Share

V-line Penggoda Iman

Sarapan pagi ini di keluarga Mahendra tidak sehangat biasanya. Tidak ada candaan riang atau pun celotehan Gendiz yang biasanya menyemarakkan ruang makan. Gadis itu memang ikut sarapan pagi bersama kedua orang tua dan kakaknya, tapi dia lebih banyak diam dan menunduk.

“Ndiz, masakan Mami nggak enak ya?” Davin pura-pura bertanya melihat Gendiz yang menekuk wajah. Davin memang sudah tahu semuanya setelah Adizty menceritakan padanya.

“Enak kok,” jawab Gendiz sekenanya tanpa mengalihkan mata dari makanannya.

“Kalo enak kenapa kayak nggak selera gitu?”

“Aku udah kenyang.” Gendiz lantas berdiri dan meninggalkan ruang makan yang dilepas oleh tatapan penuh tanda tanya orang tua dan kakaknya.

Kiano geleng-geleng kepala menyikapi tingkah sang putri.

“Hanya gara-gara cowok sampe blingsatan, kayak nggak ada yang lain.” Lelaki itu berkomentar.

Davin dan Adizty diam saja. Kalau Kiano sudah serius seperti saat ini mereka tidak berani menyanggah apalagi melawan.

“Kamu juga, Dave, jangan lemah karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status