"Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk
"Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua
"Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas
"Apakah itu berarti kau adalah salah satu kepercayaan Wang Zifei? Kalian pasti begitu dekat. Dia juga tidak terlihat memperlakukanmu seperti seorang bawahan." jika diingat kembali, kesan pertamanya kepada Su Mengli adalah seorang wanita yang begitu misterius. Tatapannya, caranya berbicara serta aura yang mengelilinginya, yang bisa membuat Shem Hua terdiam hanya dari lirikan matanya.Mungkin karena mereka telah saling mengenal selama lima tahun, hingga pandangannya terhadap Su Mengli sedikit berubah. Shen Hua pikir ia telah mengenal wanita itu lebih jauh, namun ternyata melihat Su Mengli yang ada di depannya sekarang iapun sadar jika setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, dan mungkin banyak orang yang ia anggap sudah mengenal dengan baik namun ternyata ia tidak tahu apa-apa tentang mereka."Aku dan Pangeran Wang Zifei memiliki hubungan yang cukup rumit." Su Mengli Menjawabnya setelah diam cukup lama."Apa? Apa kalian dulu adalah mantan kekasih?" Entah apa yang merasukinya hingg
"Ibu!""Kakak!" seorang remaja laki-laki bersama anak laki-laki berlari ke arahnya saat Shen Hua baru menginjakkan kakinya keluar dari kereta kuda yang ia tumpangi.Shen Yandao berdiri di depannya, memberinya pandangan yang mengisyaratkan rasa lega dari kedua bola matanya yang hampir serupa dengan Shen Hua. Sedangkan si anak laki-laki langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya.Shen Hua sedikit terkejut, karena ia baru saja meninggalkan wilayah Xuanzhe, sedangkan Perbatasan yang menjadi tujuannya masih jauh di depan saja."Apa yang kalian lakukan di sini? Alisnya bertaut, dengan ujungnya yang naik. Tangannya berusaha melihat wajah Shen Shunyuan yang semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya dengan tangannya yang kecil."Jangan marah dulu, A-Yuan sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak perlu cemas sesuatu akan terjadi kepadanya. Karena dia datang bersamaku.""Kau tahu bukan itu yang aku khawatirkan, tentu kau bisa menjaganya dengan baik—""Kakak.." dengan lembut sang
"Cepat usir wanita ini dari sini!" ketika sang penguasa sudah bersuara, tidak ada seorangpun yang berani membantahnya."Dan juga bawa anak gadismu bersamamu, buang mereka ke Perbatasan. Jangan pernah membiarkan mereka kembali ke ibu kota!"Lian Hua menatap pria berjubah merah di hadapannya tidak percaya. Ada apa ini? Bagaimana semua ini bisa terjadi? Padahal pagi ini ia masih bangun sebagai seorang putri.Kehidupan benar-benar sebuah misteri. Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, walaupun dirimu adalah seorang putri sekalipun....Tiga hari yang lalu....."Apa ini? kau menyuruhku menggunakan pakaian buruk ini?" jemari panjang nan lentik sang putri menyentuh pakaian yang dibawakan oleh pelayannya, keningnya berkerut, wajahnya memerah, pertanda bahwa dirinya sedang marah. "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk membuatkan pakaian dari sutra terbaik? Apa kau tidak tahu mana pakaian yan bagus dan tidak?! Jika kulitku gatal setelah memakai baju yang kau bawakan, aku a
Hari itu, pagi di istana Yishu sangat cerah. Semalam salju turun dengan lebat, pagi ini hanya tinggal tumpukan putih di jalanan. Putri Lian Hua tinggal di istana Lian Hua, istana itu dibuat khusus atas kelahirannya dan dinamai sesuai dengan namanya sendiri. Mendengar hal ini, rakyat semakin iri dengan seluruh nasib baik yang mengelilingi Putri Lian Hua.Putri Lian Hua keluar dari istana Lian Hua menggunakan mantel bulu rubah— yang sekali lagi dibuat khusus untuknya. Pangeran Mahkota sengaja pergi berburu demi membuatkan sang adik tercinta mantel khusus dari bulu terbaik. Menggunakan pakaian berwarna merah muda di balik mantel bulunya, Putri Lian Hua akan naik ke atas tandu yang akan membawanya ke aula istana. Ketika kakinya berhenti dan matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terganggu, disanalah masalah akan muncul."Kau..." ia menatap tajam kepada salah satu dayang istana yang berdiri di sebelahnya sambil menunduk. Tanpa diperintahkan, Dayang Chang meraih wajah gadis itu, memperl
"Hahaha, baru saja datang, pangeran Wang Zifeng sudah membuat semua orang panik.""Benar ayah, aku sampai mencari di setiap sudut istana. Pada akhirnya, aku menemukan Pangeran Wang Zifeng tidak jauh dari istana Lian Hua." Berada di aula istana, Raja dan Ratu Yishu duduk berdampingan dengan serasi. Di sisi kanan, Pangeran Mahkota Lian Huan duduk bersama adik perempuannya, Putri Lian Hua, dan di depan pangeran mahkota, duduk pangeran dari kerajaan Zhanshi, Pangeran Wang Zifeng.Lian Hua meluruskan punggungnya saat duduk, wajahnya menampilkan senyuman manis, sedangkan matanya tidak lepas dari Pangeran Wang Zifeng. Saat pertama bertemu, Lian Hua berusia sebelas tahun, sedangkan Pangeran Wang Zifeng berumur tiga belas tahun. Sudah lima tahun tidak bertemu, ia pikir tunangannya tidak akan terlihat serupawan dulu lagi setelah berada di perbatasan untuk melawan suku Barbar. Siapa sangka, ketampanan Pangeran Wang Zifeng malah bertambah.Wajah itu masih persis seperti yang ia ingat. Mata yang