Share

Part 118 Waktunya Pulang 1

last update Last Updated: 2023-08-24 15:11:10

Waktu yang Hilang

- Waktunya Pulang

Akbar masih diam menunggu keputusan mamanya. Beberapa orang tetangga yang di undang, memperhatikan mobil Akbar yang berhenti di sebelah mobilnya suami Yuli. Mereka sempat saling berbisik.

Untung terhalang mobil itu, jadi tidak semua orang bisa melihatnya. Akbar paham perasaan sang mama. Butuh nyali besar untuk mampu berhadapan dengan keluarganya Bu Ariani. Perempuan yang selalu disakitinya selama ini.

"Kita pulang saja, Bar," ajak Bu Rista.

"Ini kesempatan kita bertemu dengan mereka, Ma. Moana dan Tini juga ada di dalam," bujuk Akbar sekali lagi. Walaupun nyalinya juga masih dipertanyakan. Keluarga besar Saga akhirnya bakal tahu kalau dirinya mantan suami Melati. Kakak dari Saga sendiri. Akbar juga butuh menata hati.

"Jangan sekarang. Suatu hari nanti saja, kita bisa pergi ke Jogja. Sambil nganterin Moana bertemu sama adiknya."

Akbar termenung sejenak mendengar keputusan sang mama.

"Baiklah, Ma." Akbar melajukan mobilnya lagi. Dia yang memahami pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
terbayang perasaan mbah kakung dan mbah putri.. hal.paling menyakitkan bagi orang tua adalah menemui anaknya dipusara sebelum mereka yg berasa disana
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
harusnya Bu Rista Dateng aja skalian minta maaf. toh keluarga Saga juga bakal memahami.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 119 Waktunya Pulang 2

    Akbar pun tidak memungkiri ucapan laki-laki di hadapannya itu. Karena dia pun mengenal bagaimana Saga. Dia memang pendengar yang baik. Meski awalnya mungkin karena suaranya tidak berarti di tengah keluarganya. Namun hal itu akhirnya menjadi sisi positif yang sangat dibutuhkan dalam karir Saga yang sekarang. Akbar mendapatkan pelajaran penting, bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia-sia. Jam setengah sepuluh Akbar mengajak Moana dan Tini pulang. Gadis kecil yang telah mengantuk itu menurut. Melati menciumi putrinya. "Besok ke sini lagi, ya. Adek masih di sini."Moana mengangguk. "Iya, Ma."Moana minta gendong pada papanya setelah bersalaman dengan semua orang yang ada di sana.Akbar pamitan pada kerabat Saga dan Melati. Juga mempersilakan mereka singgah ke perkebunan besok sebelum kembali ke Jogja.Sementara di rumah almarhumah Bu Ariani. Pak Norman sempat mendengar kedua mertuanya masih terjaga, meski waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam."Apa dulu Ariani bahagia tinggal di

    Last Updated : 2023-08-24
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 120 LDM 1

    Waktu yang Hilang- LDMAkbar menghentikan mobil di tempat biasanya. Di jalan depan rumah Budhe Tami. Moana mencium tangan sang papa sebelum diturunkan oleh Tini."Jangan nakal, ya. Kalau adeknya bobok, Moa jangan gangguin. Nanti adek Shaka rewel, loh. Kasihan karena papanya sudah pulang ke Jogja," pesan Akbar pada putrinya."Loh, papanya adek, Papa Akbar, 'kan?" tanya Moana polos. Mata beningnya menatap penuh tanya pada sang papa.Mendengar hal itu Akbar tersenyum. Dijelaskan sekarang pun Moana pasti belum bisa memahami. Di dalam pikirannya, kalau itu adek dia, berarti memiliki papa yang sama.Jika memaksakan diri dijelaskan panjang lebar, khawatir Moana justru salah pengertian. Anak sekecil itu adalah perekam yang baik, takut jika persepsi yang salah akan diingat dan diyakininya sampai dia dewasa nanti."Sayang, papanya adek Shaka itu Om Saga," jawab Akbar pelan."Kok bisa? Kalau Shaka adeknya Moa, berarti papa kita sama. Seperti temanku. Sheren dan adiknya punya mama dan papa yang

