Share

WOLF (Indonesia)
WOLF (Indonesia)
Author: Rosianaq

PROLOG

Author: Rosianaq
last update Last Updated: 2021-01-05 10:10:02

"Aku hanya mengambil miliknya yang berharga."

-Wolf-

••••

“JANGAN LARI! BERHENTI LO!” pekik Always kencang, bersamaan dengan langkah yang kian cepat, untuk terus mengejar orang berjaket hitam di depannya.

Orang yang mengenakan masker, dengan bersembunyi di balik hoodie itu mendengkus kesal, ketika melihat sekilas ke belakang dan mengetahui jika jaraknya dengan Always sudah cukup dekat.

“Sial!” Orang berjaket hitam itu langsung menambah kecepatan pada larinya, sehingga membuat deru napasnya kian memburu. Harapannya saat ini, ialah agar rapat orang tua murid segera selesai. Namun sialnya, rapat tersebut masih akan berakhir sekitar 15 menit lagi.

Always mengepalkan kedua tangannya, ketika melihat orang itu menuruni anak-anak tangga. Segera, ia menambah kecepatan pada larinya, dan turut menuruni anak-anak tangga dengan cepat, hingga tak sadar jika telah melangkahi gundakan dua anak tangga sekaligus.

Orang itu merasa kebingungan saat menemukan persimpangan jalan di koridor depannya. Ke manakah arah yang harus ia tempuh sekarang? Ia celingukan. Namun, detik setelahnya, segera berbelok ke arah kiri, setelah sampai di lantai dasar. Ia kembali menoleh sekilas ke belakang, dan mengumpat kesal saat tahu Always masih mengejarnya.

Namun, tak lama kemudian, orang dengan iris mata berwarna merah itu menyeringai lebar. Dewi fortuna masih berpihak kepadanya. Kini, kedua netranya mendapati kerumunan para orang tua murid yang baru saja keluar dari ruang OSIS. Tanpa buang waktu, ia mempercepat larinya dan langsung masuk ke dalam kerumunan para ibu-ibu di hadapannya.

“Kalau jalan pakai mata, dong!”

Orang itu tak mengindahkan suara makian dari seorang Ibu yang tak sengaja ditabraknya. Fokusnya, kini hanya satu, yaitu menuju ke arah kantin, dan mencari tempat untuk bersembunyi. Hingga tak sadar, dirinya telah menjatuhkan secarik kertas dari dalam saku jaket, ketika mengeluarkan tangan untuk membenarkan letak posisi hoodie.

Always terpegun, ketika tubuhnya langsung masuk ke dalam kerumunan para ibu-ibu saat baru sampai di lantai dasar. Ia langsung berbelok ke arah kiri dan terus berlari. Sayangnya, bahu tingginya tak sengaja menyenggol konde palsu seorang ibu, hingga membuat benda tersebut jatuh ke atas lantai. Sudah pasti, membuat si empu pemilik benda tersebut marah dan menarik kerah tengkuk seragam Always.

Always tergemap. Seketika, ia terlonjak ke belakang saat seorang Ibu menarik tengkuk seragamnya. Ia pun memilih untuk menghentikan larinya dan menoleh ke belakang.

"Kalau jalan hati-hati dong, Dek! Konde saya, kan, jadi jatuh," tutur si Ibu geram.

Always terbelakak. Tanpa disangka si Ibu malah memukul bahunya bertubu-tubi. "Aduuuh ...!Ampun, Bu! Ampun! Saya nggak sengaja." Dengan cepat, ia mengangkat kedua tangannya ke samping untuk melindungi tubuh dari pukulan si Ibu.

"Ta-tapi, maaf, Bu. Saya buru-buru." Tanpa buang waktu lagi, Always kembali memutar tubuhnya, dan berlari. Ia tak ingin kehilangan jejak orang berjaket hitam itu. Walau sejujurnya, ada rasa tak enak hati ketika menoleh ke belakang, dan mendapati si Ibu yang masih terus mengumpati dirinya, bahkan memungut kondenya sendiri. Ya Tuhan, semoga saja ia tak tercatat sebagai anak yang durhaka.

