Home / Romansa / Wanita Penghibur Pangeran / 04. Malam yang Panas, Malam yang Dingin

Share

04. Malam yang Panas, Malam yang Dingin

Author: Callme_Kiira
last update Last Updated: 2023-11-23 09:32:30

"Huahua, ada apa? Kau terlihat kesal." diantara waktu latihan Qin-nya dengan pangeran ke-enam, Pangeran Lian Hong, mendapati aura gelap yang menyelimuti adiknya. Sebagai kakak yang baik, meskipun usia mereka hanya terpaut dua tahun, Lian Hong bertanya.

"Kau tahu Pangeran Wang Zifeng? Dia mengabaikanku sejak kemarin." Ini sudah hari ketiga sejak Pangeran Zifeng di kerajaan Yishu, seharusnya mereka sudah membicarakan pernikahan, akan tetapi, jangankan membicarakan pernikahan, berbicara dengannya saja sang pengeran tidak mau. Setiap Lian Hua datang menyapa, pemuda itu akan menghindar. Saat Lian Hua memanggilnya dan ingin menghampirinya, sang pangeran akan pergi menjauhinya.

"Oh, aku dengar ini masalah yang cukup serius. Aku dengar ayah sampai takut jika pernikahan kalian dibatalkan."

"Benarkah?" tanya Lian Hua terkejut. Bagaimana mungkin pernikahan mereka berpotensi dibatalkan?

Pangeran Lian Hong mengangguk. "Sampai hari ini, kita masih dilindungi oleh Zhanshi. Untuk mengesahkan perjanjian itu, kau harus menikah dengan Pangeran Wang Zifeng. Coba kau bayangkan apa yang akan terjadi jika kau tidak jadi menikah dengan Wang Zifeng, kerajaan kita akan hancur karena tidak dilindungi lagi." kerajan Yishu adalah kerajaann yang lemah dan berada dalam posisi yang tidak bagus, berada diantara kerajaan Zhanshi dan Xuanzhe, suatu saat, kerajaan mereka bisa menjadi tempat pecahnya peperangan dan perebutan kekuasaan.

"Lalu menurutmu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Lian Hua kepada kakak ke-enamnya.

"Aku dengar ini semua karena seorang dayang istana. Saranku adalah, kau beri pelajaran untuk dayang itu, tetapi secara rahasia, jika bisa, lakukan di luar istana, sedangkan untuk Pangeran Wang Zifeng, aku punya sebuah rencana untukmu." Lian Hong menyuruh adiknya mendekat, dan berbisik di telinga wanita yang lebih muda.

...

Malam hari, salju turun dengan lebat. Yang Mulia Putri Lian Hua berdiri di depan pintu kamar Pangeran Wang Zifeng, ia memerintahkan dayang istana untuk membuka pintu di depannya. Pintu itu terbuka dan tertutup, meninggalkan cahaya temaram dari lilin di sisi tempat tidur Pangeran Wang Zifeng yang sudah tertidur. Ia mendekat, menyibak tirai di sekeliling kasur, menatap wajah tampan yang sudah terlelap. Sejak pertemuan mereka, ini adalah kali pertama ia bisa melihat wajah itu dari dekat.

Lian Huan membuka ikat rambutnya, membiarkan rambut hitam panjangnya tergerai di punggunya. Secara perlahan, jemarinya nan lentik membuka ikatan pakaiannya, meninggalkannya dengan lapisan paling dalam pakaiannya yang transparan. 

"Datangi kamarnya di malam hari dan tidur dengannya. Dia tidak akan bisa melarikan diri setelah terpergok tidur denganmu, dan pernikahan kalian akan dilaksanakan sesegera mungkin." Ia mengikuti saran sang kakak dengan baik. Ia menyuruh seseorang memasukan obat tidur dan aphrodisiac ke dalam minuman Pangeran Wang Zifeng, setelah itu, ia akan masuk ke dalam kamar sang pangeran dan memanjat tempat tidurnya.

