Saat hari minggu, matahari di pedesaan mulai naik ke atas, saat Eca sedang duduk menikmati pemandangan yang segar nan indah, Eca mulai bosan karena teman-teman Eca sedang tidak ada di sini menemaninya. biasanya, saat hari libur geng bala-bala akan berkumpul.
"Ah semua Orang pada ke mana sih? dari tadi di tunggu lama benar bosan sendiri di sini" Kata Eca.
Saat Eca sedang uring-uringan karena temannya belum datang, tiba-tiba ada sebuah mobil mewah memasuki desanya. "Tumben ada mobil masuk ke sini mobil siapa ya?" Gumam Eca.
"Dor! Hayo loh sedang mengapa melamun?" Sontak Eca kaget.
"Astaga Caca! Kamu kaget in saja jadi Orang, kalau Aku kena serangan jantung bagaimana! mau tanggung jawab loh!"
Membuat Eca maki uring-uringan dan darah tinggi."Begitu saja marah" Ujar Caca dengan wajah sedikit ngambek.
"Tahu, lagian suruh siapa melamun, kerasukan baru tahu rasa Lo" Kata Dewi sambil mencolek lengan Caca.
"Jangan sumpah in Gue" Ujar Eca dengan nada tinggi sambil mata menoleh ke Dewi.
"Eca kenapa Lo melamun?" Kata Dewi sedikit penasaran dari tadi.
"Tadi ada mobil mewah masuk ke desa Kita, itu mobil siapa ya?" Dengan muka penasaran menantikan jawaban dari Dewi.
"Yang tadi warna putih bukan Wi, tadi kita kan pas-pasan?" kata Caca sambil menyenggol tangan Dewi.
"Ialah, terus mobil mana lagi kalau bukan putih!" Balas Dewi.
"Kan aku menanya baik-baik kenapa emosi pula jawabnya" Kata Caca sedikit cemberut.
"Dengar-dengar sih, dari warga itu orang yang akan membangun proyek di sini, Dia sedang liburan dan liat sejauh mana bangunannya sampai" Sambil menatap Eca, dengan penuh percaya diri karna Dewi tahu dari Orang-orang yang tidak sengaja berpapasan.
"Oh jadi begitu, sudahlah Kita pulang Aku mau cuci baju biar Ngga banyak" Kata Eca sambil manggut-manggut.
"Loh kenapa pulang? baru juga datang masa sudah mau pulang duluan" Kata Dewi dengan nada sedih dan kebingungan saling menatap satu sama lain.
"DL! Derita Lo" Sambil berjalan meninggalkan teman-teman yang sedang kebingungan.
Dewi dan Caca, menatap Eca dengan keheranan. karna, dari tadi sifat Eca emosi terus tidak kaya biasanya, dan Eca langsung pergi begitu cepat.
Saat Eca sedang berjalan terburu-buru karna mau mencuci tidak sengaja, Eca menabrak badan seorang CEO yang bernama Adit, dan membuat Adit jatuh ke dalam lumpur yang di mana Adit fobia dengan kotoran.
"HEH! MANUSIA! KALAU JALAN PAKE MATA DONG JANGAN PAKE HIDUNG! LIAT INI BAJU SAYA KOTOR!" Ujar seorang pemuda itu dengan nada tinggi dan sedikit marah menunjuk Eca.
Tak mau kalah Eca langsung membalas omongan pemuda itu
"What? Apa kamu bilang? bukanya jalan pakai kaki ya bukan pakai mata! bego Lo, lagian Aku juga tidak sengaja menabrak Kamu.""Bodo amat pokoknya ganti rugi tidak!" Dengan nada tidak terima.
"Idih enak saja ganti rugi, Orang tidak sengaja" Ketus Eca.
"TIDAK MAU POKOKNYA GANTI RUGI! kalau tidak, Kamu akan tahu akibatnya" Sedikit menunjuk ke Eca dengan ancaman.
"BODOAMAT" Kata Eca sambil balik badan dan pergi meninggalkan pemuda itu tanpa salah.