    Last Updated : 2023-08-25
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 121 LDM 2

    "Kalau Mas nggak kecewa dengan Nara, apa mungkin Mas akan mengajakku rujuk? Belum tentu, kan?" Masih teringat jelas kalimat Melati kala itu. Kalimat wajar yang dianggapnya seolah menyudutkan dirinya karena kesalahan yang telah dibuat olehnya. Padahal sangat lumrah kalau Melati berkata seperti itu, karena dia sangat tersakiti."Sudah waktunya kamu memikirkan pendamping hidup. Mumpung Moana masih kecil, Bar. Gampang adaptasinya dengan ibu baru." Tadi malam sang mama bicara seperti itu, saat mereka duduk berbincang di balkon lantai dua."Aku belum kepikiran, Ma. Lagian sama siapa? Siapa yang bisa menerima, menyayangi, dan merawat Moana dengan baik.""Kamu jangan khawatir, Moana biar sama mama saja. Kamu carilah kebahagiaanmu.""Nggak bisa, Ma. Moana itu segalanya bagiku. Dia akan bersamaku sampai kapanpun. Seperti aku dan mama sekarang ini."Tidak mungkin demi wanita lain, Akbar akan membiarkan Moana dirawat dan tinggal sama neneknya. Dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Lagi p

    Last Updated : 2023-08-25
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 122 Situasi Sulit 1

    Waktu yang Hilang- Sebuah Pilihan Saga meletakkan kotak kembali ke tempatnya. Nanti saja ditanyakan kalau Melati sudah kembali ke Jogja. Atau pas ketika mereka sedang telepon.Tatapannya beralih pada sudut ruangan. Di sana menumpuk beberapa perlengkapan bayi yang telah disiapkannya bersama Melati jauh-jauh hari. Ternyata jagoan mereka tidak mau lahir di Jogja. Setelah berganti celana, Saga menjatuhkan diri di pembaringan. Tidak menunggu lama ia langsung terlelap. Bahkan dia lupa kalau telah disiapkan kopi di meja televisi oleh Mbak Harti. Capek di perjalanan, lelah juga begadang tiap malam menemani si baby yang melek hingga menjelang pagi. Walaupun tidak rewel, tapi Saga tidak tega membiarkan anaknya begadang sendirian.Sementara Melati yang lelah, tetap tidur dan terbangun jika Shaka minta ASI.***LS***"Nduk Moana, itu udah dijemput sama papa," teriak Budhe Tami yang duduk di teras sambil menunggui baby Shaka yang tidur di stroller-nya. Stroller yang dibelikan oleh Bu Benowo keti

    Last Updated : 2023-08-26
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 123 Situasi Sulit 2

    Saga keluar dari ruangan Pak Benowo, setelah setengah jam sempat berbincang dengan bos sekaligus pakdenya. Tergesa menuju parkiran karena harus segera ke kampus."Selamat ya, udah jadi bapak sekarang!" Saga yang tengah memakai helm menoleh. Gama berdiri tidak jauh darinya. Sudah dua kali ini mereka bertemu berdua di tempat parkir."Makasih," jawab Saga."Bebas sekarang. Istri di Malang, kamunya di sini. Bisa main-main sejenak. Nakal sementara nggak masalah. Laki-laki mah sudah biasa. Papamu dulu juga melakukannya, kan?"Saga yang sudah naik di atas motor kembali turun. Membuka lagi kaca helm teropongnya. Dia berdiri tepat di hadapan sepupunya dan menatap tajam Gama. "Lain kali jangan pakai celana dan kemeja. Pakai saja daster atau bikini." Selesai bicara Saga mundur dan kembali naik kendaraannya.Gama berdiri tegak. Wajahnya merah padam, tidak terima dengan ucapan Saga. Ia merasa terhina."Kalau kamu tidak terima. Besok atau lusa kita bisa bertemu lagi. Urusanku lebih penting daripad