Lian Hua mengusap dada bidang calon suaminya, tangannya masuk ke dalam pakaian tidur putih yang digunakan oleh sang pangeran, menikmati rasa hangat dari tubuh yang lebih besar darinya. Ia tahu jika perbuatannya akan membuat Wang Zifeng marah, tetapi ia benar-benar sudah kehabisan akal serta frustasi. Ia hanya ingin diperhatikan, tidak peduli jika bentuk perhatian yang diberikan oleh sang pangeran adalah dengan cara seperti ini.

Apa yang akan menjadi miliknya, harus menjadi miliknya.

Usapan tangannya bergerak ke arah bawah, berniat untuk melepaskan ikatan celana Pangeran Zifeng. Namun tangannya terhenti setelah digenggaman dengan sangat kuat.

Kedua manik Lian Hua bertemu dengan milik Wang Zifeng yang terbuka, "apa yang kau lakukan?!" tidak panik sedikitpun, Lian Hua merendahkan tubuhnya, "aku hanya merindukanmu, suami.." bisiknya dengan sangat lirih. Genggaman di tangannya berubah menjadi cengkraman.

"Ka-kau.." Wang Zifeng merasakan pusing di kepalanya. Suara di sekitarnya terdengar samar, yang jelas, seluruh tubuhnya diisi dengan rasa terbakar dan panas. Nafasnya terengah. "A-apa yang kau lakukan kepadaku?"

Lian Hua mengusap dada pemuda itu dengan lembut, "aku hanya melakukan sesuatu yang akan membuatmu... senang..?" Lian Hua berusaha untuk menggoda sang pangeran. Ia mendekatkan wajahnya, berbisik di telinga itu, "Aku tahu kau menginginkannya, lihat, di sini sudah mengeras." suara erangan  keluar dari bibir Wang Zifeng yang berusaha menjauhkan Lian Hua dari tubuhnya, akan tetapi, apapun obat yang telah diberikan oleh sang putri padanya, begitu kuat hingga rasanya ia kehilangan akal sehat.

Lian Hua terkekeh, "aku tidak menyangka jika Pangeran Wang Zifeng yang jarang bereskpresi bisa terlihat semanis ini," Nafas sang pangeran semakin memburu, "aku tahu kau menginginkannya," berakhir sudah. Wang Zifeng sudah kehilangan akal sehatnya. Ia tidak lagi bisa membendung instingnya, pikiran dan logikanya tidak lagi berjalan ketika ia mengangkat tubuh wanita yang lebih kecil darinya, menindihnya di bawahnya.

Lian Hua meneguk ludahnya gugup. Ia tidak pernah melakukan hal ini, ini adalah pengalaman pertamanya dan pengalaman itu akan ia bagi dengan cinta pertamanya.

Di mulai dengan Wang Zifeng yang menciumnya dengan liar, ia membiarkan pemuda itu melakukan apapun kepadanya.

....

Seperti terbangun dari mimpi, Wang Zifeng duduk dengan cepat. Gerakan itu membuat Lian Hua tidak seimbang, hingga ia terhempas ke lantai. Kegiatan panas mereka telah berakhir sejak satu jam yang lalu, tubuhnya sangat lelah dan ia hanya ingin tidur, namun ketika ia hendak mencium wajah sang pangeran, yang ia dapatkan adalah tubuhnya yang terjatuh dengan sangat keras.

Lian Hua terpaku di posisinya, seumur hidup belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun. Ia hidup dan tumbuh sebagai seorang putri, orang-orang berlutut di hadapannya, tetapi pemuda ini, Pangeran Wang Zifeng menolak dan mendorongnya hingga ia terjatuh tepat setelah efek obat yang ia berikan perlahan menghilang.

Dari tempat tidur, Wang Zifeng menatap Lian Hua dengan tajam, wajahnya tidak lagi panas dan menyimpan nafsu yang besar, yang ada adalah wajah dingin yang gelap, beserta tangan yang terkepal dengan erat. Sang pangeran berusaha untuk mengembalikan kesadarannya, menahan emosinya. Ia marah atas perbuatan tidak bermoral yang dilakuakan oleh sang putri, ia lebih marah karena dirinya lepas kendali. "Putri Lian Hua, kali ini kau sudah melewati batas." ujar sang pangeran dingin, Lian Hua merasakan tubuhnya meremang takut dengan suara itu.

