"Cepat usir wanita ini dari sini!" ketika sang penguasa sudah bersuara, tidak ada seorangpun yang berani membantahnya.
"Dan juga bawa anak gadismu bersamamu, buang mereka ke Perbatasan. Jangan pernah membiarkan mereka kembali ke ibu kota!"
Lian Hua menatap pria berjubah merah di hadapannya tidak percaya. Ada apa ini? Bagaimana semua ini bisa terjadi? Padahal pagi ini ia masih bangun sebagai seorang putri.
Kehidupan benar-benar sebuah misteri. Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, walaupun dirimu adalah seorang putri sekalipun.
...
Tiga hari yang lalu.
....
"Apa ini? kau menyuruhku menggunakan pakaian buruk ini?" jemari panjang nan lentik sang putri menyentuh pakaian yang dibawakan oleh pelayannya, keningnya berkerut, wajahnya memerah, pertanda bahwa dirinya sedang marah. "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk membuatkan pakaian dari sutra terbaik? Apa kau tidak tahu mana pakaian yan bagus dan tidak?! Jika kulitku gatal setelah memakai baju yang kau bawakan, aku akan memenggal kepalamu di hadapan semua orang!"
Pelayan itu memucat, ia segera bersujud meminta ampunan dari putri mereka. "Ampun Yang Mulia. Ini benar-benar sutra terbaik yang bisa aku temukan, hamba mohon jangan hukum hamba." wanita itu berulang kali memohon sambil menangis, sang putri melihat pelayannya dengan perasaan jijik, "pergi kau dari sini, air mata dan keringatmu sangat menjijikan!"
Ia menggerakan tangannya, menyuruh pelayan lain untuk mengangkat wanita pelayan itu dari hadapannya. "Beri dia dua puluh pukulan. Jangan beri dia makanan sampai besok pagi!"
Pelayan itu ketakutan, "Yang Mulia! Yang Mulia! Ampuni hamba!" suara pelayan itu semakin mengecil dan menghilang bersamaan dengan tubuh kurusnya yang ditarik menjauh dari kediaman sang putri.
Putri Lian Hua adalah putri dari kerajaan Yishu— yang merupakan sebuah kerajaan yang terkenal dengan seninya yang indah. Banyak dari pemusik, penari hingga pelukis terlahir dari kerajaan Yishu. Selain dengan keseniannya, kerajan Yishu juga terkenal dengan letaknya yang mengelilingi sebuah danau di tengah lembah pegunungan.
Bukan itu saja, Kerajaan Yishu juga terkenal dengan putrinya yang bernama Lian Hua. Terlahir sebagai satu-satunya anak perempuan dari tujuh orang bersaudara, putri Lian Hua tumbuh dan besar dengan kasih sayang yang melimpah. Ibunya, sang ratu nan amat memanjakannya, ayahnya, raja yang menuruti semua keinginannya, kakak-kakak, para pangeran yang memberikan apapun yang ia inginkan, membela apapun yang ia lakukan. Hingga menjadikannya sebagai wanita yang paling beruntung serta arogan di seluruh kerajaan.
Siapa gadis yang paling beruntung di seluruh kerajaan? Maka jawabannya adalah Putri Lian Hua. Siapa orang yang tidak akan segan memberikan hukuman kepada pelayan hanya karena sebuah kesalahan kecil? Jawabannya adalah Putri Lian Hua. Siapa wanita yang paling berkuasa di seluruh kerajaan? Maka jawabannya juga Putri Lian Hua.
Dia terkenal dengan sifat manjanya, juga karena kekejamannya, dan tidak sedikit orang-orang yang iri padanya.
"Dimana otaknya dia letakkan? Dia menyuruhku memakai baju ini?" Putri Lian Hua mendengus, ia mengibaskan tangannya, "buang baju ini. Tidak, bakar saja!" Ia menyuruh pelayannya yang lain untuk membuang pakaian itu. Ia masih berdiri di depan cermin, memerhatikan wajahnya yang cantik. Ada bintik merah kecil di wajahnya yang bersih, Lian Hua berteriak. "Apa ini? Kenapa ada jerawat di wajahku?!" sang putri semakin marah, kerutan di keningnya bertambah.
Para pelayan merasa ini adalah cara yang paling buruk untuk memulai hari. Jika suasana hati sang putri sudah jelek sejak awal, sampai malam dia akan membuat seluruh pelayan juga ikut merasakan rasa kesalnya. Dayang Chang, maju sebagai pahlawan, "Yang Mulia. jangan biarkan masalah sepele merusak hari anda. Hari ini pangeran Wang Zifeng sampai di ibu kota."
