Share

BAB 51

Senyuman di wajah Aksa terlihat dipaksa, laki-laki itu kembali menyesap rokoknya. Ingatannya ditarik ke dua hari yang lalu, ketika Savira menghubunginya melalui panggilan telepon, mengutarakan keinginanya yang tiba-tiba.

"Aku ingin pertunangan ini tidak dilanjutkan,” kata Savira.

"Yaa."

Dan hanya satu jawaban itu yang Aksa berikan. Setelah itu, Aksa sama sekali belum bertemu Savira.

"Terima kasih karena mau datang ke rumah Papa," ucap Asad, saat menemukan sorot mata frustasi di wajah anak laki-lakinya. Asad ikut membakar satu batang rokok, menyesapnya cepat lalu membuang asap-nya ke atas.

Aksa tak menjawab, matanya menatap Asad ragu. "Papa tidak merokok," ejek Aksa. Laki-laki itu terkekeh ringan.

"Nggak apa-apa, Papa pernah merokok dulu waktu muda, nggak candu, tapi yaa ... cuma untuk nemenin teman-teman yang suka nongkrong sambil rokok-an."

Mendung sejak tadi bertahan, hingga akhirnya pelan-pelan gerimis turun membasahi tanah, menciptakan aroma khas menenangkan yang Aks
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status