Pada akhirnya, Always berhasil terlepas dari para kerumunan ibu-ibu. Ia pun menundukkan tubuh, menopang lutut dengan kedua tangan, untuk mengatur deru napas yang memburu. “Sial! Gue kehilangan jejak!” ucapnya geram saat orang berjaket hitam itu sudah tak terlihat di hadapannya.

Always bangkit. Dan, memilih untuk kembali berlari menuju ke kantin. Namun, tak sengaja netranya menemukan secarik kertas yang terkapar di atas lantai. Seketika, larinya terhenti. Lalu, membungkuk untuk memungut kertas tersebut.

Always penasaran. Ia buka kertas itu, untuk melihat isinya. Detik berikutnya, netranya membeliak ketika membaca sebuah tulisan.

MY PETS

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
kosa kata dan tanda bacanya enak banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • WOLF (Indonesia)   1 - Burung Merak

    "Pemirsa. Tercatat sepekan terakhir di Kota Jakarta, rentetan kasus kriminalitas yang didominasi pencurian cukup meningkat. Mulai dari pencurian di sebuah mini market dan beberapa percobaan pembobolan toko sembako. Dengan rentetan kejadian ini. Kombespol Adam selaku Satreskrim Polri meminta warga Kota Jakarta untuk tetap waspada."IDN News, 2014¤¤¤9:23 AMSESEORANG berjaket hitam menyusup masuk ke dalam kelas yang kosong, setelah menutup pintu kembali. Langkahnya surut perlahan, menuju ke kursi nomor empat di dekat dinding, sebelah kiri. Pemilik kursi itu, ialah Arvin Pratama, sang ketua OSIS SMU Pelangi yang terkenal pintar dan juga tampan.Orang itu mengambil tas ransel milik Arvin sebelum mendaratkan bokongnya di atas kursi.

    Last Updated : 2021-01-06
  • WOLF (Indonesia)   2 - Ojolali

    RAJA berjalan santai menyusuri koridor, dengan ketiga sahabatnya yang mengekori di belakang. Kantin merupakan tujuan mereka saat ini.Mereka berempat sangat populer di SMU Pelangi ini. Sangat populer, karena berkat ulahnya yang suka sekali membuat keonaran. Entah itu menindas kaum kecil, ataupun mem-bully yang tak bersalah. Sehingga, banyak warga sekolah yang tak menyukai perilaku mereka.Kendati begitu, mereka juga merupakan donatur terbesar di Sekolah. Sehingga, sangat disegani oleh para guru. Bahkan, jika mereka membuat keonaran, pihak sekolah hanya mampu menegur tanpa memberi hukuman. Sudah pasti, membuatnya semakin besar kepala.Langkah Raja terhenti di ujung koridor sekolah. Pandangannya langsung tertuju ke a

    Last Updated : 2021-01-07
  • WOLF (Indonesia)   3 - Si Jenius yang Malang

    ARVIN ditemani oleh Awes berada di ruang kepala sekolah. Berdiri mematung di depan meja seorang pria berwajah tegas di hadapannya. Sebab, mereka baru saja menyerahkan proposal yang berisi pengajuan pemasangan CCTV untuk setiap kelas.Pak Gayandra yang selalu disapa hangat dengan panggilan Pak Gay itu membaca proposalnya dengan sangat teliti. Pria paruh baya, yang dikenal memiliki sifat arogan, usianya ditaksir sekitar 45 tahun. Ia memijit pelipis dengan jari jemari tangan kiri. Tak lama setelahnya, meletakkan proposal di atas meja, dan membenarkan letak kaca matanya yang sedikit melorot di pangkal hidungnya.Arvin menelan salivanya dengan susah payah. Keringat dingin merebak, seiring dengan degup jantung yang kian meningkat. Apa yang harus ia lakukan untuk memulai pembicaraan dengan pria itu sekarang?“Ba-bagaimana, Pak? Apa Pak Gay setuju dengan isi proposal yang para OSIS buat?” Cukup lama