Setelah pertemuan dengan seorang CEO, yang tadinya Eca uring-uringan tambah uring-uringan lagi karena, Eca kesal berasa hari ini hari yang paling sial buat Dia, "kenapa sih hari ini hari sial buat Gue? memang aku banyak dosa apa?" Gumam Eca, saat telah sampai di rumah Eca langsung bergegas ke kamar mandi untuk mencuci baju yang sedikit banyak.
Setelah Eca mencuci baju, Eca menuju ruang dapur, yang di mana ada Ibunda Eca sedang memasak makanan untuk siang nanti, saat Ibunda Eca liat muka Eca yang sedang tidak Senang karna Ibunda Eca penasaran lalu Dia bertanya.
"Kenapa muka kamu kecewa begitu?" Kata Bunda penasaran.
"Bagaimana mau kecewa, Orang tadi di jalan ketemu sama Orang Gila" Berbicara dengan sedikit ngambek, dan sambil menatap Bundanya dengan tatapan sedih.
"Hah! dikejar Orang gila di mana? Terus tidak di ganggu kan" Sedikit terkejut dan khawatir dengan Putrinya itu.
"Enggak Bun" Jawab Eca, Sambil menatap muka Bunda dengan menggeleng kepalanya.
"Syukurlah, ya sudah yuk makan" Kata Bunda, dan Bunda pun mengajak Eca makan, dengan nada bahagia.
Saat Eca dan Ibunda Wanda menyelesaikan masaknya, Dia kembali menuju ruang makan, untuk makan siang bersama sang buah hati tercinta, dan menikmati suasana di hari minggu untuk berkumpul.
Saat Eca sudah pulang ke rumah, Adit langsung memanggil Xiao jin sekretaris Adit.
"XIAO JIN! CEPAT KESINI!" Panggil Adit, dengan nada kesal dan sedikit panas."Ada apa Tuan panggil Saya? ada masalah?" Dengan sedikit waswas."CARI GADIS ITU, YANG SUDAH MENJATUHKAN TUBUHKU DI ATAS LUMPUR! DAN BERI DIA PELAJARAN!" Kata Adit, sedikit jengkel.
"B-b-baik Tuan" Dengan nada lembut.
"Duh, cari di mana ya, wanita yang menabrak tuan tadi?" Gumam Xiao jin, dengan nada kecewa, karna tidak tahu wanita itu tinggal di mana.
Saat si Xiao jin sedang mencari Orang yang dibuatnya Kecewa, akhirnya menemukan titik terang, di mana keberadaannya dan langsung melapor ke Tuan Aditia.
"Tuan-tuan, saya sudah mendapatkannya" Sambil tersenyum, dan senang.
"TERUS DIMANA DIA!" Sambil melihat-lihat kiri kanan.
"Dia tidak ada di sini Tuan. Tapi, Saya sudah menemukan tempat tinggalnya, tidak jauh dari sini kok" Kata sekretarisnya.
"Aku kira, Dia bersamamu" Jawab dengan nada kecewa.
"Iya sudah, besok Kita temui Dia, dan harus ganti rugi semua yang Dia buat" Sambil berpaling, dan meninggalkan tempat.
"Heran Saya dengan Tuan, tumben-tumbennya Dia mempermasalahkan baju, biasanya Dia tidak peduli, kepada Orang yang tidak dikenal" Gumam Xiao jin, sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Keesokan harinya, direktur dan sekretarisnya mendatangi rumah Eca, dengan membawa berkas-berkas biaya ganti rugi.
"Assalamualaikum" Ucap Xiao jin.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Sahut Eca.
"Anda siapa ya?" Sedikit keheranan.
"Perkenalkan, nama Saya Xiao jin, sekretaris Tuan Aditia Prajana."
"Oh maaf, Saya tidak kenal Anda, terus apa hubungannya Anda ke sini?" Tanya Eca Dengan penasaran.
"Begini Nona, Saya kesini untuk membicarakan kejadian kemarin, yang menimpa Tuan Saya."
"Karena Nona telah menabrak Tuan Saya, sampai terjatuh dilumpur" Dengan sedikit memperagakan kejadian kemarin.
"Oh, si gila itu Tuan Anda toh?" Sambil ingat-ingat kejadin kemarin.
Saat Eca bilang si gila, Adit langsung turun dari mobil, dan tidak terima di panggil si gila.
