Share

Part 153 Saran 2

Pak Slamet tidak kalah sedihnya. Dia bisa mengobatkan istri, menyekolahkan anak, juga dari kerjanya pada Pak Norman. Belum lagi bantuan lain di luar gaji. Seandainya saja anak semata wayangnya dulu tidak memutuskan untuk menikah muda, mungkin sekarang ini tidak perlu merantau jauh ke Papua. Pasti akan mendapatkan pekerjaan yang layak di Jawa. Pak Slamet sangat berharap putrinya jadi seorang Guru. Dan Pak Norman siap membiayai. Tapi sang anak lebih kepincut menikah muda dengan teman SMA-nya.

"Ah, sudahlah. Ini sudah takdir," ucap Pak Slamet dalam hati sambil mengusap air mata dengan punggung tangannya.

"Kita nggak akan pernah bertemu lagi setelah ini," ujar Pak Norman lirih.

"Ya, Pak. Kita harus berpisah sebelum kematian menjemput."

Dua laki-laki itu larut dalam kesedihan. Kebersamaan puluhan tahun akan berakhir beberapa hari lagi. Sedih yang teramat sangat bagi keduanya. Mereka sudah seperti saudara.

"Kamu jangan lupa nelepon kalau ada waktu," ujar Pak Norman.

Laki-laki di hadapannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Alita Alita masih aja ya
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
semoga lancar sampe hari H y mas Akbar n Tini.
goodnovel comment avatar
Maya Sri Lestari
dan pada akhirnya nanti Nara dengan siapa ? apa akan dihadirkan sosok baru untuk menjdI pasangan Nara ? & masih dikisah ini atau dikisah selanjutnya Kak Lis ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status