Akan tetapi, ia tidak akan menyerah begitu saja, harga dirinya sudah dinjak-injak, ia sudah rendah dimata sang pangeran, untuk apa berpura-pura lagi? "Kenapa kau tidak menyukaiku sekarang? Padahal tadi kau begitu menikmati kegiatan kita." tanyanya, sambil menggoda. Sayangnya, perkataannya semakin membuat Wang Zifeng menggelap.

"Kau bertanya kenapa aku tidak menyukaimu? Bukankah seharusnya kau bertanya kepada dirimu sendiri kenapa aku tidak menyukaimu?" jawab sang pangeran, tidak bergerak dari posisinya. Lian Hua mencoba berdiri, namun pergelangan kakinya terasa sakit, "Au!"

"Berhentilah berpura-pura, aku tidak akan terjebak dalam tipu dayamu lagi." Lian Huan mengigit bibirnya, berdiri sambil menahan rasa sakit. Bukan hanya di pergelangan kakinya, tetapi seluruh tubuhnya terasa remuk setelah aktivitas liar yang telah ia lakukan dengan Pangeran Wang Zifeng.

"Apa ini semua karena pelayan itu? Shen Ying?"

"Ini tidak ada hubungannya dengan Ying-er."

"Hah, Ying-er? Kau bahkan memiliki nama panggilan untuknya? Kau menghabiskan waktumu setiap jam bersama gadis itu, memberinya nama panggilan, tetapi tidak pernah berbicara denganku sekalipun?!" Lian Hua berkata sambil menahan getaran di dalam suaranya. Hatinya terluka, dan itu karena cinta pertamanya membencinya.

Diamnya Pangeran Wang Zifeng membuktikan bahwa sang pangeran tidak peduli dengan perasaannya, tidak peduli apakah Lian Hua akan terluka atau tidak ketika ia tidak berusaha untuk memberi penjelasan, berusaha untuk menenangkannya.

"Tidak peduli kau menyukai Shen Ying atau siapapun, orang yang akan menjadi istrimu adalah aku! Kau sudah meniduriku, kau akan berakhir bersamaku, bagaimanapun!" Ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan, ia tidak ingin membagi miliknya.

"Yang Mulia!" dari arah luar, suara Dayang Chang memanggilnya, terdengar terburu-buru dan tergesa-gesa, tidak seperti biasanya.

"Ada apa?"

"Yang Mulia raja memanggil anda untuk menghadap."

"Malam-malam begini?"

"Ya!"

Dayang Chang tidak pernah kehilangan ketenangannya, jika wanita itu sudah terdengar panik seperti ini, maka ini pasti hal yang sangat penting. Apakah ayahnya mengetahui rencananya yang menjebak pangeran Wang Zifei tidur dengannya? Tetapi itu bukan masalah, bukan? Mereka sudah tidur bersama, mau tidak mau pernikahan harus segera dilakukan.

Selama perjalanan, Lian Hua tidak sempat memperbaiki penampilannya, ia hanya menggulung rambutnya dan mengeratkannya dengan sebuah konde, sedangkan tubuhnya ia balut dengan mantel bulu agar tetap hangat. Malam begitu dingin dengan salju yang tidak berhenti turun. Di sebelahnya, Dayang Chang memegangi payung untuknya, memintanya berjalan dengan cepat. Lian Hua memaksa dirinya diantara kesakitan diseluruh tubuhnya.

Sesampainya di aula istana, di sana sudah ada ibu dan Pangeran Mahkota, juga seorang wanita paruh baya yang berlutut di hadapan mereka, di sebelah wanita itu, Shen Ying ikut berlutut. Kenapa wanita pelayan ini di sini? Bukankah ia sudah menyuruh seseorang untuk memberikan pelajaran untuknya?

"Ayah, ibu, ada apa ini?" Lian Hua menatap bingung pada kedua orang tuanya yang berwajah masam, panik, dan bingung bercampur dengan satu. "Anda bisa melihatnya sendiri, Yang Mulia. Bayi yang anda lahirkan memiliki sebuah tanda di belakang bahu kanannya, bukan? Selain itu, anda juga tidak sengaja menjatuhkan bayi anda saat baru lahir dan melukai pergelangan kakinya, aku masih ingat semua itu dengan baik."