"APA KATAMU!, AKU GILA!, HEH, WANITA, JAGA BICARAMU YAH!" Dengan tatapan ingin menerkam, bak seperti Serigala yang menerkam mangsanya.
"Ya memang Lo gila, masa cuma ke tenggor doang langsung jatuh, situ Laki-laki apa bukan?" Celetuk Eca, dengan ajakan mengejek dan tertawa.
"JAGA BICARAMU YAH!" Sahut Adit, yang mulai memanas.
"Xiao jin tolong, berikan berkas-berkas itu ke Dia, dan Kita pulang, soalnya Aku muak liat muka Dia yang sok belagu" Kata Adit, sambil membuang muka dan meninggalkan Xiao jin.
"Ya begitu saja marah, cemen loh" Kata Eca.
"Nona, ini berkas-berkas yang harus di tanda tangani, untuk kerugiannya."
"What?, Ganti rugi? Gue enggak mau" Dengan nada menolak.
"Nona ini perintah dari Tuan, kalau nona menolak, bakal lebih sadis dari ini tolong di terima Nona" Kata Xiao jin, sambil memberikan berkas-berkas dan memohon.
"Hm baiklah" Sahut Eca dengan nada malas.
"Terima kasih Nona, pokoknya besok harus ditanda tangani semuanya, dan ini alamat rumah Tuan Saya, untuk mengembalikan berkas-berkasnya."
"Saya pamit Nona, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab Eca.
Saat Eca masuk ke rumah, Wanda pulang (Ibunda Eca) dengan sedikit keheranan karena, tadi melihat rumah kedapatan Tamu.
"Nak, tadi Tamu siapa?" Sahut Wanda, dengan perasaan bingung. Karena, tidak pernah ada Tamu yang mengunjungi rumahnya selain Tetangga-tetangga dekatnya.
"Oh itu, tadi ada yang tanya alamat rumah Orang Bun" Kata Eca berbohong.
"Oh, bunda kira siapa" Kata Wanda.
Saat Eca sedang berbaring di kamarnya untuk tidur, Eca teringat sesuatu dengan berkas tersebut. Alhasil, Eca mengambil berkas yang ada di meja, untuk dibaca isi berkasnya. "Tunggu-tunggu gak salah ini? Masa ia, ganti rugi baju dua puluh tujuh juta? ini baju apa perhiasaan sampe mahal gitu, pokoknya gue gak trima" Kata Eca, sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya. "Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar. Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan. Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan
Saat Adit terbangun dari tempat tidur, ia mendapati kegaduhan yang tidak biasanya. "Siapa sih? yang berisik di pagi-pagi buta kaya begini, mengganggu Orang tidur saja" Gumam Adit, yang sedikit emosi. Karena, kegaduhan di luar kamar. Akhirnya, Adit turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket untuk dibersihkan. Sedangkan, disisi ruangan tempat makan, ada Mami Papi Adit dan kedua sahabatnya yaitu Gara dan Aji. Bukan cuman mereka doang, Xiao jin sekretaris direktur Adit juga ada di situ. Karena, sedang menyediakan makanan dan kejutan untuk merayakan pembangunan yang hampir selesai. "Akhirnya selesai juga ya Pi? " Kata Gina Maminya Adit, sembari mengusap tangannya yang sedikit kotor. Karena, baru selesai masak dengan senyum senang tanda bahagia. "Ia Mi, akhirnya selesai juga, tidak sabar?" Sahut Pak Rangga Papi Adit, sembari ikut-ikutan senang tanda bahagia, dan sudah tidak sabar bagaimana reaks
