"Shi Mei!" Lain Hua menghentikan kakinya tepat di hadapan Shi Mei yang melihatnya dengan wajah yang terkejut. Para gadis yang lain juga terkejut melihat kehadirannya di sana, mereka semua, ia mengenali para gadis ini. Mereka selalu datang berkunjung ke istana saat ada perayaan, mereka lalu akan mengelilinginya, bermain, bercerita bersamanya.Mereka akan selalu tertawa dengan semua yang ia katakan, mereka juga akan selalu tersenyum saat bertemu dengannya. Mereka selalu, tetapi tidak dengan saat ini."Shi Mei! Seorang pelayan murahan datang menggoda pangeran Zifeng, dan sekarang dia mengaku sebagai seorang putri! Dia membuat Yang mulia mengusirku dari istana! Dia juga mengusirku ke perbatasan! Kau pasti tahu bagaimana mengerikannya perbatasan itu, bukan?!" cerita Lian Hua dalam satu tarikan nafas.Senyuman di wajah Lian Hua menghilang setelah menyaksikan para gadis itu saling berbisik satu sama lain, dan juga Shi Mei yang menatapnya dari atas hingga bawah tanpa menyembunyikan tatapan ji
Lian Hua berdiri di hadapan Wang Zifei dengan kepala yang tegak. Rambut panjangnya yang selalu tertata rapi kini berantakan, wajahnya begitu pucat, bibirnya kering dan matanya sembab. Pakaian putih tipis yang ia gunakan tidak berguna untuk mengusir hawa dingin yang ia rasakan, sangat berbeda dengan mantel bulu lembut maupun sutra terbaik yang selalu ia gunakan.Akan tetapi, Lian Hua kini mulai sadar, itu semua bukan miliknya, sejak awal semua kemewahan yang ia dapatkan bukan miliknya.Menatap mata seorang pria yang selama ini ia anggap akan menjadi pasangan seumur hidupnya, Lian Hua harus tertawa pahit melihat tidak ada sedikitpun emosi yang diperlihatkan Wang Zifei untuk dirinya. Di sana ia kembali tertampar kenyataan, termasuk sang pangeran sendiri, bukanlah miliknya, serta sejak awal, sang pengeran tidak pernah menyukainya.Lian Hua seperti kembali ketika mereka pertama kali bertemu. Ia bersembunyi di balik pohon dari kejaran dayang istana yang selalu mengikutinya, mengerjai mereka
Lian Hua menatap anak laki-laki tersebut dari sudut matanya. Dia tidak terlihat senang dan berniat untuk mengacuhkan anak itu saja. Mereka, pasangan ibu dan anak, tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Apa kau tahu kak Ying-er? Dia pergi meninggalkan kami." lanjut si anak yang menghentikan langkah Lian Hua. Hanya mendengar nama wanita itu saja sudah membuatnya marah, sekarang bocah ini malah bertanya apakah ia mengenalnya atau tidak."Kenapa? Apa kau juga ingin menyalahkanku seperti yang ibumu lakukan karena telah membuat si jalang Shen Ying meninggalkan kalian?" ia tidak peduli dengan ucapannya. Apa yang akan mereka lakukan padanya? Ia sudah dihukum dengan hukuman yang paling buruk selain hukuman mati. Dan semua itu karena wanita sialan yang bernama Shen Ying.Sejak awal ia sudah tidak menyukai pelayan rendahan itu, sekarang orang-orang di sekitarnya terus-terusan mengeluh karena dia meninggalkan mereka. Jika Shen Ying adalah gadis sebaik yang orang-orang katakan, ia tidak akan menga
"Tu-tuan!" penjaga Xue berlutut hingga tubuhnya menyentuh tanah. Pria yang baru saja datang menghentikan kudanya di hadapan si penjaga dan turun dari atas kuda tersebut. Pria itu sangat tinggi dan besar, tubuhnya dilapisi oleh baju zirah berwarna gelap. Dari postur tubuh dan wajahnya yang tegas, Lian Hua tahu jika pria itu bukanlah orang Yishu.Pria tinggi itu melihat kearah penjaga Xue sekilas, setelah itu ia mengabaikan penjaga yang masih berlutut di hadapannya sebelum beralih ke arah Lian Hua yang bergetar karena sebuah pedang hampir saja memotong lehernya dan perutnya yang kembali terasa mual. "Apa wanita itu adalah Lian Hua dari ibu kota Yishu?" tanyanya tanpa mengalihkan matanya dari Lian Hua. Lian Hua yang ditatap seperti itu kembali memuntahkan isi perutnya."Be-benar tuan. Wanita ini adalah Lian Hua.""Putri Lian Hua yang itu?" tanyanya lagi, tanpa mengalihkan pandangannya dari Lian Hua yang masih memuntahkan isi perutnya."Ya, betul! Dia adalah Putri Lian Hua! Ah bukan, dia