Ratu Lian berasa ingin muntah dan pingsan, namun ia memegang tangan sang suami erat, meminta kekuatan. "Lakukan." Dayang istana Chang langsung memeganginya, "maafkan aku, Yang Mulia," ujarnya sebelum membuka mantel di tubuhnya dan menarik kerah bajunya. Di sisi lain, dayang istana tempat ratu tinggal juga melakukan hal yang sama kepada Shen Ying.

"Tidak ada tanda apapun di bahu Putri Lian Hua." Dayang Chang beralih pada pergelangan kakinya, "Juga tidak ada apapun di pergelangan kakinya." Lian Hua yang baru saja terkilir, beserta rasa sakit di bagian tubuhnya yang lain, menahan rasa sakit yang amat sangat sambil meringis.

Sang ratu menahan nafasnya tercekat.

"Aku menemukan sebuah tanda di bahu kanan Shen Ying, tanda itu seperti tiga titik membentuk segitiga. Di pergelangan kaki Shen Ying juga ada bekas luka seperti gelang yang melingkari pergelangan kakinya."

Sang ratu terduduk, tidak percaya, ia terisak dan suaranya tertahan. "Ayah, ibu, ada apa ini?" tanya Lian Hua lagi.  Tetapi tidak ada yang mendengarnya bicara.

"Bayiku yang malang.." lirih sang ratu. 

"Ada apa i—"

"Lian hua, kau bukan anak dari ayah dan ibu, kau adalah anak dari wanita itu. Dia telah menukarmu dan Shen Ying saat masih bayi!"

Lian Hua terkejut, matanya membulat dan ia tertawa kecil, "A— ini tidak mungkin bukan? Aku adalah putri selama enam belas tahun! Bagaimana mungkin aku tidak lagi seorang putri?!" Ia menunggu seseorang, siapapun untuk mengatakan semua itu adalah bohong. Bahwa dia masih seorang putri. Namun, raja dan ratu yang salama ini ia anggap ayah dan ibunya tidak melihat sedikitpun kepadanya. Ratu Lian berlari ke arah Shen Ying, memeluknya didalam pelukannya, mendekapnya dengan erat.

"Ibu..." Lian Hua menggapai sosok yang sudah ia panggil ibu selama enam belas tahun, namun sekarang wanita itu malah memeluk orang lain. "Hah! Sekarang orang seperti Shen Ying bisa menjadi seorang putri? Sangat tidak masuk akal! Dia hanya seorang pelayan murahan!" ia bergegas, ingin menarik tangan Ratu Lian dari Shen Ying. Itu adalah ibunya, miliknya. Ia tidak ingin membagi miliknya kepada siapapun.

Akan tetapi, yang dia dapatkan adalah dorongan dari Ratu Lian, hingga ia terjatuh Karena tubuhnya terasa lemas. "Jaga mulutmu!"

Lian Hua tersentak, hari ini, setelah Wang Zifeng, sekarang ibunya yang melakukan hal ini kepadanya, seseorang yang tidak pernah membentaknya. "Ibu..." air matanya berkumpul di sudut matanya, dadanya sesak dan tanpa bisa ia tahan, setetes air mengalir dari maniknya yang memerah. "Ibu..."

"Aku bukan ibumu! jangan panggil aku dengan panggilan itu!" tetapi aku sudah memanggilmu ibu seumur hidupku. Batinnya. Ia meremas dadanya yang sakit. Sangat sakit.

"Oh, putri kecilku. Maafkan ibu yang selama ini tidak mengenalimu. Apa kau kedinginan? Apa kau kelaparan?" Lian Hua yang patah hati beralih kepada Raja Lian, berdiri dengan gagah dan ikut sakit melihat istrinya yang diisi dengan rasa bersalah.

"Ayah..." lirihnya.

"Cepat usir wanita ini dari sini!" ketika sang penguasa sudah bersuara, tidak ada seorangpun yang berani membantahnya.

"Dan juga bawa anak gadismu bersamamu, buang mereka ke Perbatasan. Jangan pernah biarkan mereka kembali ke ibu kota!"