    Last Updated : 2023-08-26
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 124 Resah 1

    Waktu yang Hilang- Resah"Mas Saga, mau makan apa?" tanya Mbak Harti menghampiri. Hanya wanita itu atau karyawan laki-laki yang berani mendekat Kalau para karyawan cewek pada segan. Karena Saga tidak pernah mengajak mereka bicara kalau tidak ada hal penting."Nanti saja, Mbak," tolaknya sambil terus sibuk mengetik pesan untuk Melati. Padahal tadi perutnya sampai berbunyi karena lapar, tapi karena istrinya tidak menjawab panggilan. Saga lupa kalau sedang lapar.Mbak Harti kemudian pergi karena melihat Saga yang begitu serius menatap layar ponsel. Namun ia tetap membuatkan segelas teh hangat untuk Saga. Karena Melati sering menyiapkan minuman itu saat suaminya pulang."Tehnya, Mas.""Makasih, Mbak. Tunggu sebentar!" tahan Saga ketika wanita itu berbalik."Iya, Mas.""Tadi Melati nelepon sama Mbak Harti apa tidak?""Jam delapan tadi telepon saya. Nanyain Mas Saga sudah pulang apa belum. Saya jawab belum.""Itu saja?""Sama tanya tentang kafe, Mas.""Oke, Mbak." Saga kembali fokus ke po

    Last Updated : 2023-08-27
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 125 Resah 2

    Melati duduk bersandar pada kepala dipan kayu sambil memangku Shaka yang tengah minum ASI.Bayinya kembali terlelap setelah beberapa saat dikasih ASI. Pandangan Melati lurus ke dinding hadapan. Dadanya terasa sesak mengingat pesan yang dikirimkan Gama tadi. Hati kecilnya percaya kalau Saga tidak mungkin bertindak macam-macam. Mungkin juga benar penjelasan sang suami di dalam pesannya tadi. Bahwa ia hanya kebetulan menolong Alita.Tetapi jujur saja, istri mana yang tidak cemburu melihatnya. Apalagi tangan perempuan itu seenaknya saja berpegangan pada pinggang suaminya. Belum lagi paha mulusnya yang terekspos, begitu rapat di tubuh Saga.Apa tujuan Gama mengiriminya foto itu kalau bukan ingin membuat hubungannya dengan Saga kacau. Ia juga tahu kalau Gama iri pada suaminya. Walaupun Melati sesadar itu menyikapi apa yang terjadi malam ini, tapi dalam hati kecilnya tidak bisa memungkiri, kalau ia sangat cemburu dan marah.Melati takut kembali dikhianati. Dulu Moana juga masih kecil saat Ak

    Last Updated : 2023-08-27
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 126 Amarah 1

    Waktu yang Hilang- Amarah Saga dan Gama bertemu tepat di tangga pertama sebelum masuk ke beranda kantor. Saga menatap dingin, sedangkan Gama tersenyum licik. "Sepulang kerja, aku tunggu kamu di suatu tempat. Nanti kukasih tahu," ucap Saga lirih, menjajari langkah sepupunya."Untuk apa?""Kalau kamu lelaki sejati, datanglah nanti. Kutunggu! Aku ingin bicara denganmu." Saga membuka pintu kaca, kemudian langsung bergegas ke lantai dua. Menuju ke ruangannya.Sementara Gama yang wajahnya merah padam karena merasa terhina, melangkah pelan sambil menatap geram pada Saga yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya.Dua resepsionis yang mereka lewati tampak saling pandang, karena merasa ada gelagat yang ganjil dari dua saudara itu. Saga yang masuk ke ruang kerjanya, melepaskan jaket dan menggantungnya di standing hanger yang ada di pojok ruangan. Diambilnya ponsel di saku celana, baru ia duduk di kursi.Kembali ia menghubungi sang istri. Setelah dua kali panggilan, baru dijawab oleh Melati.

