Share

Bagas Jadi Plin-Plan

"Ck! Ternyata lo keras kepala. Gue baru tau sifat lo!" Bagas seolah masih memancing Adam. Namun, mantan sahabatnya tidak terpancing.

"Jelas gue keras kepala kalo lo masih tuduh gue hamilin Eriska."

Bagas berdiri, dia mengusap bagian berdarah dan memar di rahangnya. "Ngaku aja, mudah kan? Gue kasih dia ke lo!" tantang Bagas, tapi hanya iming-iming. Dia tidak akan memberikan Eriska semudah itu perlu syarat untuk merebutnya.

"Cih! Gue harus bilang berapa kali ke lo?" Adam masih bersikap santai.

Bagas mendengus, tapi tidak ingin menyerang. "Tinggal jawab iya, men. Jangan jadi pengecut!" hinanya.

Adam berdecak tidak peduli pada hinaan Bagas. "Lo anggap gue pengecut, terus lo sendiri apa? Penghianat!" Kini mata yang sejak tadi dibuat teduh akhirnya memancarkan api.

"Brengsek!" Menyerang adalah jalan terakhir Bagas, tapi Adam menghindar dia tidak ingin berkelahi lagi.

"Mau sampai kapan lo kaya gini? Lo sakiti Eriska? Ga cukup penghianatan lo buat siksa dia?"

"Lo nggak usah ikut campur urusan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status