Share

Bab 97. Jangan Panggil Tuan!

"Alan!"

Sean mengempaskan tubuhnya ke kursi dengan nyaman, berada di dalam ruangan Alan. Wajah lelaki itu tampak tidak bahagia, seolah banyak hal yang sedang bergelayut dalam pikiran.

Alan cukup memahami tingkah laku temannya itu. Menepikan sejenak berkas yang ada di atas meja, lalu memberi perhatian penuh pada sosok yang tengah dirundung pilu.

"Sepertinya aku harus mendengar drama hari ini."

Sean berdecak. Dia paling tidak suka jika ada yang menganggap remeh permasalahan yang tengah ia hadapi. Kepalanya cukup pusing memikirkan perkataan Yang Pohan. Seolah otaknya yang cerdas mendadak tumpul ketika dilibatkan dengan masalah hati serta memahami perempuan.

"Kau tahu, bukan, jika Salwa telah siuman?" tanya Sean memulai pembicaraan.

Alan menanggapi dengan mengangguk, lantas bersedekap dengan menyandarkan tubuh di kursi putar berpunggung panjang. "Lalu?"

Sean tampak mengembuskan napas kasar, lantas menjawab pertanyaan Alan dengan malas. "Salwa terbangun setelah Pohan menciumnya. Aku men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status