yang pernah menyakiti." Alex membuang udara tipis. Kesabaran serta sifat pemaaf Eriska memang patut diacungi jempol, tetapi juga tampak keterlaluan. "Iya sudah, kamu istirahat saja." Alex menemui Adam di restorannya yang selalu ramai bahkan semakin pesat saja. "Pengusaha hebat nih. Ada waktu buat ngobrol?" kelakarnya. "Kapanpun!" Adam menyambut kedatangan Alex dengan hangat. "Gimana kisah cinta lo sama Raisa?" Alex memegangi pelipisnya sesaat seiring tertawa kecil. "Gue kesini bukan mau bahas Raisa." "Gue pengen tahu aja." Tawa singkat Adam seiring menyuguhkan dua gelas kopi, "Eriska lagi apa, kok nggak diajak?" "Mana mau Eriska kesini, lo kaya nggak tahu aj

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Season 2

    Bagas membuka kelopak matanya, mengucek kedua matanya, dirinya mendapati diri berada di ruangan serba putih. "Saya sarankan bawa Tuan Bagas ke psikiater." Kalimat dokter pada ayahnya Bagas-Adhinatha. "Apakah kondisi anak saya seburuk itu?" Pria ini tampak sangat panik dan gemetaran. "Intinya, coba bawa saja ke ahlinya." Obrolan dokter dan pria ini berakhir. Adhinatha menghampiri putranya, memandangi pilu. Sudah satu minggu Bagas terlihat linglung, tatapan matanya kosong. "Pa, kenapa Bagas di sini?" Tubuhnya kekar seperti sediakala hanya saja bagian dalamnya seolah hancur, isi otak Bagas seolah diaduk hingga tidak tentu arah. "Kamu tertidur saat hari pernikahan Eriska dan Adam, kamu tidak datang ke pernikahan mereka karena kamu tidak bangun selama dua malam dari sebelum hari pernikahan hingga kami membawamu ke rumah sakit. Kamu sadar, hanya saja kamu tidak ingat apapun," sendu begitu kental di wajah Adhinatha. "Apa maksud papa, bukankah Eriska istrinya Bagas, bagaimana bisa Erisk

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Akhir Tidak Terduga

    Di kamar rias, Bagas melihat Eriska yang sudah duduk dengan cantik. Kebaya khas pengantin sudah memeluk tubuhnya, usia kandungannya belum terlihat jadi, bentuk tubuhnya masih sangat bagus. Namun, anehnya Adam masih memakai kemeja dan celana jeans, bahkan jika dibandingkan dengan Bagas penampilan Adam kalah telak. "Kalian pasangan pengantin, tapi kenapa lo belum siap-siap?" tanya Bagas pada Adam. Adam tersenyum tipis, dia berjalan menghampiri Bagas. "Kenapa harus siap-siap? Emangnya gue mau nikah?" Bagas mengerutkan kedua alisnya. "Maksud lo? Hari ini kan ...." Adam menyela, "Hari ini pernikahan kalian." Senyum tulus berhasil diukir Adam setelah berlatih semalaman. Dia sudah merelakan Eriska kembali pada Bagas karena dia pikir bayi dalam perut Eriska lebih menginginkan ayah bioogisnya dari pada ayah asuh. "Hei, lo nggak usah ngerjain gue, gue ... gue berusaha ikhlas-nggak, ralat. Gue ikhlas," kata Bagas dibuat kuat."Hahahaha!" Adam tertawa lepas, "nggak ada waktu lagi, cepet siap

DMCA.com Protection Status