Lian Hua menahan nafasnya dan mengendap-ngendap untuk keluar dari rumah tua itu. Dia akan pergi saat pria tinggi mengerikan sedang lengah dan iapun bisa pergi dari sini sebelum dia dibawa kehadapan Fu Fan. Dengan nafas yang ditahan beserta detak jantungnya yang tidak karuan, Lian Hua tidak menyadari keringat dingin di pelipisnya karena begitu takut ketahuan. Ia yakin pria mengerikan yang membawanya adalah seseorang yang sudah sangat terlatih, kabur dari orang seperti itu sama saja dengan tidak mungkin.Baru saja gadis enam belas tahun itu bernafas lega karena ia tidak menemukan siapapun yang mengawasinya, senyuman di bibirnya berubah menjadi teriakan tanpa suara saat ia melihat segerombolan orang tepat di depan pintu rumah tua.Di depannya, seorang pria tidak kalah tinggi, berwajah tegas tengah tersenyum mengerikan kepadanya. Di samping pria itu, pria mengerikan yang membawanya berdiri dengan tegap. Fu Fan. Ia sudah yakin sekali jika orang di depannya adalah Fu Fan. Si pangeran dari k
"Aaaaa!!" suara teriakan di tengah hutan di tengah malam yang gelap menjadi momok yang menakutkan untuk di dengar oleh siapapun. Di tengah hutan itu, seorang wanita tengah berusaha menyelamatkan hidupnya, tanpa peduli jika suaranya habis karena berteriak, memerintahkan pria di hadapannya untuk tidak menyentuhnya.Fu Fan dengan kasar menarik rambut hitam Lian Hua yang sudah berantakan, Lian Hua memukul tangan itu dengan sekuat tenaga, namun apalah dayanya, ia hanya seorang wanita lemah yang selama enam belas tahun akan menangis hanya karena sebuah goresan kecil. Pria itu, Pangeran Fu Fan yang terkenal dengan kekejamannya menyeret Lian Hua tanpa ampun, kepala wanita itu terasa sakit, kulit kepalanya seperti akan lepas dari kepala, sedangkan kakinya terluka berkali-kali ketika di seret. Fu Fan menghempaskan Lian Hua kembali ke dalam gubuk tua, belakang kepala Lian Hua terhempas kencang, dan wanita itu masih berusaha untuk menyelamatkan hidupnya dengan cara merangkak."Apa kau bisa pergi
Ketika kelopak mata itu bergerak kembali, memperlihatkan sepasang bola mata cerah dan bulu mata pajang nan lentik adalah ketika di saat yang bersamaan, rasa pusing nan menyakitkan menyerangnya. Ia harus memejamkan mata itu lagi, kelopak matanya bergetar, dan keningnya berkerut karena manahan rasa sakit. Ia harus menenangkan dirinya untuk beberapa saat sebelum kembali membuka mata itu.Setelah beberapa menit berlalu, rasa pusing itu berkurang dan ia kembali membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah langit-langit berwarna coklat tua yang dihiasi dengan kertas warna-warni yang menari ketika angin berhembus dengan lembut.Lian Hua menoleh ke arah kiri dan kanan, semua meja dan beberapa lemari kecil juga ia jumpai di sana, namun dari semua itu, ia tahu jika tempatnya berada sekarang adalah tempat asing yang belum pernah ia kunjungi. Itu bukan kamarnya yang selalu membuatnya nyaman selama enam belas tahun, itu juga bukan kamar ibunya, tempatnya menghabiskan waktu, itu juga bu