    Last Updated : 2021-01-08
  • WOLF (Indonesia)   4 - Rencana Besar

    SMU PELANGI memiliki tata ruang bangunan tiga tingkat yang berbentuk layaknya huruf U. Di mana setiap tingkat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sayap kanan dan sayap kiri yang ditengahi oleh tangga utama yang cukup besar. Kendati begitu,masing-masing sayap juga memiliki tangga untuk mempermudah akses jalan para siswa. Mengingat, bangunannya yang cukup luas.SMU Pelangi hanya memiliki 18 ruang kelas saja, di mana masing-masing kelas terdapat enam ruangan kelas. Namun, kelas 11 dan kelas 12 dibagi sesuai jurusan, yaitu jurusan IPA memiliki dua ruangan kelas, dan jurusan IPS memiliki empat ruangan kelas. Pun, kelas 10 terdapat enam kelas dan dibagi menjadi tiga ruangan kelas yang menduduki lantai dasar pada sayap kanan dan sayap kiri. Sedangkan kelas 11 IPA menduduki lantai dua, dan kelas 12 IPA menduduki lantai tiga pada sayap kanan.

    Last Updated : 2021-01-09
  • WOLF (Indonesia)   5 - Sang Bangau

    07.45 AMPAGI ini. Matahari tampak malu dengan bersembunyi di balik gumpalan awan nan kelabu. Angin berembus lembut, menerpa siapa saja tanpa permisi. Kendati begitu, hawa panas tetap saja terasa membakar diri pada setiap siswa yang sedang berlari.Itulah yang dilakukan oleh para penghuni kelas 11 IPA satu yang memiliki jadwal mata pelajaran Olahraga. Mereka berlari mengelilingi lapangan Sekolah sebanyak lima putaran. Membuat para siswi merasa kelelahan. Padahal, mereka hanya baruberlari sebanyak dua putaran saja.Berbeda halnya dengan Awes. Cowok itu telah berhasil menyelesaikan empat putaran larinya, dengan semangat membara. Namun, mengernyit bingung saat tak menemukan sosok Happy di belakangnya. Ke mana perginya cewek itu? Pasalnya, cewek berparas cantik itu masih terlihat berlari pada putaran ke tiganya. Tapi, saat ini Happy menghilang. Entah ke mana.Awes berniat untuk se

    Last Updated : 2021-01-10
  • WOLF (Indonesia)   6 - Luka Sang Angsa

    SEBAGAI ketua tim keamanan OSIS, Always memiliki peran penting untuk menjaga keamanan di lingkungan sekolahnya. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk memecahkan kasus pencurian yang sedang berkeliaran saat-saat ini.Awes memilih untuk melaporkan kejadian yang telah menimpa Rosa kepada wali kelasnya. Kemudian, bergegas pergi ke ruang siaran, setelah laporannya diterima. "Pengumuman! Untuk semua warga sekolah, dimohon untuk tetap berada pada tempatnya masing-masing. Karena, kami selaku tim keamanan OSIS akan melakukan sidak kepada seluruh warga sekolah. Terimakasih."Hening.Awes mematikan mikrofonnya. Tertunduk, seraya mendesah pelan. Hatinya terasa berdenyut pil

    Last Updated : 2021-01-11
  • WOLF (Indonesia)   7 - Alibi

    08.30 PMSETIBANYA di rumah, Arvin langsung menuju ke kamar. Meletakkan tasnya di atas meja belajar. Lalu, menghempaskan tubuhnya, yang terasa begitu lelah, di atas ranjang yang empuk. Netranya menerawang menatap atap dinding kamar yang berwarna biru langit. Pun, kini benaknya telah berhasil menembus batas waktu, akan kejadian pagi tadi di sekolahnya.07.15 AMTiba-tiba saja, Arvin merasakan tubuhnya terasa remuk dan sakit di bagian kepala. Ia pun memilih untuk izin keluar kelas, menuju ke UKS. Mau tak mau Arvin harus rela tak mengikuti mata pelajaran pertamanya.Namun, Arvin terkejut saat mendapati Happy, setelah sampai di UKS.