Mendengar nama pangeran Wang Zifeng, kerutan di kening sang putri berkurang, walaupun ia masih kesal dengan jerawat di wajahnya, ia masih sangat senang mengingat kedatangan sang pangeran di kerajaan mereka. "Dayang Chang benar. Bawakan pakaian dan aksesoris terbaik yang aku punya! Hari ini aku harus terlihat cantik untuk menyambut kedatangan pangeran Wang Zifeng!"
Pelayan yang lain merasa lebih lega. Putri mereka yang suka tantrum dan berulah kembali tenang, dengan cepat dan telaten, para pelayan mulai menyiapkan seluruh keperluan sang putri, karena hari ini adalah hari yang sudah di tunggu-tunggu oleh Putri Lian Hua.
Pangeran Wang Zifeng adalah pangeran dari Kerajaan Zhanshi, kerajaan yang terkenal dengan prajurit-prajuritnya yang kuat dari ketiga kerajaan. Kerajaan Yishu, kerajaan Zhanshi dan kerajaan Xuanzhe awalnya adalah satu kerajaan bernama kerajaan Huang. Karena terjadinya konflik dan peperangan, kerajaan Huang terpecah menjadi tiga. Runtuhnya kerajaan Huang memberikan dampak yang besar bagi rakyat. Kelaparan, penyakit, kemiskinan dimana-mana, setelah krisis yang berkepanjangan, akhirnya ketiga kerajaan memutuskan untuk berdamai.
Dari ketiga kerajaan, pertahanan kerajaan Yishu yang paling lemah, hingga akhirnya sang raja meminta perlindungan dari kerajaan Zhanshi yang ada di utara. Bukti dari aliansi itu adalah Raja Lian menyerahkan putri satu-satunya untuk menikah dengan pangeran kedua Kerajaan Zhanshi, yaitu pernikahan antara Lian Hua dan pengeran Wang Zifeng.
Pertunangan itu sudah terjadi sejak lima tahun yang lalu, namun pernikahan masih belum terjadi, karena pangeran Wang Zifeng pergi berperang untuk mengusir orang-orang Barbar di perbatasan, setelah lima tahun menunggu, akhirnya kedua pasangan itu bisa bertemu kembali.
Melihat sifat Putri Lian Hua, tidak ada yang mengira jika sang putri ternyata menyukai sang pangeran sejak pandangan pertama mereka lima tahun yang lalu. Bagi Putri Lian Hua, pangeran Wang Zifeng seperti giok paling mahal yang pernah ia gunakan, seperti sutra paling lembut yang pernah ia pakai, seperti makanan paling enak yang pernah ia makan. Pada intinya, sang putri telah jatuh pada pandangan pertama.
Selama lima tahun, Putri Lian Hua tidak berhenti memikirkan sang pangeran, menunggu hari dimana mereka akhirnya bisa bertemu. Ia ingin memegang tangan suaminya, memeganginya erat agar tidak pergi darinya. Ia akan menghirup sebanyak-banyaknya aroma sang pengeran, memanggilnya setiap saat dan memandangi wajahnya yang rupawan.
Putri Lian Hua tidak berhenti tersenyum selama para pelayan merias dirinya. Ia akan menjadi gadis paling cantik di negeri ini, tidak, ia akan menjadi gadis paling cantik di tiga kerajaan, ia akan menjadi gadis yang paling rupawan hingga apapun keindahan yang pernah dilihat pangeran Wang Zifeng selama tugasnya, ia tidak lagi memikirkan wanita-wanita murahan itu, karena Lian Hua akan menarik perhatiannya saat bertemu kembali setelah lima tahun.
"Yang Mulia, sudah selesai." Lian Hua melihat pantulan dirinya di cermin. Jerawat yang datang pagi ini sekarang tidak terlalu jelas, jadi dia senang. Pakaiannya terlihat mewah dan terasa lembut. Aksesoris yang ia gunakan juga sangat cantik, rambutnya juga sudah ditata cantik. Sekarang, bukan hanya pangeran Wang Zifeng yang tidak bisa mengalihkan mata darinya, Tetapi seluruh negeri.
Siapa wanita yang paling beruntung di seluruh kerajaan jika bukan putri Lian Hua? Disayang dan dimanja oleh ayah dan ibunya yang merupakan raja dan ratu, dia juga dilindungi oleh ketujuh kakak laki-lakinya. Selain itu, dia juga bertungangan dengan pangeran Wang Zifeng— pangeran yang mendapati julukan si Kuda Putih.