Tepat di depan matanya, Lian Hua menyaksikan Shen Yandao di pukuli dan dicambuk oleh dua orang pria dewasa. Anak kecil itu meringkuk untuk melindungi kepalanya, berulang kali erangan dan rengekan terdengar, namun orang-orang yang memukulinya tidak juga berhenti.Lian Hua, berlari ke arah Shen Yandao, tanpa peduli dengan pukulan yang datang, iapun memeluk tubuh sang adik. "Apa yang kalian lakukan?!" teriak Lian Hua, matanya merah karena marah memandangi orang-orang di sekitarnya.Meskipun pukulan itu berhenti, namun mereka masih mengelilingi, melihatnya dengan pandangan menghakimi. "Siapa kau? jangan ikut campur!" teriak salah satu dari mereka. Dari pakaian yang mereka gunakan, itu adalah pakaian untuk penjaga prajurit kerajaan Yishu, geram, Lain Hua tidak menjawab pertanyaan itu, ia malah kembali berteriak. "Apa yang kau lakukan memukuli anak kecil seperti ini? Kau adalah seorang penjaga yang harusnya melindungi rakyat Yishu! Jika raja tahu kau akan—""Cih, raja? Raja katamu? Kau pik
Lian Hua dan seorang wanita yang dipanggil dengan sebutan Nyonya Su oleh si penjaga menuruni bukit dan kembali masuk ke dalam keramaian. Sepanjang perjalanan, Lian Hua berjalan di belakang wanita itu, ia ingin mengatakan sesuatu, "Kau..." tidak sempat melanjutkan kalimatnya, tanpa menoleh, wanita di hadapannya berkata, "kita bisa berbicara saat sampai di rumah." Lian Hua merinding. Ada apa dengan wanita ini? Auranya sangat mengerikan!"Nyonya Su! Aku akan mengunjungimu malam ini!""Nyonya Su, apa itu gadis baru? Wah, aku akan berkunjung!""Seperti biasa, Nyony Su selalu menemukan gadis-gadis yang cantik!"Dan sepertinya, Nyonya Su adalah seseorang yang terkenal. Orang-orang berpakaian bagus akan menyapa sang nyonya, mereka akan berhenti beberapa saat sebelum kembali melanjutkan perjalanan karena semua orang sepertinya sangat tertarik dengan Nyonya Su maupun dirinya. Menyaksikan pembicaraan dan tatapan yang orang-orang ini berikan kepadanya, sepertinya Lian Hua tahu kenapa Nyonya Su be
Sudah beberapa hari ini, Lian Hua duduk termenung menyaksikan setiap butiran salju yang turun. Ia membuka pintu yang menghadap ke arah halaman belakang dengan lebar, setiap ranting, bebatuan, seluruh halaman itu sudah berubah menjadi putih. Udara dingin berhembus untuk menusuk setiap benda yang dilewati, akan tetapi, wanita bermata cerah itu tidak beranjak dari sana. Ia mengeratkan mantel tebal yang ia gunakan, ia juga duduk di atas selimut tebal yang disiapkan oleh Xiao Qing untuknya, termasuk teh yang masih panas, memastikannya untuk tetap hangat.Jemari panjang seputih salju mengusap perutnya terus menerus, mencoba merasakan pergerakan calon bayinya di dalam perutnya yang masih kecil. Tentu saja ia masih belum merasakan apapun.Ya, bayi, karena sekarang, Lian Hua sedang hamil dan ia tidak mengetahui itu semua sebelum Su Mengli memberitahunya.Begitu banyak hal yang telah terjadi di dalam hidupnya hanya dalam waktu dua bulan. Semua itu terjadi begitu cepat, seperti petir yang menyam
Lima Tahun Kemudian......Setelah melewati musim dingin yang mengerikan, akhirnya musim semi datang membawa angin segar. Salju perlahan mulai mencair, pepohonan mulai memperlihatkan kembali dedaunan, dan bunga, mulai bermekaran. Cahaya matahari yang hangat namun tidak terlalu panas, selalu menjadi hal yang orang-orang tunggu setelah melewati musim dingin yang membekukan seluruh tubuh.Apalagi bagi mereka yang tinggal di perbatasan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana banyak orang-orang pengasingan yang mati karena tidak adanya tempat berteduh selama musim dingin, tahun ini angka kematian jauh berkurang. Juga, awal musim semi seperti ini, perbatasan menjadi lebih ramai daripada biasanya, tidak ada yang berani keluar selama musim dingin, sekarang mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau.Matahari baru saja tenggelam, malam mulai menyelimuti langit, namun bukannya semakin sepi, salah satu tempat di perbatasan malah semakin ramai.Seekor kuda berwarna putih berhenti di depan
