Share

BAB 80. Kemarahan ibuku.

“Kami hanya ingin menjaga imagemu, Ta,” ucap Mbak Susi.

“Cukup! Ita mungkin sedang istirahat dia capek. Kalian harusnya paham,” ucap ibu.

“Kalian pulang saja, Ita belum mau ketemu.

Bapak juga kecewa pada kalian. Di mana pikiran dan hati nurani kalian sampai tega berbuat begitu pada adik kalian sendiri!” bentak bapak.

“Kok Bapak sama Ibu jadi belain Ita sama si cacat itu, si!” teriak Mbak Ning.

“Kami membela yang benar. Kalian silakan pulang!” usir ibu.

“Sama aja, Bu itu namanya belain mereka! Bu, buka dong, mata hati Ibu. Selama ini kalau ada apa-apa yang gerak cepat kami yang biayain juga kami, kenapa Ibu lebih membela si miskin yang cacat ini?” teriak Mbak Ning.

Plak!

Suara tamparan dan jeritan Mbak Ning, memekakkan telingaku.

“Jaga mulutmu, Ning! Kami tidak pernah mengajarimu seperti ini.” Ibu berteriak di sela Isak tangisnya.

“Rupanya harta sudah membutakan mata kalian. Sampai-sampai kalian menindas saudara kalian sendiri yang tidak punya. Malu, Ning, mau!” teriak ibu lagi.

“Ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status