Saat semuanya sedang makan-makan, Rangga dan Gina sedang bertatap muka untuk mempertanyakan soal perjodohan kepada Adit. Tapi, Rangga dan Gina bingung mau bicara mulai dari mana. Saat Adit menatap Gina Mamanya, dia heran kenapa kedua orang tuanya saling tatap-tatapan muka? dan ekspresi wajahnya kaya sedang bingung? "Mami, Papi? Kalian kenapa? Ada yang mau ditanyakankah?" Jawab Adit, dengan muka serius sambil mengangkat kedua alisnya dan menatap orang tuanya. "Begini Dit, Papi sama Mami sedang berdiskusi soal Kamu, soal perjodohan kamu sama anak teman almarhum Papi" Jawab Rangga dengan nada serius. Dan Adit pun sontak kaget, serta menghentikan aktivitas makannya yang tadi lahap sekarang berhenti mendadak karena kaget Papinya membicarakan perjodohan "Jaman sekarang masih saja menanyakan soal perjodohan kek jaman Siti nurbaya saja, padahal kan ini sudah modern masa masih saja memikirkan perjodohan, memangnya Gue tidak laku apa" Gumam Adit, dengan ekspresi cember
Adit langsung keluar rumah dengan ekspresi kesal, serta kecewa dengan Rangga karena keegoisannya. Lalu, Adit langsung masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal sembari memukul-mukul setir mobil serta berdecak kesal. Saat Adit masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ada perempuan yang secara tiba-tiba langsung menyeberang tanpa tengak-tengok. bahwa, ada mobil yang melaju sangat kencang sontak Adit yang langsung mengetahuinya langsung mendadak tancap rem. dan Gadis itu langsung menoleh sambil teriak histeris karena syok, hampir Dia mati konyol karena kecelakaan. Lantas, Adit juga ikut syok karena, hampir saja mau menabrak Orang dan Adit pun langsung keluar dari mobil sambil berjalan menghampiri Gadis itu, dengan ekspresi kesal serta wajah syok. "Woy! Kalau mau menyeberang tengak-tengok dulu bego! Jangan asal menyeberang begitu saja! apa Lo mau Gue tabrak hah? Ah, apa jangan-jangan Lo sengaja ya menabrak diri biar dik
"Ca apa kabar?" Jawabnya. "Oh Jons, Gue baik, Lo sudah kembali?" Sahut Eca. "Ia Ca, tadi Gue kira Gue salah orang eh ternyata benaran Lo, sekarang Lo sudah berubah ya, jadi cantikkan sekarang" Kata Jons sambil memandang tubuh Eca dari bawah sampai ke atas, Jons takjub perubahan Eca, dari mulai cupu menjadi lebih cantik. Sekarang Jons menyesal telah mempermainkan Eca "Andai dari dulu Eca cantik, pasti sudah Gue gebet jadi pacar Gue setelah Olivia" Gumamnya, sambil masih memandangi tubuh Eca tanpa berkedip sedikit pun. "Hah biasa saja kali, Gue tidak berubah masih kaya dulu, kenapa Lo melihat Gue?" Ucapnya. Jons langsung kaget karena baru pertama kali Eca ngomong Lo-Gue, sedangkan Jons tahu betul karakter Eca seperti apa, dia tidak pernah ngomong kasar kaya begitu. Pas masih SMA Eca selalu berbicara aku-kamu "Ternyata dia benar-benar berubah cepat ya, bukan cuman wajah dan gayanya tapi, omongannya juga ikut berubah" Gumam Jons, sambil kepalanya mangut-m
Tok Tok Tok! "Nak! Bangun, ini sudah jam berapa? Ayo cepatan!" Jawab seorang Perempuan, yang dari tadi berteriak dibalik pintu, ia tidak sabar untuk melihat Calon Menantunya yang cantik, yang akan berdampingan dengan Anak tunggalnya nanti. "Bagaimana Mi? Adit sudah keluar?" Jawab Rangga, sambil melipat lengan baju ke pergelangan tangan dan mengancingnya. "Papi bagaimana sih? Papi budek ya? Orang dari tadi mami teriak-teriak kenceng, ya berarti itu anak belum keluar" Ucapnya, dengan nada kesal. "Adit! Ayo cepatan! Nanti terlambat loh!" Jawab Rangga, sambil menggedor-gedor pintu kamar Adit. Sedangkan di dalam kamar, Adit terganggu dengan tidurnya. Lantas, Adit bangun sambil berjalan mendekati pintu, saat sudah di depan pintu lantas Adit membukanya. "Apaan sih Pi, Mi pagi-pagi sudah ribut saja, telinga Adit sampai sakit tahu!" Ucapnya, dengan nada kesal sembari menguap, ditambah matanya yang masih mengantuk. Lantas tak lama,