"Aku membiarkanmu hidup karena telah membesarkan putriku sampai saat ini. Jangan pernah muncul lagi dihadapanku." titah sang raja tanpa ada yang bisa membantahnya.

"Yang, Yang Mulia! Jangan pisahkan aku dari putriku! Ying-er, Ying-er!" wanita itu ditarik paksa oleh penjaga, sedangkan Lian Hua membiarkan dirinya ikut diseret ke luar istana. 

Ini adalah miliknya. Tahta itu adalah miliknya, panggilan itu adalah untuknya, itu adalah orang tuanya, mereka adalah kakak-kakaknya. Dan dalam semalam, semua itu bukan lagi miliknya.

Related chapters

  • Wanita Penghibur Pangeran    05. Kenyataan yang tidak Ingin Diakui

    Enam belas tahun yang lalu, kekacauan tengah terjadi di kerajaan Yinshu hingga raja harus mengirim istrinya yang sedang hamil besar keluar istana, bersemubunyi di salah satu istana yang ada di balik pegunungan. Sayangnya, bayi itu harus lahir di tengah perjalanan. Sang ratu yang hanya ditemani oleh dayang setianya tidak tahu harus berbuat apa berhenti di sebuah rumah milik seorang tabib, tabib itu bertugas untuk membantu persalinan.Hari itu, ada tiga wanita yang tengah melahirkan, dengan segala usaha yang telah ia lakukan, akhirnya, putri kerajaan Yinshu lahir ke dunia. "Yang Mulia, ini adalah seorang putri!" Ratu Lian begitu senang. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya ia hamil lagi dan sekarang melahirkan anak perempuan. Putra pertamanya dinobatkan sebagai putra mahkota, setelah itu ia tidak lagi hamil. Hingga tahun-tahun berikutnya, para selir melahirkan pangeran-pangeran yang berbakat, tetapi mereka tidak memiliki seorangpun putri, hari ini, ia dianugerahkan seorang putri ya

    Last Updated : 2024-07-15
  • Wanita Penghibur Pangeran    06. Kepura-puraan

    "Shi Mei!" Lain Hua menghentikan kakinya tepat di hadapan Shi Mei yang melihatnya dengan wajah yang terkejut. Para gadis yang lain juga terkejut melihat kehadirannya di sana, mereka semua, ia mengenali para gadis ini. Mereka selalu datang berkunjung ke istana saat ada perayaan, mereka lalu akan mengelilinginya, bermain, bercerita bersamanya.Mereka akan selalu tertawa dengan semua yang ia katakan, mereka juga akan selalu tersenyum saat bertemu dengannya. Mereka selalu, tetapi tidak dengan saat ini."Shi Mei! Seorang pelayan murahan datang menggoda pangeran Zifeng, dan sekarang dia mengaku sebagai seorang putri! Dia membuat Yang mulia mengusirku dari istana! Dia juga mengusirku ke perbatasan! Kau pasti tahu bagaimana mengerikannya perbatasan itu, bukan?!" cerita Lian Hua dalam satu tarikan nafas.Senyuman di wajah Lian Hua menghilang setelah menyaksikan para gadis itu saling berbisik satu sama lain, dan juga Shi Mei yang menatapnya dari atas hingga bawah tanpa menyembunyikan tatapan ji

    Last Updated : 2024-07-16
  • Wanita Penghibur Pangeran    07. Adik

    Lian Hua berdiri di hadapan Wang Zifei dengan kepala yang tegak. Rambut panjangnya yang selalu tertata rapi kini berantakan, wajahnya begitu pucat, bibirnya kering dan matanya sembab. Pakaian putih tipis yang ia gunakan tidak berguna untuk mengusir hawa dingin yang ia rasakan, sangat berbeda dengan mantel bulu lembut maupun sutra terbaik yang selalu ia gunakan.Akan tetapi, Lian Hua kini mulai sadar, itu semua bukan miliknya, sejak awal semua kemewahan yang ia dapatkan bukan miliknya.Menatap mata seorang pria yang selama ini ia anggap akan menjadi pasangan seumur hidupnya, Lian Hua harus tertawa pahit melihat tidak ada sedikitpun emosi yang diperlihatkan Wang Zifei untuk dirinya. Di sana ia kembali tertampar kenyataan, termasuk sang pangeran sendiri, bukanlah miliknya, serta sejak awal, sang pengeran tidak pernah menyukainya.Lian Hua seperti kembali ketika mereka pertama kali bertemu. Ia bersembunyi di balik pohon dari kejaran dayang istana yang selalu mengikutinya, mengerjai mereka