    Last Updated : 2023-08-28

Latest chapter

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 173 Best Moment 2

    Saga meletakkan ponsel di jok samping. Beberapa kali membunyikan klakson tapi juga percuma. Kemacetan sudah memanjang mulai dari depan. Macet total karena ada perbaikan jalan. Bisa jalan hanya bergerak maju sendikit, lantas berhenti lagi.Sabar sabar. Ini bukan di film India yang dia bisa meninggalkan mobilnya di sana dan lari secepat Cetah yang melompat dari mobil ke mobil lainnya, bahkan melangkahi bangunan tinggi. Adegan film yang rasanya sangat mustahil dan tidak masuk akal itu, ingin rasanya di tiru saat ini.Melihat ponselnya kembali berpendar, membuat Saga menyambar benda itu. "Halo, Sayang. Bagaimana?""Aku sudah sampai rumah sakit, Mas. Barusan di periksa dokter.""Lalu ....""Ternyata ini sudah bukaan lima. Dan aku bisa lahiran normal.""Loh, katanya beresiko kalau lahiran normal? Mana dokternya biar mas ngomong sama dia.""Dokternya sudah kembali ke kantor. Katanya nggak apa-apa aku lahiran normal. Barusan di cek semua baik-baik saja. Tensiku juga normal. Mas, jangan khawati

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 172 Best Moment 1

    Waktu yang Hilang- Best MomentSaga membantu Melati menyiapkan segala perlengkapan untuk persalinan Minggu depan. Dokter kandungan sudah menyarankan supaya Melati melahirkan secara cesar saja untuk persalinan bayi kembarnya. Melati menolak, tapi Saga memintanya untuk menyetujui. Mengingat dua bulan terakhir ini Melati dua kali opname karena demam tinggi. Minggu depan genap 38 minggu usia kehamilannya. Dokter kandungan sudah menetapkan jadwal operasi untuknya.Kedua janinnya sehat. Masing-masing memiliki plasenta dan air ketuban. Jadi sudah siap dilahirkan di Minggu ke 38."Budhe Tami sampai sini sekitar jam setengah tiga sore, Mas. Tadi siang beliau ngabari," kata Melati sambil melipat baju yang hendak di masukkan ke dalam travel bag."Oke, besok mas akan pulang lebih awal dan langsung jemput budhe ke stasiun."Budhe Tami memang akan menemani Melati pada persalinan nanti. Rencananya wanita itu akan tinggal di Jogja sampai si kembar umur selapan."Mulai besok nggak usah lama-lama di

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 171 Gama dan Perempuan Itu 2

    Melati tersenyum. Jagoan kecilnya sudah tebar pesona. Melihat Shaka, ia jadi teringat masa kecil suaminya. Begitulah Saga waktu kecil. Tapi Shaka memang lebih bersih dan terawat, karena jarang bermain di kebun. Kalau Saga dulu, keluyuran di kebun sampai kulitnya lecet-lecet. Berenang di kali bersama teman-teman, termasuk dirinya juga. Melati paling kecil di antara mereka."Kenapa senyum-senyum?" senggol Saga."Aku ingat masa kecilmu, Mas."Saga hendak menggoda sang istri, tapi mereka dikejutkan oleh suara salam dari pintu depan."Itu Gama datang!" Bu Ariana bangkit dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu. Wanita itu tercekat sejenak saat melihat Gama datang bersama seorang wanita tinggi semampai. Memakai celana bahan warna krem dan blouse warna putih. Diakah pacar Saga? Gadis itu tersenyum ramah dan mencium tangan Bu Ariana. "Selamat malam, Tante.""Selamat malam.""Namanya Alita, Bulek." Gama memperkenalkan gadis itu pada sang bulek. Membuat Bu Ariana kaget, tapi tidak menunjukkan

