Share

Janji yang Terlupa

"Perlu ditelponkan klinik gitu nggak?" bisik Fuad.

Dini melambaikan tangan. Dia masih memperhatikan atasan sekaligus rekan kerja. Wanita itu senyam senyum sendiri di kursinya sambil memandang ponsel.

"Nanti, Fu. Tunggu satu jam. Misal makin parah, baru kita telpon klinik."

"Oke, Din. Kita gantian pantau ya. Aku mau ke bawah ambil surat."

"Yoi. Hati hati."

Fuad berjalan melewati meja Aster. Dia tak lepas memandang rekan kerjanya tersebut. Dia sampai memicingkan mata.

"Permisi, Mbak. Numpang lewat," ujar Fuad agak keras.

Aster terlonjak. Dia menjatuhkan ponselnya. Tampak wajahnya menjadi memerah sadar ada Fuad di sana.

"Wah, Din, ponsel kantor masih ada nggak?" seru Fuad.

"Nggak perlu," seru Aster yang turun mengambil ponsel.

"Nitip nggak, Mbak? Aku mau turun nih," kata Fuad.

Aster menolak. Tidak ada yang dia perlukan. Semua sudah tercukupi.

"Ya, iya lah," goda Fuad sebelum bergegas keluar kantor.

Aster menggerutu pelan. Dia mengusap ponselnya. Untung saja tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status