    Last Updated : 2024-07-19
  • Wanita Penghibur Pangeran    08. Ujung Pedang yang Tajam

    Lian Hua menatap anak laki-laki tersebut dari sudut matanya. Dia tidak terlihat senang dan berniat untuk mengacuhkan anak itu saja. Mereka, pasangan ibu dan anak, tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Apa kau tahu kak Ying-er? Dia pergi meninggalkan kami." lanjut si anak yang menghentikan langkah Lian Hua. Hanya mendengar nama wanita itu saja sudah membuatnya marah, sekarang bocah ini malah bertanya apakah ia mengenalnya atau tidak."Kenapa? Apa kau juga ingin menyalahkanku seperti yang ibumu lakukan karena telah membuat si jalang Shen Ying meninggalkan kalian?" ia tidak peduli dengan ucapannya. Apa yang akan mereka lakukan padanya? Ia sudah dihukum dengan hukuman yang paling buruk selain hukuman mati. Dan semua itu karena wanita sialan yang bernama Shen Ying.Sejak awal ia sudah tidak menyukai pelayan rendahan itu, sekarang orang-orang di sekitarnya terus-terusan mengeluh karena dia meninggalkan mereka. Jika Shen Ying adalah gadis sebaik yang orang-orang katakan, ia tidak akan menga

    Last Updated : 2024-07-20
  • Wanita Penghibur Pangeran    09. Fu Fan

    "Tu-tuan!" penjaga Xue berlutut hingga tubuhnya menyentuh tanah. Pria yang baru saja datang menghentikan kudanya di hadapan si penjaga dan turun dari atas kuda tersebut. Pria itu sangat tinggi dan besar, tubuhnya dilapisi oleh baju zirah berwarna gelap. Dari postur tubuh dan wajahnya yang tegas, Lian Hua tahu jika pria itu bukanlah orang Yishu.Pria tinggi itu melihat kearah penjaga Xue sekilas, setelah itu ia mengabaikan penjaga yang masih berlutut di hadapannya sebelum beralih ke arah Lian Hua yang bergetar karena sebuah pedang hampir saja memotong lehernya dan perutnya yang kembali terasa mual. "Apa wanita itu adalah Lian Hua dari ibu kota Yishu?" tanyanya tanpa mengalihkan matanya dari Lian Hua. Lian Hua yang ditatap seperti itu kembali memuntahkan isi perutnya."Be-benar tuan. Wanita ini adalah Lian Hua.""Putri Lian Hua yang itu?" tanyanya lagi, tanpa mengalihkan pandangannya dari Lian Hua yang masih memuntahkan isi perutnya."Ya, betul! Dia adalah Putri Lian Hua! Ah bukan, dia

    Last Updated : 2024-07-21
  • Wanita Penghibur Pangeran    10. Ketakutan

    Lian Hua menahan nafasnya dan mengendap-ngendap untuk keluar dari rumah tua itu. Dia akan pergi saat pria tinggi mengerikan sedang lengah dan iapun bisa pergi dari sini sebelum dia dibawa kehadapan Fu Fan. Dengan nafas yang ditahan beserta detak jantungnya yang tidak karuan, Lian Hua tidak menyadari keringat dingin di pelipisnya karena begitu takut ketahuan. Ia yakin pria mengerikan yang membawanya adalah seseorang yang sudah sangat terlatih, kabur dari orang seperti itu sama saja dengan tidak mungkin.Baru saja gadis enam belas tahun itu bernafas lega karena ia tidak menemukan siapapun yang mengawasinya, senyuman di bibirnya berubah menjadi teriakan tanpa suara saat ia melihat segerombolan orang tepat di depan pintu rumah tua.Di depannya, seorang pria tidak kalah tinggi, berwajah tegas tengah tersenyum mengerikan kepadanya. Di samping pria itu, pria mengerikan yang membawanya berdiri dengan tegap. Fu Fan. Ia sudah yakin sekali jika orang di depannya adalah Fu Fan. Si pangeran dari k