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 170 Gama dan Perempuan Itu 1

    Waktu yang Hilang- Gama dan Perempuan ItuAkbar melongok ke luar jendela. Meninggalkan sejenak laptopnya untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Moana dan Shaka di luar sana.Tampak dua bocah itu sedang duduk di bawah pohon mangga. Bermain masak-masakan. Moana menuangkan sesuatu dari teko kecil ke dalam cangkir mainan. Shaka lantas pura-pura meminumnya. "Manis?"Shaka mengangguk-angguk. Moana kemudian memberikan piring kecil berisi biji-bijian. "Di makan, ya!"Bocah laki-laki itu mengikuti perintah sang kakak. Pura-pura memakan benda di piring kecil yang sama sekali memang tidak boleh di konsumsi.Pertama kali diajak bermain masak-masakan oleh Moana, Shaka sempat bingung. Dia tidak pernah bermain seperti itu, bahkan melihatnya pun belum pernah, karena mainannya di rumah hanya mobil-mobilan, robot, puzzle, dan buku mewarnai.Akbar tersenyum melihat tingkah mereka. Bahagia karena mereka sangat rukun. Shaka juga penurut. Dia juga kerasan tinggal di Malang. Tapi di Jogja sana, Saga

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 169 Terbongkarnya Rahasia 2

    Sebenarnya Melati berharap kalau Moana yang akan tinggal di Jogja selama liburan. Ternyata Shaka yang justru ingin ikut ke Malang. Baik Saga maupun Melati hanya khawatir kalau anak itu tiba-tiba rewel dan minta pulang. Sebab selama ini jarang sekali berjauhan dari kedua orang tuanya. Paling seharian main ke rumah Bu Ariana dan sorenya sudah di antar pulang."Lasmi kamu suruh ikut?""Ya, Bulek. Mak Lasmi sendiri juga pengen ke Malang.""Uti bakalan kangen sama kamu." Bu Ariana mengusap kepala Shaka."Uti, mau ikut?" Ah, malah ditawari pula."Enggak. Uti nunggu Shaka di sini saja."Bu Ariana mengusap permukaan perut Melati. "Kemarin jadi pergi ke dokter?""Ya.""Cowok apa cewek?""Cowok lagi dua-duanya," jawab Melati sambil tersenyum."MasyaAllah. Moana bakalan cantik sendiri."Melati tersenyum. Akbar yang duduk tidak jauh dari mereka mendengar jelas percakapan itu. Dia juga tidak sabar ingin segera melihat bayi kembar Melati lahir ke dunia. Dalam hati turut juga merasakan kebahagiaan i

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 168 Terbongkarnya Rahasia 1

    Waktu yang Hilang- Terbongkarnya Rahasia "Aku paham bagaimana perasaan Mbak Melati, Mas. Dulu saja dia sempat stres saat berpisah dengan Moana, setelah kalian resmi bercerai." Tini berusaha memberikan pengertian pada Akbar. Sebab dia tahu betul bagaimana sedihnya Melati kala itu."Kamu tahu?""Ya, aku tahu." Tini menarik diri dan duduk tegak menghadap sang suami. "Maafkan aku. Dulu aku diam-diam membalas pesan yang dikirimkan Mbak Melati. Hampir tiap saat aku mengirimkan foto kegiatan Moana."Akbar juga menegakkan duduknya. Serius mendengarkan istrinya bicara. Baru kali ini ia tahu kenyataan yang sudah lewat kurang lebih empat tahun yang lalu."Aku nggak sampe hati melihat Mbak Melati menangis setiap hari dan menderita, Mas. Tiap malam telepon aku dengan suaranya yang serak. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya berpisah dari anak. Aku saja yang hanya pengasuh Moana, selalu terbayang-bayang jika aku izin pulang. "Dia cerita mengalami hal tersulit setelah meninggalkan Wonosari. Data

