Share

Bab 29

"Kok kamu semangat nyuruh aku kembali ke Semarang, Bi? Kamu ngusir aku? Keberatan kalau aku repotin?" Seketika wajah Abizar memucat.

"Bu---bukan begitu, Mbak. Aku hanya ---"

Aku dan Abizar memang kurang dekat sejak kecil, bukan hanya karena gender kami berbeda, tapi sejak lulus SD Abizar sudah masuk pesantren, jarang pulang otomatis jarang pula berinteraksi denganku. Jadi, wajar kalau misalnya dia agak keberatan aku tinggal di kota ini. Sedikit banyak aku pasti merepotkannya, menambah tanggung jawabnya. Karena kami hanya tinggal berdua, tak ada saudara kandung lainnya.

"Ya nggak pa-pa, Bi. Kalau kamu merasa keberatan aku tinggal di sini," ucapku sendu.

"Eh, bukan begitu, Mbak. Aku nggak keberatan Mbak Mey tinggal di kota ini, kok, seneng malah. Aku hanya ikut senang, kalau Mbak Mey akhirnya ada yang meminang, apalagi Mbak Mey bilang dia laki-laki yang baik, berasal dari keluarga baik-baik pula." Abizar menjeda ucapannya, diraihnya tanganku dalam genggamannya.

"Mbak, tak mungkin se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status