    Last Updated : 2024-07-22
  • Wanita Penghibur Pangeran    11. Untuk Tetap Hidup

    "Aaaaa!!" suara teriakan di tengah hutan di tengah malam yang gelap menjadi momok yang menakutkan untuk di dengar oleh siapapun. Di tengah hutan itu, seorang wanita tengah berusaha menyelamatkan hidupnya, tanpa peduli jika suaranya habis karena berteriak, memerintahkan pria di hadapannya untuk tidak menyentuhnya.Fu Fan dengan kasar menarik rambut hitam Lian Hua yang sudah berantakan, Lian Hua memukul tangan itu dengan sekuat tenaga, namun apalah dayanya, ia hanya seorang wanita lemah yang selama enam belas tahun akan menangis hanya karena sebuah goresan kecil. Pria itu, Pangeran Fu Fan yang terkenal dengan kekejamannya menyeret Lian Hua tanpa ampun, kepala wanita itu terasa sakit, kulit kepalanya seperti akan lepas dari kepala, sedangkan kakinya terluka berkali-kali ketika di seret. Fu Fan menghempaskan Lian Hua kembali ke dalam gubuk tua, belakang kepala Lian Hua terhempas kencang, dan wanita itu masih berusaha untuk menyelamatkan hidupnya dengan cara merangkak."Apa kau bisa pergi

    Last Updated : 2024-07-24
  • Wanita Penghibur Pangeran    12. Perbatasan

    Ketika kelopak mata itu bergerak kembali, memperlihatkan sepasang bola mata cerah dan bulu mata pajang nan lentik adalah ketika di saat yang bersamaan, rasa pusing nan menyakitkan menyerangnya. Ia harus memejamkan mata itu lagi, kelopak matanya bergetar, dan keningnya berkerut karena manahan rasa sakit. Ia harus menenangkan dirinya untuk beberapa saat sebelum kembali membuka mata itu.Setelah beberapa menit berlalu, rasa pusing itu berkurang dan ia kembali membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah langit-langit berwarna coklat tua yang dihiasi dengan kertas warna-warni yang menari ketika angin berhembus dengan lembut.Lian Hua menoleh ke arah kiri dan kanan, semua meja dan beberapa lemari kecil juga ia jumpai di sana, namun dari semua itu, ia tahu jika tempatnya berada sekarang adalah tempat asing yang belum pernah ia kunjungi. Itu bukan kamarnya yang selalu membuatnya nyaman selama enam belas tahun, itu juga bukan kamar ibunya, tempatnya menghabiskan waktu, itu juga bu

    Last Updated : 2024-07-25

Latest chapter

  • Wanita Penghibur Pangeran    40. Keputusan

    "A-Yuan, Apa kau tidak apa-apa? Apa yang kau lakukan di sini?" Shen Hua menyentuh wajah sang putra, memeriksa setiap bagian tubuhnya, memastikan tidak ada luka di tubuh anaknya itu."Tuan Zai menyuruh kami semua untuk pergi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia terlihat begitu khawatir, tetapi aku ingin bertemu dengan ibu, jadi aku ingin menemui ibu." Shen Hua terdiam karena anaknya yang ketakutan setelah mengaku kepadanya. Ia tidak bisa marah sebab dirinya bisa merasakan ketulusan dari ucapan sang anak untuknya. Pada akhirnya, Shen Hua hanya bisa kembali memeluk tubuh A-Yuan ke dalam pelukannya."Ibu sangat berterima kasih karena kau memikirkan ibu, tetapi sekarang bukanlah saat yang tepat. Kita harus segera pergi dari sini, kita harus sembunyi karena saat ini keadaan Perbatasan tidak aman."A-Yuan meraih tangan ibunya. Mereka berdua berjalan dengan cepat menjauhi kekacauan yang ada di jalanan Perbatasan. Walaupun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi suara teriakan maupun kuda