Lian Hua menahan nafasnya dan mengendap-ngendap untuk keluar dari rumah tua itu. Dia akan pergi saat pria tinggi mengerikan sedang lengah dan iapun bisa pergi dari sini sebelum dia dibawa kehadapan Fu Fan. Dengan nafas yang ditahan beserta detak jantungnya yang tidak karuan, Lian Hua tidak menyadari keringat dingin di pelipisnya karena begitu takut ketahuan. Ia yakin pria mengerikan yang membawanya adalah seseorang yang sudah sangat terlatih, kabur dari orang seperti itu sama saja dengan tidak mungkin.Baru saja gadis enam belas tahun itu bernafas lega karena ia tidak menemukan siapapun yang mengawasinya, senyuman di bibirnya berubah menjadi teriakan tanpa suara saat ia melihat segerombolan orang tepat di depan pintu rumah tua.Di depannya, seorang pria tidak kalah tinggi, berwajah tegas tengah tersenyum mengerikan kepadanya. Di samping pria itu, pria mengerikan yang membawanya berdiri dengan tegap. Fu Fan. Ia sudah yakin sekali jika orang di depannya adalah Fu Fan. Si pangeran dari k
"Aaaaa!!" suara teriakan di tengah hutan di tengah malam yang gelap menjadi momok yang menakutkan untuk di dengar oleh siapapun. Di tengah hutan itu, seorang wanita tengah berusaha menyelamatkan hidupnya, tanpa peduli jika suaranya habis karena berteriak, memerintahkan pria di hadapannya untuk tidak menyentuhnya.Fu Fan dengan kasar menarik rambut hitam Lian Hua yang sudah berantakan, Lian Hua memukul tangan itu dengan sekuat tenaga, namun apalah dayanya, ia hanya seorang wanita lemah yang selama enam belas tahun akan menangis hanya karena sebuah goresan kecil. Pria itu, Pangeran Fu Fan yang terkenal dengan kekejamannya menyeret Lian Hua tanpa ampun, kepala wanita itu terasa sakit, kulit kepalanya seperti akan lepas dari kepala, sedangkan kakinya terluka berkali-kali ketika di seret. Fu Fan menghempaskan Lian Hua kembali ke dalam gubuk tua, belakang kepala Lian Hua terhempas kencang, dan wanita itu masih berusaha untuk menyelamatkan hidupnya dengan cara merangkak."Apa kau bisa pergi
Ketika kelopak mata itu bergerak kembali, memperlihatkan sepasang bola mata cerah dan bulu mata pajang nan lentik adalah ketika di saat yang bersamaan, rasa pusing nan menyakitkan menyerangnya. Ia harus memejamkan mata itu lagi, kelopak matanya bergetar, dan keningnya berkerut karena manahan rasa sakit. Ia harus menenangkan dirinya untuk beberapa saat sebelum kembali membuka mata itu.Setelah beberapa menit berlalu, rasa pusing itu berkurang dan ia kembali membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah langit-langit berwarna coklat tua yang dihiasi dengan kertas warna-warni yang menari ketika angin berhembus dengan lembut.Lian Hua menoleh ke arah kiri dan kanan, semua meja dan beberapa lemari kecil juga ia jumpai di sana, namun dari semua itu, ia tahu jika tempatnya berada sekarang adalah tempat asing yang belum pernah ia kunjungi. Itu bukan kamarnya yang selalu membuatnya nyaman selama enam belas tahun, itu juga bukan kamar ibunya, tempatnya menghabiskan waktu, itu juga bu
Tepat di depan matanya, Lian Hua menyaksikan Shen Yandao di pukuli dan dicambuk oleh dua orang pria dewasa. Anak kecil itu meringkuk untuk melindungi kepalanya, berulang kali erangan dan rengekan terdengar, namun orang-orang yang memukulinya tidak juga berhenti.Lian Hua, berlari ke arah Shen Yandao, tanpa peduli dengan pukulan yang datang, iapun memeluk tubuh sang adik. "Apa yang kalian lakukan?!" teriak Lian Hua, matanya merah karena marah memandangi orang-orang di sekitarnya.Meskipun pukulan itu berhenti, namun mereka masih mengelilingi, melihatnya dengan pandangan menghakimi. "Siapa kau? jangan ikut campur!" teriak salah satu dari mereka. Dari pakaian yang mereka gunakan, itu adalah pakaian untuk penjaga prajurit kerajaan Yishu, geram, Lain Hua tidak menjawab pertanyaan itu, ia malah kembali berteriak. "Apa yang kau lakukan memukuli anak kecil seperti ini? Kau adalah seorang penjaga yang harusnya melindungi rakyat Yishu! Jika raja tahu kau akan—""Cih, raja? Raja katamu? Kau pik
