Share

Bab 85

Baru satu suapan masuk ke mulut, tiba-tiba ponselku berdering nyaring. Aku berusaha mengabaikannya dengan tetap menikmati makan malam kali ini, tapi benda pipih itu terus meraung minta diangkat.

"Angkat, Mey! Mungkin penting." Tanpa menjawab, aku mengambil ponsel yang kusimpan di saku piyamaku.

Ada nama Bu Naya yang terpampang di layarnya, membuatku bertanya-bertanya. Ada apa dengan istri muda Abah itu?

Ya menurutku aneh, setelah sekian purnama menghilang, tiba-tiba dia kembali menelfon. Pasti ada apa-apanya. Apa dia masih ingin menuntut warisan Abah?

"Siapa?" Mas Rahman bertanya tanpa suara, ketika aku baru mengangkat panggilan.

"Bu Naya," jawabku dengan gerakan bibir saja. Priaku itu mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Assalamu'alaikum, Bu. A----" Belum sempat ku selesaikan ucapanku, Bu Naya sudah memotongnya.

"Mbak Mey, aku bisa minta tolong, nggak? Penting ini, mendesak banget." Sontak dahiku mengernyit, mendengar ucapan Bu Naya. Penting dan mendesak, biasanya itu berhu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status