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 167 Keputusan Saga 2

    "Mas, cepetnya dapat buah ini!" Melati berbinar-binar melihat dua pack nectarin di atas meja makan setelah ia turun dari lantai dua.Saga tersenyum menghampiri. Tubuh laki-laki itu basah berkeringat setelah joging dan push up di teras samping.Melati membuka bungkusnya dan langsung meletakkan di wadah untuk dicuci. Kembali duduk dan menikmati buah yang semalam membuatnya ngiler saat melihat review seorang food vlogger."Sayang, kamu nggak sarapan dulu. Kamu bisa mules nanti.""Habis ini aku langsung sarapan.""Gimana, manis?" tanya Saga yang duduk di depan sang istri dan memerhatikan Melati yang tengah menikmati buah yang diidamkan."Manis, juicy, padet, tapi masih ada sedikit asemnya. Mas, coba saja!" Melati menyodorkan wadah buah ke hadapan sang suami.Saga tersenyum. Lagak istrinya sudah meniru seperti seorang food vlogger yang tengah bikin konten. Diambilnya sebiji dan memperhatikannya sebelum digigit. Donut Nectarine. Memang bentuknya seperti donat, tapi tidak berlubang tengahnya

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 166 Keputusan Saga 1

    Waktu yang Hilang- Keputusan SagaSaga meletakkan ponselnya setelah mengetik balasan untuk pesan dari sang kakak. Laki-laki itu menatakan bantal agar sang istri lekas berbaring.Dibantunya Melati merebahkan diri. Begitu payahnya kehamilan kali ini. Untuk berbaring saja kesulitan. Tiap tidur berulang kali merubah posisi karena terasa engap."Gimana, nyaman begini?" tanya Saga setelah meletakkan satu bantal di belakang punggung Melati dan meletakkan bantal tipis sebagai penyangga perut, karena Melati tidur agak miring."Ya."Saga juga berbaring setelah menarik selimut hingga sebatas perut Melati. Mereka saling berhadapan."Tadi yang ngirim pesan Mas Akbar. Besok keluarga Malang datang ke sini karena Moana sudah mulai libur sekolah." Saga bicara dengan nada lembut, khawatir Melati kaget.Kalau dulu mereka pasti bahagia jika keluarga dari Malang datang berkunjung. Mungkin kali ini berbeda setelah Melati mengetahui keinginan kakak ipar sekaligus mantan suaminya.Tampak ada binar bahagia s

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 165 Twin 2

    Tiga tahun kemudian ....Seorang bocah laki-laki umur tiga tahun setengah tengah asyik bermain mobil balap. Duduk anteng di bangku besi sebelah kanan sang papa. Seorang wanita yang tengah hamil duduk di sebelah kiri dari pria tampan itu.Saga dan Melati memang tengah antri di dokter kandungan. Malam ini jadwal pemeriksaan kehamilannya yang ketiga. Makanya Saga mengusahakan pulang lebih awal, supaya bisa menemani sang istri ke dokter.Kehamilan Melati sudah memasuki usia lima bulan. Namun besar perutnya seperti tengah mengandung usia tujuh bulan. Sejak awal pemeriksaan, dokter sudah memberitahu kalau mereka akan memiliki bayi kembar. Dan pemeriksaan kali ini, mereka sepakat ingin mengetahui jenis kelamin kedua calon anak kembarnya.Bapaknya Melati juga terlahir kembar. Tapi kembarannya meninggal sehari setelah dilahirkan.Ketika diberitahu tengah mengandung janin kembar. Kebahagiaan Saga dan Melati tiada terlukiskan. Rasa syukur tiada tara di ucapkan nyaris setiap waktu. Janin kembar y

DMCA.com Protection Status