Di tengah perjalanan, keluarga Prajana menuju ke rumah calon perempuan. Tetapi, di saat perjalanan Gara dan Aji masih saja membicarakan sahabatnya, yaitu Adit. Di situlah, Aji dan Gara sedang menyanyikan lagu untuk menyindir sahabatnya. Aji yang memainkan gitar, sedangkan Gara yang menjadi vokalisnya mereka berdua. "Pertemuan yang kuimpikanKini jadi kenyataanPertemuan yang kudambakanTernyata bukan khayalan Sakit karena perpisahanKini telah terobatiKebahagiaan yang hilangKini kembali lagi Pertemuan yang kuimpikanKini jadi kenyataanPertemuan yang kudambakanTernyata bukan khayalan Rindu yang selama ini menggunungMencair diterpa cinta dalamSendandung Cinta yang selama ini masihTerpendamTercurah sudah penuh denganKemesraan Tak ingin lagi terpisahCukup sekali terpisahTak ingin lagi meranaCukup sekali merana Na a a a a a...." Ucap Gara yang sedang me
"Entah lah, hati ini terasa sangat sakit, saat kau bersama wanita lain" Saat di jalan pulang, Eca tak sengaja bertemu dengan Jons, saat di tengah perjalanan. "Eca!" Ucap Jons. "Eh Jons" Jawab Eca, disambut dengan senyuman terpaksa. Sesampainya di rumah Eca, Dewi, Caca langsung masuk ke rumah Eca, dan di dalam sudah disambut oleh Bunda Wanda dengan senyuman khasnya. "Bunda!" Sahut Eca dengan ekspresi kaget. "Kalian sudah pulang? Kenapa malam banget" Jawab Wanda dengan pertanyaan khawatir. "Eh iya Tante, soalnya pas Kita mau pulang, kendaraannya tidak jumpa-jumpa" Ucap Dewi alasan. "Oh ya sudah, pasti kalian lapar yuk makan, Tante sudah siapkan makanan buat kalian loh" Kata Wanda, sambil dorong mereka bertiga, menuju meja makan. Di sana di meja makan, terdapat makanan-makanan yang sangat penuh, serta enak-enak. Uh Author kalau membayangkan pasti ngiler dong hehe. Kalian bagaimana, sama tidak kek Author? "Wow, kok
Empat bulan berlalu. Abi, bulan ini akan masuk sekolah dasar kelas satu. Ia sudah sangat bersemangat untuk hari pertama masuk sekolah dasar. "Wahh, cucu nenek ganteng sekali" Kata bunda Wanda. Ya! Kali ini, keluarga Prajana dan keluarga Eca sedang berkumpul. Untuk, sekedar melihat calon bayi dan cucuk kesayanganya masuk sekolah dasar. "Iya dong nenek wanda, kan sekarang Abi sudah gede jadi tambah ganteng" Ucapnya, membuat semua orang yang ada di sana, tertawa lepas dengan jawaban Abi. Sekarang Abi, sudah fasih berbicara huruf R dan sudah lancar dengan ucapannya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu, membuat suasana ketawa menjadi terdiam, saat ada orang yang mengetuk pintu di depan. "Sebentar ya...." Kata Eca. Eca pun, yang tadi sedang duduk di sofa. Langsung, bangun dan berjalan ke arah pintu tersebut. Untuk membukannya. Cklekk! (Suara pintu di buka) Saat Eca membuka pintu depan, ia langsung terke
"Kalau adiknya perempuan gimana?" Tanya Ilma lagi.Abi, mulai berpikir sejenak ia. Sangat bingung untuk menjawab pertanyaan ini."Ehmm.....coba Abi pikil dulu" Jawab Abi.Lantas, Abi mulai terdiam memikirkan apakah dirinya mau punya adik perempuan? Apakah sebaliknya ia tidak menyukainya? Setelah itu. Abi mulai menjawabnya lagi."Tidak mau!" Jawab Abi cepat.Ilma, langsung mengerutkan keningnya bingung."Kenapa tidak mau?" Tanyanya."Kalena, Abi jadi tidak punya teman untuk, main bola mba ilma" Jawab Abi.Ilma cuma bisa mengangguk-angguk mengerti. Dengan jawaban Abi itu."Hmm, begitu yah."Abi menjawab dengan anggukan "Iya."Di sisi lain,Eca sedang menyiram tanaman miliknya, yang ada di belakang rumah. Saat itu, Abi berlari ke arah Eca sambil memanggilnya."Mommy!" Panggil Abi sambil berlarian.Eca lantas, menengok ke arah Abi saat Abi memanggilnya tadi."Eh sayang, ada apa?" Tan