Pembatas yang terpasang di tengah panggung diangkat seiring dengan suara musik yang mulai mengalun dengan lembut. Punggung seorang wanita yang menggunakan pakaian berwarna seperti buah peach terlihat. Tangannya terangkat dan kakinya bergerak begitu lincah. Ketika wanita itu berbalik, para tamu tercekat. Ia menggunakan pakaian yang memperlihatkan bahu mulusnya, bagian perutnya ditutupi dengan kain tranpasran yang masih memperlihatkan bagian perutnya yang putih. Wanita itu menutupi bagian bawah wajahnya dengan kain, meskipun begitu mereka masih bisa membayangkan betapa cantiknya wanita itu secara keseluruhan.Wanita itu bergerak ke sana kemari, ia bergerak ke semua sisi panggung, begitu hanyut dalam tariannya sendiri. Ia menggerakkan selendang transparan ditangannya, yang juga bergerak dengan indah bersama rambut hitam panjangnya yang berkilau ketika terkena cahaya dari lentera yang dipasang. Kaki telanjang bergerak dengan sangat lincah, ketika musik semakin cepat, gerakan kaki itu juga
"A-Yuan, Apa kau tidak apa-apa? Apa yang kau lakukan di sini?" Shen Hua menyentuh wajah sang putra, memeriksa setiap bagian tubuhnya, memastikan tidak ada luka di tubuh anaknya itu."Tuan Zai menyuruh kami semua untuk pergi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia terlihat begitu khawatir, tetapi aku ingin bertemu dengan ibu, jadi aku ingin menemui ibu." Shen Hua terdiam karena anaknya yang ketakutan setelah mengaku kepadanya. Ia tidak bisa marah sebab dirinya bisa merasakan ketulusan dari ucapan sang anak untuknya. Pada akhirnya, Shen Hua hanya bisa kembali memeluk tubuh A-Yuan ke dalam pelukannya."Ibu sangat berterima kasih karena kau memikirkan ibu, tetapi sekarang bukanlah saat yang tepat. Kita harus segera pergi dari sini, kita harus sembunyi karena saat ini keadaan Perbatasan tidak aman."A-Yuan meraih tangan ibunya. Mereka berdua berjalan dengan cepat menjauhi kekacauan yang ada di jalanan Perbatasan. Walaupun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi suara teriakan maupun kuda
Hal pertama yang Shem Hua lakukan adalah pergi ke tempat putranya— A-Yuan berada. Ia harus memastikan siapapun orang yang tengah mencarinya, tidak mengusik Shen Shunyuan.Bukan sekali ataupun dua kali orang-orang akan mencarinya, biasanya itu adalah salah satu pelanggannya, baik mereka yang tidak menyukainya ataupun orang yang terlalu terobsesi kepadanya. Tidak jarang para pelanggannya juga menawarkan kehidupan sebagai seorang wanita simpanan padanya, namun Shen Hua menolak semua tawaran itu. Sebagian akan menerima keputusannya dengan lapang dada, akan tetapi tidak sedikit yang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sang wanita penghibur.Dirinya hanyalah seseorang yang diasingkan, ia tidak memiliki kekuatan ataupun kekuasaan termasuk untuk menyembunyikan putranya serapat mungkin. Jika seseorang sudah berniat untuk menggali semua tentang dirinya, maka mereka akan mengetahui keberadaan A-Yuan, jadi, hal pertama yang ia lakukan adalah memastikan bahwa putranya masih baik-baik sa