    Last Updated : 2021-01-12
  • WOLF (Indonesia)   8 - My Pets

    SMU PELANGI memiliki bangunan kantin yang cukup luas. Di bangunan berbentuk persegi yang terbuka itu, berjejer lima stand makanan dan minuman yang dibangun dengan menggunakan tembok permanen. Kendati begitu, di bagian tengah masing-masing stand tepat di samping kanan pintu, sengaja dibiarkan terbuka dengan tembok yang hanya beberapa meter saja di bawahnya. Hal itu bertujuan supaya bisa digunakan sebagai tempat bertransaksi jual beli antara para siswa dan penjual. Pun, kursi dan meja berjejer rapi di depannya. Atap kantin yang terbuat dari genting beton membuat para penghuninya terlindungi dari terik sinar matahari. Pepohonan hijau yang tumbuh di arena Kantin, membuat suasana semakin tampak sejuk.Seperti saat ini, suasana kantin tampak begitu ramai, walau cuaca sedikit terik. Para penghuni kantin menyantap makan siangnya diiringi dengan denting suara sendok dan juga garpu. Tak sedikit dari mereka, yang hanya memesan Pop Ice mbak Wi

    Last Updated : 2021-01-13

Latest chapter

  • WOLF (Indonesia)   EPILOG

    Dua Tahun Kemudian“Hai, mata raishuu.” (Ya, sampai bertemu minggu depan)“Hai, arigatou gozaimasu,” (Ya, terimakasih banyak) sahut seluruh mahasiswa kepada sensei yang telah memberikan ilmunya kepada mereka. Setelah itu, para mahasiswa pun segera merapikan buku-buku mereka, dan memasukkannya ke dalam tas.Begitu pula Arvin, cowok itu memasukkan semua buku-buku yang bertuliskan huruf campuran antara Kanji dan Hiragana pada sampul, yang berserakan di atas meja dan memasukkannya ke dalam tas ransel. Setelah itu, segera beranjak dari duduknya dan melangkahkan kedua kakinya keluar kelas.Setengah berlari, Arvin menyusuri koridor Kampus yang masih ramai oleh para Mahasiswanya. Sekilas, ia menilik ke arah arloji di pergelangan tangannya. Masih ada waktu satu jam untuk b

  • WOLF (Indonesia)   38 - The Real Wolf

    DI TERAS sebuah rumah mewah bak istana. Berjejer tiga buah motor sport ninja dengan bermacam-macam warna, seperti: merah, hitam dan biru. Pun, sebuah nomor plat unik tertempel pada motor ninja berwarna biru. Sebuah plat nomor yang bertuliskan B 390 LU.Beralih dari sana, di sebuah kamar nan luas. Puluhan miniatur sepeda motor balap tampak tersimpan rapi pada dua rak lemari dengan kaca yang melapisi. Pun, sebuah jaket berwarna hitam dengan lambang Wolf tergantung pada lemari pakaian yang terletak di sebelah kanannya. Sedangkan, sang pemilik benda-benda tersebut terduduk di atas lantai yang beralaskan karpet rasfur berbulu tebal, sembari menonton tayangan berita di TV.“Sungguh, sekarang saya menyesal. Akibat perbuatan saya pula, kini karir Mamah berada

  • WOLF (Indonesia)   37 - Hukuman

    “Tuhan tengah menghukummu dengan kacaunya perasaan. Tuhan juga tengah menghukummu, dengan berbagai cobaan. Dan, mungkin ini adalah hukuman yang pantas untukmu jadikan perubahan.”¤¤¤¤

  • WOLF (Indonesia)   36 - Where Are You, Wolf?

    RAJA mematut diri di depan cermin. Menyisir rambut hitam pekat, lalu memberikannya sedikit pomade. Ia tersenyum, melihat tatanan rambutnya yang saat ini telah tampak rapi. Kemudian, ia langsung mengambil jaket berwarna biru bertuliskan ‘Ojolali’ yang disangkutkan pada dinding, dan juga tas selempang hitam kecil. Setelah itu, melangkahkan kedua kakinya keluar kamar. Untuk mengawali minggu pagi, dengan mengais rezeki.“Ja! Jangan lupa matikan TV kalau mau berangkat! Mamah masih di dapur. Kemarin, mamah jenguk papah di penjara. Papah minta dimasakkan ayam goreng,” beritahu Renata dengan setengah berteriak, seraya menggoreng ayam yang telah dibumbuinya.Raja menutup pintu kamarnya. Ia menggeleng, ketika melihat TV di ruang tamu yang masih menyala tanpa ada seseorang yang menontonnya. Pemborosan. Itulah yang terpikirkan di benaknya saat ini. Ditambah lagi, acara tentang gosip selebriti yang sedang tayang, membuatnya berdecak keci