  • Wanita Penghibur Pangeran    39. Kedatangan Pasukan Xuanzhe

    Hal pertama yang Shem Hua lakukan adalah pergi ke tempat putranya— A-Yuan berada. Ia harus memastikan siapapun orang yang tengah mencarinya, tidak mengusik Shen Shunyuan.Bukan sekali ataupun dua kali orang-orang akan mencarinya, biasanya itu adalah salah satu pelanggannya, baik mereka yang tidak menyukainya ataupun orang yang terlalu terobsesi kepadanya. Tidak jarang para pelanggannya juga menawarkan kehidupan sebagai seorang wanita simpanan padanya, namun Shen Hua menolak semua tawaran itu. Sebagian akan menerima keputusannya dengan lapang dada, akan tetapi tidak sedikit yang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sang wanita penghibur.Dirinya hanyalah seseorang yang diasingkan, ia tidak memiliki kekuatan ataupun kekuasaan termasuk untuk menyembunyikan putranya serapat mungkin. Jika seseorang sudah berniat untuk menggali semua tentang dirinya, maka mereka akan mengetahui keberadaan A-Yuan, jadi, hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan bahwa putranya masih baik-baik sa

  • Wanita Penghibur Pangeran    38. Akhir dari Ketenangan

    "Ibu!""Kakak!" seorang remaja laki-laki bersama anak laki-laki berlari ke arahnya saat Shen Hua baru menginjakkan kakinya keluar dari kereta kuda yang ia tumpangi.Shen Yandao berdiri di depannya, memberinya pandangan yang mengisyaratkan rasa lega dari kedua bola matanya yang hampir serupa dengan Shen Hua. Sedangkan si anak laki-laki langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya.Shen Hua sedikit terkejut, karena ia baru saja meninggalkan wilayah Xuanzhe, sedangkan Perbatasan yang menjadi tujuannya masih jauh di depan saja."Apa yang kalian lakukan di sini? Alisnya bertaut, dengan ujungnya yang naik. Tangannya berusaha melihat wajah Shen Shunyuan yang semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya dengan tangannya yang kecil."Jangan marah dulu, A-Yuan sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak perlu cemas sesuatu akan terjadi kepadanya. Karena dia datang bersamaku.""Kau tahu bukan itu yang aku khawatirkan, tentu kau bisa menjaganya dengan baik—""Kakak.." dengan lembut sang

  • Wanita Penghibur Pangeran    37. Kebenaran Su Mengli

    "Apakah itu berarti kau adalah salah satu kepercayaan Wang Zifei? Kalian pasti begitu dekat. Dia juga tidak terlihat memperlakukanmu seperti seorang bawahan." jika diingat kembali, kesan pertamanya kepada Su Mengli adalah seorang wanita yang begitu misterius. Tatapannya, caranya berbicara serta aura yang mengelilinginya, yang bisa membuat Shem Hua terdiam hanya dari lirikan matanya.Mungkin karena mereka telah saling mengenal selama lima tahun, hingga pandangannya terhadap Su Mengli sedikit berubah. Shen Hua pikir ia telah mengenal wanita itu lebih jauh, namun ternyata melihat Su Mengli yang ada di depannya sekarang iapun sadar jika setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, dan mungkin banyak orang yang ia anggap sudah mengenal dengan baik namun ternyata ia tidak tahu apa-apa tentang mereka."Aku dan Pangeran Wang Zifei memiliki hubungan yang cukup rumit." Su Mengli Menjawabnya setelah diam cukup lama."Apa? Apa kalian dulu adalah mantan kekasih?" Entah apa yang merasukinya hingg

  • Wanita Penghibur Pangeran    36. Pertemuan Terakhir

    "Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas

  • Wanita Penghibur Pangeran    35. Di Bawah Cahaya Bulan

    "Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua

  • Wanita Penghibur Pangeran    34. Khusus Untukmu

    "Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk

  • Wanita Penghibur Pangeran    33. Akan Aku Lindungi

    "Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja

  • Wanita Penghibur Pangeran    32. Tidak Pernah Berubah

    "Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status