Hari itu, pagi di istana Yishu sangat cerah. Semalam salju turun dengan lebat, pagi ini hanya tinggal tumpukan putih di jalanan. Putri Lian Hua tinggal di istana Lian Hua, istana itu dibuat khusus atas kelahirannya dan dinamai sesuai dengan namanya sendiri. Mendengar hal ini, rakyat semakin iri dengan seluruh nasib baik yang mengelilingi Putri Lian Hua.Putri Lian Hua keluar dari istana Lian Hua menggunakan mantel bulu rubah— yang sekali lagi dibuat khusus untuknya. Pangeran Mahkota sengaja pergi berburu demi membuatkan sang adik tercinta mantel khusus dari bulu terbaik. Menggunakan pakaian berwarna merah muda di balik mantel bulunya, Putri Lian Hua akan naik ke atas tandu yang akan membawanya ke aula istana. Ketika kakinya berhenti dan matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terganggu, disanalah masalah akan muncul."Kau..." ia menatap tajam kepada salah satu dayang istana yang berdiri di sebelahnya sambil menunduk. Tanpa diperintahkan, Dayang Chang meraih wajah gadis itu, memperl
"Hahaha, baru saja datang, pangeran Wang Zifeng sudah membuat semua orang panik.""Benar ayah, aku sampai mencari di setiap sudut istana. Pada akhirnya, aku menemukan Pangeran Wang Zifeng tidak jauh dari istana Lian Hua." Berada di aula istana, Raja dan Ratu Yishu duduk berdampingan dengan serasi. Di sisi kanan, Pangeran Mahkota Lian Huan duduk bersama adik perempuannya, Putri Lian Hua, dan di depan pangeran mahkota, duduk pangeran dari kerajaan Zhanshi, Pangeran Wang Zifeng.Lian Hua meluruskan punggungnya saat duduk, wajahnya menampilkan senyuman manis, sedangkan matanya tidak lepas dari Pangeran Wang Zifeng. Saat pertama bertemu, Lian Hua berusia sebelas tahun, sedangkan Pangeran Wang Zifeng berumur tiga belas tahun. Sudah lima tahun tidak bertemu, ia pikir tunangannya tidak akan terlihat serupawan dulu lagi setelah berada di perbatasan untuk melawan suku Barbar. Siapa sangka, ketampanan Pangeran Wang Zifeng malah bertambah.Wajah itu masih persis seperti yang ia ingat. Mata yang
"Huahua, ada apa? Kau terlihat kesal." diantara waktu latihan Qin-nya dengan pangeran ke-enam, Pangeran Lian Hong, mendapati aura gelap yang menyelimuti adiknya. Sebagai kakak yang baik, meskipun usia mereka hanya terpaut dua tahun, Lian Hong bertanya."Kau tahu Pangeran Wang Zifeng? Dia mengabaikanku sejak kemarin." Ini sudah hari ketiga sejak Pangeran Zifeng di kerajaan Yishu, seharusnya mereka sudah membicarakan pernikahan, akan tetapi, jangankan membicarakan pernikahan, berbicara dengannya saja sang pengeran tidak mau. Setiap Lian Hua datang menyapa, pemuda itu akan menghindar. Saat Lian Hua memanggilnya dan ingin menghampirinya, sang pangeran akan pergi menjauhinya."Oh, aku dengar ini masalah yang cukup serius. Aku dengar ayah sampai takut jika pernikahan kalian dibatalkan.""Benarkah?" tanya Lian Hua terkejut. Bagaimana mungkin pernikahan mereka berpotensi dibatalkan?Pangeran Lian Hong mengangguk. "Sampai hari ini, kita masih dilindungi oleh Zhanshi. Untuk mengesahkan perjanji
Enam belas tahun yang lalu, kekacauan tengah terjadi di kerajaan Yinshu hingga raja harus mengirim istrinya yang sedang hamil besar keluar istana, bersemubunyi di salah satu istana yang ada di balik pegunungan. Sayangnya, bayi itu harus lahir di tengah perjalanan. Sang ratu yang hanya ditemani oleh dayang setianya tidak tahu harus berbuat apa berhenti di sebuah rumah milik seorang tabib, tabib itu bertugas untuk membantu persalinan.Hari itu, ada tiga wanita yang tengah melahirkan, dengan segala usaha yang telah ia lakukan, akhirnya, putri kerajaan Yinshu lahir ke dunia. "Yang Mulia, ini adalah seorang putri!" Ratu Lian begitu senang. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya ia hamil lagi dan sekarang melahirkan anak perempuan. Putra pertamanya dinobatkan sebagai putra mahkota, setelah itu ia tidak lagi hamil. Hingga tahun-tahun berikutnya, para selir melahirkan pangeran-pangeran yang berbakat, tetapi mereka tidak memiliki seorangpun putri, hari ini, ia dianugerahkan seorang putri ya