"Mommy sama daddy kok belantem?" Tanya Abi, yang sedang membawa obat untuk mommy Eca.Lantas, baik Eca maupun Adit. Langsung, menengok sama-sama ke arah Abi anaknya itu. Dengan muka terkejut."Abi?" Tanya Adit."Daddy, kenapa malahin mommy sih!" Kata Abi kesal.Adit pun, di buat bingung oleh kata-kata Abi barusan "Loh? Siapa yang marahi mommy?" Tanya Abit bingung."Itu" Tunjuk Abi ke arah Eca dengan, muka yang cemberut.Adit mengikuti, tangan Abi yang menunjuk ke arah Eca dengan seksama "Itu kenapa?" Tanya Adit, masih tidak paham yang Abi tunjukkan."Itu, raut mommy malah! Belalti? Daddy sudah malah-malahin mommy" Jawab Abi.Adit langsung menghela nafas sabar, ia sangat gemas dengan tingkah Abi anaknya itu. Sampai-sampai dirinya di buat greget."Abi? Mommy tidak marah sama daddy" Kata Eca lembut."Benelan mommy?" Tanya Abi."Iya sayang."Setelah dirinya sudah selesai makan. Abi, Eca dan Adit berjalan
Pagi ini, semua orang berkumpul di meja makan. Untuk sarapan pagi, tidak lupa Eca selalu rutin, menyuapi anaknya Abi makan. Membuat Adit yang melihatnya, di buat iri pada anaknya sendiri."Udah gede di suapin mulu. Katanya, jagoan daddy kok di suapin," Sindir Adit ke Abi.Abi yang mendengar kata-kata sindiran dari daddynya, langsung protes tidak terima."Bialin, orang mommy Abi nggak nolak ye...." Jawab Abi. Sambil, menujurkan lidahnya.Setelah itu, tidak lama perut Eca terasa mual mau munta. Ia pun, segera berlari menuju ke toilet. Yang ada di dekat dapur.Baik Abi maupun Adit, di buat bengong dan bingung. Karena Eca, tiba-tiba langsung berlari cepat begitu saja."Kan, gara-gara daddy. Mommy jadi pelgi" Rajuk Abi kesal.Adit yang melihat muka Abi, yang ngambek begitu saja, terlihat sangat lucu dan menggemaskan."Loh? Kenapa daddy yang di salahin, bukankah Abi yang buat repot mommy? Jadi, mommy pergi deh" Jawab Adit. Tidak mau
Setelah pesta atau kejutan subuh tadi, akhirnya telah selesai. Baik Eca, maupun Adit. langsung segera tidur untuk beristirahat.karena, badan mereka berdua sudah mulai merasakan kelelahan dan pegal-pegal. Karena, pesta tadi yang di adakannya larut malam.Akan tetapi, saat Eca hendak mau tidur memejamkan matanya, Adit mulai memeluk Eca dengan sangat erat. Membuat Eca tersentak kaget."Mas! Kalau Abi, kesini gimana?" Tanya Eca kaget. kepada Adit."Suruh pengurus baby sister, suruh Abi jangan ke sini dulu" Jawab Adit enteng.Eca yang mendengar jawaban dari Adit, cuma bisa menghela napas pasrah."Tapi, tetap saja Abi akan ke sini loh?" Kata Eca lagi.Seketika, Adit yang sudah gercep memeluk Eca, langsung mengurungkan niatnya. Ia pun, bangun dari tempat tidur."Sayang? Kita sudah lama enggak kaya gitu. Saat kamu, menyusui Abi kita jadi jarang loh" Jawab Adit merajuk. Sepeeti anak kecil saja."Ya tapi kan, kalau Abi liha
