Share

Part 152 Saran 1

Waktu yang Hilang

- Saran

Jam makan siang sudah lewat, tapi kafe tidak benar-benar bisa dikatakan sepi. Selalu saja ada pengunjung yang masih menempati deretan meja minimalis. Furniture modern tapi terlihat klasik. Kafe Kasturi memang cocok dijadikan tempat nongkrong di waktu-waktu luang atau untuk mengerjakan beberapa tugas bagi pekerja freelance atau pun anak-anak kuliah.

Diiringi gerimis lembut di luar sana, menambah suasana kian syahdu dan membuat malas untuk beranjak.

Melati memandang pada Shaka yang ditidurkan di stroller-nya. Dia selalu jadi bayi yang manis dan anteng di tengah kesibukan sang mama yang mengurus kafe sambil momong.

"Wah, si bayi ganteng udah tidur, Mbak," seloroh seorang karyawati yang membungkukkan badan menatap Shaka di stroller.

"Iya, baru saja bobo."

"Enak adem, makanya cepet banget boboknya."

"Rum, kamu handle sini ya. Mbak bawa Shaka pulang ke belakang."

"Njih, Mbak. Mari saya bantu bawain botol susunya."

Gadis bernama Rum itu mengangkat tas berisi perleng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ya gimana ga malu sendiri pak Norman orang Saga tinggal dilingkungan keluarga ibunya, beli rumah dari warisan ibunya sedangkan dari pak Norman hanya dikasih lahan sawah aja.. kalau bu rista benar² berubah harusnya bisa lapang hati membagi sekua aset pak Norman untuk Akbar dan Saga
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
saking dekatnya pak Slamet n Pak Norman. sampai mereka pun enggan berpisah.
goodnovel comment avatar
Anggra
sejatinya..sesetia apapun orang lain thdmu...hnya orang² trdekatmulah yg akakn membuat hari tuamu bahagia..orang² itu ya anak dan istrimu..mrekalah yg akan mnjagamu dihari tua..maka DRI itu..jngnlah sakiti hati istrimu dn jg anak²mu..jika kmu ingin HRI tuamu bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status