"Shi Mei!" Lain Hua menghentikan kakinya tepat di hadapan Shi Mei yang melihatnya dengan wajah yang terkejut. Para gadis yang lain juga terkejut melihat kehadirannya di sana, mereka semua, ia mengenali para gadis ini. Mereka selalu datang berkunjung ke istana saat ada perayaan, mereka lalu akan mengelilinginya, bermain, bercerita bersamanya.Mereka akan selalu tertawa dengan semua yang ia katakan, mereka juga akan selalu tersenyum saat bertemu dengannya. Mereka selalu, tetapi tidak dengan saat ini."Shi Mei! Seorang pelayan murahan datang menggoda pangeran Zifeng, dan sekarang dia mengaku sebagai seorang putri! Dia membuat Yang mulia mengusirku dari istana! Dia juga mengusirku ke perbatasan! Kau pasti tahu bagaimana mengerikannya perbatasan itu, bukan?!" cerita Lian Hua dalam satu tarikan nafas.Senyuman di wajah Lian Hua menghilang setelah menyaksikan para gadis itu saling berbisik satu sama lain, dan juga Shi Mei yang menatapnya dari atas hingga bawah tanpa menyembunyikan tatapan ji
Lian Hua berdiri di hadapan Wang Zifei dengan kepala yang tegak. Rambut panjangnya yang selalu tertata rapi kini berantakan, wajahnya begitu pucat, bibirnya kering dan matanya sembab. Pakaian putih tipis yang ia gunakan tidak berguna untuk mengusir hawa dingin yang ia rasakan, sangat berbeda dengan mantel bulu lembut maupun sutra terbaik yang selalu ia gunakan.Akan tetapi, Lian Hua kini mulai sadar, itu semua bukan miliknya, sejak awal semua kemewahan yang ia dapatkan bukan miliknya.Menatap mata seorang pria yang selama ini ia anggap akan menjadi pasangan seumur hidupnya, Lian Hua harus tertawa pahit melihat tidak ada sedikitpun emosi yang diperlihatkan Wang Zifei untuk dirinya. Di sana ia kembali tertampar kenyataan, termasuk sang pangeran sendiri, bukanlah miliknya, serta sejak awal, sang pengeran tidak pernah menyukainya.Lian Hua seperti kembali ketika mereka pertama kali bertemu. Ia bersembunyi di balik pohon dari kejaran dayang istana yang selalu mengikutinya, mengerjai mereka
Lian Hua menatap anak laki-laki tersebut dari sudut matanya. Dia tidak terlihat senang dan berniat untuk mengacuhkan anak itu saja. Mereka, pasangan ibu dan anak, tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Apa kau tahu kak Ying-er? Dia pergi meninggalkan kami." lanjut si anak yang menghentikan langkah Lian Hua. Hanya mendengar nama wanita itu saja sudah membuatnya marah, sekarang bocah ini malah bertanya apakah ia mengenalnya atau tidak."Kenapa? Apa kau juga ingin menyalahkanku seperti yang ibumu lakukan karena telah membuat si jalang Shen Ying meninggalkan kalian?" ia tidak peduli dengan ucapannya. Apa yang akan mereka lakukan padanya? Ia sudah dihukum dengan hukuman yang paling buruk selain hukuman mati. Dan semua itu karena wanita sialan yang bernama Shen Ying.Sejak awal ia sudah tidak menyukai pelayan rendahan itu, sekarang orang-orang di sekitarnya terus-terusan mengeluh karena dia meninggalkan mereka. Jika Shen Ying adalah gadis sebaik yang orang-orang katakan, ia tidak akan menga
"Tu-tuan!" penjaga Xue berlutut hingga tubuhnya menyentuh tanah. Pria yang baru saja datang menghentikan kudanya di hadapan si penjaga dan turun dari atas kuda tersebut. Pria itu sangat tinggi dan besar, tubuhnya dilapisi oleh baju zirah berwarna gelap. Dari postur tubuh dan wajahnya yang tegas, Lian Hua tahu jika pria itu bukanlah orang Yishu.Pria tinggi itu melihat kearah penjaga Xue sekilas, setelah itu ia mengabaikan penjaga yang masih berlutut di hadapannya sebelum beralih ke arah Lian Hua yang bergetar karena sebuah pedang hampir saja memotong lehernya dan perutnya yang kembali terasa mual. "Apa wanita itu adalah Lian Hua dari ibu kota Yishu?" tanyanya tanpa mengalihkan matanya dari Lian Hua. Lian Hua yang ditatap seperti itu kembali memuntahkan isi perutnya."Be-benar tuan. Wanita ini adalah Lian Hua.""Putri Lian Hua yang itu?" tanyanya lagi, tanpa mengalihkan pandangannya dari Lian Hua yang masih memuntahkan isi perutnya."Ya, betul! Dia adalah Putri Lian Hua! Ah bukan, dia