  • WOLF (Indonesia)   35 - Another Wolf

    Satu bulan sebelum penangkapanDi depan meja belajarnya, jari-jemari Arvin tengah menari-nari indah di atas secarik kertas. Sebuah pesan akan rahasia besar yang selama ini ditutupi, akhirnya akan disampaikannya melalui surat yang akan diberikan oleh sang Burung Surga.Hai, apa kabarnya Burung Surgaku?Burung surga atau burung cendrawasih adalah julukan yang pantas untuk

  • WOLF (Indonesia)   34 - Burung Surga

    HARI ini mendung, sedikit berangin. Awes terduduk di kursi terdepan yang merupakan milik Yoga. Satu-satunya kursi yang sudah lama tak berpenghuni, semenjak ditinggal pergi oleh sang pemiliknya.Awes menopang kepala dengan tangan kiri, seraya menatap gumpalan awan berwarna kelabu. Tak ada rasa sedih, amarah, maupun sebuah letupan emosi. Hanya rasa hampa yang saat ini menemani. Ia merenung dan mengingat kembali kebersamaan dengan kedua sahabatnya. Hingga, tak sadar jika sebuah senyum telah terbit di sudut bibir, ketika mengingat kenangan indah itu.Berbeda halnya dengan Happy yang berada di seberang kiri Awes, cewek itu tampak begitu gusar. Hampir beberapa menit ia menunggu panggilannya terangkat. Sayangnya, sama sekali tak ada tanda suara dari Arvin yang mengangkat panggilannya. Apakah sesuatu telah terjadi kepada Arvin, hingga cowok itu tak mengangkat panggilan darinya? Mendadak, Happy merasa takut sendiri.P

  • WOLF (Indonesia)   33 - Serigala Berbulu Domba

    Lima bulan sebelumnyaDi dalam kamar nun luas, dengan dominasi cat berwarna putih, Wolf duduk di depan meja belajar, seraya memainkan sebuah bolpen yang terselip di antara jari-jemarinya. Ia tengah menatap selembar kertas yang berisikan tiga nama korban, yang sengaja diberi nama ‘My Pets’. Pasalnya, memang seluruh korbannya adalah seorang manusia yang memiliki sifat yang sama seperti binatang, yang saat ini telah dianggapnya sebagai hewan peliharaan.Bagaimana tidak? Kebanyakan dari mereka tak sedikit pun mau saling menghargai atau berbagi dengan satu sama lainnya. Bukankah, binatang saja yang tak memiliki akal dan pikiran, mau saling berbagi? Lantas, kenapa mereka para manusia yang dikarunia akal sehat malah tak memiliki hati nurani?Wolf tersenyum. Sudah ada dua nama yang ditandai dengan ceklis di samping nama para korbannya. “Arvin? Kenapa aku bisa lupa untuk memberikanmu sebuah julukan dan pesan? K

  • WOLF (Indonesia)   32 - Kobaran Api Amarah

    “Orang munafik selalu ingin tampak tak bersalah, selalu suka memutar balikkan keadaan, selalu ingin tampak seolah-olah bermaksud baik. Dan tak pernah ingin menghadapinya ketika berurusan dengan s

  • WOLF (Indonesia)   31 - Tentang Wolf

    “Kamu Always, kan?”Awes menoleh ke arah tangga yang ada di samping kanan, ketika kedua telinganya mendengar suara seorang wanita yang memanggil namanya. Kini, netranya mendapati wanita itu yang sedang menuruni anak-anak tangga dengan cukup hati-hati.Wanita itu tersenyum, dan berjalan ke arah Awes saat telah menginjakkan kakinya di lantai dasar. Sedangkan Awes, mengerutkan keningnya samar. Ia merasa pernah berjumpa dengan wanita tersebut. Tapi … siapa dan di mana?Kini, Awes berusaha untuk mengingat, hingga benaknya berhasil menembus batas waktu beberapa bulan yang lalu, di mana dirinya tengah menjemput salah seorang customer-nya yang sedang hamil.“Dengan Mbak Shasa?” tanya Awes kepada seorang wanita yang sedang hamil di depannya.

DMCA.com Protection Status