"A-Yuan, Apa kau tidak apa-apa? Apa yang kau lakukan di sini?" Shen Hua menyentuh wajah sang putra, memeriksa setiap bagian tubuhnya, memastikan tidak ada luka di tubuh anaknya itu."Tuan Zai menyuruh kami semua untuk pergi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia terlihat begitu khawatir, tetapi aku ingin bertemu dengan ibu, jadi aku ingin menemui ibu." Shen Hua terdiam karena anaknya yang ketakutan setelah mengaku kepadanya. Ia tidak bisa marah sebab dirinya bisa merasakan ketulusan dari ucapan sang anak untuknya. Pada akhirnya, Shen Hua hanya bisa kembali memeluk tubuh A-Yuan ke dalam pelukannya."Ibu sangat berterima kasih karena kau memikirkan ibu, tetapi sekarang bukanlah saat yang tepat. Kita harus segera pergi dari sini, kita harus sembunyi karena saat ini keadaan Perbatasan tidak aman."A-Yuan meraih tangan ibunya. Mereka berdua berjalan dengan cepat menjauhi kekacauan yang ada di jalanan Perbatasan. Walaupun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi suara teriakan maupun kuda
Hal pertama yang Shem Hua lakukan adalah pergi ke tempat putranya— A-Yuan berada. Ia harus memastikan siapapun orang yang tengah mencarinya, tidak mengusik Shen Shunyuan.Bukan sekali ataupun dua kali orang-orang akan mencarinya, biasanya itu adalah salah satu pelanggannya, baik mereka yang tidak menyukainya ataupun orang yang terlalu terobsesi kepadanya. Tidak jarang para pelanggannya juga menawarkan kehidupan sebagai seorang wanita simpanan padanya, namun Shen Hua menolak semua tawaran itu. Sebagian akan menerima keputusannya dengan lapang dada, akan tetapi tidak sedikit yang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sang wanita penghibur.Dirinya hanyalah seseorang yang diasingkan, ia tidak memiliki kekuatan ataupun kekuasaan termasuk untuk menyembunyikan putranya serapat mungkin. Jika seseorang sudah berniat untuk menggali semua tentang dirinya, maka mereka akan mengetahui keberadaan A-Yuan, jadi, hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan bahwa putranya masih baik-baik sa
"Ibu!""Kakak!" seorang remaja laki-laki bersama anak laki-laki berlari ke arahnya saat Shen Hua baru menginjakkan kakinya keluar dari kereta kuda yang ia tumpangi.Shen Yandao berdiri di depannya, memberinya pandangan yang mengisyaratkan rasa lega dari kedua bola matanya yang hampir serupa dengan Shen Hua. Sedangkan si anak laki-laki langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya.Shen Hua sedikit terkejut, karena ia baru saja meninggalkan wilayah Xuanzhe, sedangkan Perbatasan yang menjadi tujuannya masih jauh di depan saja."Apa yang kalian lakukan di sini? Alisnya bertaut, dengan ujungnya yang naik. Tangannya berusaha melihat wajah Shen Shunyuan yang semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya dengan tangannya yang kecil."Jangan marah dulu, A-Yuan sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak perlu cemas sesuatu akan terjadi kepadanya. Karena dia datang bersamaku.""Kau tahu bukan itu yang aku khawatirkan, tentu kau bisa menjaganya dengan baik—""Kakak.." dengan lembut sang
"Apakah itu berarti kau adalah salah satu kepercayaan Wang Zifei? Kalian pasti begitu dekat. Dia juga tidak terlihat memperlakukanmu seperti seorang bawahan." jika diingat kembali, kesan pertamanya kepada Su Mengli adalah seorang wanita yang begitu misterius. Tatapannya, caranya berbicara serta aura yang mengelilinginya, yang bisa membuat Shem Hua terdiam hanya dari lirikan matanya.Mungkin karena mereka telah saling mengenal selama lima tahun, hingga pandangannya terhadap Su Mengli sedikit berubah. Shen Hua pikir ia telah mengenal wanita itu lebih jauh, namun ternyata melihat Su Mengli yang ada di depannya sekarang iapun sadar jika setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, dan mungkin banyak orang yang ia anggap sudah mengenal dengan baik namun ternyata ia tidak tahu apa-apa tentang mereka."Aku dan Pangeran Wang Zifei memiliki hubungan yang cukup rumit." Su Mengli Menjawabnya setelah diam cukup lama."Apa? Apa kalian dulu adalah mantan kekasih?" Entah apa yang merasukinya hingg
"Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas
"Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua
"Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk
"Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di