Share

BAB 59

Aksa menyapu bibirnya di kulit leher Lara yang terbuka, tanpa benar-benar melekat, hanya bergerak seringan kapas menyusuri tempat favorit yang sudah lama tak terjamah. Kedua matanya terpejam, menikmati aroma tubuh Lara yang melewati indra penciuman.

Sapuan lembut itu berefek di sekujur tubuh Lara, meremangkan syaraf dan nadi primitif wanita itu. “Dok—." Lara mendorong tubuh Aksa, tetapi dengan mudah laki-laki itu kembali menahan wanita yang sudah terlanjur tersudut di ujung meja pantry.

"Aku terbiasa memaksa, Laraa. Jangan memancing diriku yang sebenarnya."

"Tapi ..."

"Tapi apa?" tanya Aksa dalam geraman.

"Saya—, lapar."

Manik mata hazel itu terbuka, mendesah frustasi lalu kembali memperlebar jarak meskipun tidak benar-benar melepaskan wanita dalam kungkungannya. "Kamu mau makan apa?"

"Nasi padang," jawab Lara. Makanan asal yang ada di dalam kepala.

"Mau makan di luar?"

Lara bergegas memberi gelengan. "Saya mau makan bareng Kak Dewi, sudah janjian. Kopi dokter juga s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status