Eca pun, menghela nafas kasar. Saat mendengar penjelasan dari Olivia sambil memohon-mohon seperti itu. Untung saja, hati Eca selalu luluh pemaaf.Ia pun, mau memaafkan Olivia walau, hatinya masih sakit saat mengingat kejadian pada waktu itu."Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan di ulangi lagi yah" Ucap Eca.Olivia yang mendengar jawaban dari Eca, ia langsung tersenyum senang. Ia sangat puas bahwa Eca mau memaafkan dirinya."Terima kasih Eca, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jawab Olivia. Sambil menggoyangkan jari kelingkingnya. Untuk berjanji bahwa ia, tidak akan mengulanginya lagi."Sama-sama."Akhirnya, Eca dan Olivia saling berpelukan satu sama lain. Membuat suasana makin terenyuh karena, suasana malam yang sepi dan penuh ke hangatan.Adit yang melihatnya, cuma bisa tersenyum ikut merasakan kebahagiannya. Begitu juga, dengan sekretaris Xiao jin. Yang dengan senyuman khasnya membuat wanita meleleh dengan se
Semua sudah siap, sekretaris Xiao Jin segera langsung menghidupkan stop kontrak listrik lampu agar segera menyala ke seluruh ruangan. Akhirnya, lampu di seluruh ruangan menyala terang. Membuat mata yang melihatnya, menjadi silau seperti melihat cahaya terang benerang atau matahari yang sangat terik."Xiao Jin, kamu segera panggil Eca untuk kesini. Dengan segera" Pinta Adit."Baik tuan," Jawab sekretaris Xiao Jin, segera mengangguk mengerti.Sekretaris Xiao Jin pun, segera menuju ke ruangan atas. Untuk mengajak nyonya Eca ke ruangan bawah.Untuk memberikannya, kejutan dan permintaan maaf. Karena siang tadi, yang membuat suasananya tidak enak."Bagaimana, kalau Eca tidak memaafkan aku?" Tanya Olivia khawatir."Kamu tenang saja. Pasti, istri saya akan memaafkannya" Jawab Adit. Sambil dirinya, menenangkan ke gugupan Olivia mantan pacarnya itu."Kamu yakin?" Tanya Olivia. Untuk memastikannya lagi."Hmm" Jawab Adit. Di iringi angguka
“Sayang, dengar in penjelasan aku dulu sebentar. Aku mohon, kamu jangan kaya gini terus” Kata Adit, memohon kepada Eca. Ia benar-benar sudah frustrasi berat karena perbuatannya.Tidak lama kemudian, tiba-tiba lampu rumah mereka mati. Membuat Eca kaget kelimpungan pasalnya, Eca benar-benar sangat benci dengan suasana gelap dari sejak kecil.Lantas, Eca langsung segera mencari keberadaan sosok Adit sang suaminya “Adit! Kamu di mana? Aku takut gelap loh” Panggil Eca dengan nada ketakutan. Ia, hampir menangis karena takut suasana gelap.“Adit!” Panggil Eca lagi, kali ini ia berteriak sangat keras. Memanggil nama Adit.Tetapi, sosok Adit tidak menyahuti panggilan dari Eca sama sekali. Membuat Eca, tambah ketakutan sambil sesekali mengumpat di balik selimut tebal dengan badan gemetar.“Adit, kamu di mana?” Gumam Eca lirih di dalam hatinya.Di sisi lain,Adit sudah pergi dari kamarnya semenjak
“Sekarang bagaimana? Istri saya sudah marah besar sama saya? Kalau kamu ingin di maafkan bantu saya untuk membujuk istri saya lagi bagaimana, mau tidak!” Tawar Adit.Sekretaris Xiao jin pun, langsung mengangguk cepat setuju. Karena, ini kesempatan besar bagi dirinya untuk selamat dari cengkeraman maut tuannya itu.“Bagus” Kata Adit sambil menepuk-nepuk pundak sekretaris Xiao jin “Sekarang bagaimana? Sudah ada ide buat membujuk istri saya Eca?” Kata Adit lagi.“sebentar tuan” Xiao jin pun, langsung memikirkan caranya agar bisa membujuk hati nyonya Eca luluh lagi ke tuan Adit “Saya sudah ada tuan.”“Apa idenya?” Tanya Adit penasaran. Lalu, sekretaris Xiao jin pun membisikan idenya di telinga direktur Adit. Direktur Adit pun, setuju dengan ide sekretaris Xiao jin itu “Ide yang bagus” Katanya.“Jadi, kapan kita buat rencananya pak?&rd