"Ibu!""Kakak!" seorang remaja laki-laki bersama anak laki-laki berlari ke arahnya saat Shen Hua baru menginjakkan kakinya keluar dari kereta kuda yang ia tumpangi.Shen Yandao berdiri di depannya, memberinya pandangan yang mengisyaratkan rasa lega dari kedua bola matanya yang hampir serupa dengan Shen Hua. Sedangkan si anak laki-laki langsung memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya.Shen Hua sedikit terkejut, karena ia baru saja meninggalkan wilayah Xuanzhe, sedangkan Perbatasan yang menjadi tujuannya masih jauh di depan saja."Apa yang kalian lakukan di sini? Alisnya bertaut, dengan ujungnya yang naik. Tangannya berusaha melihat wajah Shen Shunyuan yang semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya dengan tangannya yang kecil."Jangan marah dulu, A-Yuan sangat mengkhawatirkanmu. Kau tidak perlu cemas sesuatu akan terjadi kepadanya. Karena dia datang bersamaku.""Kau tahu bukan itu yang aku khawatirkan, tentu kau bisa menjaganya dengan baik—""Kakak.." dengan lembut sang
"Apakah itu berarti kau adalah salah satu kepercayaan Wang Zifei? Kalian pasti begitu dekat. Dia juga tidak terlihat memperlakukanmu seperti seorang bawahan." jika diingat kembali, kesan pertamanya kepada Su Mengli adalah seorang wanita yang begitu misterius. Tatapannya, caranya berbicara serta aura yang mengelilinginya, yang bisa membuat Shem Hua terdiam hanya dari lirikan matanya.Mungkin karena mereka telah saling mengenal selama lima tahun, hingga pandangannya terhadap Su Mengli sedikit berubah. Shen Hua pikir ia telah mengenal wanita itu lebih jauh, namun ternyata melihat Su Mengli yang ada di depannya sekarang iapun sadar jika setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, dan mungkin banyak orang yang ia anggap sudah mengenal dengan baik namun ternyata ia tidak tahu apa-apa tentang mereka."Aku dan Pangeran Wang Zifei memiliki hubungan yang cukup rumit." Su Mengli Menjawabnya setelah diam cukup lama."Apa? Apa kalian dulu adalah mantan kekasih?" Entah apa yang merasukinya hingg
"Kau tidak akan pergi sendiri. Seseorang akan menemanimu kembali ke Perbatasan." Di tengah berbagai kebingungan dalam pikirannya, Wang Zifei berkata, namun seolah Shem Hua tidak ingin mendengarnya, wanita itu kembali memotong dengan cepat."Tidak perlu. Perjalanan kembali ke Perbatasan tidak begitu jauh, juga tidak berbahaya. Aku bisa kembali sendiri." ada rasa kesal dan amarah di dalam hatinya. Suasana hatinya langsung berubah dan yang keluar dari mulutnya sekarang hanyalah gerutuan. Ini seperti bertemu dengan dirinya yang lalu, seorang putri yang terus menggerutu, kesal, dan marah sepanjang hari."Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kembali seorang diri. Aku sudah berjanji akan mengantarmu kembali ke Perbatasan dengan selamat. Walaupun bukan diriku yang mengantarkanmu secara langsung, tetapi aku juga harus memastikan keselamatanmu. Tidak ada penolakan. Bersiaplah dan kita akan segera kembali."Jujur saja berpikir harus kembali seorang diri ke Perbatasan Shen Hua juga tidak bisa memas
"Aku rasa ini adalah tempat yang bagus." Shen Hua melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Wang Zifei yang besar. Pria itu melirik ke arah tangannya yang tiba-tiba hampa dan melihat kepada seorang wanita di hadapannya."Kau akan menari di sini?" Tanyanya, menarik tangan yang masih menggantung di udara."Ya, tempat yang bagus juga akan mendukung sebuah penampilan. Kau berdirilah di sana, nikmati pertunjukan yang aku tampilkan." Ia memberikan gestur dengan tangannya.Setelah dengan penuh semangatnya Shen Hua menarik sang pangeran kesana kemari mencari tempat untuk menampilkan tariannya, akhirnya wanita itu memilih sebuah tempat yang berdekatan dengan gurun. Tanah yang ia injak bukan lagi tanah keras, tetapi pasir, dengan pepohonan rindang yang masih menaungi mereka. Malam itu bulan begitu terang, tidak ada awan yang menutupi cahayanya nan jatuh tepat kepada seorang wanita yang berdiri di bawahnya.Wang Zifei memundurkan langkahnya, memberikan ruang yang cukup untuk Shen Hua
"Kita bisa beristirahat di sini." Setelah kuda putih yang dirinya dan sang pangeran tunggangi berhenti di sebuah penginapan, Shen Hua juga berpikir bahwa tubuhnya juga lelah, tidak lupa perutnya juga terasa lapar. Matahari sudah mulai tenggelam di ujung barat, tidak lama lagi malam akan datang, dan perjalanan mereka akan jauh lebih berbahaya di malam hari.Wanita cantik bermata cerah itu tidak tahu sejak kapan pangeran yang duduk di belakangnya telah turun terlebih dahulu, Shen Hua menoleh dengan suara yang tertahan di tenggorokannya saat dengan mudahnya sang pria menurunkannya dari atas kuda. Tentu saja ia ingin menyuarakan protes, tetapi semua itu tertahan tanpa bisa ia keluarkan.Sekarang mereka sedang berada di sebuah desa kecil yang cukup jauh dari pusat kota kerajaan Xuanzhe. Desa yang berbatasan langsung dengan gurun pasir besar Xuanzhe yang tidak dihuni oleh banyak penduduk. Menurut Wang Zifei desa itu juga jarang dikunjungi oleh pendatang, namun sejauh yang ia lihat, penduduk
"Bukankah kita akan pergi ke perbatasan? Tetapi di mana ini?" disela perjalanan yang terasa begitu panjang, wanita cantik yang memiliki mata cerah nan mempesona menyuarakan pertanyaan kepada pangeran tampan dari kerajaan Zanshi yang duduk di belakangnya. Kuda putih yang mereka tunggangi berjalan dengan kecepatan normal, membelah jalan setapak di tengah rimbunnya pepohonan.Shen Hua mengedarkan matanya ke seluruh sisi jalan, di saat dirinya sadar jika jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju ke arah tujuannya— perbatasan."Kita akan ke Perbatasan." Jawaban dari sang pangeran begitu tenang. Wanita itu mendengus, memutar bola matanya walaupun tidak terlihat oleh pria di belakangnya."Apa kau pikir aku begitu bodoh? Ini bukanlah jalan menuju ke Perbatasan." Seingatnya mereka berjalan ke arah berlawanan dengan jalan yang mengarah ke Perbatasan."Seperti yang aku janjikan kepadamu, aku akan mengantarmu kembali dengan selamat, tetapi, kita akan melewati jalan yang memutar, melewati ja
"Apa kau melihatnya? Aku sedang menantikan si putri kejam itu lewat.""Pengasingan? Bukankah lebih baik jika Yang Mulia Raja menghukum seluruh keluarga Shen dengan hukuman mengarak mereka semua keliling kota lalu menggantungkan tubuh mereka di gerbang? Apapun yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak dapat dimaafkan! Bagaimana mungkin si tua bangka Shen berani menukar putri dengan anaknya dari kalangan rendah? Orang rendah tetap akan menjadi orang rendahan!""Lalu apa yang akan kau lakukan?""Akan melempar batu ketika putri palsu beserta keluarganya lewat!"Samar, Shen Hua seperti mendengar seseorang berbicara, di dalam ingatan yang terlihat begitu kabur serta samar. Kabut menghalangi penglihatannya, begitu pula dengan wajah orang-orang yang tengah berbicara. Ia berada di tengah-tengah keramaian dan semua orang seolah-olah tengah menghakiminya."Aku akan menyeretmu mengelilingi kota kemudian menggantung kepalamu di tengah gerbang!" Tiba-tiba saja keramaian itu berganti dengan di